1. Apakah definisi kepemimpinan menurut sumber yang anda ketahui?
Jawaban : Secara luas kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya. Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.
Adapun definisi kepemimpinan menurut sumber lain atau para ahli :
a. Leadership is interpersonal influence, exercised in a situation, and directed through the communication process, toward the attainment of a specific goal or goals (Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961) Kepemimpinan adalah pengaruh antarpribadi, dilakukan dalam suatu situasi, dan diarahkan melalui proses komunikasi, menuju pencapaian tujuan atau sasaran tertentu. b. Leadership is the process of influencing the activities of an organized group toward goal achievement (Rouch & Behling, 1984) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir menuju pencapaian tujuan c. Leadership is the behavior of an individual when he is directing the activities of a group toward a shared goal (Hemphill & Coons, 1957) Kepemimpinan adalah tingkah laku seorang individu ketika dia mengarahkan aktivitas suatu kelompok menuju tujuan bersama
2. Apakah definisi kepemimpinan menurut pendapat anda pribadi?
Jawaban : Kepemimpinan yaitu seseorang yang mempengaruhi dengan memberikan arahan dan motivasi kepada mayarakat ataupun semua orang (anggota organisasi) untuk memberikan kontribusi menuju pencapaian tujuan
3. Teori apa saja yang anda ketahui berkaitan dengan kepemimpinan?
Jawaban : a) Teori Sifat b) Teori Kepribadian Perilaku c) Teori Kepemimpinan Situasional 4. Apakah yang anda ketahui berkaitan dengan Teori Sifat? Berikan contoh Jawaban : Teori yang berusaha mengidentifikasi karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Intelegensia, pemimpin lebih pintar dari pengikut-pengikutnya (Stogdill, 1992) Kepribadian, kepribadian diasosiasikan dengan kepemimpinan yang efektif. Karakter Fisik, hubungan antara kepemimpinan efektif dan karakteristik fisik bertolak belakang.
Contoh : seorang manager yang memiliki sifat disiplin. Manager memberikan
keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya. Contoh saat bekerja manager selalu tepat waktu saat masuk kerja, hal tersebut dapat mempengaruhi bawahannya untuk disiplin saat masuk kerja yang harus tepat waktu.
5. Apakah yang anda ketahui berkaitan dengan Teori Kepribadian Perilaku?
Berikan contoh Jawaban : Di akhir 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang.
Studi dari University of Michigan
Pemimpin yang job-centered, menerapkan pengawasan ketat sehingga bawahan melakukan tugasnya dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan. Pemimpin yang berpusat pada bawahan (employee-centered), mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan dan membantu pengikutnya dalam memuaskan kebutuhannya dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang suportif.
Studi dari Ohio State University
Membentuk struktur, pemimpin berorientasi kepada tujuan dan hasil. Konsiderasi, pemimpin menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan partisipasi
Contoh : pemimpin yang berperilaku konsiderasi, mempunyai perhatian terhadap
hubungan dengan orang lain di dalam pekerjaan yang ditandai dengan saling percaya, menghargai gagasan dari bawahan, dan memperhatikan perasaan mereka, intinya untuk saling berkomunikasi dan berpartisipasi dalam bekerja. Pengikut dari pemimpin yang tinggi concideration-nya lebih puas dengan pekerjaannya, lebih termotivasi, dan lebih hormat kepada pemimpinnya. 6. Apakah yang anda ketahui berkaitan dengan Teori Kepemimpinan Situasional? Berikan contoh Jawaban : Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu, demikian pula pada situasi yang lain memerlukan gaya kepemimpinan yang lain. Contoh : ketika tim sudah menunjukkan kepercayaan diri, rasa tanggung jawab dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dalam setiap proyek, maka manajer cukup mendelegasikan tugas dengan pengawasan yang minimal.
7. Apakah yang anda ketahui berkaitan dengan Konseptual Kepemimpinan
berdasarkan Perspektif Islam? Berikan contoh Jawaban : a. Pendekatan Normatif • Prinsip tanggung jawab dalam organisasi, setiap diri adalah pemimpin dan ia dituntut pertanggungjawabannya. • Prinsip etika tauhid, seorang pemimpin yang telah digariskan oleh Allah SWT adalah iman • Prinsip keadilan, tidak boleh muncul stigma ketidakadilan • Prinsip kesederhanaan, pemimpin harus melayani tidak dilayani b. Pendekatan Historis, kisah-kisah umat masa lalu sebagai pelajaran dan bahan perenungan bagi umat yang akan datang. c. Pendekatan Teoretik, ideologi Islam terbuka, tidak menutup terhadap ide-ide dari luar Islam selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Contoh : pada saat praktek shalat berjamaah, dalam hal ini mencakup bagaimana kualitas dan kompetensi imam, penempatan atau posisi antara imam (pemimpin) dengan ma’mum (masyarakat yang dipimpin), imam berfungsi sebagai pembimbing dan pengarah, imam harus disiplin dalam pelaksanaan shalat, imam siap menerima koreksi, kritik dan saran dari ma’mum.
8. Apakah yang anda ketahui berkaitan dengan Model Kepemimpinan
Situasional?Jelaskan serta berikan contoh Jawaban : A. Model Kepemimpinan Kontingensi Dikembangkan oleh Fiedler, model kontingensi dari efektifitas kepemimpinan memiliki dalil bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung. Kepemimpinan dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh kekuatan dan pengaruh. Contohnya : Ketua Umum di suatu organisasi akan mengumpulkan anggota- anggotanya untuk mengambil suatu keputusan apabila akan mengadakan kegiatan charity ke suatu tempat yang terkena bencana alam. Hal itu dimaksudkan agar apa yang menjadi keputusan anggota-anggotanya dapat membantu ketua untuk mengambil keputusan apa yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Walaupun apa yang sudah dibahas oleh anggotanya akan dipertimbangkan lagi oleh ketua dan hal tersebut akan sangat membantu. B. Model Partisipasi Pemimpin oleh Vroom dan Yetton Suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat aturan untuk menentukan ragam dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi-situasi yang berlainan. Kebalikan dari Fiedler, Vroom dan Yetton berasumsi bahwa pemimpin harus lebih luwes untuk mengubah gaya kepemimpinan agar sesuai dengan situasi. Model ini mempertahankan 5 gaya kepemimpinan yang menggambarkan kontinum dari pendekatan otoriter (AI, All), ke konsultatif (CI, CII) sampai pendekatan yang sepenuhnya partisipatif (GII). Contoh : Apabila dalam melaksanakan tugas mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan Ketua BEM selalu meminta pendapat dari bawahannya. Dengan mengadakan rapat dimana setiap anggota berkumpul dan memberikan saran atas masalah yang dihadapi. Misalnya dalam menyelenggarakan program kerja, bagaimana acara dapat berjalan dengan lancar, serta bagaimana mendapatkan dana untuk menyelenggarakan proker tersebut. Ketua BEM menampung semua pendapat dari bendahara, divisi acara, divisi humas, dll. Contoh diatas menunjukkan Ketua BEM memakai gaya kepemimpinan GII, yaitu pemimpin memberitahukan masalah kepada bawahannya secara berkelompok, lalu bersama-sama merundingkan jalan keluarnya, dan mengambil keputusan yang disetujui oleh semua pihak. C. Model Jalur-Tujuan (Path-Goal) Seperti pendekatan kepemimpinan situasional atau kontingensi lainnya, model kepemimpinan jalur-tujuan berusaha meramalkan efektifitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model yang dikembangkan oleh Robert J. House (dikutip dari buku Perilaku Organisasi), pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya. Teorinya disebut sebagai jalur-tujuan karena memfokuskan pada bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk mencapai tujuan. Contohnya : seorang direktur akan mengadakan rapat terlebih dahulu jika akan menjalani hubungan kerja dengan perusahaan lain. Sehingga, sang direktur akan meminta bawahannya untuk mengadakan rapat dan membahas tentang apa yang akan dipresentasikan di depan kliennya. Setelah itu, sang direktur akan memutuskan dan memberi perintah kepada bawahannya untuk bekerja semaksimal mungkin dan sesuai dengan yang telah diperintahkan. D. Teori Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard Penekanan teori kepemimpinan situasional adalah pada pengikut-pengikut dan tingkat kematangan mereka. Para pemimpin harus menilai secara benar atau secara intuitif mengetahui tingkat kematangan pengikut-pengikutnya dan kemudian menggunakan suatu gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tingkatan tersebut. Kesiapan didefinisikan sebagai kemampuan dan kemauan dari orang (pengikut) untuk mengambil tanggung jawab bagi pengarahan perilaku mereka sendiri. Terdapat empat gaya kepemimpinan yaitu Telling, Selling, Participating, dan Delegating. Contoh : pada sebuah perusahaan industri, dalam hal tingkat kesiapan bawahan perbedaan lama waktu bekerja yang dimiliki masing-masing bawahan membuat kemampuan bawahan berbeda. Misalnya bawahan yang telah lama bekerja akan lebih mandiri sehingga pemimpin tidak perlu terlalu ikut campur dalam pelaksanaan sebuah tugas, lain halnya dengan bawahan yang baru saja masuk yang harus dituntun dalam pelaksanaan sebuah tugas. Dalam hal ini pemimpin perusahaan dituntut untuk mengerti kebutuhan yang dimiliki bawahannya. E. Pendekatan Hubungan Berpasangan Vertikal Suatu pandangan bahwa tidak ada hal seperti perilaku pemimpin yang konsisten terhadap seluruh bawahan. Tiap hubungan satu-satu memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Pendekatan ini mengusulkan bahwa pemimpin mengklasifikasikan bawahan ke dalam anggota in-group dan anggota out-group. Anggota dalam-kelompok memiliki rasa keterikatan dan sistem nilai yang sama, dan berinteraksi dengan pemimpinnya. Anggota luar-kelompok memiliki kesamaan yang lebih sedikit dengan pemimpinnya dan tidak membagi banyak dengannya. Contoh : departemen pemasaran lebih dekat dengan pemimpin perusahaan karena lebih sering mengadakan rapat untuk membicarakan masalah penjualan produk, target pasar, dll dibandingkan dengan departemen lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang-orang departemen pemasaran termasuk kedalam in- group karena lebih banyak berinteraksi dengan pemimpin.