Anda di halaman 1dari 6

NAMA: AULIYATU ZAHRA 1218010029

ADMINISTRASI PUBLIK(A)
PPKN RESUME

RELEVANSI PANCASILA DENGAN AL-QUR’AN


Oleh:
Drs. Sakrim Miharja, M.Ag

PENDAHULUAN
Ia juga sebagai light-star (Bintang Terang) bagi segenap bangsa Indonesia dimasa-masa
selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat
pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan
manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta
falsafah negara republik Indonesia.

PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum
pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
KEDUDUKAN, FUNGSI DAN PERANAN PANCASILA.

A. Kedudukan Pancasila
Pancasila mempunyai kedudukan yang bersifat tetap tidak berubah sepanjang masa,
kuat dan terlekat pada kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Apalagi Pancasila itu tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 yang dengan jalan hukum tak
dapat diubah. Atas dasar itu maka kedudukan Pancasila itu bersifat “abadi” bagi bangsa dan
negara Indonesia.

FUNGSI DAN PERANAN PANCASILA


Pancasila mempunyai berbagai fungsi dan peranan, antara lain:
 Sebagai pandangan hidup bangsa, yakni Pancasila dipakai sebagai petunjuk hidup sehari-
hari
 Dasar filsafat negara, yakni Pancasila dipakai sebagai landasan penyelenggaraan
pemerintahan negara
 Ideologi negara (nasional), yakni Pancasila merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan
oleh negara
 Etika politik di Indonesia
 Etos budaya (sifat, nilai, dan adat-istiadat khas yg memberi watak kpd kebudayaan suatu
golongan sosial dl masyarakat)
 Sebagai paradigma pembangunan nasional.
1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Arti Pandangan Hidup dan Fungsinya :
Arti Pandangan hidup : wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan
rangkaian nilai-nilai luhur.
Nilai luhur : tolok ukur kebaikan yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat mendasar dan
abadi dalam hidup manusia.

Fungsi Pandangan Hidup sebagai kerangka acuan untuk :


Menata kehidupan diri pribadi
Menata hubungan antar manusia dengan masyarakat
Menata hubungan antar manusia dengan alam sekitar

Pandangan hidup masyarakat berproses secara dinamis sehingga mewujudkan “Pandangan


hidup bangsa”.
b. Arti Pandangan Hidup Bangsa dan Urgensinya :
Arti Pandangan hidup bangsa : kristalisasi dan institusionalisasi nilai-nilai luhur yang dimiliki
oleh suatu bangsa, yang diyakini kebenaran dan ketepatan serta kemanfaatannya bagi
bangsa, menimbulkan tekad untuk mewujudkannya dalam bentuk sikap, perilaku dan
perbuatan.

C.Dalam Pandangan hidup bangsa terkandung :


Konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan
Dasar pikiran yang terdalam
Wujud kehidupan yang dianggap baik

D. Urgensi Pandangan hidup bangsa. Dengan


pandangan hidup suatu bangsa akan :
memandang persoalan yang dihadapinya
menentukan arah serta cara memecahkan persoalan
tidak terombang-ambing dalam menghadapi persoalan
memiliki pedoman dan pegangan dalam memecahkan masalah
membangun dirinya

Berdasarkan arti pandangan hidup bangsa dan urgensinya tersebut, berarti pula :
1)Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa (Indonesia) yang memberikan pedoman dan
kekuatan rokhaniah bagi bangsa untuk berperilaku dengan baik dan benar.

2) Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Maksudnya, Pancasila merupakan suatu
kesepakatan yang mempunyai makna dan nilai yang sangat tinggi, karenanya senantiasa
dihormati dan dijunjung tinggi, tidak boleh disimpangi, dan bersifat imperatif. Pancasila yang
tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan hasil kesepakatan PPKI yang
mewakili seluruh bangsa Indonesia, merupakan hasil konsensus nasional, sehingga Pancasila
merupakan perjanjian luhur bangsa Indonesia.
Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara

a. Pengertian Dasar Negara : alas atau fundamen yang menjadi tumpuan dan memberi
kekuatan kepada berdirinya negara. Di atas landasan atau fundamen itulah negara didirikan,
ditegakkan dan dipertahankan.

“Dasar Negara” itu berasal dari “Pandangan Hidup Bangsa” yang bersangkutan. Setelah
berdirinya negara “Pandangan Hidup Bangsa” menjadi “Pandangan Hidup Negara”.
Di dalam dasar negara itu terkandung prinsip-prinsip dasar yang menjadi induk, pangkal tolak
dan pengontrol jalannya pemerintahan dan kehidupan negara serta kehidupan warga
negaranya.

b. Dasar Negara Pancasila :


Negara Indonesia didirikan di atas satu landasan atau asas atau fundamen yaitu Pancasila
Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila merupakan sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur negara
RepublikIndonesia beserta seluruh unsur-unsurnya (rakyat, wilayah dan pemerintah)
Pancasila merupakan landasan penyelenggaraan negara dan kehidupan negara Republik
Indonesia.
c. Implikasi Dasar Negara Pancasila.

Sebagai Dasar Negara, Pancasila :


Mempunyai kekuatan mengikat secara hukum
Terkait dengan struktur kekuasaan secara formal
Meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL (DASAR NEGARA)
Secara etimologis (ditinjau dari arti kata) :
Istilah “ideologi” berasal dari kata “eidos” = ide atau cita-cita atau gagasan; dan “logos” =
ilmu.

Jadi ideologi dapat diartikan ilmu tentang cita-cita, gagasan atau buah pikiran.

Unsur-unsur yang terkandung dalam Ideologi :


Interpretasi, preskripsi (seperangkat nilai), dan retorika (orientasi pada tindakan) :
Adanya suatu “penafsiran atau pemahaman” terhadap kenyataan.
Setiap ideologi memuat seperangkat nilai-nilai atau suatu “preskripsi” moral.
Memuat suatu orientasi pada tindakan (retorika), ideologi merupakan suatu pedoman
kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang termuat di dalamnya. Pemahaman
terhadap kenyataan tidak bertujuan untuk memberi informasi dan menjelaskan, tetapi
agar sesuatu dikerjakan, yaitu mentransformasi dunia.

Keyakinan, mitos, dan loyalitas :


Unsur keyakinan : setiap ideologi selalu memuat konsep-konsep dasar yang
menggambarkan seperangkat keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah-laku para
pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan.
Unsur mitos : setiap ideologi selalu memitoskan suatu ajaran dari seseorang atau suatu
badan sebagai kesatuan, yang secara fundamental mengajarkan suatu cara bagaimana
sesuatu hal yang ideal itu pasti akan dapat dicapai.
Unsur loyalitas : setiap ideologi selalu menuntut adanya loyalitas serta keterlibatan optimal
para pendukungnya. Untuk mendapatkan derajat penerimaan optimal, dalam ideologi
terkandung juga adanya tiga sub-unsur, yaitu : rasional, penghayatan dan susila.

DASAR PANCASILA DALAM AL-QUR’AN

1 Ketuhanan Yang Maha Esa


Pada sila pertama ini mengandung ajaran ketauhidan dan keimanan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, sebagaimana tercermin dalam surat Al-Baqarah ayat 163 :
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada tuhan melainkan Dia yang maha
Pemurah lagi maha Penyayang.”
DandalamsuratAl-Ankabutayat46:
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik,
kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka [1155], dan katakanlah: "Kami telah beriman
kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami
dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri".
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila kedua ini mencerminkan nilai kemanusiaan dan bersikap adil, hal ini diperintahkan
dalamal-qur’ansuratAl-Maidahayat8:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

3.PersatuanIndonesia
Sila ketiga merupakan suatu ajaran persatuan serta kebersamaan serta tidak bercerai-berai
sebagaimana ajakan Allah dalam surat Ali-Imron ayat 103 :
“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Sila yang memberi petunjuk dalam pelaksanaan kepemimpinan berdasarkan kebijakan yaitu
bermusyawarah seperti dalam surat Shaad ayat 20 :
“Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam
menyelesaikan perselisihan.”

Dan dalam surat Ali-Imron ayat 159


“Maka disebabkan rahmat dari allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila yang menggambarkan terwujudnya rakyat adil, makmur, aman, dan damai. Hal ini
disebutkandalamsuratAn-Nahlayat90:

“sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberipengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Bhineka Tunggal Ika


“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha
mengenal.”(Qs Al-Hujurat : 13)

“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus
para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang
benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka
kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki
antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”.(Qs Al-Baqarah 213)

SAMPAI JUMPA

Anda mungkin juga menyukai