Anda di halaman 1dari 5

Putu Adrian Namas Surya

119112602

RESUME
KONSEP EKONOMI MANAJERIAL

Pengertian Ekonomi Manajerial


Ekonomi manajerial merupakan bidang studi yang penting dan sangat berguna karena
memberikan dasar untuk mempelajari bidang studi lain di dalam ilmu administrasi bisnis, seperti
keuangan, pemasaran, riset operasional, akuntansi manajerial. Ekonomi manajerial juga
membantu dalam melihat saling keterkaitan beberapa bidang studi sehingga dapat memberikan
pandangan lintas fungsional dalam bidang ilmu administrasi bisnis.
Joel Dean1 , pengarang pertama buku teks ekonomi manajerial, mendefinisikan ekonomi
manajerial sebagai penggunaan analisis ekonomi dalam memformulasikan kebijakan bisnis. Joel
Dean melihat adanya kesenjangan yang besar antara masalah logis yang menjadi perhatian para
ahli ekonomi dengan masalah kebijakan yang ada di dalam manajemen praktis. Hal ini perlu
dijembatani sehingga para pembuat keputusan dalam perusahaan bisa memperoleh kontribusi
praktis dari pandangan ilmu ekonomi bagi pembuatan kebijakan puncak perusahaan.
Menurut William Baumol, para ahli ekonomi dapat membuat model teoritis atas segala
masalah, termasuk masalah yang kompleks sekalipun, dengan cara memecah masalah tersebut
menjadi beberapa bagian penting dan kemudian menunjukkan saling keterkaitan antara
bagianbagian tersebut dan dengan demikian dapat membantu memberi cara untuk mencari
penyelesaian yang terbaik. Setiap masalah dapat dipecahkan dengan bantuan metode penalaran
yang digunakan dalam menurunkan teorema-teorema ekonomi.
Dalam perkembangannya, ekonomi manajerial didefinisikan sebagai penerapan teori
ekonomi dan berbagai alat dalam ilmu pengambilan keputusan (decision sciences) untuk
memecahkan berbagai permasalahan manajerial di dalam suatu organisasi dengan cara yang
paling efisien. Permasalahan manajerial dalam suatu organisasi timbul karena ada keterbatasan
atau kendala yang dihadapi organisasi dalam mencapai tujuannya. Masalah manajerial yang
demikian dihadapi oleh semua organisasi, baik organisasi berorientasi laba (seperti perusahaan)
maupun organisasi nirlaba (seperti rumah sakit, yayasan, universitas, dan lembaga pemerintah).
Ada banyak keterbatasan yang dihadapi oleh sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya, mulai
dari keterbatasan material maupun non material. Keterbatasan material antara lain mencakup
keterbatasan dalam modal yang dimiliki, jumlah faktor produksi penting yang dapat diperoleh,
luas lahan pabrik, atau tingkat teknologi produksi yang digunakan. Sedangkan keterbatasan non
material antara lain meliputi keterbatasan skill/ketrampilan dan motivasi pekerja, pengalaman
dan orientasi pengambil keputusan, budaya organisasi, atau peraturan pemerintah.
Untuk menggambarkan masalah keterbatasan ini dapat dilihat dari contoh sebuah
perusahaan yang mencoba memperluas pasar bagi produknya. Perusahaan tersebut mungkin
menghadapi keterbatasan modal atau jumlah input yang dapat diperoleh untuk meningkatkan
produksi guna memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas. Perusahaan mungkin juga
menghadapi kendala terbatasnya jumlah tenaga penjual yang dimiliki saat ini, sehingga upaya
perluasan pasar harus diikuti dengan penambahan tenaga penjual yang baru. Gambaran lain
terkait dengan tujuan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk meningkatkan kecepatan pelayanan
pembuatan kartu tanda penduduk (KTP). Pihak Pemda bisa saja menghadapi kendala yang
terkait dengan teknologi pembuatan KTP yang masih manual dan keterbatasan jumlah pegawai
kecamatan yang menangani hal ini sehingga percepatan proses pembuatan KTP belum bisa
terjadi seperti yang diharapkan. Sebuah universitas yang mencoba meningkatkan penerimaan
jumlah mahasiswa baru mungkin menghadapi kendala keterbatasan jumlah ruang kuliah, jumlah
dosen, dan fasilitas belajar mengajar yang lain yang tidak memungkinkan pihak universitas
untuk menampung jumlah mahasiswa yang lebih banyak.
Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki organisasi dengan demikian dapat menjadi
kendala dalam mencapai tujuan yang ditetapkan secara maksimal. Guna mengatasi hal ini, pihak
berwenang dalam organisasi akan berupaya untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki
dengan sebaik-baiknya, seefisien dan seefektif mungkin sehingga tujuan dapat tercapai secara
maksimal. Dengan kata lain, tiap organisasi menghadapi masalah pengambilan keputusan yang
terkait dengan upaya mengalokasikan sumber dayanya yang terbatas untuk mencapai tujuan
secara maksimal. Apabila tidak ada kendala keterbatasan sumber daya yang dimiliki, tujuan yang
ditetapkan pasti akan dapat dicapai dengan relatif mudah. Yang menjadi masalah adalah
bagaimana keputusan mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan secara
maksimal tersebut dilakukan. Juga, alat atau metode apa yang dapat digunakan untuk membantu
membuat keputusan tersebut dengan sebaik-baiknya. Terdapat berbagai alat, metode, dan
pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembuatan keputusan manajerial seperti tersebut di
atas. Dalam buku ini akan dibahas tentang penerapan ilmu ekonomi dan ilmu pengambilan
keputusan dalam memecahkan masalah keputusan manajerial. Teori ekonomi (ekonomi makro
dan ekonomi mikro) dan alat-alat dalam ilmu pengambilan keputusan dapat digunakan untuk
membantu para pengambil keputusan di dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan secara maksimum sesuai dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki yang disebut
sebagai pengambilan keputusan secara optimal.
Optimisasi menjadi tujuan akhir dari ekonomi manajerial. Artinya, setiap permasalahan
dalam organisasi harus diupayakan solusi yang maksimal atau minimal berdasarkan keterbatasan
sumber daya yang dimiliki. Solusi maksimal berkaitan dengan keputusan seperti peningkatan
pendapatan atau penjualan, yaitu bagaimana pendapatan atau penjualan dapat dimaksimalkan
dengan menggunakan tenaga penjual yang ada. Solusi minimal terkait misalnya dengan biaya
produksi atau risiko. Pengambil keputusan akan berupaya untuk meminimalkan biaya produksi
untuk mencapai tingkat produksi tertentu. Mereka juga akan mencari cara untuk meminimalkan
risiko dari investasi yang dilakukan untuk mendapatkan hasil investasi tertentu. Dari sini dapat
dikatakan bahwa optimisasi dapat diartikan dalam dua hal, yaitu memaksimalkan sesuatu dengan
keterbatasan yang dimiliki atau meminimalkan sesuatu untuk mencapai tingkat hasil tertentu.
Ekonomi Manajerial dan Kaitannya dengan Ilmu Lain
Keterkaitan Ekonomi Manajerial dengan Teori Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan studi tentang perilaku manusia dalam memproduksi, mendistribusikan
dan mengkonsumsi barang dan jasa dalam kondisi dimana sumber daya terbatas adanya.
Teori ekonomi terdiri dari ekonomi makro (macroeconomics) dan ekonomi mikro
(microeconomics).
Ekonomi makro mempelajari tentang output, konsumsi, investasi, tenaga kerja, dan harga
secara keseluruhan (agregat) dalam sebuah perekonomian. Ekonomi makro membantu memberi
pemahaman kepada pengambil keputusan atas kondisi ekonomi makro di luar organisasi dan
dampaknya pada keputusan organisasi. Indikator kondisi ekonomi makro seperti tingkat inflasi,
tingkat pengangguran, tingkat bunga, dan tingkat permintaan agregat dapat membantu
pengambilan keputusan manajerial yang tepat. Misal, pada saat tingkat bunga pinjaman tinggi,
pengambil keputusan di dalam perusahaan sebaiknya tidak menambah modal dari pinjaman
bank. Atau, bila tingkat pengangguran tinggi, pengambil keputusan yang terkait di tingkat
pemerintah dapat mengalokasikan anggarannya untuk program penciptaan lapangan kerja.
Ekonomi mikro mempelajari tentang perilaku pelaku ekonomi sebagai pengambil
keputusan secara individual. Pelaku ekonomi yang dimaksud adalah konsumen dan produsen.
Ekonomi mikro membantu pengambil keputusan dalam memahami perilaku konsumen sehingga
dapat diambil langkah yang tepat dalam pembuatan keputusan menciptakan produk baru.
Bagi ekonomi manajerial, teori ekonomi memberikan landasan teori untuk melakukan
peramalan (estimasi) dan memberikan penjelasan atas perilaku para pelaku ekonomi dengan
menggunakan model. Model merupakan penyederhanaan suatu kondisi nyata yang di dalamnya
terdapat variabel-variabel yang menentukan dan yang menunjukkan saling keterkaitan antar
variabel tersebut. Misal, sebuah model teori produksi menunjukkan keterkaitan antara variabel
input dan output. Saling keterkaitannya terlihat dari banyaknya output yang dihasilkan
ditentukan oleh banyaknya input yang digunakan, sehingga dari sejumlah input tertentu yang
digunakan dapat diperkirakan banyaknya output yang dapat dihasilkan
Keterkaitan Ekonomi Manajerial Dengan Ilmu Pengambilan Keputusan
Ilmu pengambilan keputusan menyediakan berbagai macam alat yang disediakan oleh
matematika ekonomi, statistik, dan ekonometrika yang sangat berguna dalam penyusunan model
serta estimasi keputusan dalam upaya mencapai tujuan dengan cara yang paling efisien.
Matematika ekonomi membantu pengambil keputusan untuk menterjemahkan
permasalahan manajerial dalam bentuk yang lebih sistematis dan sederhana, yaitu dalam bentuk
persamaan matematika. Sebagai contoh, sebuah perusahaan menghadapi masalah yang terkait
dengan keputusan untuk meningkatkan produksi. Dengan mengacu pada teori ekonomi yang
menyatakan bahwa tingkat produksi ditentukan oleh banyaknya input-input yang digunakan,
maka permasalahan ini dapat dinyatakan dalam sebuah model matematika.
Apabila tingkat produksi dilambangkan dengan Q dan input-input yang digunakan
diasumsikan meliputi tenaga kerja (dilambangkan dengan L) dan modal (dilambangkan dengan
K), maka model matematika untuk hal ini adalah Q = f(L, K).
Secara matematis, model tersebut dibaca Q ‘merupakan fungsi dari’ L dan K. Fungsi ini
disimbolkan dengan huruf f dalam model. Dari model tersebut dapat diketahui bahwa Q akan
ditentukan oleh L dan K. Dengan kata lain, pengambil keputusan dapat melakukan perubahan
pada tingkat produksi Q dengan cara (1) merubah jumlah L untuk sejumlah K tertentu atau (2)
merubah jumlah K untuk sejumlah L tertentu atau (3) merubah baik L maupun K. Melalui
rumusan dalam bentuk model matematika semacam ini, permasalahan dapat lebih mudah
dipahami

Sumber:
EKONOMI MANAJERIAL , Maria Y.D Hayu Agustini

Anda mungkin juga menyukai