Di susun oleh :
Kelompok 4
1. Achmad Deliar Nur Nasution 21118002
2. Indri Maharani 21118019
3. Jumiati 21118021
4. Malita 21118025
5. Nazila 21118030
6. Risva Hudalinnas 21118037
7. Rosi Erliyani 21118039
8. Siti Nur Shella Wulandari 21118045
9. Shinta Febrina 21117109
10. Diah Apriliani 21117036
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya kami masih diberi
kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Komunikasi Terapeutik Pada
Lansia” tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna.oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kehidupan dan menyatu dengan
kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu berkomunikasi dan menggunakannya dalam
berinteraksi dengan manusia lain. Kata-kata yang diucapkan seseorang adalah komunikasi,
diamnya seseorang adalah komunikasi, tertawanya seseorang adalah komunikasi, dan
menangisnya seseorang adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi, kehidupan kita akan
interaktif dan menjadi lebih dinamis. Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang
paling mendasar dan menjadi alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan karena perawat secara terus-menerus selama 24 jam bersama
pasien. Dalam setiap aktivitasnya, perawat menggunakan komunikasi. Pengetahuan tentang
komunikasi dan komunikasi terapeutik sangat penting terkait dengan tugas-tugas dalam
memberikan asuhan keperawatan dan dalam melakukan hubungan profesional dengan tim
kesehatan lainnya.
Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri
sendiri yang meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita
sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup
masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan
suatu masyarakat tersebut (Pearson dan Nelson dalam Mulyana, 2009:5) Semakin tua umur
seseorang, maka semakin rentan seseorang tersebut mengenai kesehatannya. Terdapat banyak
bukti bahwa kesehatan yang optimal pada pasien lanjut usia, atau selanjutnya penulis sebut
sebagai lansia tidak hanya bergantung kepada kebutuhan biomedis semata namun juga
bergantung kepada kondisi disekitarnya, seperti perhatian yang lebih terhadap keadaan sosialnya,
ekonominya, kulturalnya, bahkan psikologisnya dari pasien tersebut. Walaupun seperti kita
ketahui pelayanan kesehatan dari waktu ke waktu mengalami perbaikan yang cukup signifikan
pada pasien lansia, namun mereka pada akhirnya tetap memerlukan komunikasi yang baik dan
empati juga perhatian yang “cukup” dari berbagai pihak, terutama dari keluarganya sebagai
bagian penting dalam penanganan masalah kesehatan mereka. Purwaningsih dan Karlina (2012)
menyebutkan bahwa hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien dalam
pelayanan keperawatan disebut sebagai komunikasi terapeutik perawat yang merupakan
komunikasi profesional perawat. Komunikasi terapeutik sangat penting dan berguna bagi pasien,
karena komunikasi yang baik dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu
pasien dalam menghadapi persoalan yang dihadapi olehnya (Utami, 2015, dalam Prasanti, 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Terapeutik?
2. Apa yang dimaksud dengan komunikasi Terapeutik Pada Lansia?
3. Apa saja yang berkaitan dengan Komunikasi Terapeutik Pada Lansia?
4. Apa manfaat Komunikasi Terapeutik Pada Lansia?
5. Bagaimana teknik dan strategi Komunikasi Terapeutik Pada Lansia?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah agar kita sebagai mahasiswa
keperawatan dapat memahami dan menerapkan komunikasi terapeutik pada lansia.sehingga kita
dapat mengaplikasikannya dalam praktik klinik ataupun didunia kerja nanti.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami konsep dan ruang lingkup komunikasi
terapeutik pada lansia
b. Dapat mengetahui dan memahami manfaat dari komunikasi terapeutik pada lansia
c. Dapat memahami dan menerapkan teknik dan strategi komunikasi terapeutik pada
lansia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare – communicatio dan
communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian dan
penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya. Beberapa pengertian
komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli berikut:
a. Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi adalah tukar-menukar pikiran, ide, atau
informasi dan perasaan dalam setiap interaksi.
b. Jurgen Ruesch (1972) dalam Chitty (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah
keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar ataupun tidak sadar yang dapat
memengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang diucapkan dan ditulis, tetapi juga
termasuk gerakan tubuh serta tanda-tanda somatik dan simbol-simbol.
Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai suatu
proses pertukaran, penyampaian, dan penerimaan berita, ide, atau informasi dari seseorang ke
orang lain. Lebih kompleks, komunikasi didefinisikan sebagai berikut:
a. Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada
komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan,
gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan
untuk memengaruhi orang lain.
b. Komunikasi adalah proses yang dinamis serta selalu berubah sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan yang senantiasa berubah.
Hubungan terapeutik antara perawat klien adalah hubungan kerja sama yang ditandai
dengan tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman ketika membina hubungan
intim yang terapeutik (Stuart dan Sunden, 1987: 103), sedangkan Indrawati (2003) mengatakan
bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan, dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi
interpersonal dengan fokus adanya saling pengertian antarperawat dengan pasien. Komunikasi
ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan pasien sehingga dapat dikategorikan
dalam komunikasi pribadi antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima
bantuan (Indrawati, 2003). Berdasarkan paparan tersebut, secara ringkas definisi komunikasi
terapeutik sebagai berikut:
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang
dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling memengaruhi dan memperoleh
pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien serta
memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya mencapai kesembuhan klien.
Secara spesifik, pendekatan komunikasi pada lansia dapat dilakukan berdasarkan empat
aspek, yaitu pendekatan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
1) Pendekatan fisik Mencari informasi tentang kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian yang
dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan
dikembangkan, serta penyakit yang dapat dicegah progresivitasnya. Pendekatan ini relatif
lebih mudah dilaksanakan dan dicarikan solusinya karena riil dan mudah diobservasi.
2) Pendekatan psikologis Karena pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada
perubahan perilaku, umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk
melaksanakan pendekatan ini, perawat berperan sebagai konselor, advokat, suporter, dan
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai penampung masalah-masalah
rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.
3) Pendekatan sosial Pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan
berinteraksi dengan lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain,
atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok merupakan implementasi dari pendekatan
ini agar klien dapat berinteraksi dengan sesama lansia ataupun dengan petugas kesehatan.
4) Pendekatan spiritual Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnya, terutama ketika klien dalam keadaan sakit
atau mendekati kematian. Pendekatan spiritual ini cukup efektif, terutama bagi klien yang
mempunyai kesadaran tinggi dan latar belakang keagamaan yang baik.
A. KESIMPULAN
Komunikasi pada lansia membutuhkan perhatian khusus. Perawat harus waspada
terhadap perubahan fisik dan psikologi,emosi,dan social yang memengaruhi pola komunikasi.
Komunikasi yang biasa dilakukan lansia bukan hanya sebatas tukar menukar
prilaku,perasaan,pikiran dan pengalaman,tetapi hubungan intim yang terapeutik.manfaat
komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan
pasien melalui hubungan perawat dan pasien serta mengidentifikasi.
B. SARAN
Bagi perawat harus memahami tentang aplikasi komunikasi terapeutik pada lansia agar
pemeriksaan pasien pada lansia di RS berjalan dengan lancar dan penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,kami mengharapkan pada para
pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sarfika, Rika dkk. 2018. Buku Ajar Keperawatan Dasar 2 Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan.
Padang: Andalas University Press
Cangara, Hafied. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Cangara, Hafied. (2014). Perencanaan dan Strategi Komunikasi .Jakarta:PT Raja Grafindo Persada .
Central Intelligence Agency. (2010).www.cia.gov.
Kozier dan Erb. 1999. Fundamental of Nursing: Concept and Practice. St. Louis: Mosby.
Taylor, C.; C. Lillis, dan P. LeMone. 1989. Fundamental of Nursing : The Art and Science of Nursing Care.
Philadelphia: J.B. Lippincott.