Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ISSN 2776-4389
JOURNAL
Economics and Development Analysis
https://ejournal.uksw.edu/inspire | inspire.journal@uksw.edu
Vol.1 No.1 Mei 2021
ABSTRAK
Indonesia dalam waktu 35 tahun terakhir telah menjadi golongan sebagai negara dengan
pendapatan menengah, namun tidak dapat naik ke kelas negara maju, kondisi ini yang
menjadikan Indonesia disebut telah masuk ke dalam Jebakan Pendapatan Menengah
atau Middle Income Trap. Menanggapi hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan di Indonesia dengan menggunakan analisa
variabel makro ekonomi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
Inflasi, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah (Kurs), dan Foreign
Direct Investment (FDI) dan Gross Domestic Product (GDP). Metode yang digunakan
adalah Vector Error Correction Model (VECM), guna melihat pengaruh baik dalam
jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sumber data didapat dari World Bank
tahun 1981-2018. Hasil analisis VECM menunjukkan bahwa dalam jangka panjang variabel
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah (Kurs), dan Foreign
Direct Investment (FDI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Gross Domestic
Product (GDP), sedangkan untuk variabel inflasi dalam jangka panjang berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Gross Domestic Product (GDP). Analisa jangka pendek
untuk variabel Inflasi, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah
(Kurs), dan Foreign Direct Investment (FDI) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Gross Domestic Product (GDP). Oleh karena itu, pemerintah perlu untuk meningkatkan
ekspor dan foreign direct investment sebagai strategi keluar dari Middle Income Trap
untuk menggenjot kenaikan pendapatan per kapita guna mendorong pertumbuhan ekonomi
7 persen.
Kata Kunci: middle income trap, pendapatan per kapita, error correction model.
99
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110
100
Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.
Pertumbuhan perekonomian suatu negara dapat menjadi negara maju. Untuk keluar dari kondisi
meningkat jika jumlah total output produksi tersebut pemerintah perlu melakukan strategi
barang dan jasa naik setiap tahunnya. Dilihat yang tepat dalam mendorong pertumbuhan
dari grafik diatas perkembangan GDP Indonesia ekonomi, salah satunya yang menjadi target
dari tahun 1990-2018 mengalami fluktuatif pemerintahan Jokowi saat ini adalah
setiap tahunnya dan meningkat dari tahun ke pertumbuhan ekonomi menjadi 7%. Oleh
tahun setelah adanya krisis moneter 1998 sebab itu, pada tahun 2030 Indonesia
walapun rata-ratanya hanya sekitar 5,3%. Hal diharapkan mampu keluar dari Middle Income
ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah Trap dan menjadi negara yang berpendapatan
satu negara berkembang yang mampu menjaga tinggi (Lumbangaol dan Ernawati, 2018).
tren positif pertumbuhan ekonomi dan Salah satu faktor yang dapat mendorong
pendapatan per kapitanya sehingga masih pertumbuhan perekonomian 7% adalah
mampu bertransisi dari negara berpendapatan meningkatkan pertumbuhan investasi yang
rendah menjadi negara berpendapatan dapat diukur dengan menggunakan Foreign
menengah ( Febtiyanto, 2016). Namun akibat Direct Investment (FDI). Berdasarkan
dari krisis moneter tahun 1998 menyebabkan RPJMN 2020-2024 target realisasi
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya Penanaman Modal Asing (PMA) dan
mencapai rata-rata 5,3% tiap tahun dan Penanaman Modal Dalam Negeri mencapai
pertumbuhan ekonomi mengalami stagnansi Rp. 1.506,4 triliun sekitar 6,9% – 8,1% yang
selama 4 tahun ke depan. Indonesia masih sebelumnya hanya 5,6 %. Untuk mendukung
belum mampu melanjutkan transformasi sosial pertumbuhan investasi perlu dilakukan
ekonomi yang terhenti akibat krisis. Rata-rata perbaikan iklim investasi, pembangunan
pert umbuhan ekonomi menurun yang infrastruktur, dan peningkatan layanan investasi.
sebelumnya mencapai 6% pada periode 1990- Peningkatan investasi yang ditujukan pada
2000 hingga saat ini mencapai rata-rata 5% peningkatan produktivitas juga akan
pada periode 2000-2015. Akibat dari tingkat mendorong peningkatan efisiensi investasi.
pertumbuhan ekonomi tersebut Indonesia sulit Adapun kebijakan yang dapat dilakukan oleh
untuk mengejar ketertinggalannya dan pemerintah yaitu penyediaan insentif fiskal yang
bertransisi menjadi negara berpendapatan mendukung aktivitas untuk menciptakan nilai
tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi tambah ekonomi (industri manufaktur,
pertumbuhan ekonomi mengalami stagnansi pariwisata, ekonomi kreatif dan digital) (Narasi
atau tidak ada perubahan yang signifikan salah RPJMN IV 2020-2024).
satunya yaitu tingkat produktivitas yang rendah
tidak diiringi dengan berjalannya transformasi Selain itu, tidak hanya mendorong pertumbuhan
struktural. investasi saja yang menjadi perhatian peme-
rintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
Oleh sebab itu, hingga saat ini Indonesia masih 7%. Pertumbuhan ekonomi yang bergerak naik
berada dalam kondisi Middle Income Trap dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
artinya keadaan suatu negara yang berhasil suatu negara juga ikut meningkat akibat dari
mencapai tingkat pendapatan menengah namun naiknya produktivitas dimana faktor-faktor
tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk produksi untuk menghasilkan output bertambah
101
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110
(Wulansari, 2019). Banyak indikator makro mempengaruhi pendapatan per kapita sehingga
ekonomi yang dapat mempengaruhi dapat digunakan untuk menganalisis peluang
pertumbuhan perekonomian antara lain Gross suatu negara keluar dari Middle Income Trap.
Domestic Product yang digunakan untuk Oleh sebab itu, penelitian ini menganalisis
mengukur kesejahteraan suatu negara. Dan variabel makro ekonomi antara lain Inflasi,
faktor-faktor lainnya seperti Ekspor, Impor, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB),
GFCF, Human Development Index (HDI), Nilai Tukar Rupiah (Kurs), dan Foreign Direct
Age Dependency Ratio (ADR), Inflasi, Investment (FDI) yang dapat dilihat
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), pengaruhnya baik dalam jangka pendek
dan nilai tukar rupiah (Kurs). Faktor-faktor maupun jangka panjang terhadap pendapatan
tersebut yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perkapita yang diukur dengan Gross Domestic
perekonomian suatu negara termasuk Indo- Product (GDP). Sehingga dapat diambil
nesia, seperti penelitian yang pernah dilakukan beberapa rumusan penelitian, antara lain :
oleh (Febtiyanti, 2016) menunjukkan bahwa Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan panjang variabel Inflasi, Pembentukan Modal
perkapita dalam jangka panjang antara lain nilai Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah
tambah pertanian dan kurs yang berpengaruh (Kurs), dan Foreign Direct Investment (FDI)
positif dan signifikan, variabel inflasi memiliki terhadap Gross Domestic Product (GDP) di
pengaruh yang negatif dan signifikan, variabel Indonesia tahun 1990-2018 sebagai langkah
pembentukan modal tetap bruto memiliki untuk keluar dari Middle Income Trap.?
pengaruh positif dan signifikan dalam jangka
Tujuan Penelitian
panjang maupun jangka pendek, sedangkan
variabel Foreign Direct Investment (FDI) Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat kita
tidak berpengaruh signifikan baik dalam jangka ambil tujuan penelitian untuk mengetahui
panjang maupun jangka pendek. Sedangkan pengaruh pengaruh jangka pendek dan jangka
penelitian yang pernah dilakukan oleh panjang variabel Inflasi, Pembentukan Modal
(Wibowo, 2016), menunjukkan bahwa salah Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah (Kurs),
satu yang menjadi faktor penghambat dan Foreign Direct Investment (FDI) terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia masih rendah Gross Domestic Product (GDP) di Indonesia
sehingga tidak dapat keluar dari kelompok tahun 1990-2018 sebagai langkah Indonesia
pendapatan menengah adalah ketimpangan untuk keluar dari Middle Income Trap.
pendapatan. Selama 2 dekade ketimpangan KAJIAN PUSTAKA
pendapatan di Indonesia meningkat menjadi 44%
Middle Income Trap
dari 20% orang terkaya di Indonesia. Meskipun
begitu Indonesia menjadi negara yang cukup Pertumbuhan ekonomi yang rendah dapat
baik bila dibandingkan dengan negara yang menjadi penghambat bagi negara berpenghasilan
berada di kelompok Lower Middle Income. menengah. Menurut (Aviliani et.al, 2014) dalam
(Febtiyanto, 2016) mengartikan Middle
Rumusan Masalah
Income Trap adalah suatu keadaan dimana
Berdasarkan permasalahan diatas pentingnya negara berpendapatan menengah tidak dapat
untuk menganalisis faktor-faktor yang
102
Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.
103
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110
masyarakat yang melebihi jumlah barang yang modal tetap bruto (PMTB) yang berpengaruh
sehingga dapat menimbulkan inflanatory gap. positif dan signifikan baik dalam jangka pendek
Inflanatory gap terjadi karena masyarakat maupun jangka panjang dan variabel foreign
memiliki uang untuk membeli barang-barang direct investment (FDI) berpengaruh tidak
yang diinginkan sehingga keinginan tersebut signifikan terhadap pendapatan per kapita.
menjadi permintaan yang melonjak tinggi Penelitian-penelitian tersebut menjadi acuan
melebihi jumlah barang yang tersedia. Faktor penelitian ini yang bertujuan untuk menganalisis
yang dapat menurunkan tingkat inflasi jika pengaruh pengaruh jangka pendek dan jangka
masyarakat tidak lagi memiliki uang untuk panjang variabel Inflasi, Pembentukan Modal
membeli barang barang yang diinginkan Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah
sehingga ketersediaan barang dapat tercukupi (Kurs), dan Foreign Direct Investment (FDI)
bagi yang membutuhkan, dan inflanatory gap terhadap Gross Domestic Product (GDP) di
juga akan menghilang (Sutawijaya dan Indonesia tahun 1990-2018 sebagai langkah
Zulfahmi, 2012). Indonesia untuk keluar dari Middle Income Trap.
Penelitian-Penelitian Terdahulu Analisis Middle Income Trap
104
Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.
105
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110
106
Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.
107
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110
Analisis IRF di atas menjelaskan dampak dari pada variabel pembentukan modal tetap bruto
guncangan (shock) pada satu variabel terhadap maka akan memberikan pengaruh searah
variabel lain. Selain itu, analisis ini juga berfungsi terhadap variabel GDP. Hal ini sejalan dengan
untuk melihat berapa lama pengaruh tersebut penelitian yang dilakukan oleh Khairul Amri dan
terjadi. Variabel inflasi memiliki pengaruh negatif Hasdi Aimon (2017) jika pembentukan modal
terhadap variabel GDP. Sehingga apabila tetap bruto berpengaruh positif terhadap PDB,
terjadi kenaikan 1% inflasi akan menurunkan ditunjukkan oleh nilai T-Stat variabel tersebut
pendapatan per kapita. Itu artinya bahwa pada pada lag 1 sebesar 4,045 dan pada lag 2
hipotesis yang menyatakan variabel inflasi sebesar 2,306. Apabila dibandingkan dengan
berpengaruh negatif terhadap pendapatan per nilai T-Table pada tingkat kepercayaan 95%
kapita tidak ditolak dalam jangka pendek. Hasil sebesar 2,009 dapat dikatakan bahwa terjadi
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pengaruh signifikan pada lag 1 dan 2 variabel
dilakukan oleh Khan, dkk (2013) yang pembentukan modal tetap bruto terhadap
menunjukkan bahwa inflasi memiliki pengaruh variabel PDB.
negatif dan signifikan terhadap pendapatan
Analisa impulse response function terhadap
nasional. Terjadinya inflasi mengakibatkan daya
variabel FDI apabila dilihat pada bagan diatas
beli masyarakat menurun, serta mengurangi
memiliki kecenderungan berpengaruh positif
keinginan masyarakat untuk menabung,
terhadap variabel GDP. Foreign Direct Invest-
sehingga inflasi berdampak pada penurunan
ment memberikan pengaruh positif terhadap
konsumsi serta tabungan masyarakat. Hal ini
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia
mengakibatkan perekonomian menjadi lesu dan
sebagai negara berkembang yang memiliki
berimbas pada menurunnya pendapatan per
kendala dalam keterbatasan dana membutuh-
kapita masyarakat.
kan investasi dari luar negeri. Hal ini dikarenakan
Variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto FDI yang masuk melakukan transfer modal,
berpengaruh positif terhadap variabel GDP. Hal teknologi, dan ilmu pengetahuan. Adanya FDI
tersebut mengartikan ketika terjadi tekanan dapat memberikan multiplier effect dalam
108
Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.
109
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110
***
***
110