Anda di halaman 1dari 7

UAS PENDIDIKAN PANCASILA

NAMA : LALU MUHAMMAD SOFIANDI


NIM : D1A021471

1. LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


A. Landasan Pendidikan Pancasila

Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum


dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus
mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.
Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam
perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan
intrepetasi sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah digunakan
sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang berkuasa dengan
menempatkan pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat.
Nampak pemerintahan Orde Baru berupaya menyeragamkan paham dan
ideologi bermasyarakat dan bernegara dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang
bersifat pluralistik. Oleh sebab itu, MPR melalui sidang Istimewa tahun 1998 dengan
Tap. No.XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4) dan menetapkan Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila
sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar Negara dari
Negara kesatuan RI harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.

B. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

Pendidikan Pancasila yang mencakup unsur filsafat Pancasila di perguruan Tinggi


dengan kompetensinya bertujuan menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan
dinamis, berpandangan luas sebagai manusia dan intelektual. Kompetensi yang diharapkan
adalah sebagai berikut:
1. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang
bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
3. Mengantarkan mahasiswa mampu mengenali perubahan-perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah
dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

Pendidikan pancasila yang berhasil akan membuahkan sikap mental bersifat cerdas,
penuh tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku yang:
1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME,
2. Berperikemanusiaan yang adil dan beradab
3. Mendukung persatuan bangsa
4. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
perseorangan, dan
5. Mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial.
Diharapkan melalui pendidikan Pancasila mahasiswa akan menjadi manusia
Indonesia terlebih dahulu, sebelum menguasai dan memiliki iptek dan seni yang
dipelajarinya. Didambakan bahwa warga Negara Indonesia unggul dalam penguasaan iptek
dan seni, namun tidak kehilangan jati dirinya, apalagi tercabut dari akar budaya bangsa dan
keimanan.

2. PENGANTAR PEND PANCASILA


A. Istilah Pancasila
Istilah Pancasila berasal dari Bagian kitab (surga) ke-53 bait kedua dari Kitab
“Negarakertagama”, yaitu kitab yang digubah di masa pemerintahan Raja Hayam
Wuruk sebagai syair pujian tentang kemegahan negara Majapahit oleh MPU
PRAPANCA pada tahun 1365 yang isinya dikutip sebagai berikut:
1. “ Yatnanggegwani Pancasila Kertasangskara bhisekakakrama” maksudnya
(Raja) melaksanakan dengan setia kelima pantangan, begitu juga upacara-
upacara ibadah dan penobatan ( Hilman Hadisukuma; 2003:3) yang dikutip dari
(Soepardo cs, 1962; 36)
2. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari lontar Sutasoma karya MPU TANTULAR
yang antara lain menyatakan “Bhinneka Tunggal Ika, tan hana dharma
mangrwa”, maksudnya “berbeda itu satu, tidak ada kebenaran (agama) mendua.
( Hilman Hadikusuma; 2003;3)
B. Pengertian Pancasila
Beberapa pengertian Pancasila yang dikemukakan oleh para ahli :
1. Muhammad Yamin, Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang
berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan
demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik.
2. Ir. Soekarno, Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja
falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.
3. Notonegoro, Pancasila adalah Dasar Falsafah Negara Indonesia. Berdasarkan pengertian
ini dapat disimpulkan Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar falsafah dan Ideologi
negara yang diharapkan menjadi pendangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara
Indonesia.
4. Berdasarkan Terminologi, Pada 1 juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUKI), Pancasila yang memiliki arti lima
asas dasar digunakakn oleh Presiden Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip
dasar negara Indonesia yang diusulkannya.
C. Proses Perumusan Pancasila
BPUPKI telah mengadakan sidang 2 kali, yaitu :
1. Sidang Pertama, tgl 29 Mei s.d. 1 Juni 1945 (dikemukakan usul dan pendapat oleh
anggota BPUPKI mengenai Dasar Negara dan Rancangan UUD).

Mr. Muhammad Yamin, pada tgl. 29 Mei 1945 menyampaikan sebagai berikut:
a. Peri Kebangsaan
b. Peri Kemanusiaan
c. Peri Ketuhanan
d. Peri Kerakyatan
e. Kesejahteraan Rakyat.

Mr Soepomo, pada tgl. 31 Mei 1945 menyampaikan usulan sbb :


a. Paham Negara Kesatuan
b. Perhubungan Negara dengan Agama
c. Sistem Badan Permusyawaratan
d. Sosialisasi Negara
e. Hubungan antar Bangsa

2. Sidang Kedua, tgl 10 s.d. 17 Juli 1945.


3. Panitia Kecil pada sidang PPKI, tgl. 22 Juni 1945, sbb :
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
b. bagi pemeluk-pemeluknya.
c. Kemanusiaan yang adil dan beradab
d. Persatuan Indonesia
e. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
f. dalam permusyawaratan perwakilan
g. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
4. Rumusan Akhir Pancasila, ditetapkan tgl 18 Agustus 1945, sbb :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
e. permusyawaratan /perwakilan
f. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
D. KEDUDUKAN PANCASILA BAGI BANGSA INDONESIA
1. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia :
a. Sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara.
b. Bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR-
DPR hasil pemilihan umum.
c. Merupakan kaidah negara yang fundamental, yaitu bahwa hukum dasar tertulis
(UUD), hukum tidak tertulis (konvensi), dan semua hukum atau peraturan
perundang-undangan harus bersumber pada Pancasila.
2. Merupakan pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan negara agar
dapat :
a. Mampu berdiri kokoh,
b. Dapat mengetahui arah tujuan dalam mengenal dan memecahkan masalah
(ideologi, politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan) yang
dihadapi oleh bangsa, dan
c. Tidak terombang ambing oleh keadaan apapun, termasuk dalam era global
dewasa ini.
3. Pancasila sebagai pandangan hidup, nilai-nilainya telah terkristalisasi dari
kehidupan nyata masyarakat Indonesia
4. Pancasila Sebagai Ligatur Bangsa Indonesia
5. Pancasila Jati Diri Bangsa Indonesia

3. PENGANTAR PEND PANCASILA


A. Landasan Historis
1. Sebagai ideologi dan pandangan hidup yang diambil dari nilai-nilai yang hidup
dari zaman kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
2. Setelah melalui proses sejarah, nilai-nilai tsb dimatangkan oleh para tokoh yang
mendirikan negara
3. Terkristalisasi dalam bentuk nilai Pancasila
4. Keyakinan bangsa Indonesia akan kebenaran nilai-nilai Pancasila
B. Landasan Kultural
1. Pandangan hidup suatu bangsa adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan bangsa itu.
2. Pandangan hidup merupakan kepribadian dan jatidiri sebagai pedoman dan cara
pandang bangsa dalam kehidupannya
3. Adanya kepribadian yang lahir dari dalam diri sendiri dapat menyaring nilai-nilai
luar.
C. Landasan yuridis
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(memuat ; a Pendidikan Pancasila, Pend. Agama dan Pend. Kewarganegaraan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 dan Pendidikan Tinggi
3. Keputusan Mendikbud Nomor 30 Tahun 1990 ditetapkan Pancasila dalam
kurikulum wajib.
4. Keputusan Dirjen Dikti Nomor 265/Dikti/Kep./2000 MK Pengembangan
Kepribadian Pendidikan Pancasila pada PT
D. Landasan filosofis
1. Secara filosofis ,nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila merupakan filosofi
bangsa Indonesiasebelum mendirikan Negara RI
2. Kewajiban moral untuk mewujudkan nilai filosofis tersebut dalam kehidupan
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
3. Nilai Pancasila sebagai dasar dan sumber nilai bagi pembangunan politik, sosial,
ekonomi, budaya , dan pertahanan dan keamanan

4. PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK


A. MORAL
 Ajaran tentang baik buruknya perbuatan atau kelakuan ( akhlak, kewajiban
dan sebagainya)
 Moral (nilai kebaikan) yang bersumber pada kehendak (karya) manusia
(Notonagoro)

B. NORMA
 Petunjuk-petunjuk, kaidah-kaidah, aturan-aturan yang mengatur tingkah laku yang
harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan kesadaran atas sikap
luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.
 Patokan, standar, ukuran, dan pedoman berperilaku bagi manusia.
 Norma agama, hukum, kesusilaan, dan norma kesopanan.

5. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA


INDONESIA
 Filsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan uraian terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijiwai Pancasila
 Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebulatan
yang utuh.
 Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokol yang terkandung dalam Pemukaan UUD
1945.
 Nlai yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dan bernegara dapat
kita terima asal tidak betentangan dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
 Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai nilai
Pancasila.
 Nilai-nilai yang terkandung dan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 195
dipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapt diterima sebagai
nilai-nilai Pancasila.

6. PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU


BANGSA
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa artinya bahwa merupakan alat untuk
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini ditunjukkan
dengan sila ketiga Pancasila, Sila Persatuan Indonesia yang menunjukkan Pancasila
menjunjung tinggi persatuan bangsa.
Sila Persatuan Indonesia juga menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki
perbedaan perbedaan dan beragam. Para pemimpin bangsa, terutama mereka yang
terlibat dalam penyusunan dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus juga sangat
menghormati perbedaan yang ada di dalam masyarakat berupa perbedaan bahasa,
suku bangsa, budaya, golongan kepentingan, politik, bahkan juga agama.

7. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP


BANGSA
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti nilai-nilai Pancasila
dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia
Indonesia dalam hubungan dengan Tuhan, Manusia, dan alam semesta.

8. PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI NASIONAL


Pancasila sebagai ideologi negara adalah sarana pemersatu masyarakat dan
pengarah motivasi bangsa untuk mencapai cita-cita.
Dan Pancasila sebagai ideologi negara secara lebih luas adalah visi atau arah
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Visi tersebut adalah terwujudnya
kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.
Sehingga Hadi mengharapkan bahwa Ideologi Pancasila menjadi pemandu arah
bagi bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai