Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DIGITALISASI UMKM DI MASA PANDEMI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sistem informasi manajemen

Di ampu oleh :

Ruslina Lisda, SE, MSi.,Ak.,CA

Oleh:

Krisna Rangga Herdiyana - 204020110

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PASUNDAN

2020-2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UMKM di Indonesia memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Saat ini UMKM
merupakan salah satu alternatif lapangan kerja baru untuk mengurangi dampak pengangguran di
Indonesia. Selain itu, UMKM juga memberi peran penting dalam mendorong laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Hal ini berdasarkan kontribusi besar yang diberikan UMKM terhadap
pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Usaha kecil masayarakat atau yang
sering kita sebut UMKM merupakan bentuk usaha kecil yang pendiriannya berdasarkan inisiatif
seseorang, yang memberikan lapangan kerja baru sehingga dapat menurunkan tingkat
pengangguran di Indonesia. Kebutuhan modal untuk investasi awal pada UMKM tergolong kecil
serta tingkat penyerapan sumber daya manusia yang relatif tinggi menjadikan UMKM dengan
mudah bisa menyesuaikan dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus menerus berubah
seriring dengan berkembangnya waktu. Hal ini menyebabkan UMKM tidak rentan terhadap
berbagai perubahan eksternal (Wijoyo & Widiyanti, 2020). Namun saat ini, sejak masuknya wabah
Covid-19 di Indonesia, kelangsungan perekonomian Indonesia mendapat dampak yang sangat
besar yang diakibatkan oleh penyebaran virus corona (Covid-19). Semua pelaku usaha di
Indonesia baik usaha mikro, kecil dan menengah merasakan dampak yang sangat signifikan yang
disebabkan oleh penyebaran wabah tersebut. Hal ini tentu saja menyebabkan kecemasan yang
signifikan terhadap para pelaku UMKM dikarenakan berkurangnya aktifitas masyarakat sehingga
berdampak terhadap penurunan permintaan ataupun turunnya daya beli masyarakat sehingga
omset para pelaku UMKM juga menurun secara drastis. Beradasarkan pengamatan terhadap
hadirnya wabah Covid-19 ini, secara tidak langsung sangat mempengaruhi masyarakat, bisnis, dan
organisasi secara global (Nicolaa, et.al, 2020). Hal ini juga terkait dengan data sekunder yang
diperoleh dalam kurun waktu peneltian dimana terlihat bahwa Covid-19 sangat berdampak pada
entitas bisnis secara internal (Handini & Choiriyati, 2020). Lingkungan internal badan usaha dan
pola konvensional kegiatan usaha di bidang keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan
operasinal juga mendapatkan dampak secara langsung dari penyebaran Covid-19 (Taufik, &
Ayuningtyas, 2020). Untuk kasus di Indonesia, penyebaran wabah ini dianggap sebagai salah satu
faktor yang menghambat pertumbuhan perkonomian nasional (Hidayaturrahman, & Purwanto,
2020). Bahkan menurut Menkeu, pertumbuhan ekonomi bisa tertekan ke level 2,5% hingga 0%
(Hanoatubun, 2020). Kemudian hal ini juga diperkuat dengan pernyataan yang diberikan
Kemenkop UKM, bahwa terdapat sekitar 37.000 UMKM telah melaporkan bahwa terkena dampak
yang serius yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan ditunjukkan dengan adanya sekitar 56%
yang melaporkan penurunan penjualan selama pandemi Covid-19. Seterusnya, terdapat 22% yang
melaporkan masalah dalam bidang pembiayaan. Kemudian terdapat sekitar 15% yang melaporkan
masalah penurunan pada distribusi barang. Demikian pula 4% dari mereka melaporkan kesulitan
dalam memperoleh bahan baku untuk usaha mereka. Hal ini juga diberatkan dengan adanya
kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) dan kemudian disusul dengan kebijakan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Mastarakat (PPKM) yang diterapkan di beberapa daerah di
Indonesia sehingga semakin membatasi aktifitas masyarakat. Walaupun sebelumnya UMKM di
Indonesia memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap krisis 1998 meski produktivitasnya rendah.
(Hamzah, & Agustien, 2019). Namun, selama Pandemi Covid-19, sektor UMKM menghadapi
kesulitan beradaptasi. Terkait dengan situasi tersebut, UMKM yang melakukan penjualan produk
dengan mengandalkan pertemuan fisik ataupun tatap muka antara penjual dan pembeli mengalami
penurunan secara drastis (Bahtiar, & Saragih, 2020).

Sebagian kecil pelaku UMKM seperti grosir market, perlengkapan kesehatan, perlengkapan
kebersihan, jasa kebersihan, jasa laundry dan beberapa usaha sejenis lainnya mampu memetik hasil
dan keuntungan ditengah pandemi Covid-19 (Wijoyo & Widiyanti, 2020). Namun, terjadi
perubahan sistem pemasaran secara drastis pada saat pandemi Covid-19, yakni dari sistema
pemasaran konvensional yang berubah menjadi online. Meskipun demikian, dukungan pemerintah
terhadap UMKM khususnya di masa pandemi Covid-19 tetap bertahan. Salah satau bentuk bantuan
yang diberikan yaitu dengan terus memberikan promosi dan mengimbau masyarakat untuk
membeli produk-produk loka dari pelaku UMKM yang diberikan oleh Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Disisi lain,
sarana digital merupakan salah satu sarana yang membantu UMKM untuk memasakan produknya
secara online. Beberapa sarana digital berupa aplikasi seperti Gojek, Grab dan lainnya sangat
membantu bagi para pelaku UMKM untuk memasarkan produknya secara online dengan cara
bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Hal ini memudahkan para pelaku UMKM tidak hanya
dari segi promosi secara online melainkan juga membantu dari segi distribusi barang terhadap
konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa banyak para pelaku UMKM yang
menjadi responden sudah melakukan digitalisasi dalam proses pemasaran produk, dan membeli
barang dari pemasok. Tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah digitalisasi
memiliki dampak terhadap penjualan yang berdampak pada keuangan keluarga pelaku UMKM
dimasa pandemi.
B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang dikemukakan maka dalam penelitian ini
rumusan masalah yang disusun adalah sebagai berikut:

1. Transformasi Digital untuk UMKM


2. Strategi Pengembangan Digitalisasi UMKM

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini antara lain:

1. Untuk menganalisis pengaruh kemampuan menjalankan usaha terhadap kinerja


BAB II

PEMBAHASAN

Klasisifikasi UMKM

Berdasarkan perkembangannya, saat ini Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan kelompok badan usaha yang memiliki jumlah paling besar dibanding dengan kelompok
usaha yang lain. Disisi lain pula, kelompok UMKM juga terbukti kuat dan tetap mampu bertahan
terhadap berbagai goncangan krisis ekonomi yang dihadapi di Indonesia. Untuk itu, sudah menjadi
keharusan penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang melibatkan beberapa
kelompok sehingga semakin kuat. Berikut ini adalah klasifikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(Resalawati, 2011):

1) Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang digunakan
sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang labih umum biasa disebut sektor informal.
Contohnya pedagang kaki lima.

2) Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki sifat
pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.

3) Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4) Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar (UB).

Peranan UMKM

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah diakui memiliki peran penting terhadap
proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini tidak hanya terbukti di negara – negara
yang sedang berkembang (NSB) seperti Indonesia, tetapi juga di negara- negara maju (NM).
Seperti halnya di negara berkembang, UMKM juga memiliki peran yang sangat penting bagi
negara maju. Hal ini dikarenakan kelompok UMKM dianggap mampu menyerap tenaga kerja
paling banyak jika dibandingkan dengan usaha besar (UB) sehingga dapat mengurangi dampak
pengangguran. Disisi lain, kontribusi UMKM terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk
domestic bruto (PDB) paling besar jika dibadingkan dengan kontribusi daru usaha besar
(Tambunan, 2008).

Digitalisasi Pasar dan E-commerce

Semua aktivitas proses digital yang menggunakan internet disebut dengan digitalisasi. Dalam
dunia bisnis atau usaha, digitalisasi lebih dikenal dengan sebutan e-commerce. E-commerce
merupakan suatu proses pembelian, penjualan, transfer dan pertukaran produk/jasa/informasi
melalui jaringan internet (Turban, King, Lee, Liang, & Turban, 2012). Sedangkan menurut kotler
(Kotler, 2012) e-commerce merupakan proses pembelian dan penjualan yang didukung oleh sistem
elektronik. Jony Wong (Jony, 2010) juga berpendapat sama bahwa e-commerce merupakan
pembelian, penjualan dan pemasaran barang ataupun jasa melalui media elektronik seperti televisi,
radio, internet. Di Indonesia, pemanfaatan e-commerce sebagai sarana untuk pemasaran dan
penjualan terus berkembang. Hal ini terbuktidari peningkatan pemanfaatan aplikasi internet yang
mempermudah proses penjualan dan pembelian secara online. Penjualan merupakan keseluruhan
sistem dari kegiatan usaha. Mulai dari perencanaan, penentuan harga, promosi, distribusi barang/
layanan/ informasi kepada sasarannya agar mencapai tujuan utama dari organisasi tersebut.
Pemanfaatan internet, selain sebagai sumber informasi juga sebagai media untuk promosi barang
kepada sasaran secara onlinedijadikan sebagai peluang. Penggunaan fasilitas internet merupakan
sebuah pemanfaatan baru yang lebih efektif dimana hal ini menjadi sebuah peluang besar dan
penunjang bagi usaha menengah kebawah untuk memulai bisnis dengan modal kecil bahkan tanpa
modal samasekali

Semakin majunya teknologi dan informasi merupakan sebuah peluang besar bagi pebisnis yang
sudah menjalankan bisnisnya untuk digunakan sebagai media penunjang promosi, atau dapat
dimanfaatkan oleh pemula atau user yang ingin melakukan sebuah bisnis tanpa memerlukan
jumlah modal yang besar.

Transformasi Digital untuk UMKM

Inflasi 2020 diperkirakan tetap terkendali, meskipun lebih rendah dari batas bawah target inflasi sejalan
permintaan domestik yang belum kuat, di tengah pasokan barang dan jasa yang tetap memadai dan
diperkirakan kembali ke dalam sasarannya 3,0% ± 1% pada 2021. Pada Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas) Pengendalian Inflasi Nasional Tahun 2020, Kamis (22/10/2020), di Jakarta,Presiden Jokowi
menekankan lima hal penting terkait upaya pengendalian inflasi yang melibatkan UMKM. Yakni :

Pertama, kebijakan pengendalian inflasi tidak hanya fokus pada upaya-upaya pengendalian harga, namun
juga diarahkan pada upaya untuk memastikan terjaganya daya beli masyarakat melalui penguatan
perlindungan sosial dan dukungan terhadap sektor UMKM.

Kedua, Pemerintah Daerah diharapkan memperkuat kebijakan Pemerintah Pusat dengan mempercepat
realisasi APBD terutama belanja bantuan sosial dan belanja modal yang mendukung pemulihan ekonomi
termasuk sektor UMKM.

Ketiga, penguatan sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dilakukan dengan mengarahkan belanja pada
produk-produk dalam negeri, baik produk pertanian maupun UMKM.

Keempat, ketersediaan data informasi pangan yang akurat diperlukan untuk mendukung perumusan
kebijakan tingkat pusat dan daerah, mengatasi permasalahan keterbatasan pasokan pangan, mendorong
perdagangan, serta memperkuat kerja sama antar daerah.

Kelima, Pemerintah Daerah diharapkan dapat membangun optimisme pemulihan ekonomi dengan terus
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah kebijakan dan penanganan pandemi
COVID-19 di pusat dan daerah.
langkah-langkah strategis digitalisasi UMKM Nasional
Dengan mengadakan pelatihan seperti memberikan gambaran dengan beberapa tahapan antara lain melatih
secara umum, memperkenalkan platform mulai dari penggunaan platform, menghubungkan dengan akses
pembiayaan, terakhir mengembangkan bisnis digital. Untuk meningkatkan langkah-langkah fokus strategi
digitalisasi UMKM antara lain:
a. Peningkatan kapasitas SDM melalui eduKUKM, seri webinar, smart campus, pahlawan digital.
b. Mengangkat produk UMKM melalui komunitas dan aplikasi lokal.
c. Proses digitalisasi bagaimana meng- embeded digitalisasi melalui kakak asuh, UMKM digital calatog.
d. Dukungan promosi dan pemasaran melalui billboard, promosi produk, Pusat Layanan Usaha Terpadu
UMKM (PLUT), mengulas produk berdasarkan banyak aplikasi melalui artis, influencer dan sebagainya

Pandemi Covid-19 jelas jadi tantangan bagi Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar tentu
saja Indonesia menjadi rentan krisis ekonomi. Namun selama ini UMKM telah membuktikan daya tahan
yang tinggi terhadap krisis. untuk memperkuat UMKM, transformasi digital diharapkan bisa menjadi solusi.
Dengan pelatihan yang tepat, tingginya angka generasi muda dan angkatan kerja bisa menutup kebutuhan
talenta digital. Tinggal bagaimana pemerataan infrastruktur listrik dan internet hingga ke pedesaan. Dengan
demikian kesempatan UMKM untuk melakukan transformasi digital jadi lebih terbuka.

Strategi Pengembangan Digitalisasi UMKM

Hasil identifikasi lingkungan internal dan eksternal UMKM di Indonesia adalah sebagai berikut:

Kekuatan:
1. Mampu beradaptasi dan memiliki daya tahan yang tinggi di pasar persaingan, sehingga menjadi modal
bagi UMKM untuk menjadi aktor utama dalam ekonomi digital
2. Program pemerintah Making Indonesia 4.0
3. Penggunaan teknologi digital menjadikan UMKM lebih kompetitif
4. Banyak fasilitas yang diberikan terkait dengan digitalisasi

Peluang:
1. Peningkatan pendapatan jika menggunakan teknologi digital
2. Perkembangan teknologi digital meningkatkan akses ke pelanggan baru baik dalama negeri maupun luar
negeri
3. Kemudahan dalam mengakses pasar digital
4. Konsumen pengguna produk UMKM lebih menyukai transaksi online
5. Di era pasar bebas ASEAN (MEA), UMKM dapat meperluas pasar regional

Kelemahan:
1. Banyak SDM UMKM yang belum terampil dalam bidang internet dan marketing online
2. Keterbatasan knowledge dari UMKM
3. Sebagian besar UMKM ada di daerah pedesaan, akses broadband yang tidak menjangkau seluruh
Indonesia
4. Sebagian besar UMKM ada di daerah pedesaan, sehingga akses internet terbatas
5. Masih banyak yang belum digital-literate 6. Pemberdayaan UMKM masih dilakukan secara parsial

Ancaman:
1. Banyak UMKM asing, sebagai pesaing yang menerapkan digitalisasi
2. Begitu juga di Indonesia, banyak pemain dalam market e-commerce
3. Konsumen memiliki kemudahan dalam berpindah (sekali klik) ke pesaing
4. Masih banyak konsumen yang mempertimbangkan keamanan dalam bertransaksi online
Dari hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa perhitungan Internal Factor Evaluation dan
External Factor Evaluation dihasilkan perhitungan dengan nilai sebesar yang berarti bahwa posisi kondisi
UMKM yang berbasis digital di Indonesia. Pada posisi ini, agar dapat mengembangkan digitalisasi UMKM
di Indonesia, maka prioritas strategi adalah meningkatkan pangsa pasar ke Luar Negeri, menambah unit
produksi dan meningkatkan kualitas produk meningkatkan proses marketing online
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Digitalisasi bagi pelaku UMKM menjadi persoalan yang cukup penting dewasa ini. Pasalnya,
UMKM harus dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Fleksibilitas
UMKM yang terbatas di masa pandemi ini semakin menyulitkan untuk berkembang. Untuk itu,
perlu disegerakan digitalisasi bagi UMKM tersebut. Dengan transformasi digital ini diharapkan
dapat membantu UMKM untuk dapat lebih survive serta berkembang.
Hal tersebut dikemukakan Pengamat Ekonomi dan Praktisi Pasar Modal Patricia S. Marianne
Sumampouw, SE., ME. dalam webinar yang belum lama ini diselenggarakan oleh Program Studi
Magister Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII. “Menurut survei tahun 2019,
penggunaan teknologi ini meningkatkan penghasilan secara keseluruhan sebesar 2,8 T”, lanjut
Marianne Sumampouw.
UMKM sendiri menjadi kelompok usaha yang menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan
tenaga kerja di Indonesia. Namun sayangnya, tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi ini tidak
diberdampak signifikan terhadap pembentukan GDP Indonesia. Hal inilah yang saat ini sedang
diperhatikan pemerintah untuk dapat melakukan digitalisasi UMKM guna meningkatkan
pendapatan.
Pemasaran melalui E-Commerce dan media sosial menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk memperkenalkan produk yang kita miliki kepada calon pembeli. Secara global penggunaan
E-Commerce meningkat sebesar 3,3% pada tahun kemarin.
Alita F. Harsaningtyas, Pelaku UMKM- Produk Apron Risum yang hadir sebagai pembicara dalam
forum ini mengungkapkan, sebagai pengusaha UMKM pun merasakan dampak penggunaan
teknologi dalam memperluas pangsa pasarnya. Dampak yang paling dirasakan oleh Alita dari
penerapan digitalisasi ini yakni memperbesar jangkauan pasar serta meningkatkan brand
awareness.
“Dukungan pemasaran digital membantu menjangkau pasar secara efektif, efisien, serta terukur.
Namun, cepatnya perkembangan teknologi membuat kita tidak boleh Lelah untuk belajar dan
beradaptasi serta bersikap,” ujar pengusaha apron ini.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman, Dra. Raden Rara Mae Rusmi Surayaningsih,
MT. juga menyadari bahwa masalah pemasaran menjadi penghambat utama bagi UMKM untuk
berkembang. Perlu kerjasama antara pemerintah, swasta, dan pelaku UMKM sendiri untuk dapat
melakukan transformasi digital sehingga UMKM dapat bertahan, bangkit, bahkan semakin
berkembang.
Peran pemerintah menjadi pioneer terdepan dalam membantu transformasi digital ini. Pemerintah
daerah Sleman pun kini telah memulai upaya untuk membantu pelaku UMKM melalui program
mereka yakni penyediaan akses internet gratis serta pembentukan layanan belanja online, baik
melalui aplikasi maupun website. Layanan belanja online ini sendiri sudah menghasilkan nilai
transaksi sebesar 2 Milyar sejak pertama kali diluncurkan pada Juli 2020
B. SARAN

Dengan disusunnya makalah yang kami buat ini semoga pembaca dapat memahami dan
mengertiapa itu DIGITALISASI UMKM DI MASA PANDEMI materi ini sangat penting agar
kita dapat mengetahui keberadaan DIGITALISASI UMKM DI MASA PANDEMI semoga
maklah ini dapat dipahami dan dimengerti serta berguna bagi pembaca. Maka dari itu, penyusun
memohon maaf jika ada kata kata ataupun Bahasa yang kurang berkenan layaknya pembaca,
dengan demikian penyusun mengharapkan kritik dan saran atas penulisan materi ini yang
penyusun buat supaya dapat memotivasi agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wantiknas.go.id/wantiknas-storage/file/img/ebuletin/20201119_e-
Buletin%20Wantiknas_Transformasi%20Digital%20Untuk%20UMKM_Edisi%2010.pdf

http://jurnal.lppm.unsoed.ac.id/ojs/index.php/Prosiding/article/viewFile/1212/1063

https://www.uii.ac.id/mencermati-dampak-digitalisasi-bagi-umkm/

Anda mungkin juga menyukai