Apoptosis adalah kematian sel terprogram (programed cell death) yang bertujuan
untuk mempertahankan kestabilan populai sel. Kegagalan pengaturan apoptosis
dapat menyebabkan sel membelah tanpa terkendali,yang disebut sebagai kanker.
Peningkatan apoptosis merupakan suatu upaya yang dikembangkan sebagai terapi
kanker. Pemeriksaan apoptosis dengan metode TUNEL(Terminal
deoxyribonucleotidyl transferase dUTP nick end labeling) dapat memberikan
gambaran proses apoptosis pada tingkat sel tunggal sehingga lebih spesifik dan
memiliki akurasi tinggi. Proses kematian sel dapat berjalan melalui dua
mekanisme, yaitu mekanisme nekrosis dan apoptosis. Nekrosis adalah kematian
sel dan autolisis dari suatu jaringan yang terjadi dalam tubuh yang hidup.
Pelepasan isi sel ini selanjutnya menginduksi respon inflamasi pada jaringan (A.
Amin and Susanne, 1997), sedangkan apoptosis adalah kematian sel terprogram,
merupakan mekanisme normal kematian sel yang dibutuhkan untuk homeostasis
jaringan yang berbeda dengan nekrosis ( DiPiro et al., 1997).
Kematian sel merupakan peristiwa penting dalam perkembangan dan
pertumbuhan homeostasis dan jaringan organisme multiseluler.
KEMATIAN SEL
Ada dua macam kematian sel, yang dibedakan dari morfologi, mekanisme, dan
perubahan fisiologi dan pentakit, yaitu :
1. Apoptosis
2. Nekrosis
1. Apoptosis
Kematian sel itu sendiri yang di sebabkan oleh growth factor atau DNA yang
di hancurkan dengan maksud perbaikan. Memiliki karakteristik sel dimana inti sel
mngalami pemadatan dan tidak terjadi kerusakan membran sel.
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah
suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga
keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai
respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut
terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur.
Proses apoptosis terdiri dari fase inisiasi (kaspase menjadi aktif) dan fase
eksekusi, ketika enzim mengakibatkan kematian sel. Inisiasi apoptosis terjadi
melalui dua jalur yang berbeda tetapi nantinya akan menyatu (konvergen), yaitu:
jalur ekstrinsik atau, yang dimulai dari reseptor, dan jalur intrinsik atau jalur
mitokondria (Mitchell; Kumar; Abbas & Fausto, 2008).
Kata apoptosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti gugurnya kelopak bunga
atau daun dari pohon.1Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Kerr, Wyllie, dan
Currie tahun 1972 untuk menggambarkan kematian sel yang terprogram atau lebih
dikenal dengan Programmed Cell Death (PCD). Kematian sel, khususnya
apoptosis merupakan salah satu proses yang penting karena apoptosis tidak hanya
menggambarkan patogenesis suatu penyakit, namun juga dapat memberikan
petunjuk cara pengobatan penyakit.
Penyebab apoptosis terbagi atas dua, yakni penyebab fisiologis, seperti pada
perkembangan embrionik saat pembentukan jaringan, involusi fisiologis seperti
luruhnya endometrium saat menstruasi, kehancuran sel epitel normal yang diiringi
penggantian proliferasi sel kulit baru, involusi kelenjar timus saat usia kanak-
kanak.
2. Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut
atau trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera
mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat
menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Nekrosis dibedakan atas 3 tipe yaitu nekrosis koagulatif, liquafaktif dan caseosa.
Nekrosis koagulatif ditandai dengan masih dikenalinya struktur sel/jaringan baik
secara
makroskopik maupun mikroskopik. Biasanya disebabkan oleh snoksia akut seperti
obstruksi aliran darah atau karena toksin dengan toksisitas yang sangat akut.
Nekrosis liquafaktif adalah nekrosis yang ditandai dengan adanya massa cair atau
semipadat pada sel/jaringan tersebut. Nekrosis ini biasanya cepat dapat dieleminir
oleh makrofag melalui sistem limfatik. Nekrosis kaseosa atau nekrosis mengeju
(seperti keju), ditandaidengan hilangnya struktur sel, inti gelap, ada debris di
sitoplasma serta gumpalan darah dan kalsifikasi. Biasanya nekrosis ini
menandakan adanya kerusakan lokal yang parah baik oleh agen infeksi maupun
toksin.
Ciri-ciri apoptosis:
1. Sel menjadi bulat (sirkuler). Ini terjadi karena struktur protein yang menyusun
sitoskeleton dicerna oleh enzim peptidase spesifik yang disebut caspase yang
Pada lahap ini, membran yang mengelilingi inti sel masih tampak utuh,
walaupun caspase tertentu telah melakukan degradasi protein pori inti sel dan
DNA yang diisolasi dalam gel agarosa. TUNEL juga dapat digunakan untuk
Nekrosis
Mekanisme nekrosis:
1. Pembengkakan sel
2. Digesti kromalin
4. Hidrolisis DNA
6. Penghancuran organel
7. Lisis sel
asing. Hal ini dapat dianggap sebagai kombinasi nekrosis coagulative dan
liquefactive.
4) Nekrosis lemak hasil dari aksi lipase pada jaringan lemak (misalnya