A. Definisi
C. Etiologi
1. Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor
predisposisi untuk beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen
yang abnormal, bahwa gen memiliki peran penting dalam diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasi-
induksi yang mendorong transformasi neoplastic.
3. Lingkungan carcinogens
Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai carcinogens dan setelah
itu dilaporkan meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.
4. Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan
meningkatkan kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak.
5. Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan.
Trauma mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
D. Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue
Tumors (STT) adalah proliferassi jaringan mesenkimal yang terjadi dijaringan
nonepitelial ekstraskeletal tubuh.Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun
kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di
ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan.
Tumor jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor
jinak, seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari
tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur
neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukan-lekukan
tubuh. Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu:
1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi
3. Invasi lokal.
4. Kondisi genetik, radiasi, infeksi, trauma
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala STT tidak spesifik. Tergantung dimana letak tumor atau
benjolan tersebut berada. Awal mulanya gejala berupa adanya suatu benjolan
dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang merasakan
sakit yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa
juga karena adanya penekanan pada saraf – saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar,
bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari
jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh.
Pada tahap awal, STT biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan lunak
yang relatif elastis, tumor atau benjolan tersebut dapat bertambah besar, mendorong
jaringan normal. Kadang gejala pertama penderita merasa nyeri atau bengkak, karena
dekat dengan menekan saraf dan otot. Jika di daerah perut dapat menyebabkan rasa
sakit abdominal umumnya menyebabkan sembelit.
F. Komplikasi
Tumor jinak bisa berubah menjadi tumor ganas/kanker, penyebaran atau
metastasis kanker ini paling sering melalui pembuluh darah ke paru-paru ke liver,
dan tulang. Jarang menyebar melalui kelenjar getah bening.
G. Prognosis
Pada kanker jaringan lunak yang sudah lanjut, dengan ukuran yang besar,
resiko kekambuhan setelah dilakukan tindakan operasi masih dapat terjadi. Oleh
karena itu setelah operasi biasanya penderita harus sering kontrol untuk
memonitor ada tidaknya kekambuhan pada daerah operasi ataupun kekambuhan
ditempat jauh berupa metastasis di paru, liver atau tulang.
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medik
a. Pembedah
Mungkin cara ini sangat beresiko. Akan tetapi, para ahli bedah
mencapai angka keberhasilan yang sangat memuaskan. Tindakan
bedah ini bertujuan untuk mengangkat tumor atau benjolan tersebut.
b. Kemoterapi
Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan
menggunakan zat kimia untuk membunuh sel sel tumor tersebut.
Keperawatan ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan kerja sel
tumor.
Pada saat sekarang, sebagian besar penyakit yang berhubungan
dengan tumor dan kanker dirawat menggunakan cara kemoterapi ini.
c. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang
bersumber dari radioaktif. Kadang radiasi yang diterima merupankan
terapi tunggal. Tapi terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan
juga operasi pembedahan.
2. Penatalaksanaan Keperawaatan
a. Perhatikan kebersihan luka pada pasien
b. Perawatan luka pada pasien
c. Pemberian obat
d. Amati ada atau tidaknya komplikasi atau potensial yang akan terjadi
setelah dilakukan operasi.
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan X-ray
3. CT scan
5. Pemeriksaan histopatologis
2) Tusukan smear cocok untuk tumor yang lebih besar, dan tumor
yang mendalam yang ditujukan untuk radioterapi atau kemoterapi,
metastasis dan lesi rekuren juga berlaku.
b. Forsep biopsi: jaringan ulserasi tumor lunak, sitologi smear tidak dapat
didiagnosis, lakukan forsep biopsi.
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Meliputi nama, jenis kelamin, alamat, umur, suku, pendidikan, pekerjaan, no rm,
diagnose medis, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, nama penanggung jawab,
alama, umur, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
b. Status Kesehatan
- Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada bagian paha, nyeri bertambah apabila beraktivitas berat,
adanya nyeri tekan pada daerah benjolan.
- Riwayat Penyakit Sekarang
Adanya benjolan besar dan nyeri pada daerah benjolan.
- Riwayat Penyakit Dahulu
Awalnya hanya benjolan kecil, lama-lama benjolan bisa bertambah besar dan muncul
nyeri
- Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji riwayat keluarga, karena biasanya penyakit ini merupakan penyakit genetik
c. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
TD : biasanya normal
N : biasanya normal
R : biasanya normal
S : biasanya normal
Pemeriksaan Head to Toe
- Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simeris, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan/lepas
- Mata
Inspeksi : Mata simetris, konjungtiva anemis, reflek pupil isokor
Palpasi : Tidak ada gangguan
- Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada serumen
Palpasi : Tidak ada gangguan
- Mulut
Inspeksi : Mukosa mulut lembab, tidak ada lesi
- Leher
Palpasi : Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada benjolan
- Dada
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : Tidak ada gangguan
Perkusi : Sonor
- Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada bengkak
Auskultasi : bising usus 3-15 x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
- Genetalia dan Anus
Inspeksi : Bersih
- Ekstremitas Atas
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada gangguan
- Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Simetris, ada benjolan
Palpasi : Nyeri tekan
2. Diagnosa Keperawatan
Pre Op
1) Nyeri
Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat
Objektif
- Posisi untuk menghindari nyeri
- Perubahan tonus otot
- Respon autonomik(seperti berkeringat, perubahan tekanan darah, perubahan nafas,
nadi dan dilatasi pupil)
- Gerakan melindungi
- Tingkah laku berhati-hati
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
- Terfokus pada diri sendiri
- Tingkah laku distraksi, contoh jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas
berulang-ulang
- Tingkah laku ekspresif (contoh gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah
Faktor Yang Berhubungan : Agen injury (biologi, kimia, fisik, psikologis)
Post Op
1) Nyeri
Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat
Objektif
- Posisi untuk menghindari nyeri
- Perubahan tonus otot
- Respon autonomik(seperti berkeringat, perubahan tekanan darah, perubahan nafas,
nadi dan dilatasi pupil)
- Gerakan melindungi
- Tingkah laku berhati-hati
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
- Terfokus pada diri sendiri
- Tingkah laku distraksi, contoh jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas
berulang-ulang
- Tingkah laku ekspresif (contoh gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah
Faktor Yang Berhubungan : Agen injury (biologi, kimia, fisik, psikologis)
2) Kerusakan integritas kulit
Definisi : Perubahan epidermis dan dermis
Batasan Karakteristik : Gangguan pada bagian tubuh
Kerusakan lapisan kulit (dermis)
Internal :
- Perubahan status metabolic
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Gangguan sirkulasi
- Iritasi kimia (ekskresi dan sekresi tubuh, medikasi)
3) Resiko tinggi infeksi
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri Mengurangi nyeri
- Tingkatkan istirahat dengan cara
b. Analgesic pengobatan non
Administration farmakologis
- Tentukan lokasi, Nyeri terkontrol
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
Menguragi nyeri
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
Untuk memberikan
- Cek riwayat alergi
intervensi yang tepat
Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
Benar dalam
pemberian lebih dari
pemberian obat
satu
- Tentukan pilihan
analgesik tergantung
Menentukan obat yang
tipe dan beratnya nyeri
tidak alergi untuk
- Monitor vital sign
pasien
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
- Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
Memberikan obat yang
Mengetahui kondisi
pasien
Membantu mengurangi
nyeri
Cemas
berkurang,
pasien merasa tenang
Untuk
mengurangi
kecemasan
b. Post Operasi
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Nyeri berhubungan a. Pain Level a. Pain Management
dengan terputusnya b. Pain control - Lakukan pengkajian nyeri
kontinuitas jaringanc. Comfort level secara komprehensif
termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi,
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu frekuensi, kualitas dan
penyebab nyeri, mampu faktor presipitasi
menggunakan tehnik - Observasi reaksi
nonfarmakologi untuk mengurangi nonverbal dari
nyeri, mencari bantuan) ketidaknyamanan
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang- Gunakan teknik
dengan menggunakan manajemen komunikasi terapeutik
nyeri untuk mengetahui
c. Mampu mengenali nyeri (skala, pengalaman nyeri pasien
intensitas, frekuensi dan tanda - Evaluasi bersama pasien
nyeri) dan tim kesehatan lain
d. Menyatakan rasa nyaman setelah tentang ketidakefektifan
nyeri berkurang kontrol nyeri masa lampau
e. Tanda vital dalam rentang normal - Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi
nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
- Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
b. Analgesic Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
berulang kemerahan
e. Mampu melindungi kulit dan Oleskan lotion atau
pasien
Memandikan pasien
dengan sabun dan air
hangat
Observasi luka :lokasi,
DAFTAR PUSTAKA