Anda di halaman 1dari 12

Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.

ISSN 2776-4389

JOURNAL
Economics and Development Analysis
https://ejournal.uksw.edu/inspire | inspire.journal@uksw.edu
Vol.1 No.1 Mei 2021

ANALISIS MAKRO EKONOMI SEBAGAI LANGKAH INDONESIA KELUAR


DARI MIDDLE INCOME TRAP

Ritma Kartika Dewi, DwiElita Sari, dan Dwi Wahyuningsih


Fakultas Ekonomika & Bisnis - Universitas Kristen Satya Wacana
email korespondensi: 232019@student.uksw.edu

ABSTRAK
Indonesia dalam waktu 35 tahun terakhir telah menjadi golongan sebagai negara dengan
pendapatan menengah, namun tidak dapat naik ke kelas negara maju, kondisi ini yang
menjadikan Indonesia disebut telah masuk ke dalam Jebakan Pendapatan Menengah
atau Middle Income Trap. Menanggapi hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan di Indonesia dengan menggunakan analisa
variabel makro ekonomi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
Inflasi, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah (Kurs), dan Foreign
Direct Investment (FDI) dan Gross Domestic Product (GDP). Metode yang digunakan
adalah Vector Error Correction Model (VECM), guna melihat pengaruh baik dalam
jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sumber data didapat dari World Bank
tahun 1981-2018. Hasil analisis VECM menunjukkan bahwa dalam jangka panjang variabel
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah (Kurs), dan Foreign
Direct Investment (FDI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Gross Domestic
Product (GDP), sedangkan untuk variabel inflasi dalam jangka panjang berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Gross Domestic Product (GDP). Analisa jangka pendek
untuk variabel Inflasi, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah
(Kurs), dan Foreign Direct Investment (FDI) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Gross Domestic Product (GDP). Oleh karena itu, pemerintah perlu untuk meningkatkan
ekspor dan foreign direct investment sebagai strategi keluar dari Middle Income Trap
untuk menggenjot kenaikan pendapatan per kapita guna mendorong pertumbuhan ekonomi
7 persen.
Kata Kunci: middle income trap, pendapatan per kapita, error correction model.

99
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110

PENDAHULUAN rata 5,6% setiap tahun menjadi faktor utama


Latar Belakang yang mendorong pertumbuhan ekonomi
(Narasi RPJMN IV 2020-2024).
Indonesia sebagai negara berkembang yang
mana menjadi negara berpendapatan menengah Perekonomian yang kuat dan stabil akan
dan menuju negara yang berpendapatan tinggi meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
atau high income. Berdasarkan pelaksanaan ditandai dengan bertambahnya lapangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah pekerjaan yang diperkirakan mencapai lebih
Nasional (RPJMN) t ahun 2015-2019 dari 9 juta pada tahun 2015-2018. Selain itu,
pertumbuhan perekonomian dan perdagangan turunnya tingkat pengangguran terbuka dari
dunia berjalan lambat dalam masa pemulihan 5,94% pada tahun 2014 menjadi 5,34 persen
pasca krisis keuangan global tahun 2008. Hal pada tahun 2018. Pertumbuhan PDB per kapita
ini disebabkan oleh peristiwa ekonomi global terus meningkat dari USD 3,531 pada tahun
seperti krisis utang Yunani, Brexit, dan 2014 menjadi USD 3,927 pada tahun 2018,
ketidakpastian kebijakan Amerika Serikat turunnya tingkat kemiskinan menjadi 9,82%
antara lain proteksionisme perdagangan dan pada tahun 2018. Berkurangnya ketimpangan
normalisasi kebijakan moneter, proses pendapatan yang dilihat dari rasio gini turun dari
rebalancing ekonomi Tiongkok, dan berakhir- 0,414 pada tahun 2014 menjadi 0,389 pada
nya era commodity boom. Namun, Indonesia tahun 2018. Dan tercapainya target pembangunan
mampu mempertahankan pertumbuhan lainnya yaitu Indeks Pembangunan Manusia
perekonomian domestik dengan rata-rata 5% (IPM) meningkat dari 68,9 pada tahun 2014
tiap tahun selama pelaksanaan RPJMN 2015- menjadi 71,39 pada tahun 2018 (Narasi
2019. Banyak faktor yang mendukung pen- RPJMN IV 2020-2024). Pertumbuhan
capaian tersebut, salah satunya adalah kebijakan ekonomi menjadi indikator yang penting untuk
peningkatan iklim investasi. Pertumbuhan melihat tingkat kesejahteraan masyarakat suatu
investasi sebagai sisi pengeluaran dengan rata- negara yang dapat diukur dengan menggunakan
Gross Domestic Product (GNP).

Grafik 1. Laju Pertumbuhan GDP Indonesia Tahun 1981-2018

100
Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.

Pertumbuhan perekonomian suatu negara dapat menjadi negara maju. Untuk keluar dari kondisi
meningkat jika jumlah total output produksi tersebut pemerintah perlu melakukan strategi
barang dan jasa naik setiap tahunnya. Dilihat yang tepat dalam mendorong pertumbuhan
dari grafik diatas perkembangan GDP Indonesia ekonomi, salah satunya yang menjadi target
dari tahun 1990-2018 mengalami fluktuatif pemerintahan Jokowi saat ini adalah
setiap tahunnya dan meningkat dari tahun ke pertumbuhan ekonomi menjadi 7%. Oleh
tahun setelah adanya krisis moneter 1998 sebab itu, pada tahun 2030 Indonesia
walapun rata-ratanya hanya sekitar 5,3%. Hal diharapkan mampu keluar dari Middle Income
ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah Trap dan menjadi negara yang berpendapatan
satu negara berkembang yang mampu menjaga tinggi (Lumbangaol dan Ernawati, 2018).
tren positif pertumbuhan ekonomi dan Salah satu faktor yang dapat mendorong
pendapatan per kapitanya sehingga masih pertumbuhan perekonomian 7% adalah
mampu bertransisi dari negara berpendapatan meningkatkan pertumbuhan investasi yang
rendah menjadi negara berpendapatan dapat diukur dengan menggunakan Foreign
menengah ( Febtiyanto, 2016). Namun akibat Direct Investment (FDI). Berdasarkan
dari krisis moneter tahun 1998 menyebabkan RPJMN 2020-2024 target realisasi
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya Penanaman Modal Asing (PMA) dan
mencapai rata-rata 5,3% tiap tahun dan Penanaman Modal Dalam Negeri mencapai
pertumbuhan ekonomi mengalami stagnansi Rp. 1.506,4 triliun sekitar 6,9% – 8,1% yang
selama 4 tahun ke depan. Indonesia masih sebelumnya hanya 5,6 %. Untuk mendukung
belum mampu melanjutkan transformasi sosial pertumbuhan investasi perlu dilakukan
ekonomi yang terhenti akibat krisis. Rata-rata perbaikan iklim investasi, pembangunan
pert umbuhan ekonomi menurun yang infrastruktur, dan peningkatan layanan investasi.
sebelumnya mencapai 6% pada periode 1990- Peningkatan investasi yang ditujukan pada
2000 hingga saat ini mencapai rata-rata 5% peningkatan produktivitas juga akan
pada periode 2000-2015. Akibat dari tingkat mendorong peningkatan efisiensi investasi.
pertumbuhan ekonomi tersebut Indonesia sulit Adapun kebijakan yang dapat dilakukan oleh
untuk mengejar ketertinggalannya dan pemerintah yaitu penyediaan insentif fiskal yang
bertransisi menjadi negara berpendapatan mendukung aktivitas untuk menciptakan nilai
tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi tambah ekonomi (industri manufaktur,
pertumbuhan ekonomi mengalami stagnansi pariwisata, ekonomi kreatif dan digital) (Narasi
atau tidak ada perubahan yang signifikan salah RPJMN IV 2020-2024).
satunya yaitu tingkat produktivitas yang rendah
tidak diiringi dengan berjalannya transformasi Selain itu, tidak hanya mendorong pertumbuhan
struktural. investasi saja yang menjadi perhatian peme-
rintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
Oleh sebab itu, hingga saat ini Indonesia masih 7%. Pertumbuhan ekonomi yang bergerak naik
berada dalam kondisi Middle Income Trap dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
artinya keadaan suatu negara yang berhasil suatu negara juga ikut meningkat akibat dari
mencapai tingkat pendapatan menengah namun naiknya produktivitas dimana faktor-faktor
tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk produksi untuk menghasilkan output bertambah

101
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110

(Wulansari, 2019). Banyak indikator makro mempengaruhi pendapatan per kapita sehingga
ekonomi yang dapat mempengaruhi dapat digunakan untuk menganalisis peluang
pertumbuhan perekonomian antara lain Gross suatu negara keluar dari Middle Income Trap.
Domestic Product yang digunakan untuk Oleh sebab itu, penelitian ini menganalisis
mengukur kesejahteraan suatu negara. Dan variabel makro ekonomi antara lain Inflasi,
faktor-faktor lainnya seperti Ekspor, Impor, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB),
GFCF, Human Development Index (HDI), Nilai Tukar Rupiah (Kurs), dan Foreign Direct
Age Dependency Ratio (ADR), Inflasi, Investment (FDI) yang dapat dilihat
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), pengaruhnya baik dalam jangka pendek
dan nilai tukar rupiah (Kurs). Faktor-faktor maupun jangka panjang terhadap pendapatan
tersebut yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perkapita yang diukur dengan Gross Domestic
perekonomian suatu negara termasuk Indo- Product (GDP). Sehingga dapat diambil
nesia, seperti penelitian yang pernah dilakukan beberapa rumusan penelitian, antara lain :
oleh (Febtiyanti, 2016) menunjukkan bahwa Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan panjang variabel Inflasi, Pembentukan Modal
perkapita dalam jangka panjang antara lain nilai Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah
tambah pertanian dan kurs yang berpengaruh (Kurs), dan Foreign Direct Investment (FDI)
positif dan signifikan, variabel inflasi memiliki terhadap Gross Domestic Product (GDP) di
pengaruh yang negatif dan signifikan, variabel Indonesia tahun 1990-2018 sebagai langkah
pembentukan modal tetap bruto memiliki untuk keluar dari Middle Income Trap.?
pengaruh positif dan signifikan dalam jangka
Tujuan Penelitian
panjang maupun jangka pendek, sedangkan
variabel Foreign Direct Investment (FDI) Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat kita
tidak berpengaruh signifikan baik dalam jangka ambil tujuan penelitian untuk mengetahui
panjang maupun jangka pendek. Sedangkan pengaruh pengaruh jangka pendek dan jangka
penelitian yang pernah dilakukan oleh panjang variabel Inflasi, Pembentukan Modal
(Wibowo, 2016), menunjukkan bahwa salah Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah (Kurs),
satu yang menjadi faktor penghambat dan Foreign Direct Investment (FDI) terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia masih rendah Gross Domestic Product (GDP) di Indonesia
sehingga tidak dapat keluar dari kelompok tahun 1990-2018 sebagai langkah Indonesia
pendapatan menengah adalah ketimpangan untuk keluar dari Middle Income Trap.
pendapatan. Selama 2 dekade ketimpangan KAJIAN PUSTAKA
pendapatan di Indonesia meningkat menjadi 44%
Middle Income Trap
dari 20% orang terkaya di Indonesia. Meskipun
begitu Indonesia menjadi negara yang cukup Pertumbuhan ekonomi yang rendah dapat
baik bila dibandingkan dengan negara yang menjadi penghambat bagi negara berpenghasilan
berada di kelompok Lower Middle Income. menengah. Menurut (Aviliani et.al, 2014) dalam
(Febtiyanto, 2016) mengartikan Middle
Rumusan Masalah
Income Trap adalah suatu keadaan dimana
Berdasarkan permasalahan diatas pentingnya negara berpendapatan menengah tidak dapat
untuk menganalisis faktor-faktor yang

102
Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.

mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang produksi. Permintaan agregat ini dapat


stabil sehingga tidak mampu bertransisi menjadi membentuk pengeluaran untuk konsumsi,
negara berpendapatan tinggi. World Bank dan pengeluaran untuk investasi, dan pengeluaran
ADB (2012) juga mengartikan Middle Income pemerintah yang berpengaruh positif terhadap
Trap sebagai kondisi suatu negara yang tidak kegiatan ekonomi dan mengurangi pengang-
mengalami perkembangan pendapatan atau guran di dalam negeri. Teori Keynes ini juga
stagnansi dari negara berpendapatan menengah dilatarbelakangi oleh kondisi di tahun 1929-
ke pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi. 1930 sehingga relevan untuk tujuan stabilisasi
Negara yang masuk dalam kategori Middle jangka pendek namun bukan untuk memecah-
Income Trap (MIT) tidak mempunyai kan permasalahan jangka panjang dalam pem-
kemampuan untuk bersaing dengan negara bangunan (Arif, 1998 dalam Modul Ekonomi
berpendapatan rendah dan negara berpendapatan berjudul Teori dan Isu Pembangunan). Adanya
tinggi dalam bidang industri manufaktur dan pembaruan kerangka pemikiran Keynes yang
kemajuan inovasi (ADB, 2011). Dalam disebut teori Neo-Keynes yang dikembangkan
mengukur MIT itu sendiri digunakan GNP oleh Roy Harrod (1948) dan Evsey Domar
menjadi salah satu indikator yang digunakan (1957). Pengembangan pemikiran Keynes
untuk melihat keberhasilan suatu negara dalam dengan mengemukakan teori mengenai
mengelola perekonomiannya (Malale dan hubungan antara tingkat tabungan dan tingkat
Sutikno, 2014). Menurut (Felipe, 2012), investasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Middle Income Trap menajdi karakteristik Teori pengembangan Harrod Domar dapat
negara yang tidak dapat beranjak dari level mencapai kestabilan pendapatan dan kesempatan
MICs selama beberapa periode tertentu, kerja secara penuh dan yang dapat dipertahan-
dengan menggunakan treshold Felipe dapat kan seterusnya dalam dinamika perkembangan
mengelompokkan negara yang terjebak dan ekonomi (perekonomian dalam perkembangan
tidak terjebak MIT berdasarkan PDP yang dinamis). Oleh karena itu, dalam keadaan
perkapita. seperti ada dan apa saja syarat yang diperlukan
Teori Pertumbuhan dalam proses pertumbuhan yang berlangsung
dalam ekuilibrium yang stabil (equilibrium of
Teori pertumbuhan dalam modul Dr. Budiono a steady advance). Fokus dari teori Harrod
tahun 1992 yang berjudul Teori dan Isu Domar dipusatkan pada persyaratan yang harus
Pembangunan, pertumbuhan ekonomi dipenuhi untuk memelihara ekuilibrium antara
berkaitan dengan kenaikan output per kapita, tabungan, investasi, dan pendapatan dalam
terdapat 2 sisi yang diperhatikan antara lain, dinamika pertumbuhan ekonomi.
output total (Gross Domestic Product) dan
jumlah penduduk. Teori yang dikemukakan Teori Inflasi Keynes
oleh John Maynard Keynes (1936) yang Keynes berpendapat bahwa inflasi terjadi
dikenal sebagai teori ekonomi makro atau karena masyarakat ingin hidup diluar garis
Keynessian Revolution dimana teori ini kemampuan ekonominya. Faktor yang
memfokuskan pada permintaan agregat yang menyebabkan terjadinya inflasi antara lain
efektif di dalam negeri sebagai variabel yang pengeluaran agregat yang terlalu besar. Kondisi
mampu mengatasi stagnasi faktor-faktor ini menyebabkan terjadinya permintaan

103
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110

masyarakat yang melebihi jumlah barang yang modal tetap bruto (PMTB) yang berpengaruh
sehingga dapat menimbulkan inflanatory gap. positif dan signifikan baik dalam jangka pendek
Inflanatory gap terjadi karena masyarakat maupun jangka panjang dan variabel foreign
memiliki uang untuk membeli barang-barang direct investment (FDI) berpengaruh tidak
yang diinginkan sehingga keinginan tersebut signifikan terhadap pendapatan per kapita.
menjadi permintaan yang melonjak tinggi Penelitian-penelitian tersebut menjadi acuan
melebihi jumlah barang yang tersedia. Faktor penelitian ini yang bertujuan untuk menganalisis
yang dapat menurunkan tingkat inflasi jika pengaruh pengaruh jangka pendek dan jangka
masyarakat tidak lagi memiliki uang untuk panjang variabel Inflasi, Pembentukan Modal
membeli barang barang yang diinginkan Tetap Bruto (PMTB), Nilai Tukar Rupiah
sehingga ketersediaan barang dapat tercukupi (Kurs), dan Foreign Direct Investment (FDI)
bagi yang membutuhkan, dan inflanatory gap terhadap Gross Domestic Product (GDP) di
juga akan menghilang (Sutawijaya dan Indonesia tahun 1990-2018 sebagai langkah
Zulfahmi, 2012). Indonesia untuk keluar dari Middle Income Trap.
Penelitian-Penelitian Terdahulu Analisis Middle Income Trap

Banyak studi yang menganalisis tentang Middle


Income Trap yang berkaitan dengan faktor
Gross Domestic Product
yang mempengaruhi pendapatan nasional
sebagai indikator yang digunakan untuk
mengukur kesejahteraan masyarakat. Penelitian PMTB In?asi KURS FDI
yang pernah dilakukan oleh (Ernawati, 2018)
dengan judul Eksistensi dan Determinan Middle Gambar 2 Kerangka Pemikiran
Income Trap di Indonesia menggunakan
Hipothesis
metode Time series ECM. Hasil penelitian
menunjukkan dalam jangka panjang maupun Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat
jangka pendek sektor jasa dan jumlah tenaga disusun hipothesis sebagai berikut :
kerja berpendidikan tinggi berpengaruh posisitif 1.Variabel inflasi berpengaruh negatif dan
terhadap PNB per kapita, sektor pertanian signifikan terhadap variabel GDP.
berpengaruh positif pada jangka pendek, dan 2.Variabel PMTB berpengaruh positif dan
sektor manufaktur berpengaruh negatif pada signifikan terhadap variabel GDP.
jangka panjang. Penelitian (Febtiyanto, 2016) 3.Variabel FDI berpengaruh positif dan
yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Penentu signifikan terhadap variabel GDP.
Pendapatan Per Kapita sebagai Upaya 4.Variabel KURS berpengaruh positif dan
Menghindari Middle Income Trap (Studi Kasus signifikan terhadap variabel GDP
Indonesia) dengan menggunakan metode Error
METODE PENELITIAN
Correction Model. Hasil penelitian menun-
jukkan bahwa dalam jangka panjang variabel Jenis Penelitian
nilai tambah pertanian dan kurs berpengaruh Jenis penelitian ini merupakan penelitian
positif dan signifikan, inflasi memiliki pengaruh menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian
yang negatif dan signifikan, variabelpembentukan

104
Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.

kuantitatif dilakukan dengan menggunakan nilai R squarenya besar sehingga koefisien


rancangan yang formal, spesifik, terstruktur, dari hasil regresi tidak dapat dijadikan acuan
serta mempunyai rancangan operasional yang yang valid. Ketika variabel yang diuji
detail (Sugiyono, 2012). menunjukkan non-stasioner pada tahap level,
3.2.Jenis dan sumber data maka alternatif solusi yang dilakukan adalah
sebagian besar waktu dikurangi dengan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengambil difference pertama dengan me-
data sekunder dengan bentuk time series yang ngurangi data dengan data periode sebelum-
diperoleh dari World Bank tahun 1981 sampai nya (Khamsi, 2016).
tahun 2018 yang berbentuk tahunan. Data yang
2. Penentuan lag optimal Lag optimal merupakan
digunakan meliputi Pendapatan per Kapita
panjang lag yang memberikan pengaruh atau
(GDP), Foreign Dirrect Investment (FDI), Nilai
respons yang signifikan. Penentuan lag
Tukar (KURS), Pembetukan Modal Tetap
(kelambanan) optimal merupakan tahapan
Bruto (GFCF), dan Inflasi (INF).
yang sangat penting dalam model VAR/
Teknik Analisis VECM dalam menangkap pengaruh dari
Berdasarkan bentuk data penelitian maka model setiap variabel terhadap variabel yang lain.
yang digunakan adalah dengan melakukan 3. Uji Kointegrasi Uji ini dilakukan untuk
pemilihan metode pendekatan Vector menghilangkan spurious reggresion atau
Autoregressive (VAR) ataupun Vector Error regresi yang berlebihan pada data yang tidak
Correction Model (VECM), dengan stasioner. Apabila data tidak stasioner namun
menggunakan perangkat lunak Eviews.9. terkointegrasi, maka kombinasi linier antar
Metode Vector Autoregressive (VAR), jika variabel-variabel dalam sistem akan bersifat
terdapat variabel yang mengandung unit root stasioner dan diperoleh persamaan jangka
dan tidak terdapat satu dengan yang lain, maka panjang yang stabil. Sehingga langkah
variabel yang mengandung unit root harus selanjutnya dengan metode VECM.
dideferensikan dan variabel hasil stasioner hasil 4. Vector Error Correction Model (VECM)
differensi dapat digunakan dalam model VAR. VECM yaitu model ekonometrika yang
Sedangkan dalam keadaan semua variabel digunakan untuk mengetahui tingkah laku
mengandung unit rootnamun berkointegrasi, jangka pendek dari suatu variabel terhadap
maka dapat digunakan model Vector Error jangka panjangnya (Kostov dan Lingar
Correction Model (VECM)(Rosadi, 2012). dalam Ajijja dkk, 2011). Merupakan bentuk
Analisis model studi ini menggunakan software VAR yang terestriksi karena berasal dari
Eviews 9 yang meliputi berapa tahap analisis penjumlahan koefisien lag variabel pada
data sebagai berikut : difference dan koefisien error correction
1. Uji Akar Unit (Unit root test) Tahap ini term (ECT). Model VECM digunakan
dilakukan dengan menguji ada tidaknya apabila variabel stasioner pada tahap
akar-akar unit. Gujarati & Porter (2012) difference dan berkointegrasi sehingga dapat
bahwa variabel yang tidak stasioner atau dilihat persamaan jangka panjang.
mengandung akar-akar unit menyebabkan 5. Impulse Response Function (IRF) IRF
regresi lancung (spurious regression) dimana menggambarkan bagaimana perkiraan

105
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110

dampak dari shock suatu variabel terhadap 2. Panjang Lag Optimal


variabel-variabel penelitian lain sehingga bisa Tahap penentuan lag merupakan tahapan
diketahui berapa lama pengaruh shock atau penting karena bertujuan untuk mengetahui
goncangan suatu variabel terhadap variabel waktu yang dibutuhkan variabel dependen
lain yang dirasakan dan variabel manakah dalam merespon perubahan variabel lain yang
yang akan memberi response terbesar dipengaruhi.
terhadap shock (Batubara & Saskara, 2013)
6. Variance Decomposition (VD) Yaitu forecast Tabel 2 Penentuan Panjang Lag Optimum
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
error variance decompotition merupakan
0 98.82806 NA 2.76e-09 -5.519298 -5.294833 -5.442749
perangkat model VAR yang memisahkan
1 160.0729 100.8739 3.33e-10 -7.651348 -6.304560* -7.192055*
variasi dari sejumlah variabel yang diestimasi
2 175.7327 21.18674 6.39e-10 -7.101923 -4.632810 -6.259884
menjadi komponen-komponen shock atau
3 221.5873 48.55194* 2.48e-10* -8.328664* -4.737228 -7.103882
menjadi variabel innovation, dengan asumsi
variabel tersebut tidak saling berkorelasi. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat hasil
Analisis ini merupakan bagian dari analisis penentuan lag optimal kriteria LR, FPE, dan
VECM yang berfungsi mendukung hasil-hasil AIC merekomendasikan lag sebesar 3.
analisis sebelumnya (Ajijja et al., 2011). Sedangkan kriteria SC dan HQ memilih lag
sebesar 1. Sehingga disimpulkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN
pemilihan lag optimal dalam studi ini pada lag 3.
Hasil Penelitian
3. Uji Kointegrasi
1. Uji Stasioner
Uji kointegrasi menggunakan pendekatan
Uji akar unit dalam studi ini menggunakan uji Johansen dengan membandingkan trace
Augmented Dickey Fuller (ADF). Untuk statistic dengan critical value atau mem-
menentukan stasioner atau tidak variabel yaitu bandingkan maksimum eigenvalue dengan
apabila t-statistik lebih kecil dari nilai kritis pada critical value. Apabila nilai trace statistic lebih
berbagai tingkat kepercayaan maka dapat besar dari nilai critical value maka variabel
dikatakan variabel stasioner. Variabel yang tidak yang diamati saling berkointegrasi atau terdapat
st asioner pada tahap level dilakukan hubungan jangka panjang. Berdasarkan Tabel
differential untuk memperbaiki non-stasioner. 3, hasil uji kointegrasi menunjukkan bahwa
Pada Tabel 1 menunjukkan seluruh variabel terdapat dua persamaan antar variabel yang
stasioner pada tingkat first difference. diamati berkointegrasi. Hal ini dibuktikan dari
nilai trace statistic dan maximum eigen
Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji Stasioner
Augmented Dickey Fuller statistic lebih besar dibanding critical value.
Dengan adanya kontegrasi dalam persamaan
Variabel Level 1st dif
LGDP 0.4165 0.0061 ini dan variabel yang diamati bersifat stasioner
LGFCF 0.2201 0.0015 pada tahap first difference maka metode
LFDI 0.2355 0.0000 selanjutnya menggunakan VECM.
INF 0.0537 0.0000
LKURS 0.6217 0.0000

106
Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.

Tabel 3 Uji Kointegrasi


Hypothesized Trace 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.832013 118.0977 69.81889 0.0000


At most 1 * 0.588354 55.66216 47.85613 0.0078
At most 2 0.361127 24.59643 29.79707 0.1764
At most 3 0.219377 8.914684 15.49471 0.3733
At most 4 0.007018 0.246488 3.841466 0.6196

4. Estimasi Model VECM Tabel 5 Tabel Estimasi VECM Model


Jangka Pendek
Dalam estimasi model VECM jangka panjang
menghasilkan bahwa seluruh variabel bebas Variabel Coefficient T-Stat
CointEq1 -0.18 4391 -1.38515
yaitu Inflasi, PMTB, FDI, dan Kurs signifikan
D (LGDP(-1)) 0.943449 0.51809
mempengaruhi Pendapatan per kapita. Dengan
D (LGDP(-2)) 0.842613 0.54801
nilai koefisian pada tabel tersebut menunjukkan D (LGDP(-3)) 0.589284 0.58398
bahwa variabel Kurs, FDI, dan PMTB D (LGFCF(-1)) 0.239512 -0.66827
berpengaruh positif yakni peningkatan ketiga D (LGFCF(-2)) 0.347888 -0.86597
variabel tersebut mengakibatkan peningkatan D (LGFCF(-3)) 0.054876 -0.20404
D (LFDI(-1)) 0.061465 1.31213
pada variabel Pendapatan Perkapita. D (LFDI(-2)) 0.044999 1.134904
Tabel 4 Tabel Estimasi VECM D (LFDI(-3)) 0.021729 1.15635
Model Jangka Panjang D (LKURS(-1)) 0.072328 0.34703
DINF(-1) D (LKURS(-2)) 0.116468 0.63414
Coeff -0.013156 D (LKURS (-3)) 0.095685 0.66473
T-Stat [-5.91762] D (INF(-1)) 0.001682 -1.12620
DLGFCF(-1) D (INF(-2)) 0.001411 -1.10019
Coeff 1.092993 D (INF(-3)) 0.000934 -1.26680
T-Stat [4.12730]
95%. Apabila nilai T-Stat > T-Table maka akan
DLFDI(-1)
Coeff 0.500172 menerima H0 dimana terdapat hubungan jangka
T-Stat [ 10.0522] pendek untuk variabel yang diteliti. Dari Tabel
DLKURS(-1) 5, variabel-variabel tersebut memiliki nilai T-
Coeff 0.285626
T-Stat [ 1.91728] Stat lebih kecil dari nilai T-Table sehingga pada
jangka pendek tidak terdapat variabel yang
Estimasi VECM model jangka pendek signifikan ditambah dengan satu variabel error
padaTabel 4 menunjukkan bahwa dari correction. Nilai dari variabel error correction
keseluruhan variabel penelitian yang digunakan yaitu sebesar 0,18% dimana hal tersebut
tidak memiliki pengaruh yang signifikan, terbukti dibawah nilai dari T-Stat pada taraf nyata 5%.
dari nilai T-Stat < T-Table. Penelitian ini Maka dari itu, diperlukan analisis IRF untuk
menggunakan nilai alpha 5% atau dengan kata mengetahui hubungan jangka pendek dari
lain menggunakan tingkat kepercayaan sebesar masing-masing variabel dalam penelitian ini.

107
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Analisis IRF di atas menjelaskan dampak dari pada variabel pembentukan modal tetap bruto
guncangan (shock) pada satu variabel terhadap maka akan memberikan pengaruh searah
variabel lain. Selain itu, analisis ini juga berfungsi terhadap variabel GDP. Hal ini sejalan dengan
untuk melihat berapa lama pengaruh tersebut penelitian yang dilakukan oleh Khairul Amri dan
terjadi. Variabel inflasi memiliki pengaruh negatif Hasdi Aimon (2017) jika pembentukan modal
terhadap variabel GDP. Sehingga apabila tetap bruto berpengaruh positif terhadap PDB,
terjadi kenaikan 1% inflasi akan menurunkan ditunjukkan oleh nilai T-Stat variabel tersebut
pendapatan per kapita. Itu artinya bahwa pada pada lag 1 sebesar 4,045 dan pada lag 2
hipotesis yang menyatakan variabel inflasi sebesar 2,306. Apabila dibandingkan dengan
berpengaruh negatif terhadap pendapatan per nilai T-Table pada tingkat kepercayaan 95%
kapita tidak ditolak dalam jangka pendek. Hasil sebesar 2,009 dapat dikatakan bahwa terjadi
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pengaruh signifikan pada lag 1 dan 2 variabel
dilakukan oleh Khan, dkk (2013) yang pembentukan modal tetap bruto terhadap
menunjukkan bahwa inflasi memiliki pengaruh variabel PDB.
negatif dan signifikan terhadap pendapatan
Analisa impulse response function terhadap
nasional. Terjadinya inflasi mengakibatkan daya
variabel FDI apabila dilihat pada bagan diatas
beli masyarakat menurun, serta mengurangi
memiliki kecenderungan berpengaruh positif
keinginan masyarakat untuk menabung,
terhadap variabel GDP. Foreign Direct Invest-
sehingga inflasi berdampak pada penurunan
ment memberikan pengaruh positif terhadap
konsumsi serta tabungan masyarakat. Hal ini
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia
mengakibatkan perekonomian menjadi lesu dan
sebagai negara berkembang yang memiliki
berimbas pada menurunnya pendapatan per
kendala dalam keterbatasan dana membutuh-
kapita masyarakat.
kan investasi dari luar negeri. Hal ini dikarenakan
Variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto FDI yang masuk melakukan transfer modal,
berpengaruh positif terhadap variabel GDP. Hal teknologi, dan ilmu pengetahuan. Adanya FDI
tersebut mengartikan ketika terjadi tekanan dapat memberikan multiplier effect dalam

108
Analisis Makro Ekonomi Sebagai Langkah Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap | Ritma Kartika Dewi, dkk.

perekonomian di Indonesia dalam jangka negeri dan meningkatkan infrastruktur yang


pendek. Hal tersebut dikarenakan adanya mendukung guna menumbuhkan iklim usaha
lapangan pekerjaan baru dan juga ketersediaan yang baik dan kondusif. Meningkatkan pena-
barang konsumsi yang secara langsung dapat naman modal tetap bruto dengan pembangunan
meningkatkan GDP di Indonesia. infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia
Variabel kurs atau nilai tukar merupakan salah seperti, jalan raya, jalan tol, rel kereta api, bandara,
satu variabel yang dapat mempengaruhi sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur penun-
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sejalan jang lainnya. Selain itu, pemerintah perlu men-
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra, jaga nilai tukar rupiah dan inflasi agar tetap
dkk (2017) menunjukkan bahwa dalam jangka rendah. Pemerintah melalui otoritas moneter
pendek guncangan pada nilai tukar rupiah yaitu Bank Indonesia dapat menggunakan
direspon positif oleh GDP sebesar 1,47. Hal instrumen kebijakan moneter untuk menjaga
ini menunjukkan, pada saat nilai nilai tukar nilai tukar rupiah dan inflasi tetap berada pada
rupiah mengalami kenaikan maka nilai GDP juga koridornya. Melakukan investasi di bidang
akan naik. Nilai tukar berpengaruh positif sumber daya manusia agar kualitas tenaga kerja
terhadap GDP karena apabila nilai tukar dan produktivitasnya meningkat. Peningkatan
mengalami kenaikan maka harga barang dan kualitas sumber daya manusia ini sangat penting
jasa dalam negeri menjadi lebih murah bagi dilakukan untuk menciptakan tenaga kerja dengan
negara lain. Hal ini dapat menjadi daya tarik keterampilan yang tinggi sehingga mampu menarik
negara lain untuk membeli barang dan jasa dari investasi. Hal tersebut yang dapat dilakukan oleh
dalam negeri, sehingga kegiatan ekspor menjadi pemerintah sebagai strategi agar Indonesia dapat
meningkat. Meningkatnya ekspor akan ber- keluar dari Middle Income Trap.
pengaruh pada peningkatan GDP pula. DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN DAN SARAN Abustan dan Mahyuddin. 2009. “Analisis


Vector Auto Regressive (VAR)
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terhadap Korelasi antara Belanja
terdapat pengaruh jangka pendek untuk Publik dan Pertumbuhan Ekonomi di
variabel inflasi, pembentukan modal tetap bruto, Sulawesi Selatan, Tahun 1985-2005 “.
foreign direct investment dan kurs terhadap Jurnal Ekonomi Pembangunan.
variabel GDP. Sedangkan untuk pengaruh
Arfiani, Intan Sari. 2019. “Analisis Empiris
jangka panjang terdapat pengaruh yang Hubungan antara Ekspor, Impor, Nilai
signifikan keempat variabel tersebut terhadap Tukar dan Pertumbuhan Ekonomi di
variabel GDP. Variabel pembentukan modal Indonesia”. Jurnal Ekonomi Pembangunan.
tetap bruto, foreign direct investment dan kurs
Amri, dkk. 2017. “Pengaruh Pembentukan Modal
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap
dan Ekspor terhadap Pertumbuhan
variabel GDP. Berbeda dengan variabel inflasi Ekonomi Indonesia”. ECONOMAC.
yang berpengaruh negatif dan signifikan. Saran
Drs. Pheni Chalid, SF, MA, Ph.D. Modul 1:
yang dapat direkomendasikan bagi pemerintah
Teori Pertumbuhan.
dari hasil penelitian ini adalah mempermudah
izin usaha khususnya yang berasal dari luar

109
Inspire Journal:Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 99-110

Ernawati, P & Lumbangaol, H.E. 2018. Rachman,Siswati. 2016. “Analisis Pengaruh


Eksistensi dan Determinan Middle Perkembangan Usaha Kecil dan
Income Trap di Indonesia. Jurnal Menengah Sektor Manufaktur
Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 9, terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
No. 2, Desember 2018. Kota Makassar”. Ad’Ministrare.
Hidayat, Paidi. 2010. “Analisis Kausalitas dan Suhel. 2008. “Analisis Model Vector Auto
Kointegrasi antara Jumlah Uang Regression (VAR) terhadap Hubungan
Beredar, Inflasi, dan Pertumbuhan antara Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi di Indonesia”. Jurnal Ekonom. dengan Penanaman Modal Asing
(PMA) di Indonesia”. Jurnal Ekonomi
Kementrian PPN (Bappenas). Rancangan
Pembangunan.
Teknokratik (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2020- Sutikno, M.A & Malale, A.W. 2014. Analisis
2024) Indonesia Berpenghasilan Middle Income Trap di Indonesia.
Menengah – Tinggi yang Sejahtera, Jurnal BPPK, Vol. 7, No. 2, 2014, Hal.
Adil, dan Berkesinambungan . 91-110.
Putra, dkk. 2017. “Analisis Pengaruh Foreign Wulansari, M.A. 2019. Pengaruh Indikator
Direct Investment, Nilai Tukar, dan Makro Ekonomi Negara-Negara di
Government Expenditure terhadap Regional ASEAN Terhadap Middle
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”. Income Trap. Thesis, 2019, Universitas
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Lampung.
Pengembangan.

***

***

110

Anda mungkin juga menyukai