Disusun Oleh :
NIM. 201201799
KELAS/LOKAL : PAI I G
JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah
subhanahu wata’ala karena hanya dengan rahmat dan petunjuknya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah PERADABAN ISLAM DAN MELAYU dengan judul “PENGARUH
ISLAM TERHADAP ADAT ISTIADAT MELAYU”.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari dukungan dalam berbagi bentuk yang
telah di berikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu melalui tulisan ini. Dengan segala
kerendahan hati,penulis sampaikan salam hormat dan sekaligus ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,seperti
halnya kepada bapak ABDUL HALIM selaku dosen UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi
yang selalu memberikan motivasi dalam kegiatan kuliah online ini.
Jambi, 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang................................................................................................`1
I. 2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
I. 3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
III. 1 Kesimpulan..................................................................................................11
III. 2 Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Islam sebagai agama yang universal (rahmatan lil’alamin), memiliki sifat mudah
beradaptasi untuk tumbuh di segala tempat dan waktu. Hanya saja pengaruh lokalitas dan
tradisi dalam kelompok suku bangsa, diakui atau tidak, sulit dihindari dalam kehidupan
masyarakat muslim. Namun demikian, sekalipun berhadapan dengan budaya lokal di dunia,
keuniversalan Islam tetap tidak akan batal. Hal ini menjadi indikasi bahwa perbedaan antara
satu daerah dengan daerah lainnya tidaklah menjadi kendala dalam mewujudkan tujuan Islam,
dan Islam tetap menjadi pedoman dalam segala aspek kehidupan. Hanya saja pergumulan
Islam dan budaya lokal itu berakibat pada adanya keragaman penerapan prinsip-prinsip umum
dan universal suatu agama berkenaan dengan tata caranya (technicalities). Islam lahir di tanah
Arab, tetapi tidak harus terikat oleh budaya Arab. Sebagai agama universal, Islam selalu sesuai
dengan segala lingkungan sosialnya. Penyebaran Islam tidak akan terikat oleh batasan ruang
dan waktu. Di mana saja dan kapan saja Islam dapat berkembang dan selalu dinamis, aktual,
dan akomodatif dengan budaya lokal. Islam hadir bukan untuk melarang atau mengharamkan
budaya atau adat istiadat yang ada sebelum ajaran Islam ini lahir, akan tetapi Islam lahir untuk
menunjukan jalan yang benar sehingga budaya atau adat istiadat yang ada tidak membuat
manusia tersesat karenanya.
Allah swt telah menciptakan manusia dengan segala kriativitasnya. Kreativitas yang
diberikan oleh Allah SWT kepada manusia telah memberikan variasi perilaku keagamaan yang
berbeda-beda antara umat yang satu dengan yang lainnya. Tradisi umat Islam di Sumatera
mungkin akan berbeda dengan di Jawa. Islam di Jawa pesisir dan pedalaman pun sudah
kelihatan perbedaannya. Perbedaan merupakan sesuatu yang wajar dan dapat menjadi rahmat
bagi manusia, juga sudah menjadi sunatullah. Oleh karena itu, cara beragama antara daerah
yang satu dengan daerah lainnya dapat berbeda. Perilaku keberagamaan 2 akan senantiasa
dipengaruhi oleh kultur setempat. Agama apapun akan senantiasa berdialog dengan kultur
yang ada.
1
I. 2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Peradaban Islam
I. 3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
II. 2 Pengertian Adat Istiadat
Adat istiadat adalah kebudayaan yang meliputi banyak aspek diantaranya nilai
budaya, norma, kebiasaan, hukum adat, dan kelembagaan yang biasa dilakukan dalam
kelompok masyarakat. Pelaksanaan adat merupakan sebuah hukum yang tidak tertulis.
Bagi orang yang melanggar akan mendapatkan sanksi secara adat. Bentuk hukum
adat tidak secara tertulis namun sanksinya sangat keras.
1. J. C. Mokoginta
Adat istiadat merupakan salah satu dari bagian tradisi yang sudah melibatkan
kebudayaan masyarakat. Adat istiadat atau tradisi dalam pengertian lain menyebutkan
bahwa kebiasaan ini sebagai warisan atau penerimaan norma-norma secara umum
yang ada di dalam masyarakat.
Secara pengertian umum telah disebutkan bahwa adat istiadat adalah hukum atau
aturan yang terdapat dalam suatu masyarakat dengan didalamnya terdapat aturan-
aturan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial serta tingkah laku manusia didalam
masyarakat tersebut. Namun adat istiadat bukan merupakan aturan hukum secara
tertulis.
Dalam ilmu hukum, terdapat suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang tata cara
adat istiadat itu sendiri, cabang ilmu hukum tersebut dinamakan sebagai ilmu hukum
adat. Dalam ilmu hukum adat terdapat pengertian aturan yang hidup atau menjadi
tradisi dalam masyarakat dapat berubah dan diakui sebagai peraturan hukum adat.
4
2. Van den Berg
Adat istiadat adalah tradisi dan kebiasaan nenek moyang yang hingga sekarang
masih dipertahankan untuk mengenang nenek moyang sebagai keanekaragaman
budaya di Indonesia. Adat istiadat waktu terjadinya selalu berulang kembali dalam
jangka waktu tertentu.
Macam Adat Istiadat :
Jenis-jenis yang termasuk dalam klasifikasi adat istiadat, antara lain adalah sebagai
berikut;
1. Adat Original
Adat original adalah adat istiadat asli daerah tersebut tanpa mendapatkan
campuran dari tradisi luar. Adat original biasanya terdapat pada suatu daerah yang
belum dapat atau sulit dijangkau oleh manusia luar. Adat original terjadi karena
masyarakat yang menempati suatu wilayah sulit untuk menerima perbedaan.
2. Adat Diadatkan
Adat yang diadatkan adalah adat istiadat yang terbentuk karena integrasi nasional
dari unsur asimilasi dan akulturasi budaya. Percampuran dan perpaduan dari bentuk
5
asimilasi dan akulturasi budaya di suatu wilayah Indonesia terjadi karena adanya
perbedaan kebudayaan. Adat yang diadatkan ini mampu untuk membentuk suatu
kebudayaan baru. Hal ini terjadi karena kebudayaan asli di suatu daerah telah
tercampur dengan kebudayaan dari daerah lain.
Bentuk Adat Istiadat
1. Adat Tertulis
Adat tertulis adalah adat istiadat secara tertulis sudah teratur dalam peraturan
tertentu. Adat tertulis biasanya tercantum dalam suatu peraturan daerah. Adat tertulis
mempunyai kekuatan hukum yang tinggi sehingga tidak dapat dihalangi waktu
terjadinya jika diadakan upacara adat.
Adat tidak tertulis adalah adat yang belum dituliskan namun sudah menjadi
kepercayaan turun temurun masyarakat luas. Kelemahan dari adat tidak tertulis adalah
dapat dikatakan sebagai sifat animisme dan sifat dinamisme yang masih terjadi pada
banyak kalangan di Indonesia.
Sifat animisme dan sifat dinamisme bisa disimpulkan sebagai sikap tidak
mempercayai Tuhan. Dikarenakan hukum adat tidak tertulis bukan menjadi suatu
aturan hukum tertentu, maka dari itu yang berbahaya adalah beberapa kelompok
sosial akan menganggap adat tidak tertulis sebagai suatu hal yang menyimpang dari
ajaran agama.
6
Kriteria Adat Istiadat :
7
III. 3 PENGARUH ISLAM TERHADAP ADAT ISTIADAT MELAYU
Kombinasi antara dua entitas budaya yang berbeda ini, di samping juga unsur-unsur
kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk sebelumnya dan kebudayaan barat yang
masuk pada era kolonial, menghasilkan keragaman budaya yang sangat kaya.
Seiring waktu, kekayaan budaya ini mengalami pasang dan surut, sehingga berbagai
upaya pelestarian dibutuhkan agar tidak ditelan zaman. Hal inilah yang mendasari
munculnya gagasan pendirian Museum Istiqlal di kawasan wisata Taman Mini
Indonesia Indah. Museum yang berdiri berdampingan dengan Museum Bayt Al-Qur’an
ini sejak awal dicita-citakan untuk merepresentasikan kekayaan karya seni budaya
Indonesia bernapaskan Islam.
Diantara lain arsip foto arsitektur masjid-masjid di berbagai pelosok tanah air. Di
samping itu, ditampilkan pula beraneka jenis pakaian tradisional yang mencerminkan
pengaruh keislaman yang kuat seperti busana tradisional Aceh, aneka tenun songket
dari beberapa daerah di Sumatera, dan aneka motif tekstil baik tradisional maupun
8
kontemporer. Terdapat pula beberapa naskah kuno berbahasa arab, berbagai guci
tanah liat, dan replika batu nisan yang menjadi bukti awal eksistensi keberadaan
masyarakat Islam di Indonesia.
Budaya Melayu melalui bahasanya yang agung seperti dimaklumi telah menjadi
lingua franca di Asia sekurang-kurangnya sejak enam abad yang lalu. Budaya Melayu
menjadi bahasa penghubung antara berbagai suku bangsa di Nusantara dan dari
pulaupulau di Pasifik dan Madagaskar.
Bukti adanya pengaruh Islam pada Budaya Melayu seperti terlihat dipergunakannya
aksara Arab-Melayu, Arab Gundul, Huruf Jawi, pada karya tulis Melayu. Karya tulis
berupa naskah Melayu yang ribuan banyaknya (6000-10.000) sudah tersebar ke seluruh
penjuru dunia. Naskah Melayu itu menyangkut kerajaankerajaan seperti kerajaan
Samudera Pasai, Malaka, Banten, Demak, Mataram, RiauJohor-Pahang dan Lingga. Di
antara beberapa naskah Melayu itu ada Hikayat Pasai, Hikayat Petani, Hikayat Johor,
Hikayat Siak, dan sebagainya.
Dengan banyaknya penyerapan ratusan kata-kata Arab dan Persia, yang tidak sedikit
di antaranya adalah istilah-istilah tehnis ilmu-ilmu agama dan falsafah Islam,
memudahkan orang-orang Islam melayu memahami ajaran Islam dan sekaligus dari
berbagai etnik bisa saling berkomunikasi dan berinteraksi. Derasnya proses Islamisasi
bahasa Melayu itu tampak secara menonjol dalam risalah dan syair-syair tasawuf
9
Hamzah Fansuri, seorang cendikiawan sufi abad ke-16 M. Dalam karya-karyanya itu
kita menjumpai lebih 2000 kata-kata Arab diserap dalam bahasa Melayu. Pemakaian
huruf Arab Melayu juga meluas. Tidak hanya penulis kitab Melayu menggunakan huruf
ini, tetapi juga penulis dari daerah lain di kepulauan Nusantara seperti Jawa, Sunda,
Madura, Bugis, Makassar, Banjar, Sasak, Minangkabau, Mandailing, Palembang, Bima,
Ternate dan lain-lain.
10
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Dari uraian tulisan diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwasan peradaban Islam ialah
manifestasi kemajuan dan pembangunan yang dibina oleh masyarakat Islam berlandaskan ciri-
ciri Islam. Penekanan dalam pembinaan peradaban Islam adalah merangkumi aspek spiritual,
material dan intelektual.
Bagi Islam, peradaban dalam jenis apapun adalah penjelmaan (manifestasi) iman dan amal
shaleh manusia dalam pengabdian kepada Allah SWT. Islam dalam menegakkan peradabannya
tidak hanya memandang satu sisi kehidupan dunia dengan pencapaian kebudayaan yang dapat
memajukan peradabannya, akan tetapi juga memperhatikan prinsip pencapaian kebahagiaan
kehidupan akhirat, dengan memberikan ajaran dengan cara berkehidupan yang bermoral dan
santun dalam memandang keberagaman dunia. Islam telah meletakkan dasar istimewa, berdiri
di atas dasar yang tiada duanya, menyediakan petunjuk yang melimpah ruah. Dari setiap
petunjuk mempunyai peran dalam pertumbuhan.
III. 2 Saran
Semoga Makalah ini dapat menjadi penambah ilmu pengetahuan terutama bagi
pembacanya dan bisa menjadi acuan pembelajaran.
Sebagai manusia pasti ada kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun sangat membutuhkan masukan dan kritikan demi kesempurnaan makalah
ini. Tentu yang kami harapkan adalah masukan dan kritikan yang sifatnya membangun
serta dapat di jadikan pedoman dalam proses belajar mengajar di kemudian hari. Kritik
dan saran dari pembaca sangat kami perlukan.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.radenintan.ac.id/2087/3/Bab_I.pdf
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/download/132/117/
https://dosensosiologi.com/pengertian-adat-istiadat/
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/download/132/117/
12