Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BAHAN BAKAR PELUMAS

Unsur dan Materi Penyusun


Bahan Bakar Bio-Fuel

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK

210203500008 JAMALUDDIN
210203501030 IRHAM NUR
210203502016 HASWING

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF (S1)
FAKULTAS TEKNIK MAKASSAR 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusun
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalama kami untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan............................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat .......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
2.1 Bahan bakar nabati ........................................................................................................ 3
2.2 Kontribusi pengaruh bahan bakar bio fuel. ................................................................. 12
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 14
2.3 Kesimpulan ................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Saat ini kebutuhan bahan bakar bagi penduduk di seluruh dunia semakin
meningkat, sementara cadangan bahan bakar fosil semakin menipis. Oleh karena
itu, hamper semua Negara sudah mulai melakukan uji coba dan pencarian
alternatif bahan bakar yang terbarukan sebagai pengganti atau subsidi bahan bakar
fosil. Dalam upaya pencarian, pengembangan, dan penggalian sumber energy
alternative harus mempertimbangkan faktor utama yaitu energy, ekonomi dan
ekologi. Dengan kata lain, sister yang di kembangkan harus dapat memproduksi
energy dalam jumlah yang besar dengan biaya yang rendah serta mempunyai
dampak minimal terhadap lingkungan
Salah satu alternatif yang mungkin memengaruhi kriteria tersebut adalah
pemanfaatan minyak nabati sebagai bahan bakar hayati (biofuel). Secara umum
minyak nabati dapat terurai secara biologis dan lebih sempurna (lebih dari 90%
dalam waktu 21 hari) dari pada bahan bakar minyak bumi (sekitar 20% dalam
waktu 21 hari). Disamping itu, kemamfaatan minyak nabati sebagai bahan bakar
diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi di bidang pertanian. Salah satu
minyak nabati yang mempunyai potensi yang dijadikan sebagai bahan bakar
alternatif adalah minyak kelapa sawit.
Pemilihan minyak kelapa sawit sebagai sumber energy alternatif sangat
tepat dilakukan di Indonesia karena Indonesia merupakan Negara penghasil
minyak kelapa sawit terbesar kedua didunia setelah negeri jiran Malaysia. Minyak
sawit memiliki rantai hidrokarbon panjang yang memungkinkan dapat di
manfaatkan sebagai bahan bakar nabati (biofuel). Komposisi asam lemak dalam
minyak sawit yang paling tinggi adalah asam oleat 55% kandungan asam oleat
yang tinggi ini juga menjadi dasar pertimbangan untuk digunakan sebagai bahan
baku dalam penelitian produksi biofuel dari minyak kelapa sawit.
Proses yang telah dilakukan untuk menghasilkan biofuel antara lain
thermal cracking yang berlangsung pada suhu dan tekanan yang tinggi sehingga

1
menyebabkan kebutuhan energy yang besar, sehingga saat ini dikembangkan oleh
proses perangkahan yang berkatalis. Proses tersebut dapat mengkonversi minyak
nabati menjadi bahan bakar alternative (biofuel). Biodiesel adalah bahan bakar cair
dari hasil proses transesterivikasi minyak atau lemak. Biodiesel dibuat melalui
suatu proses kimia yang disebut transesterivikasi adalah tahap konversi dari
trigliserida minyak nabati menjadi alkil ester melalui reaksi dengan alkohol
(methanol) menggunakan katalisator KHO atau NaOH. Proses ini menghasilkan
dua produk yaitu methyl ester (biodiesel) dan gliserin.
Bahan nabati dapat memberikan kontribusi tertentu untuk mendapatkan
energy berkelanjutan dan keamanan disketor transportasi karena beroperasi
dimesin seperti bahan bakar disel sehingga diperlukan penentu elemen-elemen
yang terkandung didalam bahan bakar. Proses pembuatan biodiesel secara
konvensional pada umumnya menggunakan proses transesterivikasi dengan
katalis homogen asam atau basa, misalnya H2S04, NaO dan KOH. Kontaminan
disel seperti unsur Na, K, Ca dan Mg dapat mempengaruhi kinerja mesin yang
menimbulkan korosi karena kemampuan logam tersebut umtuk membentuk
senyawa yang tidak di inginkan dalam mesin.

1.2 Tujuan

 Untuk mengetahui unsur-unsur bahan bakar biofuel


 Untuk mengetahui kontribusi/pengaruh bahan bakar biofuel

1.3 Manfaat

Makalah ini dibuat untuk menambah ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai


bahan bakar biofuel sebagai berikut
 Memberikan informasi tentang unsur-unsur bahan bakar biofuel
 Memberikan informasi tentang kontribusi/pengaruh bahan bakar biofuel

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahan bakar nabati

Biofuel atau bahan nakar nabati (BBN) Potensial dikembangkan di indonesia


karena ketersediaan bahan baku melimpah. Bahan bakar nabati (BBN) berbeda
dengan bahan bakar minyak (BBM) dari fosil yang terbentuk dari tanaman serta
hewan mikroskopis selama ratusan juta tahun, BBN lebih berbasiskan pada
industri perkebunan dan pertanian.
Basis BBN lebih ditekankan kepada budi daya energi (energy farming), bukan
berburu energi (energy hunting) seperti halnya yang dilakukan pada pengolahan
BBM biofuel terbagi menjadi biodisel, bio oil, biogas, biometanol, dan bioetanol.
A. Biodisel
Biodisel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang saat ini
dikembangkan untuk mengurangi tingginya angka kebutuhan terhadap bahan
bakar fosil. Bahan bakar ini umumnya dibuat melalui reasksi transterifikasi
minyak nabati atau lemak hewan dengan dbantuan alkohol dan katalis
membentuk alkil ester.
Biodisel adalah bahan bakar mesin atau motor diesel yang terdiri atas ester
monoalkil dan asam asam lemak. Ester adalah istiilah kimia yang berarti
senyawa yang terbentuk dari kondensasi alkohol alkohol monohidrik yang
menjadi sumber atau pemasok gugus alkil, methanol (metal alkohol) adalah
yang paling umum digunakan, karena harganya murah dan reaktivitasnya
paling tinggi. Jadi, biodiesel identik dan ester metal asam-asam lemak.
Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati, lemak binatang, dan gangga.
Beberapa tanaman penghasil minyak nabati adalah rapa seed, kedelai, kelapa
sawit, kelapa dan lain sebagainya. Dari sekian banyak tanaman penghasil
biosiesel, tanaman kelapa sawit, tanaman kelapa, dan tanaman jarak adalah
paling potensial karena produktivitasnya yang tinggi. Tanaman jarak, kelapa
sawit mengandung minyak yang tinggi, yaitu 1.600 litet tiap hektarnya.

3
Beberapa keuntungan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar
menghasilkan emisi CO2,, S02, CO, dan hidrokabon yag lebih rendah
dibandingkan dengan emisi dari petroleum diesel, tidak menyebabkan efek
rumah kaca karena siklus karbon yang terlibat pendek, mempunyai kandungan
energi yang hampir sama dengan kandungan energi petroleum diesel (sekitar
80% dari kandungan petroleum diesel), mempunyai indek setan yang lebih
tinggi daripada petroleum diesel, mudah dalam penyimpanan karena
mempunyai titik nyala yang relatif lebih tinggi, merupakan bahan yang
terbarui, merupakan bahan yang bersifat biodegradable, dan tidak beracun.
karakteristik batasan satuan
0
Titik nyala 130,0 (minimum) C
Kadar air 0,05 (minimum) % volume
Densitas 40 0,82 – 0,90 g/cm3
Viskositas kinematik, 40 1,60 – 5,80 cSt atau mm2/s
Abu sulfur 0,02 (maksimum) % berat
Sulfur 0,05 (maksimum) % berat
Bilangan sentara 47 (minimum) -
Residu karbon 0,05 (maksimum) % berat
Bilangan asam 0,80 (maksimum) mg KOH/g
Gliserol bebas 0,02
Gliserol total 0,24 % berat
Kadar FFA 0,45 (maksimum) % berat
Bilangan penyabunan 500 (maksimum) mg KOH/g
Bilangan iodium 115 (maksimum) g l2/100 g
Kandungannosfor 0,001 (maksimum) % berat
Kandungan(natrium + 5,0 (maksimum) mg/kg
kalium)
Kandungan (kalsium + - -
magnesium)

4
Biodisel mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar disel
dari minyak bumi. Jika 0,4 – 5% biodisel dicampur dengan bahan bakar diesel
minyak bumi akan meningkatkan daya pelumas bahan bakar. Biodiesel dapat
dicampur dengan bahan bakar diesel minyak bumi dalam berbagai rasio.
Campuran 20% biodiesel dan 80% bahan bakar diesel minyak bumi di amerika
serikat disebut dengan B20.

B. Bio oil

Bio oil adalah bahan bakar berbentuk cair berwarna kehitama yang berasal dari
bio massa seperti kayu, dan biomassa lainnya dari limbah kehutanan dna industri
hasil hutan melalui teknologi pirolisis. Bio oil dapat digunakan di dalam industri
sebagai bahan bakar untuk bioler atau bahan bakar lansung umtuk tujuan
pengeringan, seperti minyak bakar.

1. Rendemen produk pirolisis


Hasil rendemen bio oil serbuk kayu sengon menggunakan pirolisis lambat
masih termasuk rendah jika dibandingan dengan penelitian ucar and kargoz
(2009) yang mengunakan proses pirolisis lambat dengan bahan baku limbah
biji pomegranate diperoleh rendemen bio oil sebesar 21,98% (rendemen liquid
sebesar 54,04%) pada suhu 500ºc. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan
bahan baku dan model alat pirolisis yang digunakan.
Hasil pirolisis lambat serbuk kayu sengon diperoleh tiga produk yaitu gas,
distilat dan arang, desilat yang terbentuk terdiri tasa cairan cuka kayu dan bio
oil. Arang digunakan sebagai bahan bakar atau untuk pembuatan arang aktif.
Arang yang dihasilkan pada suhu 350ºC, 400ºc, 450º dan 500ºC sudah sesuai
standar SNI 01-1682-1996, dimana arang yang dihasilkan berwarna hitam
merata

Suhu (Temperature),oC

350 400 450 500


Produk(Product), % Waktu (Time)
Arang (Charcoal) 30 menit (minutes) 30,25 29,69 25,13 23 , 25

5
60 menit (minutes) 29,25 28,59 24,7 22 , 84
Cair (Liquid) 30 menit (minutes) 38,96 39,25 40,1 43 , 75
60 menit (minutes) 39,94 39,79 40,65 44 , 56
Bio-oil (Bio-oil) 30 menit (minutes) 5,29 5,63 6,19 7 , 95
60 menit (minutes) 5,31 5,64 6,14 7 , 99
Gas (Gas) 30 menit (minutes) 30,79 31,06 34,78 33
60 menit (minutes) 30,81 31,63 34,65 32 , 60

2. Kadarfenol

Sebagai produk pirolissi lambat, bio oil yang dihasilkan juga mengandung
senyawa fenol, hasil analisis kadar fenol bio oil serbuk gergaji sengon
menggunakan reaktor slow pyrolysis pada suhu yang berbeda. Kadar fenol
terendah diperoleh pada suhu 350ºC dengan waktu pirolisis 30 menit yaitu
3,71% pada kadar fenol tertinggi diperoleh pada suhu 500ºC dengan waktu
pirolisis 60 menit yaitu 3,82.

3. Derajat kesamaan (pH) bio oil


Bio oil serbuk gergaji sengon mempunyai pH antara 2,83-2,93. Nilai pH
terendah diperoleh pada suhu 500ºC dengna wkatu 60 menit yaitu sebesar 2,83,
dan pH tertinggi diperoleh pada suhu 350ºC yaitu sebesar 3,11. Hasil sidik
ragam menunjukkan bahawa suhu dan wktu berpengaruh nyata terhadap pH
bio oil sedangkan interaksi keduanya berpengaruh nyata.
4. Nilai kalor
Nilai kalor pembakaran menujukkan energi kalor yang dikandung dalam setiap
satuan massa bahan bakar. Hasil analisis nilai kalor bio oil. Nilai kalor bio oil
dari serbuk gergaji kayu sengon antara 19-22,42 MJ/kg. Nilai kalor tertinggi
diperoleh pada perlakuan 350ºC. Terdapat kecenderungan semakin tinggi suhu
pirolisis nilai kalor bio oil semakin tinggi. Niai kalor yang diperoleh pada
proses pirolisis lambat lebih rendah dibandingkan dngan hasil penelitian
senzos (2003) yang membuat bio oil dari kulit kayu pinus britia menggunakan
proses pirolisis lambat diperoleh nilai kalor sebesar 31,03 MJ/kg. Hal ini dapat
disebabkan oleh perbedaan bahn baku dan model pirolisis yang digunakan.
6
C. Bio gas
Biogas merupakan bahan bakar gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik
atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya kototran
manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), atau degradasi
anaerobik bahan bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerobik. Mentana dalam
biogas, bila terbakar akan ralatif lebih bersih dari pada batu bara, dan
menghasilkan energi yang lebij besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih
sedikit.
1. Karakteristik biogas
Bio gas disefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan bahan
organik (seperti kotoran hewan, kotoran manusia, jerami, sekam, dan
sayur-sayuran) difermentasi atau mengalami proses metanisasi. Bio gas
terdiri dari campuran metana (50-75%) CO2 (25-45%), serta sejumlah kecil
H2, N2 dan H2S.

Campuran Kotoran +
No Jenis gas Kotoran Sapi
Sisa Pertanian
1 Methana (CH4) 54-70% 65 ,7%

2 Karbon dioksida (CO2) 27-45% 27 ,0%

3 Nitrogen (N2) 0,5-3% 2 ,3%

4 Karbon Monoksida (CO) 0,1% 0 ,0%

5 Oksigen (O2) 0,1% 1 ,0%

6 Propen (C3H8) - 0 ,7%

7 Hidrogen sulfida (H2S) Sedikit sekali 4800- Tidak teratur


6700 6513
8 Nilai kalori (Kcal/m3)

Bio gas merupakan campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik
yang terjadi pada materi-materi yang dapat terurai secara alami dalam kondisi

7
anaerobik, pada umumnya bio gas terdiri atas gas metana (CH4) 50 sampai
70%, gas karbon dioksida (CO2) 30 sampai 40%, hidrogen (H2) 5 sampai 10%,
dan gas-gas lainnya dalam jumlah yang sedikit. Komposisi gas yang
terkandung di dalam biogas dapat di lihat dati tabel berikut

Komponen % volum

Metana (CH4) 55-75

Karbon dioksida (CO2) 25-45

Nitrogen (N2) 0-0.3

Hidrogen (H2) 1-5

Hidrogen sulfida (H2S) 0-3

Oksigen (O2) 0.1-0.5

2. Hubungan antara bio gas dan lingkungan hidup


Biogas mempunyai keunggulan dibangding dengan bahan bakar minyak
yang berasal dari fosil. Sifatnya yang ramah lingkungan dan dapat
diperbaharui merupakan keunggulan dari biogas, bahan bakar fosil selama
ini diisukan menjadi penyebab dari permanasan global. Bhan bakar fosil
yang pembakarannya tidak sempurna dapat menyebabkan tingginya suhu
diatas permukaan bumi seperti yang terjadi saat ini. Biogas sebagai salah
satu energi alternatif skala rumah tangga yang ramah lingkungan
dipastikan dapat menggangtikan bahan bakar fosil yang keberadaanya
semkain hari semakin terbatas.
3. Manfaat biogas
Manfaat energi bio gas adalah menghasilkan gas metan sebagai pengganti
bahan bakar khususnya minyak tanah dan dapat di pergunakan untuk
memasak. Dalam sklaa besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit
energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan

8
sisa kotoran ternak ynag dapat lansung dipergunakan sebagai pupuk
organik pada tanaman/budidaya pertanian. Manfaaat energi biogas yang
lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian
bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui. Limbah biogas,
yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya(slurry) merupakan pupuk
organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman,
nilai kalor drai satu meter kubik biogas sekitar 6.000 wat jam yang setara
dengan setengah liter minyak diesel oleh karena itu, biogas sangat cocok
digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan
pengganti minyak tanah, Liquefied Petroleum Gas (LPG), butana,
batubara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil. Kesetaraan
biogas dapat dilihat dari tabel berikut.
Biogas Bahan bakar lain
 Elpiji 0,46 kg
 Minyak tanah 0,62 liter
3
1 m biogas  Bensin 0,80 liter
 Gas kota 1,50 m3
 Kayu bakar 3,50 kg
 Minyak solar 0,52 liter

D. Bioetanol
Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai
bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang
terbarukan. Merupakan bahn bakr alternatif yang diolah dari tumbuhan
yang memiliki keunggulan karena mamou menurunkan emisi CO2 hingga
18%
Bioetanol memiliki karakteristik mudah menguap, mudah terbakar, larut
dalam air, dapat karsinogenik, dan tidak berdampak negara pada
lingkungan. Bioetanol mempunyai manfaat untuk dikonsumsi manusia
sebagai minuman beralkohol. Selain itu, bioetanol dapat dimanfaatkan

9
sebagai bahan bakar dengan kandungan minimal 10% etanol. Biaya
produksi bioetanol tergolong murah karena sumber bahan baku berasal dari
limbah pertahian yang memiliki nilai ekonomis yang rendah. dibandingkan
dengan emisi bahan bakar fosil seperti minyak tanah. Bioetanol dapat
diproduksi dari berbagai bahan baku yang banyak terdapat di indonesia,
sehingga sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan
bakunya sanyat dikenal masyarakat.
Fermentasi adalah proses penguraian senyawa organik yang berfungsi
untuk menghasilkan energi serta terjaidnya proses pengubahan substrak
atau bahn baku menjadi sebuah produk oleh mikroba dalam kondisi
anaerob. Fermentasi merupakan penerapan metabolisme mikroba untuk
mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi, seoerti asam,
organik, protein sel tunggal, antibiotoka, dan biopolimer. Fermentasi telah
lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional denga produk
yang biasa kita komsumsi manusia sampai sekarang, seperti, tape, tuak,
wine, tempe, dan oncom.
Fermentasi anrcob merupakan fermentasi yang tidak membutuhkan
oksigen tetapi bahan lain akan bertindak sebagai akseptor, misalnya
aldehide atau asm karboksilat. Mikroba yang melakukan fermentasi ini
adalah yeast (ragi) terutama dari saccharomyces sp, beberapa jamur dan
bakteri. Proses fermentasi alkohol hanya dapat terjadi apabila terdapat sel-
sel khamir. Bahan baku untuk proses fermentasi berupa bahan mentah
seperti monosakarida atau disakarida (gula tebu, tetes tebu), bahan beroati
(padi, jagung, umbi, dll) dan bahan selulosa (kayu, limbah pertanian).
E. Biometanol
Metanol juga dikenal sebagai meki alkohol, wood alcohol atau spiritus
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk
alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer ia berwarna, mudah
terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan
daripada etanol). Metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku,
pelarut, bahan bakr dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
10
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbok
dioksida dan air adalah sebagai bentuk:
2 CH3OH + 3 O2 2 CO2 + 4 H2O
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh kareb itu, kita harus
berhati-hati bila berada dekat api yang tk terlihat.
Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan
adiktif bagi pembuatan alkohon untuk penggunaan industri; penambahan
racun ini akan menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan
karena etanol merupakan bahan utama untuk minuman keras (minuman
beralkohon) metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol karena ia
dahulu merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol
dihasilkan melalui proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap
air dibakar dalam tugu untuk membentuk gas hidrogen dan karbon
monoksida ini bereaksi dakam tekanan tinggi dengan bantuan katalis
untuk menghasilkan metanol. Tahan pembentukannya adalah endotemik
dan tahap sintesisnya adalah eksotemik.
Metanol digunakan secara terbatas dalam mesin pembakaran dalam,
dikarenakan metanol tidak mudah terbakar dibandingkan dengan bensin.
Metanol juga digunakan sebagai campuran utama bahan bakar model
radio kontrol, jalur kontrol, dan pesawat model.
Salah satu kelemahan metanol jika digunakan dalam konsentrasi tinggi
adalah sifat korosif terhadap beberapa logam, termasuk aluminium.
Metanol, meskipun merupakan asam lemah, menyerang lapisan oksida
yang biasanya melindungi aluminium dari korosi:
6 CH3OH + AI2O3 2 AI(OCH3)3 + 3 H2O
Ketika diproduksi dari kayu atau oganik lainnya. Metanol organik
tersebut merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantika
hkidrokarbok. Namun mobil modern pun masih tidak bisa menggunakan
BA100 (100% bioalkohol) sebagai bahan bakar tanpa modifikasi.
Metanol juga digunakan sebagi pelarut dan sebagai antibeku, dan fluida
pencuci kaca depan mobil.
11
Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan pembuat bahan
kimia lainnya. Sekitar 40% metanol yang ada diubah menjadi
formaldehid, dan dari sana akan dihasilkan berbagai macam produksi
seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil.
Senyawa kimia lainnya yang merupakan turunan dari metanol adalah
dimrtil etr, yang telah menggantikan klorofluorokarbon sebagai bahan
campuran pada aerosol, dan asma asetat. Dimeitl eter juga dapat dicampur
dengan gas alam terkompresi (LPG) untuk memanaskan masakan, dan
juga bisa digunakan sebagai bahan bakar pengganti diesel.
Dalam beberapa pabrik pengelolaan air limbah, sejumlah kecil metanol
digunakan ke air limbah sebagai bahan makanan karbon untuk
denitrifikasi bakteri, yang mengubah nitrat menjadi nitrogen.

2.2 Kontribusi pengaruh bahan bakar bio fuel.

Secara teori, biofuel seharusnya mengurangi emisi dibandingkan dengan


bahan bakar fosil. Sebab, ketika tanaman yang menjadi sumber biofuel
ini dibudidayakan, mereka akan menyerap karbon dari atmosfer. Saat
pembakarannya, karbon akan dilepaskan ke atmosfer - yang artinya tak
ada peningkatan emisi. Karbon yang dikeluarkan dan diserap sama besar.
Lahan kemudian bisa ditanami kembali, dan hasilnya diolah lagi.
Bagaimana pun, persoalannya muncul ketika diperlukan pembukaan
lahan hutan untuk pengembangan tanaman sumber biofuel ini.
Hutan adalah salah satu sistem yang paling efektif untuk menyerap CO2
dari atmosfer, jauh dibandingkan tanaman untuk biofuel. Mengganti
hutan dengan tanaman untuk biofuel artinya CO2 akan lebih sedikit
diserap, dan ini mengakibatkan peningkatan gas rumah kaca - yang
berkontribusi terhadap perubahan iklim. Jadi, ketika ada perambahan
hutan baru - dibandingkan menggunakan lahan pertanian yang sudah ada
- untuk mengembangkan perkebunan kedelai atau sawit, pada akhirnya

12
emisi yang dihasilkan untuk setiap unit energi akan lebih banyak
dibandingkan emisi solar.
Di satu sisi upaya pengalihan bahan bakar minyak menjadi bahan bakar
nabati atau biofuel memang positif mengingat makin menipisnya
cadangan minyak di seluruh dunia.Namun di sisi lain, ada bahayanya
juga, penggunaan bahan bakar nabati bisa menimbulkan efek negatif
yakni meningkatkan harga makanan dan menambah laju pengrusakan
hutan (deforestation.
Biofuel itu lebih efrktif bila digunakan untuk pembangkit energi dan
panas dibandingkin transportasi. Butuh sekitar 9 persen dari lahan
perkebunan di dunia hanuya mengganti 10 persen BBM. Ini artinya
produksi bio-fuel mengakibatkan pengurangan lahan untuk produksi
pangan negara yang masalah kelaparan sudah muncul. Hutan dibabat
manusia untuk menanam tanaman yang menghasilkan biofuel.
Penggunaaan biodisel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena
bersifta degradable mudah terurai dan emisi yang dikeluarkan lebih
rendah dari emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil.

13
BAB III
PENUTUP

2.3 Kesimpulan

Secara umum, biofuel dalah bahan bakar dari biomassa atau materi yang berasal
dari tumbuhan dan hewan, namaun lebih cenderung dari tumbuhan
Biofuel itu sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yakni bioetanol, biodiesel, dan
biogas.
- Pertama Bioetanol. Bioetanol sendiri adalah alkohol yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, seperti gandum, tebu, jagung, singkong, ubi, buah-buahan, hingga
limbah sayuran. Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofurl yang hadir
sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang
terbarukan. Merupakan bahn bakr alternatif yang diolah dari tumbuhan yang
memiliki keunggulan karena mamou menurunkan emisi CO2 hingga 18%
- Kedua biodiesel, Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati, lemak binatang,
dan gangga. Beberapa tanaman penghasil minyak nabati adalah rapa seed,
kedelai, kelapa sawit, kelapa dan lain sebagainya. Dari sekian banyak tanaman
penghasil biosiesel, tanaman kelapa sawit, tanaman kelapa, dan tanaman jarak
adalah paling potensial karena produktivitasnya yang tinggi. Biodisel
mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar disel dari
minyak bumi. Jika 0,4 – 5% biodisel dicampur dengan bahan bakar diesel
minyak bumi akan meningkatkan daya pelumas bahan bakar. Biodiesel dapat
dicampur dengan bahan bakar diesel minyak bumi dalam berbagai rasio.
Campuran 20% biodiesel dan 80% bahan bakar diesel minyak bumi di amerika
serikat disebut dengan B20.
- Ketiga biogas, Biogas merupakan bahan bakar gas yang dihasilkan oleh
aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk
diantaranya kototran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga),
atau degradasi anaerobik bahan bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerobik.
Bio gas merupakan campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik
yang terjadi pada materi-materi yang dapat terurai secara alami dalam kondisi
anaerobik, pada umumnya bio gas terdiri atas gas metana (CH4) 50 sampai
70%, gas karbon dioksida (CO2) 30 sampai 40%, hidrogen (H2) 5 sampai 10%,
dan gas-gas lainnya dalam jumlah yang sedikit.
- Keempat bio oil, Bio oil adalah bahan bakar berbentuk cair berwarna kehitama
yang berasal dari bio massa seperti kayu, dan biomassa lainnya dari limbah
kehutanan dna industri hasil hutan melalui teknologi pirolisis. mengunakan
proses pirolisis lambat dengan bahan baku limbah biji pomegranate diperoleh
rendemen bio oil sebesar 21,98% (rendemen liquid sebesar 54,04%) pada suhu
500ºc. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan bahan baku dan model alat
pirolisis yang digunakan

14
- Kelima bioetanol, Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofuel yang
hadir sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya
yang terbarukan. Merupakan bahn bakr alternatif yang diolah dari tumbuhan
yang memiliki keunggulan karena mamou menurunkan emisi CO2 hingga 18%

15
DAFTAR PUSTAKA

 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/90
 http://eprints.polsri.ac.id/1007/3/Bab%20II.pdf
 https://www.scribd.com/doc/241483301/Bioetanol
 http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/NmY1MD
FiMzVmM2RlMjFiODJhMjU5YmFjYmIxOWZiYjU1ZmYwOWI3Zg==.pdf
 https://media.neliti.com/media/publications/161894-ID-pembuatan-biofuel-dari-
minyak-kelapa-saw.pdf
 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-780123/bahaya-di-balik-
biofuel

16

Anda mungkin juga menyukai