NIM : 210104502007 Kelas : Fisika Sains Tugas ke-2 Fisika Bumi dan Antariksa
Masalah dalam Berita : Gempa dan Tsunami Pangandaran, 668 Tewas
Tempat Kejadian : Pangandaran, Jawa Barat Waktu Kejadian : 17 Juli 2006 Penyebab Kejadian : Karena Hampir 90 persen peristiwa tsunami di dunia disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi di bawah laut. Gempa bumi yang terjadi di bawah laut bisa menimbulkan getaran yang akan mendorong timbulnya gelombang tsunami. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 5 meter yang menghancurkan rumah di pesisir selatan Jawa, menewaskan setidaknya 668 jiwa. Proses Kejadian : Kecamatan Pangandaran menjadi daerah terparah. Selain dekat dengan titik episentrum gempa, kawasan wisata ini berpenduduk lebih padat dibandingkan dengan daerah lain di pantai selatan Jawa. Pukul 23.00 muncul kabar air laut kembali pasang. Ribuan warga memadati jalan-jalan dan kawasan Masjid Agung Pangandaran. Ratusan warga dari sejumlah desa lain menyelamatkan diri ke lokasi lebih tinggi. Tenaga medis sangat dibutuhkan di wilayah itu mengingat tenaga medis yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah korban. Gelombang tsunami setinggi 2-4 meter terjadi sesaat setelah gempa, menyapu permukiman warga di kawasan pantai di Jabar, Jateng, dan DI Yogyakarta. Air laut naik sampai sekitar 100 meter ke daratan. Sementara itu, di Pantai Parangtritis gelombang menyapu 100 meter ke arah dalam bibir pantai, dan kemudian surut lama sejauh 200 meter ke arah laut. Gelombang besar mengempaskan 125 perahu dan menghancurkan tempat pelelangan ikan (TPI) di Karangduwur. Di desa itu 20 warung hanyut ke laut setelah disapu gelombang, sementara 150 unit perahu nelayan di Ayah dan 372 perahu di Pantai Suwuk hancur. Gempa disertai gelombang tsunami membuat warga di pantai selatan Jateng dari Kebumen hingga Cilacap panik. Hampir semua warga-bahkan penduduk di desa-desa berjarak lebih dari 25 kilometer dari garis pantai-ikut mengungsi. Dikutip Kompas.com, 18 Juli 2016, tsunami Pangandaran merenggut 668 korban jiwa, 65 hilang (diasumsikan meninggal dunia) dan 9.299 lainnya luka-luka. Pada hari Senin 17 Juli 2006 pukul 15.19 WIB, terjadi gempa dengan kekuatan M7.7 dengan pusat di lepas pantai Pangandaran. Gempa yang terjadi di lepas pantai Pangandaran itu berkekuatan ‘moderate’. Biasanya gempa seperti itu tidak menimbulkan tsunami dengan ketinggian lebih dari 5 meter. Akan tetapi tsunami Pangandaran menimbulkan tsunami dengan ketinggian rayapan mencapai 21 m. Jenis tsunami seperti itu dikategorikan oleh peneliti Kanamori sebagai tsunami-earthquake, yaitu gempa yang membangkitkan tsunami dengan magnitudo lebih besar daripada magnitudo gempanya. Dengan bahasa yang lebih sederhana, adalah gempa yang membangkitkan tsunami jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tsunami rata-rata yang dibangkitkan oleh gempa dengan kekuatan yang sama. Kejadian seperti ini dibangkitkan oleh gempa dengan karakteristik sedikit berbeda dari gempa pada umumnya di mana pelepasan energi gempa tersebut memakan waktu lebih lama dibandingkan gempa pada umumnya, sehingga getaran gempa tidak terlalu dirasakan oleh masyarakat di daerah pantai. Solusi : Solusi pada kejadian ini yaitu beberapa tips tindakan pencegahan agar terhindar dari dampak tsunami ; Cari Info jalur evakuasi dan tempat aman Ketahui info siaga bencana setempat saat liburan ke pantai Latihan evakuasi di berbagai kondisi Cari tahu cara menyelamatkan hewan peliharaan Ketahui peralatan peringatan dini setempat Kenali bunyi atau atau tanda peringatan dini tsunami Bersama membangun dinding penahan gelobang tsunami Menanam tanaman bakau di sepanjang garis pantai Belajar pertolongan pertama Ikuti tim siaga bencana di daerahmu Simulasi bencana di rumah Siapkan perlengkapan siaga bencana Mempelajari lagi “rumahku siaga bencana” Ikuti sosmed penting Kenali bahaya tsunami Dengan menerapkan beberapa hal diatas, diharapkan kerugian secara materil maupun nyawa akibat tsunami dapat diminimalisir. Apabila terdapat kerabat yang terluka ketika proses evakuasi bencana, diharapkan segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan yang aman dan tidak terdampak tsunami, agar segera mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.