Anda di halaman 1dari 5

Proses perbanyakan Lalat tentara hitam (Hermetia illucents L.

)/ Black Soldier Fly


(BSF)

Lalat tentara hitam (Hermetia illucents L.), serangga menguntungkan, yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi baik sebagai sumber protein pada pakan ternak, sebagai agen
dekomposer bahan organik, mampu mengendalikan bakteri jahat serta pathogen lainnya,
dan menghasilkan prekursor kimiawi untuk menghasilkan biodiesel (Barragan-Fonseca
et al., 2017; Čičková et al., 2015; Cingolani et al., 2012; Nguyen et al., 2015; Surendra et
al., 2016). Proses dekomposisi ini dilakukan pada tahap hidup sebagai larva. Larva BSF
akan memakan bahan organik untuk memenuhi kebutuhan lemak dan protein dan
melengkapi siklus pertumbuhannya. Pada fase inilah dekomposisi terjadi. Dalam kondisi
yang optimal, larva membutuhkan 14-16 hari untuk masuk ke siklus hidup selanjutnya.
Namun, larva BSF dapat memperpanjang siklus hidupnya pada kondisi lingkungan yang
buruk (Bram Dortmans Stefan Diener B. Verstappen C. Zurbrügg, 2017).

Proses perbanyakan secara besar besaran:

Sekarang ini, kegiatan mass-rearing tentara lalat hitam sangat popular dikarenakan
keunggulannya. Proses perbanyakan serangga ini tidak membuthkan alat yang rumit
namun terdapat hal-hal yang harus diperhatikan. Hal yang paling harus mendapat
perhatian adalah memasuki fase pembuahan (mating process) ((Sheppard et al., 2002).
Berikut ini adalah cara yang perbanyakan lalat tentara hitam:

1. Proses Pengumpulan telur BSF

Tahap yang paling awal dalam proses perbanyakan ini adalah pengumpulan
(trapping) telur. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan telur ini
adalah media BSF dewasa untuk meletakkan telurnya yang disebut dengan
“eggies”, attraktan berupa bahan organik yang menarik betina dewasa untuk
meletakkan terlurnya di daerah yang berdekatan dengan bahan organik, dan keadaan
lingkungan yang mendukung ((Bram Dortmans Stefan Diener B. Verstappen C.
Zurbrügg, 2017; Ewusie et al., 2019).

1
Eggies yang digunakan pada umumnya adalah berasal dari materi-materi yang
ringan seperti susunan dan gabungan dari papan/ kayu ringan yang memiliki
pemisah antara satu dan lainnya, ataupun cupboard yang berbentuk sarang lebah.

Gambar eggies untuk perangkap telur lalat tentara hitam dari beberapa media
((Bram Dortmans Stefan Diener B. Verstappen C. Zurbrügg, 2017)

Setelah telur telur dikumpulkan, telur kemudian diletakkan pada wadah khusus
sehingga larva mudah untuk diambil. Telur umumnya dikumpulkan setiap dua hari,
setelah itu dipindahkan ke wadah pakan khusus di mana larva dapat tumbuh selama
beberapa hari lagi sebelum memasuki fase produksi ((Black Soldier Fly Farming |
Insect Engineers, n.d.).

Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat ketertarikan BSF dengan


berbagai jenis bahan organik. Čičková et al., 2015; Ewusie et al., 2019; Sripontan
et al., 2017 dalam tulisannya menyatakan bahwa bahan organik menentukan hasil
dari biodegradasi namun pada umumnya tidak ada perbedaan yang signifikan pada
ketertarikan BSF dewasa untuk meletakkan telurnya berbagai jenis bahan organik.
Hal yang lebih penting dalam hal ini adalah keadaan lingkungan seperti

2
kelembabahan, suhu, serta cahaya. Menurut Sripontan et al. (2017) BSF betina
dewasa akan meletakkan telurnya pada daerah yang memiliki kestabilan cahaya.
Hal ini belum pernah dikemukaan sebelumnya. Pemilihan lokasi yang terbaik untuk
penangkapan telur yaitu lokasi seperti naungan di bawah pohon. Pada proses
pembiakan, suhu tinggi yang dikombinasikan dengan kelembapan dan pergerakan
udara sangatlah penting.

2. Tahap produksi

Pada proses produksi, telur yang telah dikumpulkan akan dipanen dan disatukan
dengan hasil panenan sebelumnya. Hal ini bertujuan agar adanya produksi yang
konstan pada kegiatan perbanyakan BSF ((Bram Dortmans Stefan Diener B.
Verstappen C. Zurbrügg, 2017). Pada fase produksi, lingkungan optimum harus
dipersiapkan sehingga larva mampu mencapai siklus hidupnya dalam 9 hari. Hal
yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah suhu, kelembaban, dan nutrisi.
Larva BSF memiliki tolenreansi suhu yang cukup lebar yaitu antara 240 hingga
400C (Sheppard et al., 2002).

Larva dari BSF mampu mengkonversi bahan organik secara ekstrim menjadi massa
tubuh BSF. Dari literatur (Black Soldier Fly Farming | Insect Engineers, n.d.)
menyatakan bahwa dari 1.5 kg bahan organik, mampu menghasilkan 1 kg larva
BSF. Larva akan diberi asupan berupa bahan organik dengan kandungan protein
yang tinggi. Menurut (Bertinetti et al., 2019), dalam skala industri maupun skala
penelitian, bahan organik dengan kandungan protein yang tinggi akan
memaksimalkan kegiatan oviposisi dan kemampuann bertahan dari BSF tersebut.

Permsalahan dari proses perbanyakan BSF adalah kemampuan serangga ini untuk
memperlambat perkembangan petumbuhannya dan memasuki masa diapause
(Samayoa & Hwang, 2018). Diapause pada BSF terjadi pada fase prepupa yang
diakibatkan karena kurnagnya kelembaban lingkungan. Hal ini dapat diatasi dengan
menambahkan kelembapan yaitu menambahkan air pada wadah tempat
penyimpanan prepupa.

3
Pada perkembangbiakan sekala besar, pepupa akan dimasukkan pada wadah besar
yang telah berisi substrat seperti kompos unutk membiarkan pupa menguburkan
dirinya. Kemudian menignkatkan keberhasilan menjadi prepupa, wadah perepupa
yang sudah diisi kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang gelap dengan control
terhadap lingkungan tetap dilakukan.

Figure 1 Ruangan gelap untuk prepupa BSF ((Bram Dortmans Stefan Diener B.
Verstappen C. Zurbrügg, 2017).

3. Tahap Pemanenan / Tahap pemrosesan

Pada tahap ini, larva sudah siap untuk dipanen dengan konsistensi protein 40-60%
dan mengandung asam amino esensial dan kandungan nutrisi lainnya. Pada fase ini,
larva dan prepupa dapat diproses menjadi produk siap pakai dengan kandungan
protein yang tinggi. Komposisi nutrisi pada larva BSF sangat tergantung kepada
komposisi dan medium makanan. BSF dengan kandungan nutrisi yang tinggi akan
dikirim ke perusahan pakan ternak untuk kembali kombinasikan dengan bahan dan
komposisi yang lain untuk meningkatkan kualitas pakan ternak (Black Soldier Fly
Farming | Insect Engineers, n.d.).

4
References:
Barragan-Fonseca, K. B., Dicke, M., & van Loon, J. J. A. (2017). Nutritional value of
the black soldier fly (Hermetia illucens L.) and its suitability as animal feed - a
review. In Journal of Insects as Food and Feed.
https://doi.org/10.3920/JIFF2016.0055
Bertinetti, C., Samayoa, A. C., & Hwang, S. Y. (2019). Effects of feeding adults of
hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae) on longevity, oviposition, and egg
hatchability: Insights into optimizing egg production. Journal of Insect Science.
https://doi.org/10.1093/jisesa/iez001
Black Soldier Fly Farming | Insect Engineers. (n.d.). Retrieved February 24, 2021, from
https://www.insectengineers.com/black-soldier-fly-farming
Bram Dortmans Stefan Diener B. Verstappen C. Zurbrügg. (2017). Black Soldier Fly
Biowaste Processing - A Step-by-Step Guide. In Opto-Ireland 2002: Optical
Metrology, Imaging, and Machine Vision.
Čičková, H., Newton, G. L., Lacy, R. C., & Kozánek, M. (2015). The use of fly larvae
for organic waste treatment. In Waste Management.
https://doi.org/10.1016/j.wasman.2014.09.026
Cingolani, P., Platts, A., Wang, L. L., Coon, M., Nguyen, T., Wang, L., Land, S. J., Lu,
X., & Ruden, D. M. (2012). A program for annotating and predicting the effects of
single nucleotide polymorphisms, SnpEff: SNPs in the genome of Drosophila
melanogaster strain w1118; iso-2; iso-3. Fly. https://doi.org/10.4161/fly.19695
Ewusie, E. A., Kwapong, P. K., Ofosu-Budu, G., Sandrock, C., Akumah, A. M., Nertey,
E. K., Teye-Gaga, C., & Agyakwah, S. K. (2019). The black soldier fly, Hermetia
illucens (Diptera: Stratiomyidae): Trapping and culturing of wild colonies in
Ghana. Scientific African. https://doi.org/10.1016/j.sciaf.2019.e00134
Nguyen, T. T. X., Tomberlin, J. K., & Vanlaerhoven, S. (2015). Ability of Black Soldier
Fly (Diptera: Stratiomyidae) Larvae to Recycle Food Waste. Environmental
Entomology. https://doi.org/10.1093/ee/nvv002
Samayoa, A. C., & Hwang, S. Y. (2018). Degradation capacity and diapause effects on
oviposition of hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae). Journal of Economic
Entomology. https://doi.org/10.1093/jee/toy078
Sheppard, D. C., Tomberlin, J. K., Joyce, J. A., Kiser, B. C., & Sumner, S. M. (2002).
Rearing methods for the black soldier fly (diptera: Stratiomyidae). Journal of
Medical Entomology. https://doi.org/10.1603/0022-2585-39.4.695
Sripontan, Y., Juntavimon, T., Songin, S., & Chiu, C.-I. (2017). Egg-trapping of black
soldier fly , Hermetia illucens (L.) (Diptera: Stratiomyidae) with various wastes
and the effects of environmental factors on egg-laying. Khon Kaen Agriculture
Journal.
Surendra, K. C., Olivier, R., Tomberlin, J. K., Jha, R., & Khanal, S. K. (2016).
Bioconversion of organic wastes into biodiesel and animal feed via insect farming.
Renewable Energy. https://doi.org/10.1016/j.renene.2016.03.022

Anda mungkin juga menyukai