BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memiliki rumah sangat penting sebagai tempat perlindungan diri ataupun keluarga
tinggi nilai rumah yang dimiliki maka akan semakin tinggi nilai yang diberikan
sekaligus tanah bisa dilakukan oleh seseorang dengan membeli secara pribadi
dengan membeli dari pihak penjual ataupun dengan cara membeli perumahan
daerah otonomi yang berarti adanya pelimpahan urusan pemerintah pusat kepada
1
Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakaerta:Penerbit Andi, 2009, hlm. 25
2
1945 pada Pasal 33 ayat 3 bahwa bumi, air, kekayaan alam yang terkandung
tanah harus dibuat untuk tujuan kemakmuran rakyat. Negara sebagai pemilik
adanya permasalahan yang timbul diantara masyarakat dan pemerintah itu sendiri.
Masyarakat dalam memperoleh hak atas tanah dan bangunan tentunya harus
memiliki itikat yang baik kepada negara dengan membayar bea kepemilikan atau
perolehan atas tanah dan bangunan. Bea perolehan atas hak tanah dan bangunan
dimana penarikan atau pemungutan pajak adalah suatu fungsi yang harus
dilaksanakan oleh negara sebagai suatu fungsi essensial. Hal ini merupakan wujud
3
Pendapatan dan Belanja Daerah (untuk selanjutnya disebut APBD) salah satu
wujudnya adalah pungutan yang berasal dari dalam negeri berupa pajak yang
bersama.2
Indonesia sebagai negara demokrasi juga terlihat dari pungutan pajak yang
2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh daerah provinsi, daerah
salah satunya adalah pungutan Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan
Atas Tanah dan Bangunan pada Pasal 23 dimana Bea Perolehan Atas Tanah dan
2
Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, Perpajakan Indonesia, Jakarta:Salemba Empat, 1999,
hlm. 1
3
Rochmat Soemitro, Pengantar Singkat Hukum Pajak, Bandung:PT. Eresco, 1992,
hlm. 24
4
Bangunan dibagi merata antara pemerintah pusat mendapat 20% (dua puluh
persen) dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan mendapat 80% (delapan puluh
persen) dan selanjutnya dijelaskan bahwa penerimaan 20% (dua puluh persen)
Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan oleh pemerintah pusat dibagi rata
atas tanah dan bangunan yang diterima pemerintah daerah sebesar 80% (delapan
puluh persen) dibagi rata menjadi 20% (dua puluh persen) untuk provinsi yang
bersangkutan dan 80% (delapan puluh persen) untuk pemerintah daerah kabupaten
/kota yang menghasilkan bea perolehan atas tanah dan bangunan menerima bea
desentralisasi, disebabkan karean adanya pajak yang selama ini dipungut oleh
pemerintah pusat dialihkan kepada pemerintah daerah. Salah satunya pajak yang
dialihkan adalah Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan dengan demikian
Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan dengan terus melakukan pendataan
terhadap objek Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan. Pemerintah Kota
Balai. Pelaksanaan pendataan objek Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan di
pendapatan daerah yang diterima melalui Objek Bea Perolehan Atas Tanah dan
bertanggungjawab.
Tanjung Balai)”.
B. Rumusan Masalah
permasalahan yang akan dibahas dalam proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut:
Atas Tanah dan Bangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tanjung
Balai?
.
6
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dari penulisan proposal skripsi ini
adalah :
Objek Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan di Kota Tanjung Balai.
Objek Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan yang dilakukan oleh
D. Manfaat Penelitian
manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis, manfaat secara teoritis dan
1.Manfaat Teoritis
hukum perpajakan yang ada di Negara Indonesia. Dalam penelitian ini juga
Tugas Akhir Kesarjanaan Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas Asahan.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan informasi bagi
Indonesia.
7
2.Manfaat Praktis
memberikan kepastian hukum bagi masyarakat secara umum dan secara khusus
dalam memperoleh Hak Atas Tanah Dan Bangunan sesuai yang diatur pemerintah
E. Keaslian Penulisan
Perolehan Atas Hak Tanah Dan Bangunan (Studi Di Kantor Dinas Pendapatan
sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pemeriksaan oleh Ketua Program Studi Ilmu
Namun ada beberapa judul skripsi lainnya yang memiliki kemiripan judul
yang sama baik yang ada di Perpustakan Fakultas Hukum Universitas Asahan
Atas Tanah
NPM : 15041161
NPM : 1316041073
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang
2. Lokasi Penelitian
dilakukan karena sumber bahan hukum dalam penelitian ini ditemukan pada
4
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta:Sinar Grafika, 2002, hlm.
15
5
Ibid, hlm. 16
9
Inspektorat Kota Tanjung Balai dan penulis berada di Kota Tanjung Balai
3. Sumber Data
penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Adapun dalam
a. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari
b. Sumber data sekunder yaitu bahan hukum yang diperoleh dari buku-buku
sebagai sumber data pelengkap sumber bahan hukum primer. Sumber data
2). Bahan-bahan dari hasil seminar dan artikel yang berkaitan dengan
a. Wawancara langsung.
fakta sosial sebagai kajian ilmu hukum empiris dilakukan dengan cara
sistematis, jelas dan terarah sesuai dengan isi hukum yang diangkat dalam
penelitian ini.
b. Studi Dokumentasi
berwujud sumber data tertulis atau gambar. Sumber tertulis atau gambar
berbentuk dokumen resmi, buku, majalah, dokumen pribadi dan foto yang
8
Amiruddin, Op Cit, hlm. 82
9
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 71
11
mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan menemukan
apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data kualitatif adalah
G. Sistematika Penulisan
gambaran yang merupakan isi dari pembahasan skripsi ini dan untuk
12
(lima) Bab.
BAB II : Berisi tentang tinjauan pustaka yaitu pemerintah daerah, pajak, hak
atas tanah.
Balai.
BAB IV : Berisi tentang kesimpulan dari pembahasan skripsi ini dan saran-
saran yang berguna bagi siapa saja yang membaca skripsi ini.