Aspek Aspek Perkembangan Peserta Didik
Aspek Aspek Perkembangan Peserta Didik
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pendidikan di sekolah.
1
kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang tidak
dipelajari.
perkembangan peserta didik yang harus diketahui dan dipahami oleh guru
ataupun peserta didik. Semoga dengan tulisan ini guru dan orang tua dapat
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
didik.
aspek-aspek perkembangan.
2
D. MANFAAT PENULISAN
1. Sebagai pedoman bagi guru atau orang tua peserta didik untuk bisa
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Dalam kamus
jasmaniah. Ketiga, kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang
tidak dipelajari.
4
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah pertumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak
(fertilisasi) antara sel telur dengan sel sperma yang kemudian berkembang
pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds,
2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,
pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi
yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga
menunjukkan perbedaan yang mencolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan
gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-
lain.
5
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak.
kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang
bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup
berkembang. Hal itu juga akan membantu perkembangan agar dapat berkembang
peserta didik. Sesuai dengan perkembangan fisik atau motorik anak yang sudah
2. Perkembangan Intelektual/Kognitif/Intelegensi
(CP.Chaplin,1981: 252)
6
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor
utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan
dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif
antara lain:
memahami sesuatu.
4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika
anak mendapat pengalaman secara tidak langsung dari orang lain atau
telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.
kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget
(dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi
7
kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan
untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai
“kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap model pemahaman, yakni
Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang
dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda
individu. Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata
seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap
operasional formal.
8
3. Perkembangan Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang
dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada
saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat
kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal
sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya
tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan
terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka
menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele
individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Mengingat hal tersebut,
9
yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar yang
diri.
emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi
keadaan gugup.
d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
4. Perkembangan Bahasa
10
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian
ini tercakup semua cara berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan
dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata,
kalimat, bunyi, lambang, gambar, atau lukisan. Dengan bahasa semua manusia
dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan
yaitu :
1. Proses jadi matang dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ-
2. Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara
lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru
ilmuan bangsa Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata,
masa memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.
1. Kalimat satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan
Dalam masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan suara-suara raban
yakni permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara
menjadi lebih lembut. Selain itu di masa ini seorang anak sudah dapat menirukan
suara-suara walaupun tidak begitu sama persis dengan bunyi aslinya. Di masa ini
11
juga mulai terbentuknya satu kata. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata
2. Masa memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun
Dalam masa kedua ini adalah masa dimana mulai timbul suatu dorongan dalam
diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Inilah yang menyebabkan anak
akan sering bertanya apa ini? apa itu? siapa ini? dan lainnya. Dan di masa ini
kemampuan anak merangkai kata mulai meningkat. Dulu yang hanya bisa satu
kata, bertambah menjadi dua kata, tiga kata hingga lebih sempurna.
Dalam masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat berbahasa dengan lebih
baik dan sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal serta
menggunakan awalan dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak membuat
Di tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang lebih
panjang dan sempurna, baik berupa kalimat majemuk dan berupa pertanyaan,
bahwa bahasa itu kompleks, namun pada umumnya perkembangan pada individu
12
dengan kecepatan luar biasa pada awal masa kanak-kanak. Berangkat dari hasil-
kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan etika
bersangkutan.
satunya adalah dapat berinteraksi dengan orang lain untuk saling bertanya, saling
diketahui.
5. Perkembangan Sosial
dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum
dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan
berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak anak memasuki usia 6 (enam)
13
bulan. Disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain terutama yang dekat
dengan dirinya yaitu ibu atau anggota keluarga yang lain. Anak mulai mampu
membedakan arti senyum, marah, tidak senang, terkejut, dan kasih sayang.
Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas yang
didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur,
hubungan sosial juga berkembang amat kompleks. Dari kutipan diatas dapatlah
14
Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar
6. Perkembangan kepribadian
Istilah kepribadian berasal dari bahasa Latin “persona”, atau topeng yang
dipakai orang untuk menampilkan dirinya pada dunia luar, tetapi psikologi
memandang kepribadian lebih dari sekedar penampilan luar. Jess Feist &Gregory
J. Feist (2009: 86) mengatakan bahwa ”Kepribadian mencakup sistem fisik dan
psikologis meliputi perilaku yang terlihat dan pikiran yang tidak terlihat, serta
substansi dan perubahan, produk dan proses serta struktur dan perkembangan”.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Gardon Allport (1951) dalam Inge
individu sebagi system psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam
keceerdasan, bakat, sikap, motif, minat, kemampuan, moral, dan aspek jasmaniah
15
sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan
kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan rasa nikmat. Seornag
bayi menjalani proses perkembangan dirinya. Untuk itu dapatlah dikatakan bahwa
sebagian tingkah lalu bayi dipandang sebagai bentuk awal pola kepribadian.
Peranan orang tua untuk memperkenalkan nilai dan norma kehidupan pada bayi
Gardon Allport (1951) menyimpulkan bahwa pada bagian kedua tahun pertama
anak telah menunjukkan dengan pasti watak yang khas. Setidaknya pada paruh
2. Masa Kanak-Kanak
garis yang berganda. Manusia adalah organisme yang pada waktu lahir adalah
alat untuk mencapai suatu tujuan biologis dapat menjadi motif otonom yang
16
mengarahkan tingkah laku dengan daya seperti yang dimiliki oleh dorongan yang
3. Masa Dewasa
Untuk memahami sepenuhnya apa yang harus dilakukannya, orang dewasa harus
mempunyai tujuan dan aspirasinya dengan jelas. Motif yang terpenting bukan lagi
berpuas “gema” masa lampau, melainkan lambaian “ajakan” masa depan. (Inge
d. Faktor usia
b. Penerimaan masyarakat/sosial
17
Aspek kepribadian ini juga erat kaitannya dengan pendidikan, terutama
sebagai faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Secara global,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga
macam:
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani
siswa.
2. Faktor ekternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa.
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunkan siswa untuk melakukan
7. Perkembangan Moral
Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (moris) yang berarti adat istiadat,
prinsip-prinsip moral.
Nilai-nilai moral itu, seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain,
hak orang lain, serta larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum minuman
sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.
18
Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral peraturan perilaku yang
telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan pola
Perilaku tak bermoral berarti perilaku yang tidak sesuai dengan harapan
sosial. perilaku demikian tidak disebabkan oleh ketidak acuhan akan harapan
sosial, melainkan ketidak setujuan dengan standar sosial atau kurang adanya
pertama disebut tahap realisme moral (moralitas oleh pembatasan). Tahap kedua
disebut moralitas otonomi (moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik)
Dalam tahap yang pertama ini seorang anak menilai tindakan sebagai
benar atau salah atas dasar konsekuensinya dan bukan berdasarkan motifasi
menilai, dan cendrung menganggap orang dewasa yang berkuasa sebagai maha
kuasa. Yang paling penting menurut Piaget bahwa anak menilai suatu perbuatan
tertentu. Anak mulai dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan
19
Berikut ini beberapa proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak:
1. Imitasi
Pada umunya anak mulai mengadakan imitasi atau peniruan sejak usia 3
tahun, yaitu meniru perilaku orang lain yang ada di sekitarnya. Anak perempuan
meniru perilaku Ibu, kakak perempuan dan orang lain dirumah, demikian pula
anak laki-laki suka meniru perilaku ayah, kakak atau tetangganya yang sering
dijumpai di sekitarnya. Sering kali anak tidak hanya meniru perilaku misalnya
gerak tubuh,rasa senang atau tidak senang,sikap orang tua terhadap agama,
2. Internalisasi
Internalisasi adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak)
karena pengaruh sosial yang paling mendalam dan paling langgeng dalam
bergaul.
ambil lebih banyak di ambil oleh orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi di
luar dirinya.
20
4. Kemandirian
bantuan orang lain baik dalam bentuk material maupun moral. Sedangkan
dewasa.
5. Ketergantuangan
kanakan perilakunya tidak sesuai dengan anak lain yang sebayanya. Dengan kata
lain anak tersebut tidak memiliki kemandirian yang mencakup fisik atau mental
6. Bakat
kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan khusus yang sering kali melebihi orang
lain.
berfikir operasional formal, yaitu mulai mampu berpikir abstrak dan mampu
terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya terikat pada waktu, tempat, dan
21
situasi, tetapi juga pada sumber moral yang menjadi dasar hidup mereka
(Gunarsa,1988).
Melalui pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua, guru, teman
sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas peserta didik sudah lebih
matang. Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-
terpisah dan berbeda. Akibatnya, minat terhadap satu unsur tidak dengan
sendirinya menjamin minat terhadap unsur lain. Juga tidak berarti bahwa minat
terhadap kedua unsur akan sama. Seorang mungkin terutama berminat mematuhi
aturan agama tetapi menunjukkan sedikit minat terhadap apa yang sering
dianggap sebagai “teologi” atau doktrin atau ajaran agama. Hal sebaliknya
mungkin terjadi pada orang lain. Demikian pula terhadap anak-anak. Beberapa
anak terutama berminat terhadap kepatuhan kepada agama dan yang lain terhadap
ajaran agama. Mana yang lebih menarik perhatian ditentukan sebagian oleh
tekanan yang diberikan pada kedua unsur tersebut pada masa awal pendidikan
agama dan sebagian oleh apa yang berdasarkan pengalaman, mereka anggap lebih
22
Saat anak bertambah usia dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan
yang lebih besar pada agama dari seorang anak yang temannya tidak, atau hampir
tidak, menunjukkan minat pada agama dan mempunyai sikap negatif terhadap
bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia
23
arah dan kualitas perkembangan beragama remaja sangat bergantung kepada
merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada
24
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jejang dan jenis
pendidikan tertentu. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor
tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran
berpengaruh pada anak. Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 - 5 bulan.
Orang tua yang bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai
setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua
keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Moral itu dikenalkan kepada anak
25
agar anak bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah dan bisa
menentukan sikap anak sehubungan dengan perkembangan sosial nilai dan sikap.
Agama diperkenalkan kepada anak agar, anak dalam bertidak dapat sesuai dengan
ajaran agama.
B. SARAN
dengan aturan atau hukum perkembanagn namun ada pula anak yang berkembang
Maka dari itu bagi orang tua ataupun guru harus dapat mengetahui aspek-aspek
didik agar anak atau peserta didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan
26