Anda di halaman 1dari 5

Nama : Amaida Dewi Fatimah

NIM : 20190110174

Kelas : E

Essay

Jangan Suka Ghibah yaa Teman-teman

Manusia memiliki kecenderungan bercerita banyak kepada orang lain dan


topik yang paling mudah adalah bercerita tentang orang lain. Apalagi dalam suatu
perkumpulan pasti kita menyadari jika bercerita seseorang itu sangat asyik. Hal
seperti ini sudah tidak asing lagi bagi kita terutam pada kaum hawa.

Terlebih lagi ketika sedang dalam keadaan marah atau sedang memiliki
masalah kepada seseorang, terkadang mengungkapkan keburukan orang tersebut
adalah hal yang lumrah dan ringan.Hal tersebut tentunya bisa berkembang dengan
memberitakan kabar yang tidak benar, membuat perkataan yang tidak jujur dan
melakukan kebohongan. Inilah perilaku yang sering kita lakukan tanpa sadar,
padahal itu termasuk maksiat.

Dalam Surat Al-Hujarat ayat 12 disebutkan:

ُّ‫ا ۚ َأي ُِحب‬7 ‫ْض‬


ً ‫ ُك ْم بَع‬7 ‫ْض‬ُ ‫وا َواَل يَ ْغتَبْ بَع‬7 ‫َّس‬ ُ ‫ْض الظَّنِّ ِإ ْث ٌم ۖ َواَل تَ َجس‬ َ ‫يرًا ِمنَ الظَّنِّ ِإ َّن بَع‬77ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكث‬
‫َأ َح ُد ُك ْم َأ ْن يَْأ ُك َل لَحْ َم َأ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ تَوَّابٌ َر ِحي ٌم‬

Yaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu katsiirom minadh dhonni inna ba'dlodh
dhonni itsm. Walaa tajassasuu walaa yaghtab badlukum ba'dloo. Ayuhibbu
ahadukum ay ya'kula lahma akhiihi maitan fakarihtumuuhu wattaqullooha
innallooha tawwaabur rohiim

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),


karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Berdasarkan firman Allah SWT tersebut, orang yang menggunjing sama


dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati (bangkai). Lalu apa
hukumnya membuka aib atau menggunjing? Karena Allah SWT dan Rasulullah
SAW sudah secara jelas dan tegas melarang membicarakan aib orang lain, maka
tentu menggunjing itu hukumnya haram.

Kata seorang ulama tafsir, Masruq, “Ghibah adalah jika engkau


membicarakan sesuatu yang jelek pada seseorang. Itu disebut mengghibah atau
menggunjingnya. Jika yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak benar ada
padanya, maka itu berarti menfitnah (menuduh tanpa bukti).”

Imam Nawawi Rahimahullah menyebutkan, “Ghibah adalah sesuatu yang


amat jelek, namun tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari
tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan
sesuatu yang ada pada orang lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia
tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa
jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua,
istri, pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan,
wajah cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya.
Cara ghibah bisa jadi melalui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain isyarat dengan
mata, tangan, kepala atau semisal itu.”

Bagaimana hukum ghibah (membicarakan kejelekan orang) di dalam hati?

‫ا لم تكتب‬77‫غالً عنه‬77‫ا أو ش‬77‫ة عنه‬77‫ا غفل‬77‫إن تركه‬77‫ ف‬,‫نة‬77‫إذا هم العبد بالسيئة ثم تركها من أجل هللا كتبها هللا له حس‬
‫“عليه‬Jika seorang hamba bermaksud melakukan sebuah kejelekan, lalu ia tidak
jadi melakukannya karena Allah, ganjaran pahala baginya. Jika ia melakukannya
karena lalai atau tidak disadari maka tidak berdosa.”
Hanya bermaksud semata tidak diganjar dosa, karena hal tersebut adalah
perbuatan hati. Namun jika maksud tersebut dilakukan, Allah mengganjar dosa
baginya. Jika baru bermaksud lalu tidak dilakukan, tidak berdosa. Kemudian jika
ia tidak jadi melakukan kejelekan tersebut diniatkan karena takut kepada Allah, ia
diganjar pahala. Inilah karunia dari Allah subhanahu wa ta’ala, juga merupakan
bentuk kemurahan serta kemuliaan-Nya.

Ghibah merupakan suatu hal yg diharamkan dalam Islam dan termasuk


dalam dosa besar. Sehingga apapun bentuknya menceritakan tentang orang lain
adalah dilarang bila sesuatu tersebut tidak disenangi olehnya. Namun ada ghibah
diperbolehkan tetapi dengan tujuan yang benar, darurat dan syar’i yang tidak
mungkin tercapai tujuan tersebut tanpa melakukan ghibah ini. Imam Nawawi
Rahimahullah dalam Riyadus Shalihin menyebutkan enam ghibah yang
dibolehkan adalah:

1. Pertama : Seseorang terzhalimi mengadukan kepada pihak yang


berwenang dan dia mempunyai pengaruh terhadap orang yang
menzhalimi.
2. Kedua : Meminta bantuan untuk mengubah kemungkaran, menasihati dan
mengembalikan pelaku kemaksiatan kepada jalan kebenaran.
3. Ketiga : Meminta pendapat dan solusi dari seorang yang ‘alim tang
persoalan yang dihadapi.
4. Keempat : Memperingatkan seluruh kaum muslimin akan kejahatan yang
dilakukan seseorang.
5. Kelima : Kepada seseorang yang terang terangan menampakkan
kemaksiatannya, kefasikannya, kemungkarannya dan kebid’ahannya.
6. Keenam : Dengan tujuan mudah dikenal dengan menyebutkan julukan
yang ada pada seseorang.

Dosa yang akan diperoleh dari orang yang melakukan ghibah adalah ibarat
memakan daging saudaranya yang sudah mati. Firman Allah Ta’ala, “Dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hujurat: 12). Imam Asy
Syaukani Rahimahullah dalam kitab tafsirnya mengatakan, “Allah Ta’ala
memisalkan ghibah (menggosip orang lain) dengan memakan bangkai seseorang.
Karena bangkai sama sekali tidak mengetahui siapa yang memakan dagingnya. Ini
sama halnya dengan orang yang hidup juga tidak mengetahui siapa yang
menggunjing dirinya”. Imam Qatadah Rahimahullah berkata, “Sebagaimana
engkau tidak suka jika mendapati saudaramu dalam keadaan mayat penuh ulat.
Engkau tidak suka untuk memakan bangkai semacam itu. Maka sudah
sepantasnya engkau tidak mengghibahinya ketika ia masih dalam keadaan hidup”.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Ketika aku dinaikkan


ke langit, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga,
mereka melukai (mencakari) wajah-wajah mereka dan dada dada mereka. Maka
aku bertanya :”Siapakah mereka wahai Jibril?” Jibril berkata, Mereka adalah
orang orang yang memakan daging daging manusia dan mereka mencela
kehormatan-kehormatan manusia” (HR. Ahmad dan Abu Dawud). Sungguh
sangat berbahaya akan dosa dari perbuatan ghibah ini.

Berkata Al ‘Alamah Syaikh Utsaimin Rahimahullah, “Jika yang dighibahi


telah mengetahui bahwa engkau telah mengghibahinya, maka engkau harus
datang kepadanya dan meminta agar dia merelakan perbuatanmu. Namun jika dia
tidak tahu, maka janganlah engkau mendatanginya (tetapi hendaknya) engkau
memohon ampun untuknya dan engkau membicarakan kebaikan kebaikannya di
tempat tempat yang engkau mengghibahinya. Karena sesungguhnya kebaikan
kebaikan bisa menghilangkan kejelekan kejelekan. Engkau bisa berkata: “Ya
Allah ampunilah dia”, sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam
bersabda, “Kafarah (penebus dosa) untuk orang yang kau ghibahi adalah engkau
memohon ampunan untuknya” (HR. Harits Bin Abu Usamah). Maka bertaubatlah
kita dengan banyaknya dosa ghibah (gosip) yang dilakukan.
Cara Mencegah dan Menghindari Ghibah

1. Selalu mengingat bahwa perbuatan ghibah adalah penyebab kemarahan


dan kemurkaan Allah SWT;
2. Usahakan menggunakan mulut dan lidah dengan berhati hati;
3. Jika ingin membicarakan kejelekan orang maka ingatlah kebaikannya;
4. Membiasakan bergaul dengan orang ¬orang yang berprilaku baik
(akhlakul karimah);
5. Membiasakan diri dalam keadaan suci dengan berwudlu;
6. Hendaknya orang yang melakukan ghibah mengingat dulu aib dirinya
sendiri dan segera berusaha memperbaikinya, dengan demikian akan
timbul perasaan malu pada diri sendiri bila membuka aib orang lain;
7. Hukumnya wajib mengingatkan orang yang sedang melakukan ghibah
bahwa perbuatan tersebut hukumnya haram.

Anda mungkin juga menyukai