Anda di halaman 1dari 9

MENGANALISIS KASUS-KASUS ANCAMAN TERHADAP IDEOLOGI, POLITIK, EKONOMI,

SOSIAL, BUDAYA, PERTAHANAN, DAN KEAMANAN DAN STRATEGI MENGATASINYA


DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

A. Mengidentifikasi ancaman terhadap integrasi nasional


1. Pengertian Ancaman
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,
yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan bangsa dan negara.

2. Macam-macam ancaman :
a. Ancaman berdasarkan Jenisnya
1) Ancaman Militer, baik yang bersenjata maupun tidak bersenjata merupakan
ancaman terhadap ketahanan nasional suatu negara yang dilakukan lewat tindakan
fisik.
2) Ancaman non militer merupakan ancaman terhadap ketahanan nasional suatu
negara yang dilakukan lewat tataran pemikiran dalam bidang ipoleksosbud,
teknologi dan keselamatan umum yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
b. Ancaman berdasarkan sumbernya
1) Ancaman dari dalam, adalah segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang
berasal dari dalam negeri.
2) Ancaman dari luar, adalah segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang
berasal dari luar negeri.
c. Ancaman berdasarkan bentuknya
1) Ancaman nyata, yaitu merupakan ancaman yang sering terjadibaik yang dari dalam
maupun dari luar yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan segenap bangsa.
2) Ancaman belum nyata, merupakan ancaman dalam bentuk konflik terbuka atau
perang konvensional.

3. Ancaman disintegrasi bangsa


Ancaman disintegrasi berkaitan dengan bidang pertahanan dan keamanan. Ancaman
meliputi berbagai bidang kehidupan, yang membahayakan bagi kedaulatan bangsa dan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Posisi silang Indonesia
merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman bagi integrasi nasional. Dikatakan sebuah
potensi karena akan memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia serta
akan memperkukuh keberadaan Indonesia sebagai negara yang tidak dapat disepelekan
perannya dalam menunjang kemajuan serta terciptanya perdamaian dunia. Akan tetapi,
posisi silang ini juga menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak terbebas dari
ancaman yang dapat memecah belah bangsa.
Posisi silang yang diberikan Tuhan kepada negara Indonesia tidak hanya meliputi aspek
kewilayahan saja, melainkan meliputi pula aspek-apek kehidupan sosial, antara lain:
a. Penduduk Indonesia berada di antara daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan.
b. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan.
c. Demokrasi Pancasila berada di antara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian
utara) dan demokrasi liberal di selatan.
d. Ekonomi Indonesia berada di antara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem
ekonomi kapitalis di selatan.
e. Masyarakat Indonesia berada di antara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat
individualis di selatan.
f. Kebudayaan Indonesia berada di antara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan
barat di selatan
g. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada di antara sistem pertahanan
continental di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.

Yang termasuk dalam ancaman disintegrasi bangsa :


a. Ancaman di Bidang Militer
Bentuk ancaman militer yang sering terjadinya cukup tinggi adalah tindakan
pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan). Buktinya wilayah

Materi PPKn XII, 3.19 1


negara kita pernah ada yang dicaplok dan diakui oleh negara lain. Negara Indonesia
mempunyai fungsi pertahanan negara yang ditujukan untuk memberikan
perlindungan terhadap warga negara, objek-objek vital nasional, dan instalasi
strategis dari kemungkinan aksi sabotase. Hal ini memerlukan kewaspadaan yang
tinggi didukung oleh teknologi yang mampu mendeteksi dan mencegah secara dini.
Indonesia memiliki sejumlah objek vital nasional dan instalasi strategis yang rawan
terhadap aksi sabotase sehingga harus dilindungi, seperti istana negara, gedung
MPR/DPR, tempat wisata, dan tempat pengelolaan sumber daya alam.

b. Ancaman Non-Militer
Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakan faktor-faktor non-
militer dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi.
Adapun yang termasuk ancaman non-militer :
1) Idiologi
Idiologi bangsa Indonesia adalah Pancasila. Idiologi yang tidak sejalan dengan
Pancasila harus selalu diwaspadai, misalnya liberalisme dan komunisme.
2) Demografi
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, namun penyebarannya tidak
merata. Hal ini merupakan ancaman dalam bidang demografi. Hal ini diperburuk
sumber daya manusia yang masih rendah dan kurangnya lapangan pekerjaan.
3) Penyalahgunaan teknologi
Teknologi dapat menjadi ancaman apabila digunakan untuk melakukan tindakan
yang bertentangan dengan aturan, norma, dan hukum.
4) Sumber daya alam
Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia meurpakan anugerah Tuhan
Yang Maha Esa yang dapat mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan
bangsa Indonesia. Namun disisi lain dapat menimbulkan bencana baik karena
faktor alam maupun karena ulah manusia.
5) Masalah sosial budaya
Masalah sosial budaya (pelanggaran HAM, kemiskinan, korupsi, urbanisasi,
pencemaran lingkungan pergeseran nilai-nilai budaya), dapat menjadi ancaman
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara apabila pemerintah dan masyarakat
tidak menindaklanjuti secara serius dan optimal.
6) Politik
Politik mendasarkan diri pada kekuasaan. Apabila bersinggungan dengan
perbedaan kepentingan maka akan menimbulkan konflik sosial yang dapat
mengganggu sendi-sendi kehidupan masyarakat.

B. Menganalisis strategi dalam mengatasi berbagai ancaman terhadap bidang  ideologi,


politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam membangun
integrasi nasional
1. Ancaman di Bidang Ideologi
Ancaman idiologi sangat erat kaitannya rasa nasionalisme yang dimiliki oleh suatu
bangsa.
Secara umum Indonesia menolak dengan tegas paham komunis dan zionis. Akibat dari
penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari negara-negara komunis dapat dikatakan
tidak dirasakan oleh bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh tersebut sangat kecil
ukurannya.
/SMSaat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung lmengarah pada kehidupan
liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual. Sebenarnya liberalisme yang
didukung oleh negara-negara barat tidak hanya mempengaruhi bangsa Indonesia, akan
tetapi hampir semua negara di dunia. Hal ini sebagai akibat dari era globalisasi..

2. Ancaman di Bidang Politik


Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari
luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan
tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan
bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang seringkali digunakan oleh pihak-pihak
lain untuk menekan negara lain. Ke depan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri

Materi PPKn XII, 3.19 2


diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi
pertahanan non-militer untuk menghadapinya.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa
penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu
pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan
kekuasaan pemerintah.
dan Selain itu,kancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang
timbul di dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat menempuh
pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak
bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena
itu, separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini
membuktikan bahwa ancaman di bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang
dapat mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.

Tindakan anarkis menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia dalam bidang politik

3. Ancaman di Bidang Ekonomi


Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut merupakan
bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat dikatakan, saat ini tidak ada lagi negara yang
mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara lainnya.

Kegiatan bongkar muat di pelabuhan merupakan salah satu kegiatan


perekonomian antarnegara atau antarprovinsi.

Pengaruh globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan


perdagangan di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara.
Ancaman kedaulatan Indonesia dalam bidang ekonomi, di antaranya adalah sebagai
berikut.
a. Indonesia akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini
mengakibatkan semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang tradisional
karena kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri.
b. Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin
mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia. Pada akhirnya mereka
dapat menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian bangsa kita akan
dijajah secara ekonomi oleh negara investor.

Materi PPKn XII, 3.19 3


c. Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan
menang. Pihak yang menang secara leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang
kalah akan menjadi penonton yang senantiasa tertindas. Akibatnya, timbulnya
kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas
tersebut.
d. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi
semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya
semakin ditinggalkan sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah
dikendalikan.
e. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan
yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan
nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah
pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk.
Adapun pengaruh negatif globalisasi ekonomi yang dapat menjadi ancaman kedaulatan
Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi di antaranya sebagai berikut.
a. Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar negeri seiring dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya batasbatas negara. Hal ini
mengakibatkan semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang tradisional,
karena kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri.
b. Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring
dengan semakin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia.
c. Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan
bebas.
d. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi
semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya
semakin ditinggalkan sehingga angka pengangguran dan kemiskinan sulit
dikendalikan.
e. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil
Ekonomi kerakyatan sangat menghindari hal-hal berikut.
a. Sistem Free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi liberal.
b. Sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur negara bersifat dominan dan
mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
c. Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk monopoli yang
merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.

4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman di bidang sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan dari
luar. Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya
permasalahan, seperti premanisme, separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana
akibat perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.
Adapun ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi, di
antaranya adalah sebagai berikut.
a. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari luar
negeri.
b. Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai
hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai
kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-
norma yang berlaku di masyarakat. Seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, foya-
foya dan sebagainya.
c. sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta memandang
orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat menimbulkan
ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap selalu menghardik pengemis,
pengamen, dan sebagainya.
d. Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada
budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang biasa

Materi PPKn XII, 3.19 4


dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-
norma yang berlaku, misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting dan
sebagainya.
e. Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan
kesetiakawanan sosial. Semakin lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan
bermasyarakat.

5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Seiring dengan berjalannya waktu, proses penegakan pertahanan dan keamanan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak semudah yang dibayangkan atau semudah
dalam pembicaraan yang bersifat teoritis semata. Masih adanya masalah teror dan konflik
SARA yang terjadi pada suatu wilayah memiliki tujuan yang sama yaitu tidak ingin bangsa
Indonesia hidup damai dan tentram. Oleh karena itu, lemahnya penerapan dan
penegakan hukum dan keadilan harus terus ditingkatkan. Semakin bermunculan masalah
di suatu wilayah mengakibatkan hilangnya tingkat kewibawaan hukum dan kemerosotan
wibawa para penegaknya. Dengan demikian,kita harus mengantisipasi ancaman sedini
mungkin di bidang pertahanan dan keamanan, baik secara militer maupun non-militer.

C. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap Ipoleksosbudhankam dalam


Membangun Integrasi Nasional

1. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi


Strategi di bidang ideologi ditujukan untuk mengatasi segala ancaman,
tantangan,hambatan, serta gangguan yang akan membahayakan kelangsungan
kehidupan Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara. Strategi di bidang ideologi
dirumuskan sebagai kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan
kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan
memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal
penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Ada 4 hal yang selalu dikedepankan oleh globalisasi dalam bidang ideologi dan politik
yaitu demokratisasi, kebebasan, keterbukaan, dan hak asasi manusia.
Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis yang
terdiri atas:
a. Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur-unsur pertahanan
nirmiliter, yakni kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian yang
membidangi ideologi.
b. Kementerian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik dalam negeri
mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrumen pemerintahan dalam negeri
mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah guna menghadapi ancaman
berdimensi ideologi, sementara kementerian serta unsur pemerintahan yang
membidangi politik luar negeri mengerahkan jajarannya yang tersebar di setiap negara
untuk penguatan langkah serta upaya diplomasi dalam menangkal usaha-usaha pihak
lain yang mengancam ideologi Pancasila.
c. Unsur pemerintah yang membidangi informasi mendinamisasikan kekuatan nasional di
bidang informasi untuk melakukan “operasi informasi imbangan” sehingga masyarakat
mendapatkan informasi yang dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang dapat
memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran
dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut kepada para
siswa dan mahasiswa di semua tingkat dan jenjang pendidikan, salah satunya melalui
proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.
e. Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama
untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyinergikan strategi untuk membentengi
masyarakat dari ancaman penetrasi ideologi asing yang membahayakan serta merusak
harmonisasi kehidupan kebangsaan serta membahayakan keamanan negara.
f. Peran lapis pertahanan militer dalam hal ini diilaksanakan melalui pelaksanaan Bakti
TNI yang secara intensif sesuai dengan wilayah kerja unit TNI. Titik berat
pelaksanaannya adalah dengan peningkatan komunikasi sosial TNI yang
diselenggarakan dalam format peningkatan kesadaran bela negara, dengan
memanfaatkan program bela negara di lingkungan pekerjaan, pendidikan

Materi PPKn XII, 3.19 5


g. dan perumahan dalam rangka revitalisasi Pancasila (Buku Putih Pertahanan Indonesia
Tahun 2008: 81-83).

2. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Politik


Adapun, langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan strategi dalam menghadapi
ancaman berdimensi politik dilaukankan melalui dua pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan ke dalam, yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri
yang sehat dan dinamis dalam kerangka negara demokrasi yang menghargai
kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan adalah
terciptanya stabilitas politik dalam negeri yang dinamis
sera memberikan efek penangkal yang tinggi. Penataan ke dalam diwujudkan melalui
pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang dikemas ke dalam
penguatan tiga pilar berikut.
c. Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif,
bersih,berwibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan bertanggung jawab
yang berkemampuan mewujudkan tujuan pembentukan pemerintah negara,seperti
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia
Tahun 1945.
d. Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan
profesional pada bidangnya. Lembaga legislatif yang mampu bekerja sama dengan
pemerintah dalam memproses dan melahirkan produk-produk legislasi (berupa
peraturan perundang-undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional.
Lembaga legislatif yang melaksanakan fungsi kontrol secara efektifterhadap
penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka kepentingan bangsa dan negara
bukan atas kepentingan golongan atau pribadi, serta berdasarkan kaidah dan etika
bernegara dalam negara demokrasi.
e. Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi
masyarakat sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek politik
dan pembangunan nasional.
2) Pendekatan ke luar yang diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan upaya
diplomatik melalui peningkatan peran instrumen politik luar negeridalam membangun
kerja sama dan saling percaya dengan negara-negara lain sebagai kondisi untuk
mencegah atau mengurangi potensi konflik antarnegara, yang dimulai dari tataran
internal, regional, supraregional, hingga global.
Pendekatan keluar diwujudkan dengan cara berikut.
a) Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan, dan peningkatan
kondisi dalam negeri yang semakin mantap dan stabil, yang dibarengi dengan
upaya-upaya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan
kuat serta penguatan dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
b) Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu aktif
dan berperan dalam membangun dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain
dalam kerangka prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling
mengintervensi urusan dalam negeri.
c) Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan untuk berperan dalam
penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bersama-sama
dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru, melalui
hubungan bilateral yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerja
sama yang lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam tersebut,
kinerja politik luar negeri Indonesia harus mampu membangun hubungan dan kerja
sama yang memberikan jaminan atas kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, tidak adanya intervensi, terutama jaminan tidak
adanya agresi terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.
d) Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan perannya secara maksimal
dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia
sebagai anggota PBB, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan
Forum Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi
potensi-potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam kedaulatan dan
kepentingan nasional Indonesia serta melakukan langkah-langkah pencegahan.
Lapis pertahanan militer dalam menghadapi ancaman politik yang membahayakan
kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI,mengembangkan strategi pertahanan militer
dalam konteks memperkuat usahausaha diplomasi yang dilakukan unsur

Materi PPKn XII, 3.19 6


pertahanan nirmiliter. Implementasi upaya pertahanan militer dalam konteks
menghadapi ancaman berdimensi politik (Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun
2008: 86).

3. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi


Adapun untuk menghadapi ancaman di bidang ekonomi di antaranya sebagai berikut.
a) Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dari internal, prioritas kebijakan
dapat berupa penciptaan lapangan kerja padat karya sebagai solusi memberantas
kemiskinan, pembangunan infrastruktur, penciptaan iklim usaha yang kondusif, dan
pemilihan teknologi tepat guna sebagai solusi pemerataan kesempatan kerja.
b) Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dari eksternal, Indonesia harus
membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara utama dalam tatanan
ekonomi-politik dunia. Membangun dan menjaga hubungan baik dengan kekuatan-
kekuatan ekonomi dunia sangat penting dalam upaya peningkatan kemajuan ekonomi
dalam negeri.
c) Unsur pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi,
mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama dari pertahanan
nirmiliter. Dalam hal ini keterlibatan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam
meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan nasional yang
terkendali, membantu kelancaran distribusi komoditas dan kebutuhan pokok
masyarakat, terutama di daerah-daerah pedalaman dan terisolasi yang tidak dapat
dijangkau dengan sarana transportasi umum. Program Bakti TNI yang melibatkan kerja
sama dengan unsur pertahanan nirmiliter lainnya lebih ditingkatkan pada perbaikan
sarana prasarana masyarakat yang membawa dampak pada peningkatan kemampuan
ekonomi masyarakat (Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 88).
Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan ancaman di
bidang ekonomi dan memperkuat kemandirian bangsa kita dalam semua hal. Untuk
mewujudkan hal tersebut, kiranya perlu segera diwujudkan halhal di bawah ini.
a. Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik bagi pasar
dalam negeri sehingga dapat memperkuat perekonomian rakyat.
b. Pertanian dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Industri-industri haruslah menggunakan bahan
baku dalam negeri sehingga tidak bergantung impor dari luar negeri.
c. Perekonomian berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya, segala sesuatu yang
menguasai hajat hidup orang banyak harus terjangkau oleh daya beli masyarakat.
d. Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti IMF, Bank Dunia,dan WTO.
e. Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untukbersama-sama
menghadapi kepentingan negara-negara maju.

4. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan
ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu-isu tersebut menjadi titik pangkal segala
permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan yang mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme. Watak kekerasan yang melekat dan
berurat berakar berkembang, seperti api dalam sekam di kalangan masyarakat yang
menjadi pendorong konflik-konflik antarmasyarakat atau konflik vertikal antara pemerintah
pusat dan daerah. Konflik horizontal yang berdimensi suku, agama, ras, dan antar
golongan (SARA) pada dasarnya timbul sebagai akibat masih melekatnya watak
kekerasan. Watak kekerasan itu pula yang mendorong tindakan kejahatan, termasuk
perusakan lingkungan dan bencana buatan manusia. Ancaman dari luar berupa
penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri yang sulit dibendung mempengaruhi tata nilai
sampai pada tingkat lokal. Kemajuan teknologi informasi mengakibatkan dunia menjadi
desa global tempat interaksi antarmasyarakat terjadi secara langsung. Sebagai akibatnya,
terjadi benturan tata nilai sehingga lambat-laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa
semakin terdesak misalnya oleh nilai-nilai individualisme, konsumerisme dan hedonisme.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan hidup
sosial budaya, bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan keselarasan
fundamental, yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta, manusia
dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan
kesejahteraan batin. Kesadaran akan perlunya keseimbangan dan keserasian melahirkan

Materi PPKn XII, 3.19 7


toleransi yang tinggi sehingga dapat menjadi bangsa yang berbhinneka dan bertekad
untuk selalu hidup bersatu.

5. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur strategi pertahanan dan
keamanan bangsa Indonesia dalam mengatasi ancaman militer tersebut. Pasal 30 ayat
(1) sampai (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan sebagai berikut.
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,melayani masyarakat,
serta menegakkan hukum.
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta
hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-
undang.
Komponen sistem pertahanan dan kemanan rakyat semesta terdiri atas:
a. TNI sebagai kekuatan utama sistem pertahanan.
b. POLRI sebagai kekuatan utama sistem kemanan.
c. Rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Perwujudan kemanunggalan TNI/Polri dan rakyat

Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan berikut.
a. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan
untuk kepentingan seluruh rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya
pertahanan.
c. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografis
sebagai negara kepulauan.

D. Peran Serta Masyarakat untuk Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun


Integrasi Nasional

Peran serta akan timbul jika kita memiliki kesadaran. Kesadaran adalah sikap yang
tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi hati ikhlas tanpa ada tekanan dari luar. Konsep atau
makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri
dengan dilandasi suasana hati yang ikhlas/ rela tanpa tekanan dari luar untuk bertindak yang
umumnya dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk diri sendiri dan
lingkungannya.

Materi PPKn XII, 3.19 8


Peran serta dan kesadaran masyarakat mempunyai makna bahwa individu harus
mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan bangsa dan Negara Indonesia untuk mengatasi
ancaman dalam membangun integrasi nasional.
Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun
integrasi nasional di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah dan
sebagainya
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya
3. Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional
4. Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
5. Menggunakan segala fasilitas umum dengan baik
6. Mau dan bersedia untuk berkerja sama dengan segenap lapisan atau golongan
masyarakat
7. Merawat dan memelihara lingkungan bersama-sama dengan baik
8. Bersedia memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara tertib.
9. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
10. Mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
11. Menjaga keamanan wilayah negara dari ancaman yang datang dari luar maupun dari
dalam negeri.
12. Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan dengan aman
dan nyaman
13. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat dan
pemerintah
14. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
15. Bersedia untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Materi PPKn XII, 3.19 9

Anda mungkin juga menyukai