Anda di halaman 1dari 19

BAB 2.

Produktivitas dan Strategi Operasi di Globalisasi


Latar Belakang
Guna menyejahterakan masyarakat di seluruh dunia, perusahaan menghasilkan
produk setiap harinya. Perusahaan memproduksi ribuan produk yang siap dikirimkan
sesuai pesanan pelanggan dan tempat yang diinginkan pelanggan. Dalam proses
produksi dilakukan perancangan produk, pengujian, dan menganalisis biaya bahan,
tenaga kerja, dan kepuasan pelanggan. Para manajer operasi akan menggunakan orang-
orang yang dapat mereka latih dan menyiapkan jadwal karyawan yang efektif dan efisien.
Setiap kegiatan produksi memerlukan manajemen operasi untuk memproduksi
barang dan jasa baik itu di kantor, rumah sakit, restoran, ataupun pabrik. Dan dalam
proses produksi membutuhkan konsep, alat, dan teknik Manajemen Operasi agar lebih
efisien. Sebuah organisasi tidak menciptakan barang atau produk, fungsi produksi
dalam hal ini masih belum jelas, kegiatan ini menciptakan jasa. Terlepas dari hasil
produk akhir baik itu barang maupun jasa, kegiatan produksi yang berlangsung disebut
sebagai operasi atau manajemen operasi. Saat ini perlu menemukan cara mengelola
operasi dalam bidang ekonomi di mana pelanggan dan pemasok tersebar luas.
Penambahan nilai pada barang dan jasa mengalami perubahan ketika kita
membuat perubahan yang efisien artinya peningkatan produktivitas berarti
meningkatkan efisiensi. Pengukuran kegiatan produksi diperlukan untuk menganalisis
suatu negara, apakah negara tersebut mampu menyediakan standar hidup yang baik
untuk rakyatnya dan hal tersebut menjadi salah satu syarat yang perlu ditangani oleh
manajer operasi. Pengukuran memerlukan input dan output tertentu, tetapi ekonomi
bebas menghasilkan nilai apa yang diinginkan orang.

A.Penjelasan produktivitas.
Produktivitas diambil dari kata produksi yang artinya menciptakan
barang dan jasa. Produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan
lebih banyak barang dan jasa bagi kebutuhan manusia dengan menggunakan sumber daya
yang terbatas.
B.Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas adalah cara terbaik untuk mengevaluasi
kemampuan suatu negara dalam menyediakan standar hidup lebih baik untuk
rakyatnya, hanya melalui peningkatan produktivitas dapat meningkatkan
taraf hidup. Selain itu, hanya melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja,
modal, dan manajemen dapat menerima tambahan tugas, yang bekerja dalam
suatu tim
Rumus pengukuran produktivitas tunggal= Unit yang di produksi / Input yang
digunakan
Misal: jika unit yang diproduksi adalah 1.000 dan jam kerja yang digunakan
adalah 250, maka: 1.000/250= 4 Unit w/kerja
jika ada produksi multifaktur
Rumus=Output/(Tenaga kerja+Bahan+Energi+Modal+Lain-Lain)=
Penggunaan ukuran produktivitas membantu manajer dalam
menentukan seberapa baik kinerja mereka, tetapi hasil dari kedua tindakan
tersebut dapat diharapkan bervariasi. Jika pertumbuhan produktivitas tenaga
kerja merupakan hasil dari belanja modal, maka tenaga kerja akan mendistorsi
hasilnya. Produktivitas multifaktor biasanya lebih baik, tetapi lebih rumit pula.
Produktivitas tenaga kerja adalah ukuran yang populer. Ukuran produktivitas
multifaktor memberikan informasi yang lebih baik tentang pertukaran antar
faktor, tetapi masalah pengukuran substansial tetap ada. Beberapa masalah
pengukuran tersebut adalah:
1. Kualitas dapat berubah sementara jumlah input dan output tetap konstan.
Bandingkan HDTV sekarang ini dengan TV hitam-putih tahun
1950-an. Keduanya adalah TV, tetapi hanya sedikit orang yang
menyangkal bahwa kualitasnya telah meningkat. Satuan ukurannya TV
sama, tetapi kualitasnya telah berubah.
2. Elemen eksternal dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan produktivitas,
di mana sistem yang diteliti mungkin tidak bertanggung
jawab secara langsung. Layanan tenaga listrik yang lebih andal dapat
meningkatkan produksi, sehingga meningkatkan produktivitas perusahaan.
3. Satuan ukuran yang tepat mungkin kurang.
Tidak semua mobil memerlukan input yang sama: Beberapa mobil adalah subcompacts
yang lain adalah 911 Turbo Porsche.
C. Variabel Produktivitas
Produktivitas menurut National Productivity Board Singapore adalah sikap
mental yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan
(Sedarmayanti 2001:56). Tiga faktor penting untuk meningkatkan produktivitas, yaitu tenaga
kerja, modal, dan manajemen. Ketiga faktor ini sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas, di mana mereka mewakili area yang luas sehingga manajer dapat
mengambil tindakan untuk meningkatkan produktivitas. Berikut adalah
penjelasannya:
1. Tenaga kerja
Peningkatan kontribusi tenaga kerja terhadap produktivitas merupakan
hasil dari masyarakat yang lebih sehat, terdidik, dan tenaga kerja dengan gizi
yang lebih baik. Beberapa peningkatan juga dapat dikaitkan dengan durasi
waktu kerja yang lebih pendek. Sekitar 10% dari peningkatan produktivitas
tahunan berasal dari peningkatan kualitas tenaga kerja.
2. Modal
Manusia adalah makhluk yang menggunakan alat, sedangkan investasi
modal yang menyediakan alat-alat itu. Faktor yang memengaruhi investasi
modal semakin mahal adalah inflasi dan pajak yang akan meningkatkan biaya
modal. Ketika modal yang diinvestasikan turun, kita dapat memprediksi akan
terjadinya penurunan produktivitas.
3. Manajemen
Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tenaga kerja

dan modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktivitas. Seni

dan ilmu pengetahuan manajemen menyumbang lebih dari setengah

peningkatan produktivitas tahunan, yaitu sekitar sebesar 52%. Peningkatan ini

mencakup perbaikan yang dilakukan melalui penggunaan berbagai

pengetahuan dan penerapan teknologi.

D. Produktivitas dan Sektor Jasa


Sektor jasa memberikan tantangan khusus untuk pengukuran

produktivitas dan peningkatan produktivitas yang akurat. Kerangka analitis

tradisional teori ekonomi didasarkan terutama pada kegiatan produksi barang.

Akibatnya, sebagian besar data ekonomi yang dipublikasikan berhubungan

dengan produksi barang. Namun, data menunjukkan bahwa, karena ekonomi

layanan kontemporer kita telah meningkat dalam ukuran, kita memiliki

pertumbuhan produktivitas yang lebih lambat. Produktivitas sektor jasa terbukti sulit
ditingkatkan karena sifat pekerjaan di sektor jasa sebagai berikut:

1. Biasanya padat karya (misalnya, konseling, pengajaran).

2. Sering berfokus pada atribut atau keinginan individu yang unik

(misalnya, saran investasi).

3. Seringkali tugas intelektual dilakukan oleh para profesional (misalnya,

diagnosis medis).

4. Seringkali sulit untuk dimekanisasi dan diotomatisasi (misalnya, potong

rambut).

5. Seringkali sulit untuk dievaluasi kualitasnya (misalnya, kinerja firma

hukum).

E. Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasi

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:56-57), diferensiasi, biaya

rendah, dan respon yang cepat dapat dicapai saat manajer membuat keputusan

efektif dalam sepuluh wilayah manajemen operasional. Keputusan ini dikenal

sebagai keputusan operasi (Operations Decisions). Berikut sepuluh keputusan

manajemen operasional yang mendukung misi dan menerapkan strategi:

1. Perancangan Barang dan Jasa


Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses

transformasi yang akan dilakukan.

2. Kualitas

Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan

prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai standar

kualitas tersebut.

3. Perancangan Proses dan Kapasitas

Keputusan proses yang diambil membuat manajemen mengambil

komitmen dalam hal teknologi, kualitas, pengguna sumber daya

manusia, dan pemeliharaan yang spesifik.

4. Pemilihan Lokasi

Keputusan untuk menetapkan lokasi organisasi manufaktur dan jasa

menentukan kesuksesan perusahaan.

5. Perancangan Tata Letak

Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan teknologi, dan
kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak.

6. Sumber Daya Manusia dan Rancangan

PekerjaanManusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari keseluruhan

rancang sistem.

7. Manajemen Rantai Pasokan

Keputusan ini menjelaskan dan merinci apa yang harus dibuat dan apa

yang harus dibeli.

8. Persediaan

Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika kepuasan

pelanggan, pemasok, perencanaan produksi, dan sumber daya manusia


dipertimbangkan.

9. Penjadwalan

Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus

dikembangkan.

10.Pemeliharaan

Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan.

Menerapkan 10 Keputusan Strategis Manajemen Operasi Penerapan 10 keputusan strategis


Manajemen Operasi dipengaruhi oleh berbagai masalah. Mulai dari misi, strategi, hingga
faktor kunci keberhasilan dan kompetensi inti. Karena setiap produk membawa campuran
atributnya sendiri, pentingnya metode implementasi dari 10 keputusan OM strategis akan

bervariasi.

Bab 3 Perencanaan Produk Baru

Latar Belakang:

Dalam pengembangan produk baru, tahapan awal yang harus dilakukan adalah 
tahap perencanaan produk. Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide 
produk dan menindaklanjutinya sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain
itu,  perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam 
pemasarannya, termasuk di antaranya ekstensi produk atau perbaikan,
distribusi,  perubahan harga dan promosi. Perencanaan produk yang matang
akan  meningkatkan keberhasilan dalam pengembangan produk baru.  

Seorang perencana produk harus membuat karakteristik produk yang akan 


dihasilkan dengan menentukan apakah produk tersebut termasuk produk
perintis  atau produk pengikut, memilih produk yang benar-benar baru atau
perluasan merek,  produk tersebut termasuk kategori barang konsumsi atau
barang bisnis, produk  tersebut bagi masyarakat termasuk kebutuhan pokok,
sekunder atau tersier, produk  tersebut digunakan untuk semua orang atau
kalangan terbatas, dan produk tersebut  digunakan untuk semua usia atau hanya
umur tertentu saja. Setelah menentukan  karakteristik produk baru, maka
perencana produk dapat menentukan strategi  peluncuran produk baru.  

A. Siklus Hidup Produk 

Siklus hidup produk merupakan suatu konsep penting yang  memberikan


pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Siklus  hidup produk
yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak  diperkenalkan
ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Mereka  dikesampingkan oleh
masyarakat yang terus berubah. Siklus hidup produk  dibagi dalam empat fase
yaitu pengenalan, pertumbuhan, kematangan dan  penurunan.

Siklus hidup produk mungkin hanya beberapa hari (kaus konser),  beberapa
bulan (mode musiman), beberapa tahun (video game sepak bola  Madden
NFL), atau beberapa dekade (Boeing 737). Tanpa menghiraukan  lamanya
siklus, tugas manajer operasi tetap sama yaitu mendesain sebuah  sistem yang
membantu pengenalan produk baru dengan sukses. Jika pada  tahap ini fungsi-
fungsi operasi tidak dapat dilakukan secara efisien,  perusahaan mungkin akan
menderita kerugian karena produk tidak dapat  diproduksi secara efisien dan
mungkin sama sekali tidak dapat diproduksi.

Siklus Hidup dan Strategi 

Sebagai manajer operasi, selain harus siap mengembangkan produk produk


baru, mereka juga harus siap untuk mengembangkan strategi baru  dan produk
yang telah ada. Pengujian produk secara periodik perlu  dilakukan karena
strategi berubah seiring dengan bergeraknya produk  dalam siklus hidupnya.
Berikut beberapa pilihan strategi seiring dengan  bergeraknya produk dalam
siklus hidupnya. Berikut beberapa pilihan strategi seiring dengan  bergeraknya
produk dalam siklus hidupnya.
Fase Pengenalan (Introduction) 

Karena produk yang berada dalam fase pengenalan masih menjadi  “fine tune”
bagi pasar, sebagai teknik produksi mereka mungkin  memerlukan biaya-biaya
yang tidak biasa untuk riset, pengembangan  produk, proses modifikasi dan
perbaikan serta pengembangan pemasok.

Fase Pertumbuhan (Growth) 

Dalam fase pertumbuhan, desain produk telah mulai stabil dan  perkiraan
kebutuhan kapasitas yang efektif sangat dibutuhkan. Penambahan  kapasitas
atau pemaksimalan kapasitas yang ada untuk mengakomodasi  pertumbuhan
permintaan produk akan dibutuhkan. 

Fase Kematangan (Maturity) 

Ketika sebuah produk matang, kompetitor muncul. Jadi, produksi  dengan


volume tinggi dan inovatif akan dibutuhkan. Memperbaiki  pengendalian biaya,
penurunan pilihan, dan pengurangan lini produk akan  menjadi langkah efektif
atau penting untuk profitabilitas dan pangsa pasar

Fase Penurunan (Decline) 

Manajemen harus kejam terhadap produk yang siklus hidupnya tiba  pada tahap
akhir. Produk yang sekarat biasanya adalah produk-produk yang  lemah yang
membutuhkan investasi sumber daya dan keahlian manajerial.  Kecuali produk-
produk sekarat memberi kontribusi unik bagi reputasi  perusahaan atau lini
produknya atau dapat dijual dengan kontribusi yang  sangat tinggi, produksinya
harus dihentikan. 

B. Peluang Produk Baru 

pengembangan produk baru yang agresif mensyaratkan perusahaan  untuk


membangun struktur internal yang memiliki komunikasi terbuka  dengan
pelanggan, budaya pengembangan produk inovatif, R&D yang  agresif,
kepemimpinan yang kuat, insentif formal, dan pelatihan. Kemudian,  sebuah
perusahaan dengan dapat menghasilkan keuntungan dan penuh  semangat
memusatkan perhatiannya pada peluang

C. Pentingnya Produk Baru


Dapat diperhatikan bahwa tidak selamanya produk yang dibuat  akan berhasil
di pasaran. Pentingnya produk baru sudah tidak dapat  terelakkan lagi. Semua
perusahaan harus mengeluarkan produk baru atau  berinovasi dengan
produknya jika ingin perusahaannya tetap hidup.  Terlepas dari begitu banyak
upaya yang terus dilakukan untuk  memperkenalkan produk baru agar tetap
hidup, kenyataannya banyak  produk baru yang gagal. Sebagaimana kita lihat,
pemilihan, definisi, dan perancangan produk  dilakukan hingga bahkan ratusan
kali. Manajer operasi dan organisasinya  harus dapat menampung banyak
produk baru sambil mempertahankan  aktivitas yang telah mereka jalankan,
serta harus dapat menerima risiko dan  kegagalan. 

Pentingnya produk baru dapat kita simpulkan menjadi 3: 

1) Produk baru bukti Anda terus berinovasi


2) Produk baru bukti Anda peduli dengan konsumen
3) Produk baru bisa mengakses konsumen baru 
Lima karakteristik inovasi produk menurut Kotler dan Keller:

1) Relative Advantage  

Keuntungan relatif adalah sejauh mana inovasi dianggap lebih baik  daripada mengganti
produk.

2) Compatibility  

Kompatibilitas adalah sejauh mana inovasi dianggap kompatibel  dengan sistem nilai
konsumen yang ada, pengalaman, dan  kebutuhan.

3) Complexity  

Kompleksitas adalah tingkat dimana suatu inovasi tampak sulit  untuk dimengerti dan
digunakan serta merupakan persepsi  subyektif.

4) Divisibility.  

Divisibilitas adalah tingkat inovasi dapat dicoba sedikit demi sedikit.


5) Communicability.  

Komunikabilitas adalah tingkat kemampuan hasil penggunaan  inovasi dapat diobservasikan


atau dijelaskan kepada orang lain.

D. Pengembangan Produk 

Sistem Pengembangan Produk 

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller “pengembangan  produk adalah strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan  produk baru atau yang dimodifikasi ke
segmen pasar yang sekarang.

Tujuan pengembangan produk 

Suatu perusahaan yang melakukan pengembangan terhadap produknya  terlebih dahulu harus
menyadari apa tujuan dilakukannya pengembangan tersebut  dan bagaimana proses
pengembangan produk tersebut dilaksanakan sehingga  dapat mencapai sasaran yang
diinginkan.  

Umumnya tujuan yang ingin di capai dari penciptaan produk baru adalah:

 1. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan  sebagai investor,
yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada  produk sebelumnya.

2. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu  dengan jalan
menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang  baru. Bentuknya bisa bertambah
terhadap lini produk yang sudah ada maupun  revisi terhadap produk yang telah ada

Ada beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan  pengembangan produk
yaitu: 

1. Perkembangan Teknologi 

2. Perubahan Selera Konsumen 

3. Persaingan 

4. Adanya keinginan untuk meningkatkan laba 

Quality Function Deployment (QFD) 


Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu metodologi  yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengantisipasi dan menentukan  prioritas kebutuhan dan keinginan
konsumen, serta menggabungkan  kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut dalam produk
dan jasa yang  disediakan bagi konsumen.  

Proses QFD dimulai dari mendengar suara pelanggan dan kemudian  berlanjut melalui 4
aktivitas utama, yaitu: 

1. Perencanaan produk (product planning) 

2. Desain produk (product design) 

3. Perencanaan proses (prosses planning) 

4. Perencanaan pengendalian proses (process planning control)

Manfaat utama apabila perusahaan menggunakan QFD, yaitu untuk  mengurangi biaya,
meningkatkan pendapatan dan pengurangan waktu  produksi.

House of quality 
House of Quality adalah metode yang mendukung proses identifikasi  produk menjadi sebuah
spesifikasi rancangan. Konsep HOQ intinya  bersumber pada sebuah tabel kualitas dan telah
berhasil digunakan oleh  industri-industri manufaktur.  Contoh matriks dari house of quality
adalah: 
Sepatu yang dirancang dan dibuat pada penelitian ini adalah sepatu olahraga  multifungsi
yang bisa digunakan untuk bermain sepak bola dan futsal. Bagian-bagian dari sepatu olahraga
multifungsi diantaranya: 
1. Bahan/material  
2. Bagian atas sepatu 
3. Bagian depan sepatu (toecap) 
4. Bagian belakang sepatu (back & heel)
Menyusun Organisasi Untuk Pengembangan Produk: 

1. Organisasi dengan departemen – departemen yang berbeda

2. Menggunakan sebuah tim 

3. Memenangkan produk melalui sistem pengembangan produk dan  organisasi – organisasi


terkait 

4. Tidak membagi organisasi dengan pengembangan, rekayasa, produk  dan lainnya


Manufaktur dan Rekayasa Nilai 

Menurut Larry. W. Zimmerman P.E dan Glen. D. Hart, Rekayasa Nilai  adalah suatu teknik
manajemen yang mencoba menggunakan pendekatan  sistematis untuk mencari
keseimbangan fungsi yang terbaik antara biaya,  kinerja, dan penampilan dari suatu produk
atau proyek. Program ini adalah  untuk memperbaiki kemampuan manajemen dan
peningkatannya dengan  mengidentifikasi dan mengurangi biaya yang tidak diperlukan. 14 

Dasar pemikiran yang mendasari perlunya rekayasa nilai adalah bahwa  disetiap kegiatan
konstruksi selalu terdapat biaya-biaya yang tidak perlu,  biaya tersebut tidak teriihat atau
disadari oleh pemilik, perencana, maupun  pelaksana kegiatan tersebut. Hal-hal yang
menyebabkan terjadinya biaya  biaya tersebut adalah : 

1. Kurangnya waktu untuk proses perencanaan  

2. Kekurangan Informasi Teknologi Baru 

3. Kurangnya kreatifitas dalam mengembangkan ide-ide baru

4. Konsep yang kurang tepat 

5. Kebiasaan kurang tanggapnya terhadap perubahan atau perkembangan 6.  Keadaan dan


kebijaksanaan politik yang tidak menentu 

7. Sikap keengganan mendapatkan saran 

rekayasa nilai juga menghasilkan  keuntungan lain, di antaranya adalah : 

1. Mengurangi kompleksitas produk 

2. Standardisasi tambahan komponen 

3. Perbaikan aspek fungsional produk 

4. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan 5. Memperbaiki kemudahan


pemeliharaan produk 

6. Desain yang tangguh 

E. Isu - Isu yang Berkaitan dengan Desain Produk

Selain mengembangkan sistem dan struktur organisasi yang efektif  untuk pengembangan
produk, terdapat beberapa pertimbangan penting  dalam desain suatu produk, enam di
antaranya, yaitu desain yang tangguh,  desain modular, desain dengan bantuan komputer /
manufaktur dengan  bantuan komputer (CAD/CAM), teknologi realitas virtual, analisis nilai,
dan  penilaian siklus hidup / keberlanjutan (LCA)

1. Desain yang Tangguh (Robust Design)

Desain yang tangguh adalah sebuah desain yang dapat  diproduksi sesuai dengan permintaan
walaupun pada kondisi yang  tidak memadai pada proses produksi. Desain ini berarti bahwa 
produk dirancang sedemikian rupa sehingga variasi kecil dalam  produksi atau perakitan tidak
berdampak buruk pada produk.  Misalnya, Lucent mengembangkan sirkuit terpadu yang
dapat  digunakan di banyak produk untuk memperkuat sinyal suara

2. Desain Modular (Modular Design) 

Desain modular adalah sebuah desain di mana bagian atau  komponen sebuah produk dibagi
menjadi komponen yang mudah  dipertukarkan atau diganti. Desain modular menawarkan 
fleksibilitas untuk produksi dan pemasaran. Manajer operasi menilai  modularitas sangat
membantu karena membuat pengembangan  produk, produksi, dan perubahan selanjutnya
bagi produk menjadi  lebih mudah. Bagian pemasaran mungkin menyukai modularitas 
karena menambah fleksibilitas pada cara pelanggan dapat  dipuaskan. Misalnya, hampir
semua sistem suara berkualitas tinggi  atau premium diproduksi dan dijual dengan cara ini

3. Desain dengan Bantuan Komputer / Computer-Aided Design (CAD)  dan


Manufaktur dengan Bantuan Komputer / Computer-Aided  Manufacturing (CAM)

computer-aided design (CAD) adalah penggunaan  komputer untuk mendesain produk dan
mempersiapkan  dokumentasi teknis secara interaktif. CAD menggunakan gambar  tiga
dimensi untuk menghemat waktu dan uang dengan  memperpendek siklus pengembangan
untuk hampir semua produk.  Kecepatan dan kemudahan yang dapat dimanipulasi, dianalisis,
dan  dimodifikasi oleh CAD dengan desain yang canggih memungkinkan  dilakukannya
peninjauan berbagai opsi sebelum keputusan akhir  dibuat. Pengembangan yang lebih cepat,
produk yang lebih baik, dan  aliran informasi yang akurat ke departemen lain semuanya 
berkontribusi pada hasil yang luar biasa untuk CAD. Hasilnya  sangat signifikan karena
sebagian besar biaya produk ditentukan  pada tahap desain. 
4. Teknologi Realitas Virtual (Virtual Reality Technology)

Realitas virtual adalah bentuk komunikasi visual di mana  gambar menggantikan hal yang
nyata tetapi masih memungkinkan  pengguna untuk merespons secara interaktif. Akar
teknologi realitas  virtual dalam operasi adalah CAD. Procter & Gamble, misalnya,  membuat
toko virtual langsung untuk menghasilkan dan menguji ide  dengan cepat. 

5. Analisis Nilai (Value Analysis) 

Analisis nilai merupakan sebuah tinjauan atau kajian dari  

produk sukses yang terjadi selama proses produksi. Meskipun  rekayasa nilai berfokus pada
desain praproduksi dan isu - isu  manufaktur, analisis nilai, sebuah teknik yang terkait,
memiliki andil  selama proses produksi, ketika jelas bahwa produk baru berhasil.  Analisis
nilai mencari perbaikan yang mengarah pada produk yang  lebih baik, atau produk yang
dibuat lebih ekonomis, atau produk  dengan dampak lingkungan yang lebih sedikit. Teknik
dan  keuntungan untuk analisis nilai sama dengan rekayasa nilai,  meskipun perubahan kecil
dalam implementasi mungkin diperlukan  karena analisis nilai berlangsung saat produk
sedang diproduksi. 

6. Keberlanjutan dan Penilaian Siklus Hidup / Sustainability and Life  Cycle


Assessment (LCA) 

Desain produk mengharuskan manajer mengevaluasi pilihan  produk. Mengatasi


keberlanjutan dan penilaian siklus hidup (LCA)  adalah dua cara untuk melakukan ini.
Keberlanjutan berarti  memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan 
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. LCA  adalah evaluasi formal dari
dampak lingkungan dari suatu produk. 

F. Desain Jasa 
Industri jasa meliputi perbankan, keuangan, asuransi, transportasi,  dan komunikasi. Produk yang
ditawarkan oleh perusahaan jasa mulai dari  prosedur medis yang hanya meninggalkan bekas luka
kecil setelah operasi  usus buntu, hingga cuci dan gunting rambut di salon, hingga sandwich yang 
enak. Merancang jasa merupakan tantangan karena memiliki karakteristik  unik, yaitu adanya
interaksi dari pelanggan.

Analisis Jaringan Rantai Proses (PCN) 


Analisis jaringan rantai proses (process-chain-network atau PCN),  yang dikembangkan oleh
Profesor Scott Sampson, berfokus pada cara - cara  di mana proses dapat dirancang untuk
mengoptimalkan interaksi antara  perusahaan dan pelanggan mereka. Rantai proses (process
chain) 

merupakan urutan dari langkah yang menyempurnakan sebuah tujuan yang  dapat
diidentifikasi (memberikan nilai kepada partisipan proses). Rantai  proses adalah urutan dari
langkah yang menyelesaikan suatu aktivitas,  seperti membangun rumah, menyelesaikan
pengembalian pajak, atau  menyiapkan sandwich. Partisipan proses dapat menjadi produsen,
penyedia  jasa, atau konsumen. Jaringan dibangun oleh sejumlah partisipan.

 Kegiatan diatur  menjadi tiga wilayah proses untuk masing-masing partisipan:

1. Wilayah interaksi langsung meliputi langkah-langkah proses yang  melibatkan interaksi


antarpartisipan. Misalnya, seorang pembeli  

sandwich berinteraksi langsung dengan karyawan toko sandwich

2. Wilayah interaksi pengganti (substitusi) mencakup langkah-langkah  proses di mana satu


partisipan bertindak dalam sumber daya  

partisipan lain, seperti informasi, material, atau teknologi mereka.  

Ini terjadi ketika pemasok sandwich membuat sandwich di dapur  

Restoran

3. Wilayah pemrosesan independen mencakup langkah-langkah di  mana pemasok sandwich


dan/atau pelanggan sandwich berperan  

dalam sumber daya di mana mereka memiliki kendali maksimum

Dokumen untuk Jasa 

Interaksi pelanggan yang tinggi pada sebagian besar jasa  menyebabkan dokumen untuk
memindahkan produk ke proses produksi  seringkali berbentuk instruksi pekerjaan atau skrip
(naskah) yang eksplisit.  Misalnya, terlepas dari seberapa bagus produk bank dalam hal giro, 
tabungan, trust, pinjaman, hipotek, dan sebagainya, jika interaksi antara  partisipan tidak
dilakukan dengan baik, produk tersebut mungkin akan  diterima dengan buruk.
G. Reliabilitas Produk 
Reliabilitas merupakan peninjauan dari sisi kehandalan. Definisi  reliabilitas adalah
probabilitas bahwa suku cadang produk, atau sistem akan  melakukan fungsi yang
dimaksudkan tanpa kegagalan dalam lingkungan  tertentu untuk periode yang diinginkan atau
kapasitas produk untuk  beroperasi dan tidak gagal.  Maka arti reliabilitas dalam perancangan
suatu produk adalah  peninjauan rancangan yang memasukkan unsur probabilitas tingkat 
keberhasilan suatu sistem agar berfungsi baik sesuai kondisi yang  diinginkan untuk suatu
periode waktu tertentu pada suatu produk. Contoh dari reliabilitas adalah terdapat dua produk
dengan  reliability 99% dan 95%, maka selanjutnya karakteristik dari sistem tersebut  akan
berbeda, sesuai dengan tingkat kehandalan yang ditetapkan.
Contoh kasus reliabilitas 99.99% adalah motor dipandang dalam  rentang operasi 1.000 jam
untuk 100 ribu produk, maka “dijamin” hanya 1  yang gagal dan 99 ribu lainnya tetap
beroperasi normal setelah melewati  1.000 jam. Produk yang diciptakan haruslah : 
1. Memiliki perkiraan umur atau lama penggunaan yang baik, semakin  lama umur produk
dan semakin lama produk tersebut dapat digunakan  sesuai fungsinya, semakin handal-lah
produk tersebut 
2. Mampu berfungsi untuk penggunaan normal, apalagi penggunaan  ekstrim. Sebagai contoh
sepatu yang digunakan oleh seorang eksekutif  tentunya lebih awet karena mereka naik
mobil, namun jika sepatu yang  sama digunakan oleh misalnya pekerja biasa yang harus naik
turun  berganti kendaraan dan berjalan cukup jauh, namun tetap awet, maka  sepatu tersebut
berarti handal. 
3. Tidak terlalu tergantung dengan komponen-komponen kritikal. Sebagai  contoh sebuah
handphone yang antenanya patah, namun tetap bisa  menerima telephone dengan baik, berarti
produk tersebut handal. 
4. Ketergantungan pada kerusakan salah satu bagian kecil 5. Seberapa komponen yang rusak
dapat diperbaiki, semakin cepat  semakin baik mudah dalam perawatan produk
Kehandalan adalah probabilitas bahwa suku cadang produk, atau sistem  akan melakukan
fungsi yang dimaksudkan tanpa kegagalan dalam  lingkungan tertentu untuk periode yang
diinginkan atau kapasitas produk  untuk beroperasi dan tidak gagal.
 
PENUTUP 
Strategi dalam pemilihan produk dan jasa dipakai untuk menjalani  kelangsungan hidup suatu
perusahaan. Strategi produk yang efektif membutuhkan  pemilihan, pendesainan, dan
pendefinisian sebuah produk dan kemudian  mentransisikan produk tersebut ke dalam proses
produksi. Hanya ketika strategi ini  dijalankan dengan efektif maka fungsi produksi dapat
berkontribusi dengan  maksimal bagi perusahaan. Banyak pilihan yang ada dalam pemilihan,
penerapan,  dan desain produk. Pemilihan produk adalah proses pemilihan produk atau jasa 
untuk dapat disajikan pada konsumen. Dapat diperhatikan bahwa tidak selamanya  produk
yang dibuat akan berhasil di pasaran. Manajer operasi harus menyadari  adanya faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi dan dapat mengantisipasi segala  perubahannya. Manajer operasi
juga harus membangun sistem pengembangan  produk yang memiliki kemampuan
membayangkan, mendesain, dan memproduksi  produk yang menghasilkan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan. Sistem  pengembangan dan penerapan produk tidak hanya
menentukan keberhasilan  produk tetapi juga masa depan perusahaan. Untuk itu, pemahaman
mengenai siklus  hidup produk, peluang produk baru, pentingnya produk baru, sistem
pengembangan  produk, isu-isu yang berkaitan dengan desain produk, desain jasa dan
reabilitas produk penting untuk diketahui dan dianalisi

Anda mungkin juga menyukai