Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh satu orang saja
atau terjadi dalam individu, seperti halnya ketika sedang menghayal, seolah-olah kita
sedang berkomunikasi dengan diri kita sendiri. Komunikasi ini berfungsi untuk
mengembangkan kreativitas, imaginasi, memahami dan mengendalikan diri, serta
meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan. Selain itu
komunikasi ini juga akan berguna bagi seseorang atau individu agar tetap sadar
kejadian yang terjadi disekitarnya
Komunikasi intrapribadi adalah peristiwa komuniksi yang terjadi dalam diri pribadi
seseorang. Jelasnya, seseorang berbicara kepeda diri sendiri. Komunikasi intrapribadi
dimungkinkan terjadi karena manusia dapat menjadi objek bagi dirinya sendiri
melalui pengunaan simbolsimbol yang digunakan dalam komunikasinya. Melalui
simbol-simbol ini apa yang “dikatakan seseorang kepada orang lainnya dapat
memiliki arti yang sama bagi dirinya sendiri sebagaimana berarti bagi orang lainnya”.
Terjadi proses komunikasi di sini karena adanya seseorang yang memberi arti
terhadap sesuatu objek yang diamati atau terbetik dalam pikirannya. Objek dalam
hal ini bisa saja dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta
yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi diluar maupun di dalam diri
seseorang.
Objek yang diamati mengalami proses perkembangan dalam pikiran manusia setelah
mendapat rangsangan dari pancaindra yang dimilikinya. Hasil kerja dari proses
pikiran telah setelah dievaluasi pada gilirannya akan memberi pengaruh pada
pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang.
1) Sensasi
Sensasi yang berasal dari kata sense, berarti kemampuan yang memiliki manusia
untuk menserap segala hal yang diinformasikan oleh pancaindra. Informasi yang
diserap oleh pancaindra disebut stimulus yang kemudian melahirkan proses sensasi.
Dengan demikian sensasi adalah mennagkap stimulus.
2) Persepsi
3) Memori
Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam
mempengaruhi baik persepsi (dengan menyediakan kerangka rujukan) maupun
berfikir. Memari adalah sistem yang sangat terstruktur, yang menyebabkan
organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Setiap stimuli datang, stimuli itu
direkam sadar atau tidak. Kapasitas memori manusia diciptakan sangat besar namun
hanya sedikit orang yang mampu menggunakan memorinya sepenuhnya, bahkan
Einstein yang tercatat manusia paling genius baru mengoperasikan 15% dari
memorinya.
4) Berfikir
Dan suatu proses yang mempengaruhi penafsiran kitaterhadap stimuli berfikir.
Dalam berfikir kita akan melibatkan semua proses yang kita sebut diatas yaitu,
sensasi, berfikir, dan memori. Saat berfikir maka memerlukan penggunaan lambang,
visual atau grafis. Tetapi untuk apa orang berfikir? Berfikir dilakukan untuk
memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memcahkan persoalan, dan
menghasilkan yang baru.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan seharihari dalam upaya
memahami diri pribadi diantaranya adalah: berdoa, bersyukur, intropeksi diri dengan
meninjau perbuatan kita dan reaksihati nurani kita, mendayagunakan kehendak
bebas, dan berimajinasi secara kreatif. Pemahaman diri pribadi ini berkembang
sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan
pemahaman akan siapa diri kita, tetapi perilaku kita selama ini melainkan peranan
penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.
Komunikasi interpersonal
2. Kompetensi Interpersonal
Menurut Larasati yang dikutip oleh Fuad Nashori bahwa sekitar 73 persen
komunikasi yang dilakukan manusia merupakan komunikasi interpersonal. Orang
yang dapat melakukan komunikasi interpersonal secara efektif disebut memiliki
kompetensi interpersonal.
lanjut, menurut Spitzberg dan Cupach yang dikutip Fuad Nashori,bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi interpersonal adalah:
"Kemampuan seorang individu untuk melakukan komunikasi efektif. Kompetensi
interpersonal disini terdiri atas kemampuankemampuan yang diperlukan untuk
membentuk suatu interaksi yang efektif. Kemampuan ini ditandai oleh adanya
karakteristik-karakteristik psikologis tertentu yang sangat mendukung dalam
menciptakan dan membina hubungan antarpribadi yang baik dan memuaskan.
Didalamnya termasuk pengetahuan tentang prilaku nonverbal orang lain,
kemampuan untuk menyesuaikan komunikasi dengan konteks dari interaksi yang
tengan berlangsung, menyesuaikan dengan orang yang ada dalam interaksi tersebut,
dan kemampuan-kemampuan lainnya."
Komunikasi interpersonal yang efektif telan lama dikenal sebagai salah satu dasar
untuk berhasilnya suatu organisasi. Sebab itu menjadi sebuah keharusan bagi
seorang pimpinan untuk mengetahui konsep-konsep dasar dari komunikasi agar
dapat diterapkan dalam mengelola organisasi dengan efektif.
a. Keterbukaan
b. Empathy
c. Dukungan
d. Kepositifan
e. Kesamaan
Dalam keterbukaan tersebut bukan berarti tidak ada kritik, sanggahan maupun
perbedaan pendapat. Karena baik kritik, sanggahan dan perbedaan pendapat itu
juga merupakan bagian daripada keterbukaan sikap seseorang didalam komunikasi
interpersonal. Dengan demikian orang yang sanggup menyampaikan apa yang
berbeda dari dirinya merupakan sebuah kemampuan atau kompetensi
interpersonal.
Empati menurut Kartono dan Dali Gulo yang dikutip oleh Fuad Nashori,adalah
kemampuan seseorang dalam memahami pikiran-pikiran dan perasaanperasaan
orang lain dengan cara menempatkan diri kedalam kerangka pedoman psikologis
orang tersebut.
Aspek-aspek empati yang dikemukakan oleh para ahli psikolog diantaranya adalah
David yang dikutip oleh Fuad Nashori, bahwa ada empat macam aspek empati yaitu:
3) Emphatic concern, yaitu perasaan simpati yang berorientasi kepada orang lain dan
perhatian terhadap kemalangan yang dialami orang lain.
4) Personal distress, yaitu kecemasan pribadi yang berorientasi pada diri sendiri serta
kegelisahan dalam menghadapi setting interpersonal yang tidak menyenangkan.
Personal distress, bisa disebut sebagai empati negatif (negative emphatic)."
c. Dukungan
Dukungan merupakan sebuah pernyataan setuju atau pro terhadap sesuatu. Dengan
melakukan dukungan dalam komunikasi antar pribadi maka akan tercapai
komunikasi yang efektif. Dukungan bisa dilakukan dengan menyatakannya dan bisa
dengan tanpa pernyataan kata-kata. Dukungan yang tidak dinyatakan melalui kata-
kata bukanlah berarti pernyataan sikap anti atau negatif tapi bisa juga berupa
pengungkapan rasa setuju terhadap sesuatu sebagai aspek positif dari komunikasi.
Gerakan-gerakan seperti anggukan kepala, kedipan mata, senyum atau tepukan
tangan merupakan dukungan positif yang tidak diucapkan.
d. Kepositifan
Salah satu faktor keberhasilan komunikasi interpersonal adalah adanya sikap dan
perhatian yang positif terhadap diri seseorang. Kemudian sikap dan rasa perhatian
yang positif tadi dikomunikasikan kepada orang lain, maka akan membawa dampak
positif dan berkembang menjadi perhatian yang baik pula dari orang lain. Begitu juga
sebaliknya jika komunikasi terjadi diawali dengan rasa negatif yang kemudian rasa
negatif tadi dikomunikasikan kepada orang lain maka akan membawa dampak yang
negatif yang berujung pada kegagalan komunikasi.
Kemudian agar terpeliharanya komunikasi yang baik dan efektif terhadap orang lain,
perlu dikembangkan rasa prasangka yang baik terhadap terhadap siapapun yang
menjadi lawan berbicara. Prasangka yang baik bertujuan untuk menumbuhkan
kepercayaan dan keberanian dari orang lain untuk bersikap terbuka, berpartisipasi,
dan berperan dalam kebersamaan.
e. Kesamaan
Komunikasi interpersonal akan sangat efektif jika orang-orang yang berkomunikasi
tersebut memiliki rasa kesamaan satu dengan yang lainnya. Kesamaan itu
merupakan karakteristik yang teristimewa. Karena demikian, jika komunikasi mereka
hendak efektif, haruslah diketahui kesamaan-kesamaan kepribadian diantara mereka
tersebut. Dengan cara ini dimaksudkan agar terdapat "pengenalan tak terucapkan"
bahwa kedua pihak yang berkomunikasi dihargai dan dihormati sebagai manusia
yang mempunyai sesuatu yang penting dikontribusikan kepada sesamanya.
Kata lain dari kesamaan ini adalah apa yang disebut dengan konsep homophily.
Homophily adalah kesamaan derajat antara fihak yang terikat dalam komunikasi
antar pribadi, yaitu antara fihak pemberi dan penerima informasi.
James McCroskey, Cari Larson dan Mark Knapp menguraikan makna homophily yang
dikutip Miftah Thoha dalam bukunya sebagai berikut:
"More effective communication occurs when source and receiver are homophilous.
The more nearly alike the people in a communication transaction, the more likely
they will share meanings".("Komunikasi akan berlangsung lebih efektif kalau sumber
dan penerimanya adalah homophilous. Semakin dekat kesamaan diantara orang-
orang dalam transaksi komunikasi, semakin besar kemungkinan mereka
menyamakan pengertian".
Komunikasi kelompok
a. Teori Kelompok
Menurut Merton, kelompok yaitu sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai
dengan pola yang telah mapan, sedangkan di dalam kelompok tersebut ada rasa
solidaritas karena adanya nilai bersama dan adanya tanggung jawab bersama. Selain
itu pengertian kelompok menurut Homans (1950) mengatakan bahwa kelompok
merupakan sejumlah individu yang berkomunikasi satu dengan lainnya dalam jangka
waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga hal tersebut
memberikan kesempatan bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara langsung.
Dan terakhir yaitu menurut Joseph De Vito (1997) kelompok adalah sekumpulan
individu yang berhubungan satu sama lain yang memiliki tujuan bersama dan adanya
organisasi atau struktur diantara mereka. Di dalam kelompok dikembangkan norma-
norma yang dianggap sebagai dasar berperilaku anggotanya.
Jika dilihat dari beberapa definisi kelompok, maka dapat disimpulkan bahwa
kelompok merupakan sekumpulan individu yang memiliki tujuan bersama. Tujuan
tersebut ada yang berjangka panjang dan pendek. Di dalam kelompok tertentu,
untuk mencapai tujuan kelompok dibutuhkan pemimpin untuk membimbing
anggotanya agar bisa bekerjasama untuk mencapai tujuan kelompok. Oleh sebab itu
seorang pemimpin kelompok harus bisa menggandeng anggotanya dan bisa
membaur dengan anggota lainnya. jika dilihat dari pengertian kelompok, seorang
pemimpin dalam kelompok harus bisa menjalin pola komunikasi yang baik dengan
anggotanya agar semua tujuan kelompok dapat tercapai.
a. Ukuran kelompok.
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi krja kelompok bergantung pada
jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan
dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing
anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas
interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi untuk
menghasilkan suatu produk, keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok
tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas. Yakni,
makin banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu
orang dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka
sepuluh orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila
mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan berkurang.
Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok
adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan konvergen
(mencapai suatu pemecahan yang benar), hanya diperlukan kelompok kecil supaya
produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber,
keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila tugas memerlukan kegiatan yang
divergen (seperti memhasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif), diperlukan jumlah
anggota kelompok yang lebih besar.
Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater (dalam Rakmat, 2004)
menunjukkan bahwa makin besar ukuran kelompok makin berkurang kepuasan
anggota-anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai batas optimal untuk
mengatasi masalah hubungan manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang
cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap menghambur-hamburkan
waktu oleh anggota-anggota kelompok.
b. Jaringan komunikasi.
Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan prestasi kelompok,
tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir.
c. Kohesi kelompok.
d. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok
untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling
menentukan kefektifan komunikasi kelompok. Klasifikasi gaya kepemimpinan yang
klasik dilakukan oleh White danLippit (1960). Mereka mengklasifikasikan tiga gaya
kepemimpinan: otoriter; demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter
ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh
pemimpin. Kepemimpinan demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan
membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan memutuskan semua
kebijakan. Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok
untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi dengan partisipasi
pemimpin yang minimal.
Titik berat perhatian komunikasi kelompok adalah pada gejala komunikasi dalam
kelompok kecil tentang bagaimana caranya untuk dapat lebih mengerti proses
komunikasi kelompok, memperkirakan hasilnya serta lebih meningkatkan proses
komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu yang terjadi pada
saat individu-individu berinteraksi dalam kelompok kecil dan bukan deskripsi
mengenai bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta bukan pula sejumlah
nasehat tentang caracara bagaimana yang harus ditempuh. George Simmel
menyatakan kelompok yang lebih kecil memiliki kualitas termasuk tipe-tipe interaksi
di antara anggota-anggotanya yang mau tidak mau akan hilang apabila kelompok itu
berkembang semakin besar (Goldberg, 1985: 9).
4) Pesan yang diterima komunikan dapat bersifat rasional (terjadi pada komunikasi
kelompok kecil) dan bersifat emosional (terjadi pada komunikasi kelompok besar).
Suatu situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok kecil (small group
communication) apabila situasi komunikasi seperti itu dapat diubah menjadi
komunikasi antarpersona dengan setiap komunikan.
Dengan perkataan lain, antara komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi
dialog atau tanya jawab. Dibandingkan dengan komunikasi antarpersona, komunikasi
kelompok kecil kurang efektif dalam mengubah sikap, pendapat, dan perilaku
komunikan, karena diri tiap komunikan tidak mungkin dikuasai seperti halnya pada
komunikan komunikasi antarpesona.
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga
orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi
satu sama lainnya. Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai sebagai
tipe komunikasi antar pribadi karena: Pertama, anggotaanggotanya terlibat dalam
suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicaraan
belangsung secara terpotong-potong; semua peserta bisa berbicara dalam
kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicara tunggal yang
mendominasi situasi. Ketiga, sumber dan penerima sulit diidentifikasi. Dalam situasi
seperti ini, semua anggota bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai
penerima.Tidak ada batas yang menentukan secara tegas berapa besar jumlah
anggota suatu kelompok kecil. Biasanya antara 2-3 orang, bahkan ada ynag
mengembangkan sampai 20-30 orang, tetapi tidak lebih dari 50 orang. (Cangara,
2007:33)
KomunikasiDibandingkan dengan komunikasi kelompok besar, komunikasi kelompok
kecil lebih bersifat rasional. Ketika menerima suatu pesan dari komunikator,
komunikan menanggapinya dengan lebih banyak menggunakan pikiran daripada
perasaan. (Effendy, 2004:8)
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga
orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi
satu sama lainnya. Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai sebagai
tipe komunikasi antar pribadi karena: Pertama, anggotaanggotanya terlibat dalam
suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicaraan
belangsung secara terpotong-potong; semua peserta bisa berbicara dalam
kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicara tunggal yang
mendominasi situasi. Ketiga, sumber dan penerima sulit diidentifikasi. Dalam situasi
seperti ini, semua anggota bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima.
Tidak ada batas yang menentukan secara tegas berapa besar jumlah anggota suatu
kelompok kecil. Biasanya antara 2-3 orang, bahkan ada ynag mengembangkan
sampai 20-30 orang, tetapi tidak lebih dari 50 orang. (Cangara, 2007:33)
1. Kita harus mencoba mengisolir beberapa proses yang sederhana dan mudah
dimengerti dari sekian banyak proses-proses yang timbul secara simultan dalam
komunikasi kelompok.
2. Kita harus menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan kita
mengorganisir pengamatan
Para ahli komunikasi kelompok menunjukkan tiga kategori kelompok yang besar,
yaitu:
Model ini mengatakan ada dua tahap dalam kelompok pertemuan, yaitu:
Pada tahun 1960-an di Amerika muncul gerakan emansipasi wanita yang radikal.
Mereka membentuk kelompok-kelompok yang menggerakkan kelompok wanita
yang menentang masyarakat yang mendominasi pria. Diskusi kelompok mereka ikut
serta menumbuhkan gerakan Women’s lib. Model mereka ini kemudian digunakan
oleh gerakan radikal lainnya. Tahun 1978 dunia dikejutkan dengan bunuh diri missal
900 orang anggota Kuil Rakyat dari Pendeta Jimmy Jones.
Komunikasi organisasi
Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dipergunakan
tiga pendekatan makro, mikro dan individual yaitu sebagai berikut (Muhammad,
2009: 74):
1) Pendekatan Makro
Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam interaksi organisasi ini organisasi
melakukan aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari lingkungan,
mengadakan identifikasi, melakukan integrasi dan menentukan tujuan organisasi.
b) Identifikasi
Suatu organisasi menggunakan informasi yang telah diproses dari lingkungan untuk
mencapai beberapa macam negoisasi, persetujuan dengan relasi yang potensial dari
langganannya. Proses penyesuaian diri dinamakan dengan identifikasi (Muhammad,
2009: 75).
d) Penentuan Tujuan
Dari semua kegiatan organisasi secara makro yang memerlukan komunikasi yang
sangat penting adalah menentukan tujuan organisasi. Organisasi seharusnya tidaklah
menentukan tujuannya sebelum memperoleh informasi mengenai lingkungan
memprosesnya, melakukan identifikasi dengan langganan yang potensial dan
melakukan integrasi yang cukup dengan organisasi lain untuk memperjelas
tujuannya. Interaksi yang berasal dari semua interaksi ini kemudian dapat digunakan
untuk menentukan tujuan organisasi (Muhammad, 2009: 76).
2) Pendekatan Mikro
Pendekatan ini terutama memfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan sub unit
pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah
komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian orientasi dan
latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok,
komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam mensupervisi dan
pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam
organisasi (Muhammad, 2009: 77).
a) Orientasi dan Latihan
b) Keterlibatan Anggota
Dalam organisasi sangat diperlukan keterlibatan anggota dalam unitnya masing-
masing untuk menjaga kelancaran tugas organisasi. Untuk mengajak atau
mendorong anggota unit organisasi mau bekerja adalah dengan menggunakan
komunikasi dan itu adalah merupakan tugas dari pimpinan unit masingmasing.
Kadang kadang pimpinan perlu menyuruh anggota dengan lemah lembut dan secara
halus dan kadang-kadang juga diperlukan cara yang agak keras tergantung kepada
tipe pribadi anggotanya. Setiap orang mempunyai karakteristik tertentu dan dalam
hal ini perlu diperhatikan agar berhasil dalam melibatkan karyawan dalam pekerjaan
kelompoknya.
e) Kepuasan Kerja
Apabila orang tidak merasa senang dengan situasi kerjanya biasanya orang tersebut
mengatakan bahwa tidak puas dengan pekerjaannya. Ada dua hal yang mungkin
menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya ini. Hal yang pertama, apabila
orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan
pekerjaannya. Kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik.
Ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan masalah komunikasi (Muhammad,
2009: 79).
3) Pendekatan Individual
Pendekatan individual berpusat kepada tingkah laku komunikasi individual dalam
organisasi. Komunikasi individual ini ada beberapa bentuk diantaranya (Muhammad,
2009: 80):
Rapat adalah salah satu cara kehidupan organisasi yang umum. Oleh karena itu
seorang anggota organisasi harus terampil dalam interaksi rapat-rapat yang
mencakup keterampilan memberikan informasi bila diperlukan atau untuk
membujuk anggota lain untuk menerima usulan dan mengarahkan rapat bila
diperlukan.
c) Menulis
Organisasi banyak memerlukan materi cetak dan tertulis.Materi ini diantaranya
didistribusikan dalam organisasi dan untuk luar organisasi. Diperlukan keterampilan
dalam mengkonsep surat untuk kepentingan organisasi. Mengkonsep surat
menghendaki keterampilan berkomunikasi tertentu.
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak
pimpinan yang lebih suka mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
Sebab pekerjaan yang dilakukan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4) Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaam dengan baik. Ada dua saluran
komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan
organisasi, juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi
selama masa istirahat kerja, pertandingan olah raga ataupun kegiatan darma wisata.
Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang
lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi (Fajar, 2009: 127)
1. Komunikasi Internal
Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D. Brennan sebagai:
“Interchange of ideas among the administrators and its particular structure
(organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm
which gets work done (operation and management)”.
Artinya pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan tersebut
lengkap dengan strukturnya yang khas dan pertukaran gagasan secara horizontal dan
vertikal di dalam perusahaan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (Effendy,
1990: 122).
Komunikasi internal dapat dibagi menjadi dua dimensi yaitu komunikasi vertikal dan
komunikasi horizontal.
a) Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas
dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal
balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi,
petunjukpetunjuk, informasi-informasi, penjelasan dan lain sebagainya kepada
bawahannya. Bawahan memberikan laporan, saran, pengaduan dan sebagainya
kepada pimpinan.
Komunikasi dua arah secara timbal balik tersebut dalam organisasi penting sekali
karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi
tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan,
atau saran dari para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat
diambil dalam rangka tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi vertikal dapat
dilakukan secara langsung antara pimpinan dengan seluruh karyawan (Effendy, 1990:
122).
Komunikasi vertikal ini menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau
para impinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan
pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan,
disiplin, perintah, pertanyaan, dan kebijaksanaan umum
b) Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf
dengan anggota staf, sesama karyawan dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi
vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal seringkali tidak formal.
Komunikasi horizontal dilakukan satu sama lain bukan pada saat bekerja, melainkan
pada saat istirahat, sepulang bekerja (Effendy, 1990: 122). Komunikasi horizontal
juga dapat diartikan sebagai pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama
tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan orang yang mengalir menurut fungsi
dalam organisasi diarahkan secara horizontal.Pesan ini biasanya berhubungan
dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan
masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.
(5) Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi
diusulkan maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit organisasi atau
anggota unit organisasi tentang perubahan tersebut.
(6) Mengembangkan sokongan interpersonal, karena sebagian besar dari waktu kerja
karyawan berinteraksi dengan temannya. Hal ini akan memperkuat hubungan di
antara sesama karyawan dan akan membantu kekompakkan dalam kerja kelompok.
Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.
Komunikasi massa
Although i have separated mass media from the process of mass communication in
the discussion above, some people tie them together and talk about "mass media of
communication". The two are closely linked, though i will continue to separate them,
reserving the term mass media for the instruments by which mass communication is
achieved.
Secara garis besar pemahaman konsep tentang Berger yaitu bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa seperti
televisi dan radio yang ditujukan kepada khalayak yang luas, heterogen dan anonim.
Ilmu komunikasi massa yaitu merupakan kajian yang berusaha untuk memahami
simbol-simbol yang dibuat, diproses dalam sebuah sistem yaitu dengan media
sehingga menimbuklkan efek dan diuji dalam sebuah teori yang digeneralisasikan
yang menjadi fenomena terkait dengan proses komunikasi secara luas. Artinya
komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya
bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal
atau mengetahui satu sama lain.
Sifat heterogen dalam komunikasi massa yaitu bahwa khalayak adalah terdiri dari
orang-orang yang berasal dari jenis pekerjaan yang berbeda satu dengan lainnya,
usia adat, kebiasaan dan kebudayaan yang berbeda satu dengan lainnya. Sedangkan
anonim adalah bahwa khalayak yang ada terdiri dari orangorang yang masing-masing
tidak saling mengenal dengan yang lainnya.
Menurut Alexis Stan (1981) komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi
sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak ke
sejumlah khalayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa
biasanya adalah media massa (surat kabar, jaringan televisi, stasiun radio, majalah,
atau penerbit buka).
Dengan demikian komunikator dalam komunikasi massa setidaktidaknya mempunyai
ciri sebagai berikut:
a. Kumpulan individu.
b. Dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem
dalam media massa.
c. Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama
pribadi unsur-unsur yang terlibat.
b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain dan antar
individu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.
c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu
kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain pesan-pesan ditujukan pada
khalayak yang plural. Oleh karena itu pesan-pesan yang dikemukakan pun tidak
boleh bersifat khusus. Khusus disini artinya pesan memang tidak disengaja untuk
golongan tertentu.
Dalam media cetak seperti Koran dan TV, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita
tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang
bersangkutan).
5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
1. Fungsi informasi
Fungsi memberikan ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi
pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak
media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai
makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi.
2.fungsi pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education).
Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu
cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika,
serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa
melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel.
3.Fungsi mempengaruhi
4.Fungsi menghibur
Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah
untuk megurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca beritaberita
ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak
segar kembali (Ardianto, Komala, Karlinah, 2007: 17-19).
Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai sumber (source) atau
komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut audiens
atau komunikan. Sementara itu saluran dalam komunikasi massa yang dimaksud
antara lain televisi, radio, surat kabar, film, internet dan lain-lain.
2.Isi
Bagi Ray Eldon Hiebert dkk (1985) isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam
lima kategori yakni:
a. Berita dan Informasi
b. Analisis dan Interpretasi
c. Pendidikan dan Sosialisasi
3. Audiens
4. Umpan balik
Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yaitu umpan balik langsung
(immediate feedback) dan tidak langusng (delayed feedback). Umpan balik langsung
terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada
kemungkinan bisa berbicara langsung. Sedangkan umpan balik tidak langsung
misalnya bisa ditunjukkan dalam letter to editor/surat pembaca/pembaca menulis.
Umpan balik ini dalam bentuk kritikan yang ditujukan pada pihak lain berdasarkan
berita yang pernah dimuat juga merupakan salah satu umpan balik tidak langsung
yang dimaksud.
5. Gangguan
6. Gatekeeper
7.Pengatur
Yang dimaksud pengatur dalam komunikasi massa yaitu mereka yang secara tidak
langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur tersebut
antara lain yaitu pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi professional, dan
kelompok penekan, termasuk narasumber dan pengiklan. Mereka berfungsi sebagai
pengatur karena dianggap kelompok tersebut dapat menentukan kebijakan
redaksional.
8. Filter
Filter adalah kerangka pikir melalui mana audiens menerima pesan. Filter ibarat
sebuah bingkai kacamata tempat audiens bisa melihat dunia. Hal ini berarti dunia riil
yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut. Ada beberapa
filter antara lain fisik, psikologis, budaya dan berkaitan dengan informasi (Nurudin,
2007: 96-133).
Berkenaan dengan etika komunikasi massa, ada beberapa poin penting berkaitan
dengan etika seperti yang dikemukakan Shoe Maker dan Reese yakni:
1.Tanggung jawab
Jurnalis atau orang yang terlibat dalam komunikasi massa harus mempunyai
tanggung jawab dalam memberitakan sesuatu, apa yang diberitakan oleh media
massa harus dipertanggung jawabkan. Tanggung jawab tentunya mempunyai
dampak positif. Dampak positif yang terasa adalah media massa akan berhatihati
untuk menyiarkan dan menyebarkan informasi. Karena media tidak bisa seenaknya
memberikan informasi atau mengarang cerita agar medianya laris di pasaran.
2. Kebebasan pers
Kebebasan pers merupakan alasan penting dalam kehidupan pers. Kebebasan pers
akan lebih bermakna jika disertai tanggung jawab. Dengan kata lain, pers tidak
sebebas-bebasnya, akan tetapi kebebasan itu harus bisa dipertanggung jawabkan,
yang lebih dikenal dengan istilah kebebasan yang bertanggung jawab.
3.Masalah etis
Masalah etis dalam etika komunikasi massa yaitu jurnalis harus terbebas dari
berbagai kepentingan. Ia mengabdi kepada kepentingan umum. Meskipun mengabdi
pada kepentingan umum, pers tidak bisa lepas dari kepentingan. Yang bisa dilakukan
adalah menekan kepentingan tersebut, sebab tidak ada ukuran pasti seberapa jauh
kepentingan itu tidak boleh terlibat dalam pers.
4.Ketepatan dan Objektivitas
Ketepatan dan Objektivitas dalam etika komunikasi massa yaitu jurnalis dalam
menulis berita memepertimbangkan keakuratan isi (accuracy), cermat, dan
diusahakan tidak ada kesalahan. Sementara itu, objektivitas adalah pemberitaan
yang didasarkan fakta-fakta dilapangan bukan opini wartawannya.
5.Tindakan adil untuk semua orang
Yaitu bahwa media harus melawan campur tangan individu dalam medianya. Artinya
pihak media harus berani melawan keistimewaan yang diinginkan seorang individu
dalam medianya. Media tidak boleh menjadi "kaki tangan" pihak tertentu yang akan
memengaruhi proses pemberitannya. Media massa harus fair play terhadap
kesalahan yang terjadi dan tidak menutup-nutupi. Media massa yang memberikan
kesempatan masyarakat untuk mengajukan keberatan dan protesnya, tidak boleh
menakut-nakuti dan mengancam. Media tidak perlu melakukan tuduhan yang
bertubi-tubi pada seseorang atas kesalahan tanpa memberi kesempatan sang
tertuduh itu melakukan pembelaan dan tanggapan atau trial by press (Nurudin,
2007: 252-266).