DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan Critical Book Report (CBR) pada mata
kuliah Kimia Lingkungan dari Bapak dosen Drs. Jasmidi, M.Si dan Ibu Rini Selly, S.Pd., M.Sc.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu Dosen pengampu yang sudah memberikan
arahan dan bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan Critical Book Report (CBR) ini, kami sangat menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dalam pengetikan dan penyusunan pada Critical Book Report (CBR) ini.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun, supaya dapat
melakukan perbaikan di tugas-tugas selanjutnya agar menjadi lebih baik di kemudian hari.
Semoga Critical Book Report (CBR) ini dapat berguna bagi para pembaca dalam menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan. Terimakasih.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 2
1. Latar Belakang .......................................................................................... 2
2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
3. Tujuan ...................................................................................................... 2
4. Identitas Buku ........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 5
1. Pengertian Analisis Air .............................................................................. 5
2. Pencemaran Air ......................................................................................... 5
3. Contoh-contoh Pencemaran Air ................................................................. 6
4. Faktor-faktor Penyebab Pencemaran Air .................................................... 8
5. Dampak Pencemaran Air ........................................................................... 9
6. Solusi Mengurangi Pencemaran Air ........................................................... 11
7. Kualitas Air ............................................................................................... 12
8. Analisis Kadar Air ..................................................................................... 14
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 19
1. Simpulan ................................................................................................... 19
2. Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahkluk hidup
yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana,dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi
mendatang.
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang
sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk
keperluan domestic yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan
lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan
kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi
semua mahkluk hidup yang bergantung pada sumber daya air tersebut.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi
dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional
hingga sumber air pribadi dan sumur). Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan
air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air
yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali
bercampur dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan
sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan
maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air
yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak
buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.
Air dengan berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian,
bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan
sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Dengan dipergunakannya danau sungai dan
1
lautan sebagai objek wisata sudah tentu akan menguntungkan masyarakat yang tinggal
disekitar daerah tersebut. Namun, jika air itu tercemar, masyarakat pula yang akan rugi.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika
tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami
pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik,
seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa
bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air. Atas
dasar permasalahan tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya untuk menanggulangi
pencemaran yang terjadi, salah satunya adalah dengan pengelolaan sumber daya air.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada pada Critical Book Report ini antara lain:
1. Apa pengertian analisis air?
2. Apa pencemaran air
3. Apa contoh-contoh pencemaran air
4. Apa faktor-faktor penyebab pencemaran air
5. Apa saja dampak pencemaran air
6. Bagaimana solusi mengurangi pencemaran air
7. Bagaimana cara menetukan kualitas air
8. Bagaimana cara analisis kadar air
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian analisis air
2. Untuk mengetahui pengertian pencemaran air
3. Untuk mengetahui contoh-contoh pencemaran air
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pencemaran air
5. Untuk mengetahui dampak pencemaran air
6. Untuk mengetahui bagaimana solusi mengurangi pencemaran air
7. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan kualitas air
8. Untuk mengetahui bagaimana cara menganalisis kadar air
2
4. Identitas Buku
Identitas Buku 1
Judul Buku : Dasar-dasar Analisis Kualitas Lingkungan
Penulis Buku : Agung Kurniawan
Tahun Terbit : 2019
Penerbit Buku : Wineka Media
Kota Terbit : Malang
ISBN : 978-623-7607-06-9
Identitas Buku 2
Judul Buku : Kimia Lingkungan
Penulis Buku : Indang Dewata dan Tarmizi
Tahun Terbit : 2015
Penerbit Buku : UNP Press
Kota Terbit : Padang
ISBN : 978-602-1178-06-5
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
2 Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari
siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan
air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Dalam PP No 20/1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di definisikan sebagai: “Pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke
5
dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu
yang menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah
yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan
sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan
gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan kualitas
air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air.
Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga,
industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan
organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham
minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah. Disamping
itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi
bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah. Limbah rumah tangga seperti sampah
organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia
(detergen, batu batere) juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun
air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat
Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang mencemari air.
Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit pada manusia
dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik,
suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran
air (air permukaan dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan
manusia/penyakit.
6
3 Contoh-Contoh Pencemaran Air
7
Gambar Air yang Tercemar Akibat Pembuangan Sampah Ke Sungai
8
Limbah industri yang berupa logam berat sering dialirkan ke sungai, sehingga sungai
menjadi tercemar. Jenis-jenis logam berat adalah raksa, timbal, dan kadmium di mana
ketiganya sangat berbahaya bagi manusia apabila mengonsumsinya. Misalnya,
pencemaran raksa yang terjadi di Minamata, Jepang. Para nelayan di sekitar teluk
Minamata memakan ikan yang tercemar raksa. Akibatnya, mereka mengalami kerusakan
saraf yang disebut penyakit Minamata. Lebih dari delapan puluh orang yang meninggal
akibat penyakit ini.
4.2 Limbah Rumah Tangga
Coba perhatikan kegiatan yang terjadi di dalam rumah tangga, pasar, perkantoran,
rumah makan, penginapan, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan di tempat tersebut akan
menghasilkan sampah/limbah yang dinamakan limbah rumah tangga. Limbah rumah
tangga merupakan limbah yang berasal dari hasil samping kegiatan perumahan. Seperti
limbah rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan (hotel), rumah makan, dan
puing-puing bahan bangunan serta besi-besi tua bekas mesin-mesin atau kendaraan.
Limbah rumah tangga dapat berasal dari bahan organik, anorganik, maupun bahan
berbahaya dan beracun. Limbah organik adalah limbah seperti kulit buah sayuran, sisa
makanan, kertas, kayu, daun dan berbagai bahan yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Limbah yang berasal dari bahan anorganik, antara lain besi, aluminium,
plastik, kaca, kaleng bekas cat, dan minyak wangi.
9
b. Gangguan Kesehatan
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit.
Tidak menutup kemungkinan di dalam air limbah tersebut mengandung virus dan
bakteri yang menyebabkan penyakit. Air limbah juga bisa digunakan sebagai
sarang nyamuk dan lalat yang dapat membawa (vektor) penyakit tertentu. Berikut
dijabarkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air.
c. Pemekatan Hayati
Coba kamu pikirkan apabila suatu perairan tercemar oleh bahan beracun. Bahan
beracun itu dapat meresap ke dalam tubuh alga, atau mikroorganisme lainnya.
Selanjutnya, hewan-hewan kecil (zooplankton) akan memakan alga tersebut,
kemudian zooplankton akan dimakan oleh ikan ikan kecil dan ikan besar akan
memakan ikan yang kecil. Apabila ikan-ikan besar tersebut ditangkap oleh manusia
dan dimakan, maka bahan beracun tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Zooplankton yang makan alga tidak hanya satu, tetapi banyak sel alga. Dengan
demikian, zooplankton tersebut sudah mengandung bahan beracun yang banyak.
Demikian juga halnya dengan ikan kecil yang memakan zooplankton, dan ikan
besar akan memakan ikan kecil tidak hanya satu. Makin banyak memakan ikan-
ikan kecil, maka makin banyak bahan pencemar yang masuk ke tubuh ikan besar.
Bagaimana dengan tubuh manusia jika sering makan ikan yang beracun tersebut?
d. Mengganggu Pemandangan
Kadang-kadang air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu
kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu pemandangan kota. Meskipun air
yang tercemar tidak menimbulkan bau, perubahan warna air mengganggu
pandangan mata kita. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan dan keasrian kota.
e. Mempercepat Proses Kerusakan Benda
Ada sebagian air limbah yang mengandung zat yang dapat diubah oleh bakteri
anaerob menjadi gas yang dapat merusak seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat
proses perkaratan pada besi. Agar terhindar dari hal-hal di atas, sebaiknya sebelum
dibuang, air limbah harus diolah terlebih dahulu dan memenuhi ketentuan Baku
Mutu Air Limbah.
10
6. Solusi Mengurangi Pencemaran Air
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan
terapung, menguraikan bahan organic biodegradable (yakni bahan organic yang dapat terurai
oleh aktivitas makhluk hidup). Upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air yang dapat Ananda lakukan antara lain:
1. Menggunakan deterjen yang ramah lingkungan dan tidak menggunakan deterjen secara
berlebihan.
2. Menggunakan pupuk organik dan kompos sebagai pengganti pupuk buatan pabrik. Hal ini
merupakan alternatif tepat untuk mengurangi pencemaran air oleh nitrat dan pospat.
Kompos dan pupuk organik di samping dapat memulihkan kandungan mineral dalam tanah
juga dapat memperbaikistruktur dan aerasi tanah serta mencegah eutrofikasi. Demikian
juga pemanfaatan musuh alami dan parasitoid dalam pemberantasan hama lebih aman bagi
lingkungan. Hama pengganggu populasinya berkurang, tetapi tidak menimbulkan residu
pestisida dalam tanah dan dalam tubuh tanaman. Pertanian organik sudah dikembangkan
di negara-negara maju. Di samping menghasilkan produk yang aman bagi lingkungan dan
kesehatan, produk pertanian organik memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
3. Menghindari penggunaan racun dan bahan peledak ketika menangkap ikan. Dengan
demikian maka kelangsungan regenerasi ikan juga dapat berlangsung baik.
4. Mengupayakan pencegahan kebocoran instalasi pengeboran minyak lepas pantai,
kebocoran tanker minyak yang dapat menimbulkan tumpahan minyak di laut. Seperti yang
ditunjukkan gambar di bawah ini
11
Gambar Unit Pengolahan Limbah (Kiri)
Gambar Kegiatan Membersihkan Tumpahan Minyak (Kanan)
7 Kualitas Air
Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu. Syarat yang
ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda tergantung tujuan penggunaan air tersebut.
Perubahan kualitas air sungai adalah kondisi kualitas air yang dapat diukur dan diuji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undang yang
berlaku, ststus kualitas air adalah tingkat kondisi kualitas air yang menunjukkan kondisi cemar
atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan
baku mutu air yang ditetapkan. Kualitas air dapat dipecahkan kepada tiga kategori utama yaitu
12
kualitas atau sifat fisika, kimia dan biologi. Parameter fisika bagi kualitas air adalah bau dan
rasa, kekeruhan, suhu. Adapun parameter kimia adalah nutrien bahan organik, bahan non
organik.
7.1 Bioindikator Kualitas Air
Bioindikator yang dapat menentukan kualitas suatu perairan adalah kelompok atau
komunitas organisme yang keberadaan atau perilakunya di alam berhubungan erat dengan
kondisi lingkungan di sekitarnya. Bioindikator air merupakan organisme yang hidup di
lingkungan perairan yang apabila terdapat perubahan pada perairan tersebut maka akan
berdampak terdapat keberadaan dan berlaku organisme tersebut. Bioindikator yang dapat
menunjjukkan perairan misalnya adalah kerapatan makhluk hidup dan keanekaragaman jenis
yang ada di perairan tersebut, seperti contoh hewan makroinvertabrata.
7.2 Makroinvertabrata sebagai Bioindikator
Makroinvertabrata air merupakan komponen biotik pada ekosistem perairan yang dapat
memberikan gambaran mengenai kondisi fisik, kimia dan biologi suatu perairan, sehingga
sehingga digunakan sebagai indikator kualitas air sungai. Makroinvertabrata merupakan hewan
yang sering di gunakan sebagai uji bioindikator kualitas air. Suatu perairan yang terlihat sehat
(belum tercemar) akan menunjukkan jumlah individu yang seimbang dan hampir semua spesies
yang ada. Sebaliknya suatu perairan yang tercemar, peyebaran individu tidak merata cenderung
ada spesies yang mendominasi.
Perairan yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisme
makroinvertabrata karena makroinvertabrata merupakan biota air yang yang mudah terpengaruh
oleh adanya bahan tercemar, baik pencemaran kimia maupun fisika (Odum, 1994). Kelompok
makroinvertabrata merupakan kelompok hewan yang relatif menetap di dasar perairan dan sering
digunakan sebagai petunjuk biologis (indikator) kualitas perairan. Bioindikator atau indikator
ekologis merupakan taksa atau kelompok organisme yang sensitif dan dapat dijadikan petunjuk
bahwa mereka dipengaruhi oleh tekanan lingkungan akibat dari kegiatan manusia dan destruksi
sistem biotik perairan. Penelitian mengenai kondisi periaran Sungai Sampean lama diharapkan
dapat memberikan informasi mengenai tingkat kualitas perairan tarsebut. Hal disebabkan makro
invertabrata pada umumnya tidak dapat bergerak dengan cepat dan habitatnya di dasar yang
umumnya dalah tempat tercemar.
13
8 Analisis Kadar Air
Air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan pangan, meskipun bukan sumber
nutrient namun keberadaannya sangat esensial dalam kelangsungan proses biokimiawi organisme
hidup. Air dalam bahan pangan terdapat dalam berbagai bentuk, yaitu :
1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular serta pori-pori yang terdapat pada
bahan
2. Air terikat secara lemah karena teradsorpsi pada permukaan koloid makromolekuler seperti protein,
pectin pati,dan selulosa. Selain itu air juga terdispersi diantara koloid tersebut dan merupakan pelarut
zat yang ada dalam sel. Air dalam bentuk ini masih memiliki sifat air bebas dan dapat dikristalkan
dalam proses pembekuan. Ikatan antara air dengan koloid tersebut merupakan ikatan hidrogen
3. Air dalam keadaan terikat kuat yaitu air yang membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionic sehingga
relative sukar dihilangkan atau diuapkan. Air jenis ini tidak membeku meskipun didinginkan pada
suhu 0
14
Silica gel yang digunakan diberi warna guna memudahkan untuk mengidentifikasi
kemampuan dalam menyerap air. Silica gel akan berwarna merah muda apabila sudah jenuh, dan
apabila dipanaskan menjadi kering akan berwarna biru.
Adapun metode penentuan kadar air dengan pengeringan menurut AOAC (1995) yaitu :
Sampel sebanyak 3-5 gr ditimbang dan dimasukan kedalam cawan yang telah dikeringkan dan
diketahui bobotnya. Kemudian sampel dan cawan dikeringkan dalam oven suhu 105oC selama 6
jam. Cawan didinginkan dan ditimbang, kemudian dikeringkan kembali sampai diperoleh bobot
konstan.
Kadar air dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
𝐖−(𝐖𝟏−𝐖𝟐)
Kadar air basis basah (g/100 g bahan basah) = X 100
𝑾
𝐖−(𝐖𝟏−𝐖𝟐)
adar air basis kering (g/100 g bahan kering) = X 100
𝑾𝟏−𝒘𝟐
Keterangan :
W = bobot sampel sebelum dikeringkan (gr)
W1 = bobot sampel dan cawan kering (gr)
W2 = bobot cawan kosong (gr)
Prosedur dan perhitungan kadar air metode pengeringan-vakum adalah sama dengan metode
pengeringan oven seperti tersebut diatas. Namun demikian penggunaan oven vakum relatif
sedikit dibandingkan dengan oven biasa, karena harganya relatif mahal.
15
berat jenis (bj) lebih kecil dari air. Contoh senyawa yang dapat dijadikan pelarut yaitu : toluene,
xelen dan benzene.
Prosedur metode destilasi adalah diawali dengan memberikan pelarut sebanyak kira-kira
75-100 ml pada sampel yang diperkirakan mengandung air 2-5 ml. campuran ini kemudian
dipanaskan hingga mendidih. Uap air dan pelarut diembunkan dan ditampung didalam tabung.
Air dan pelarut saling terpisah (air dubagian bawah) dan dapat ditentukan volumenya
berdasarkan skala pada tabung penampung. Metode destilasi mempunyai keuntungan, antara
lain :
1. Dapat untuk menentukan kadar air bahan yang memiliki kandungan air relative kecil
2. Penentuan kadar air memerlukan waktu yang relative singkat, yaitu sekitar 1 jam
3. Terjadinya oksidasi senyawa lipida dan dekomposisi senyawa gula dapat dihindari, sehingga
penentuan kadar air cukup akurat.
𝟎,𝟒 (𝑽𝟏−𝑽𝟐)
Kadar Air = 𝑿 𝟏𝟎𝟎
𝑾𝟏
Keterangan:
W1 = berat sampel (gr)
V1 = volume pereaksi Karl Fischer untuk titrasi sampel (ml)
V2 = volume pereaksi untuk titrasi blanko (ml)
F = faktor standarisasi pereaksi
16
0,4 = ekivalen air pereaksi
Penentuan kadar air dengan metode fisisi didasarkan pada beberapa cara, yaitu :
1. Tetapan Dielektrikum.
Air memiliki tetapan dielektrikum sebesar 80. Zat-zat lain memiliki tetapan tertentu, seperti
karbohidrat dan protein memiliki tetapan dielektrikum lebih kecil dari 10, methanol 33, etanol
24, aseton 214, benzene 2,3, dan heksan 1,9. Kontante dielektrikum dapat dituliskan rumusnya
sebagai berikut:
°𝟏 °𝟐
D=
𝑭 𝒓𝟐
Keterangan:
F = daya tarik menarik antar dua ion yang berlawanan
17
e
1 e2 = muatan ion-ion
r = jarak antara dua ion
Untuk mengetahui kadar air bahan diperlukan kurva standar yang melukiskan hubungan antara
kadar air dengan tetapan dielektrikum dari bahan yang ingin diketahui kadar airnya. Dengan
mengetahui tetapan dielektrikum bahan sejenis akan dapat dihitung kadar air bahan tersebut.
2. Daya Hantar Resistansi Listrik Atau Resistensi.
Air merupakan penghantar listrik yang baik. Bahan yang memiliki kandungan air tinggi akan
mudah menghantarkan listrik atau memiliki resistensi yang relative kecil. Suatu zat yang dilalui
aliran listrik, akan diketahui kadar airnya apabila diketahui grafik yang menggambarkan
hubungan-hubungan antara kadar air dengan resistensiya. Alat yang digunakan untuk mengukur
kadar air berdasarkan daya hantar listrik adalah resistensi meter atau moisture tester.
3. Resonansi nuklir magnetic atau nuclear magnetic resonance (NMR).
Penentuan kadar air cara ini berdasarkan kepada sifat-sifat magnetic dari inti atom, yang mampu
menyerap enersi. Dengan kondisi yang terkendali absorbsi enersi dapar merupakan index zat
yang dikandungnya. Enersi yang diserap oleh inti atom hydrogen oleh molekul air dapat
merupakan suatu ukuran dari banyaknya air yang dikandungnya oleh bahan tersebut. Untuk itu
diperlukan kurva standar yang menggambarkan antara banyaknya enersi yang diserap dengan
kandungan air.
18
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Analisis Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air dilihat dari
karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air
relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar
terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air minum.Berbagai
lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan keputusan politik dalam menentukan
standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu.Kondisi air bervariasi seiring waktu
tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan
di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia.
Bahan penyebab pencemaran air dapat berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga,
dan limbah pertanian. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan. Pencemaran air dapat terjadi pada sumber mata air,
sumur, sungai, rawa- rawa, danau, dan laut. Bahan pencemaran air dapat berasal dari limbah
industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian. Kualitas air adalah mutu air yang
memenuhi standar untuk tujuan tertentu. Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air
berbeda-beda tergantung tujuan penggunaan air tersebut. Kualitas air dapat dipecahkan kepada
tiga kategori utama yaitu kualitas atau sifat fisika, kimia dan biologi.
2. Saran
Pembuatan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penyusun mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan laporan makalah ini Terimakasih.
19
DAFTAR PUSTAKA
20