Anda di halaman 1dari 8

Nama :Indry Arsysta Madani

NPM :010119050
Kelas :AB (Semester 4)
Dosen Penguji : Farahdinny Siswajannthy, S.H,M.H
UAS Hukum Acara Perdata

Kasus
Pada tanggal 15 Januari 2021, Lintang Kusuma yang beralamat di Jalan
sukasari 3 Nomor 1000 Kota Bogor, meminjam uang sebesar Rp. 500.000.000,00
kepada. Jamaluudin yang beralamat di Jalan Fatmawati Nomor 80 Depok.
Peminjaman uang tersebut dituangkan dalam dalam surat perjanjian yang dibuat
di hadapan notaris Camelia Adam, S.H. M.Kn dengan disaksikan oleh 2 (dua)
orang saksi. Dalam perjanjian tersbut, Lintang berjanji akan membayar pinjaman
tersebut dengan cara mencicil selama 10 bulan (10 kali cicilan) dengan jaminan
sebidang tanah seluas 1 Ha bersertifikat hak milik yang terletak di daerah Parung
Bogor. Lintang selalu membayar cicilan pinjamannya setiap bulan selama 6 kali
dan pada cicilan selanjutnya tidak lagi membayar cicilannya. Setelah ditagih-tagih
dan disomasi oleh Jamaludin , Lintang tidak juga membayar utang
pinjamannya.Selain hutang lintang pun meminjam mobil milik jammaludin dan
belum dikembalikan sesuai perjanjian yang telah meraka buat. Kesal akan hal
tesebut, Jamaludin bermaksud mengajukan persoalannya ke pengadilan.
PERTANYAAN :
1. Ke pengadilan mana gugatan harus diajukan ?Jawab dengan memberikan
alasan dan dasar hukumnya.
 Gugatan yang harus di ajukan oleh Jammaludin kepada lintang di ajukan
ke Pengadilan Negeri Kota Bogor ,Hal ini di atur dalam pasal 118 HIR,
dimana pasal tersebut mengandung beberapa azaz, karena di ketahui
alamat tergugat tinggal maka yang tepat unruk kasus itu yaitu Gugatan di
ajukan ke pengadilan negeri wilayah hukum tempat TERGUGAT tinggal ,
2. Kasus di atas termasuk Gugatan Sederhana atau Gugatan Wanprestasi
karena memiliki ciri – ciri :
*Sengketa bukan mengenai sengketa tanah , atau sengketa lainjnya yang
memiliki pengadilan khusus seperti sengketa ketenagakerjaan.
*Tergugat Jelas keberadaannya
*Tuntutan bersifat materil
*Nilai gugatan 500.000.000, nilai gugata materil yang tadinya paling
banyak 200.000.000. menjadi 500.000.000 (Pasal 1 angka 1)
3. Apabila dalam kasus di atas proses sedang berjalan , ada pihak ketiga
yang mengakui bahwa mobil itu adalah miliknya dan turut dalam proses
tersebut, disebut apakah proses oleh pihak ketiga tersebut dan termasuk
jenis yang mana? Jelaskan dengan memberikan alasan dan dasar hukumnya.
 Proses yang dilakukan oleh pihak ketiga tersebut adalah Intervensi
(Inisiatif ikut serta dalam perkara tersebut) di atur dalam pasal Ps 279 – 282
RV, Jenisnya adalah Tussenkomst, yaitu penggabungan dari beberapa
tuntutan , karena mobil yang dipinjami di akui sebagai milik dari pihak
ketiga dan dalam kasus yang sedang berjalan ini , pihak ketiga
(intervenient) mengajukan tuntutan juga disamping adanya tuntutan dari
penggugat terhadap Tergugat, yang artinya pihak ketiga ini menuntut akan
mobil yang dipinjami kepada tergugat, dimana tergugat jadi melawan
penggugat maupun tergugat untuk memperjuangkan kepentingannya
sendiri .disini pihak ketiga dapat mengajukan tuntutannya sendiri kepada
masing – masing pihak tanpa mencampuri sengketa yang sedang
berlangsung.
Intervenient dalam sengketa yang harus mempunyai kepentingan
(belang) dalam sengketa yang sedang berlangsung, dalam hal ini
ditetapkan oleh pengadilan. Dengan kata lain, boleh atau tidaknya
sebagai intervenisnt tergantung Putusan Sela majelis hakim yang
berupa putusan sela (interlocutoir).
Jadi sebelum pihak ketiga melakukan intervensi, harus mengajukan
permohonan kepada Ketua Majelis yang menangani perkara ini dengan
mengajukan alasan-alasan dan bukti-bukti. Sidangnya disebut: drie
partijen verhoor.
4. Tahap Beracara Setelah gugatan yaitu Jawaban Tergugat, Uraikan
Jawaba apa saja yang dapat dilakukan Tergugat ?
 Eksepsi (Tangkisan) – Ps. 125 (2) dan 149 (2) HIR
Bantahan atau tangkisan tidak menganai pokok perkara yang menuntut
dibatalkannya tuntutan/gugatan karena menyalahi hukum acara”
 Pengakuan (Ps. 174 – 176 HIR)
Ps.174 Menyatakan “Pengakuan adalah Bukti yang sempurna (memaksa
dan menentukan)” Artinya mengakui atau membenarkan peristiwa , hak
atau hubungan hukum yang didalilkan oleh penggugat.
Terbagi menjadi :
a. Pengakuan Murni
b. Pengakuan dengan kualifikasi
“ Pengakuan yang di sertai dengan penyangkalan atas dalil penggugat”
contoh : benar Saya berhutang, tetapi sudah dibayar, atau benar saya
berhutang tetapi bukan sebesar yang di gugat”
c. Pengakuan dengan Kalusa
“Ada Pengakuan tetapi ada klausul tambahan untuk melumpuhkan gugatan
atas dalil penggugat”
Contoh : Betul saya memiliki Hutang tetapi sudah di kompensasi dengan
barang X
 Verweer (Sangkalan/Bantahan)
Sudah menyangkut pokok pertama
Contohnya: Bahwa tidak benar tergugat mempunyai utang pada penggugat
atau bahwa tidak benar tergugat belum membayar uang sewa,
 Referte
“Jawaban yang tidak mengakui dan juga tidak menyangkal”, Tetapi tidak
dapat disamakan dengan pengakuan, artinya disini menyerahkan kepada
kebijaksanaan Hakim.
 Jawaban dalam provisi
Bila dalam gugatan ada tuntutan provisional, maka tuntutan tersebut harus
di jawab. Tuntutan provisional ini bukan mengenai pokok perkara.
 Gugatan Balik (rekonvensi)
Kedudukan Penggugat rekonvensi menjadi terbalikdenga penggugat
konvensi, apabila yang mengajukan gugatan rekonvensi ke pengadilan
pihak tergugat.
Pengecualian : a. Perbedaan kualitas seseorang
b. PN tidak berwenang
c. Pelaksanaan putusan
5. Dalam kasus di atas , bukti – bukti apa saja yang dipunyai
penggugat dan bagaimana kekuatan pembuktiannya? Siapa yang
harus membuktikan? Apa saja alat bukti dalam perkara perdata?
Uraikan.
 Dalam kasus di atas bukti yang di punyai penggugat antara lain adalah ,
surat perjanjian antara penggugat dengan tergugat yang di lakukan di
hadapan Notaris,dan dua orang saksi.
 Yang Harus membuktikan yaitu yang berkepentingan dalam
perkara/sengketa, dalam hal ini para pihak (Ps. 163 HIR dan Ps. 1865
KUHPerdata) Yaitu Penggugat, notaris dan juga 2 orang saksi
 Alat – Alat Bukti dalam Perkara Perdata(Ps.164 HIR,Ps.284 Rbg,Ps.1866
KUHPerdata)
Surat :
a. Akta : Akta Otentik , Akta di bawah tangan.
b. Bukan Akta : Register (Buku Daftar) , Catatan,
Karcis/Tiket,dsb.
Saksi
Unus testis nullus testis( Ps 169 HIR 1905 BW)
Persangkaan :
a. Persangkaan berdasarkan kenyataan.
b. Persangkaan berdasarkan hukum
Pengakuan :
a. Pengakuan yang tidak boleh dipisah – pisahkan (Ps 176 HIR)
b. Pengakuan di luar persidangan (Ps 175 HIR)
Sumpah :
a. Sumpah suppletoir (Ps.155 HIR)
b. Sumpah aestimatoir (Ps. 155 HIR)
c. Sumpah decissoir (Ps,156 HIR)
Diluar HIR
Pemeriksaan setempat
Keterangan Ahli

6. Apabila kasus di atas sudah sampai pada tahap putusan , jenis


putusn apa yang di jatuhkan ? Apa ciri – cirinya ? Apa pula jenis
putusan yang lainnya? Uraikan.
a. Apabila kasus di atas telah mencapai pada putusan akhir tentunya jenis
putusan yang akan di ambil adalah putusan Condemnatoir yaitu putusan
yang bersifat menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi.
Karena kasus di atas Jammaluding ingin lintang membayar hutang –
hutangnya sesuai dengan perjanjian yang telah mereka buat. Putusan ini
mewajibkan untuk memenuhi prestasi , maka hak penggugat yang telah
ditetapkan itu , dapat dilaksanakan dengan paksa. Keputusan ini memiliki
kekuatan mengikat dan mempunyai alas eksekutorial.
b. ciri –cirinya dalam kasus ini berisi penghukuman atau perintah
melakukan suatu pembayaran sejumlah uang .penggugat ingin tergugat
memenuhi prestasinya , dengan membayar hutang sesuai dengan
perjanjian yang telah meraka buat . kemudian
c. Jenis – jenis putusan
Putusan Sela adalah putusan yang dijatuhakan sebelum putusan
akhir yang diadakan dengan tujuan untuk memungkinkan atau
mempermudah kelanjutan pemeriksaan perkara, antara lain :
1. Putusan praeparatoir
Putusan sebagai persiapan putusan akhir , tanpa mempunyai pengaruhnya
atas perkara pokok atau putusan akhir , misalnya putusan untuk
menggabungkan 2 perkara (Kumulasi), putusan untuk menolak
diundurkannya pemeriksaan saksi.dsb.
2. Putusan Interlocutoir
Putusan yang isinya memerintahkan pembuktian, misalnya putusan untuk
melakukan pemeriksaan setempat.
3. Putusan Insidentil
Putusan yang berhubungan dengan insiden yaitu peristiwa yang
menghentikan prosedur peradilan biasa , misalnya. Putusan yang
memperbolehkan seseorang ikut serta dalam perkara yang sedang berjalan
(Intervensi).
4. Putusan provisional
Putusan yang menjawab tuntutan provisionil yaitupermintaan pihak ybs .
agar sementara waktu diadakan tindakan pendahuluan guna kepentingan
salah satu pihak, sebelum putusan akhir dijalankan.

Putusan akhir (eind vonnis), adalah putusan yang mengakhiri perkara pada
tingkat pemeriksaan pengadilan , meliputi pengadilan tingkat pertama ,
pengadilan tinggi dan mahkamah agung, antara lain :
1. Putusan Constitutif
Putusan yang meniadakan atau menciptakan suatu keadaan hukum.
2. Putusan Declaratoir
Putusan yang isinya bersifat menerangkan atau menyatakan apa yang sah.

7. Dalam kasus di atas , apabila setelah putusan di atas ada pihak


yang merasa tidak puas terhadap putusan yang dijatuhkan , apa yang
harus dilakukan dan kemana di ajukan ? selain upaya tersebut
uraikan upaya yang selainnya sesuai tingkatannya dan beri juga
dasar hukumnya?.
a. Apabila dalam kasus di atas ada pihak yang merasa tidak puas dengan
putusan yang dijatuhkan , maka yang harus dilakukan malakukan upaya
hukum biasa yaitu dengan melakukan banding,para pihak mengajukan
banding bila merasa tidak puas dengan isi putusan pengadilan Negeri
kepada Pengadilan Tinggi melalui pengadilan Negeri dimana putusan
tersebut di putuskan.
Dasar hukum nya Banding (UU No 20/1947 ttg Banding untuk jawa
Madura, Ps 199 – 205 RBG luar jawa Madura, UU No 14/85 jo 3/2009 ttg
MA).
b. Selain banding Upaya yang dapat dilakaun adalah :
*Kasasi : Merupaka salah satu upaya hukum biasa yang dpat
diminta oleh salah satu atau kedua belah pihak yang berperkara
terhadap suatu putusan pengadilan Tinggi, kasasi dapat dilakukan
apabila merasa tidak puas dengan isi putusan Pengadilan Tinggi
Kepada Mahkamah Agung.
Dasar hukum kasasi (UU No.3/2009 ttg MA)
*Perlawanan (Ps 125 ayat (3) jo 129 HIR)

8. Apabila setalah ada putusan yang in kracht van gewijsde


( Mempunyai kekuatan hukum yang pasti/tetap, pihak yang
dikalahkan tidak mau melaksanakan putusan , apa yang dapat
dilakukan pihak yang menang ? apa syarat – Syarat untuk dapat
melakukan hal tersebut ? Uraika jawaban saudara?
a. yang dilakukan oleh pihak yang menang apabila pihak yang kalah
tidak mau melaksanakan putusan , yaitu dengan melakukan Eksekusi yaitu
tindakan hukum yang dilakukan oleh hakim dalam kedudukannya sebagai
pejabat negara terhadap yang kalah dalam suatu perkara, tetapi tindakan
tersebut dilakukan terhadap orang – orang yang tidak mau melaksanakan
putusan secara sukarela.
b. Syarat – Syarat Eksekusi
1. Eksekusi dijalankan terhadap putusan yang telah memperoleh
kekuatan hukum yang pasti (Kecuali Ps. 180 HIR).
2. Eksekusi dijalankan terhadap putusan yang tidak secara sukarela
dilaksanakan.
3. Eksekusi hanya mungking dilaksanakan terhadap putusan yang
bersifat condemnatoir.
4. Eksekusi dilaksanakan atas perintah/Pimpinan Ketua Pengadilan
Negeri (Ps.195(1)HIR) secara ex officio

Anda mungkin juga menyukai