Anda di halaman 1dari 8

A STUDY OF THE

IMPLEMENTATION OF
DISCOVERY LEARNING MODEL
IN TEACHING ENGLISH FOR
SEVENTH GRADE STUDENTS OF
SMP NEGERI 1 SINGARAJA
Nelly Elitta ., Made Hery Santosa, S.Pd, M.Pd. ., I Nyoman Pasek
Hadi Saputra, S.Pd., M.Pd .

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan penerapan
discovery learning dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk siswa
kelas tujuh di SMP Negeri 1 Singaraja, 2) untuk menemukan
masalah yang dihadapi oleh guru dalam penerapan discovery
learning, 3) untuk menemukan solusi yang yang diberikan oleh
guru dalam penerapan discovery learning selama proses belajar
mengajar siswa kelas tujuh di SMP Negeri 1 Singaraja. Penelitian ini
dirancang dalam bentuk penelitian kualitatif. Instrument yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah peneliti, kamera video,
lembar observasi, pedoman wawancara. Data dikumpulkan dengan
merekam penerapan discovery learning model selama proses
belajar mengajar dan mentranskip data yang sudah dikumpulkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses belajar
mengajar, guru belum sepenuhnya menerapkan discovery learning
model. Ini sejalan dengan persepsi guru. Guru belum sepenuhnya
paham tentang discovery learning, oleh sebab itu guru mengalami
kesulitan dalam menerapkan discovery learning. Selain itu,
discovery learning sulit diterapkan dalam pembelajaran Bahasa
Inggris. Guru juga mempunyai masalah dalam menentukan materi
apa yang sesuai dengan discovery learning, terbatasnya waktu dan
fasilitas yang mendukung proses belajar. Untuk mengatasi masalah
dalam menentukan materi yang sesuai dengan discovery learning,
guru akan mendiskusikan materi itu dengan guru yang lain.
Sedangkan, untuk menimimalkan keterbatasan waktu, guru tidak
menerapkan semua step dari discovery learning sebagai solusinya.
Fasilitas kadang kurang mendukung proses belajar mengajar, oleh
sebab itu guru biasanya membawa fasilitas yang diperlukan untuk
mengantisipasi situasi jika fasilitas di sekolah tidak mendukung
Kata Kunci : Kurikulum 2013, discovery learning model,
pembelajaran Bahasa Inggris

ABSTRACT
The purposes of this study were to 1) describe the implementation
of discovery learning model in teaching English for seventh grade
students of SMP Negeri 1 Singaraja, 2) to find out the problems
faced by the teacher in implementing discovery learning model
during the teaching-learning process in seventh grade at SMP
Negeri 1 Singaraja and 3) to find out the solutions given by the
teacher in implementing discovery learning model during the
teaching-learning process for seventh grade students of SMP Negeri
1 Singaraja. This study was designed in that form of a qualitative
research. The instruments which were used in gathering data were
a researcher, a video camera, an observation sheet, and interview
guides. The data were collected by recording the implementation of
discovery learning during teaching-learning process and
transcribing them. The result shows that in his teaching and
learning process, the teacher was not fully implement discovery
learning model. It was in line too with the teacher perception. The
teacher did not have clear understanding about discovery learning,
which causes him not to fully implement discovery learning. In
addition, discovery learning was difficult to implement in language
teaching. The teacher also had problems in determining the
learning materials which were suitable to the discovery learning
model, lack of time and the facilities to support the learning
process. To solve the problem in determining the learning
materials, the teacher discuss it with another teacher. While, to
maximize the limited time, the teacher did not apply all stages in
discovery learning completely as the solution. The facilities
sometimes did not support teaching and learning process, so the
teacher usually brought the facilities which were needed to
anticipate the situation in which facilities in school did not support

keyword : Curriculum 2013, discovery learning model, teaching


English

Discovery Learning merupakan pembelajaran


berdasarkan penemuan (inquiry-based), konstruktivis dan
teori bagaimana belajar. Model pembelajaran yang
diberikan kepada siswa memiliki skenario pembelajaran
untuk memecahkan masalah yang nyata dan mendorong
mereka untuk memecahkan masalah mereka sendiri.
Dalam memecahkan masalah mereka; para siswa
menggunakan pengalaman mereka terdahulu dalam
memecahkan masalah. Kegiatan mereka lakukan dengan
berinteraksi untuk menggali, mempertanyakan selama
bereksperimen dengan teknik trial and error.

    Children love being in charge of their own learning


it gives them the sense of self worth. It makes the
learning more desirable and attainable. Teachers
give a problem to their students and set their
students free to solve it on their own, discovering
as they go. Often these classroom can look
unorganized or chaotic but, a discovery learning
classroom in fact is organized. It is set up in away
for learning to happen with projects, real-life
problems and the learner figuring out.
Pernyataan yang terdapat dalam kutipan di atas
menyebutkan bahwa para siswa memiliki gairah dalam
belajar. Guru memberikan masalah kepada para siswa
dan memfasilitasi siswa untuk memecahkannya sendiri.
Memang bisa terjadi suasana kelas agak gaduh karena
seperti tidak terkendali, namun sebenarnya mereka dalam
kegiatan yang terorganisasi. Pembelajaran diarahkan
sedemikian rupa supaya siswa menyelesaikan suatu
proyek tentang masalah nyata untuk dipecahkan oleh
para siswa sendiri.

Model pembelajaran discovery learning menurut Alma dkk


(2010:59) yang juga disebut sebagai pendekatan inkuiri
bertitik tolak pada suatu keyakinan dalam rangka
perkembangan murid secara independen. Model ini
membutuhkan partisipasi aktif dalam penyelidikan secara
ilmiah. Hal ini sejalan juga dengan pendapat yang
menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam
belajar di kelas seperti yang terdapat pada
kutipan : Discovery Learning can be defined as the
learning that takes place when the student is not
presented with subject matter in the final form, but rather
is required to organize it him self” (Lefancois dalam
Emetembun, 1986: 103 dalam Depdikbud 2014).
BSTRAK Yuliana A.D, siska PENGARUH METODE
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII PADA
MATERI BILANGAN BULAT DI SMP NEGERI BALONG.
Skripsi. Program Studi Matematika, FKIP. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo. Pembimbing Mashuri, M. Sc. Kunci:
Metode pembelajaran Discovery learning dan prestasi belajar
matematika. Matematika adalah suatu alat untuk
mengembangkan cara berfikir. Meskipun banyak siswa yang
beranggapan bahwamatematika adalah pelajran yang sulit dan
membosankan. Akan tetapi matematika sangat diperlukan baik
untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi
kemajuam IPTEK. Untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika dalam proses pembelajaran di kelas, seorang guru
diharapkan mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang diajarkan dan yang mampu menciptakan
kondisi pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Metode
pembelajaran discovery learning merupakan metode
pembelajaran yang menuntut siswa menemukan sendiri
konsep-konsep yang akan dipelajari, sehingga mampu
mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar
matematika yang diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran discovery learning lebih baik daripada yang
diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Penelitian
ini berbentuk penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VII SMP N Balong. Sampel terdiri dari
dua kelas yaitu kelas VII B sebanyak 38 siswa sebagai kelas
eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode
discovery learning dank alas VII C sebagai kelas kontrol yang
diajar dengan mengguakan metode konvensional. Data
diperoleh dengan menggunakan metode tes. Analisis data
menggunakan uji-t. Hasil analisis post test pertama
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen adalah
73,5790 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 66,184. Hasil
analisis hipotesis menunjukkan bahwa t obs =,07 dan t tabel =
1,6657 dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan
74. Sehingga t obs > t tabel. Maka H 0 ditolak. Jadi prestasi
belajar matematika yang diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran discovery learning lebih baik daripada yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Abstract
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana
model pembelajaran discovery learning dengan menggunakan
android dapat meningkatkan keterampilan menulis kalimat past
tense dalam mata pelajaran Bahasa Inggris pada peserta didik
tunarungu kelas XI SMALB Bagaskara Sragen tahunAjaran
2016/2017. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus.
Subjek yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
berjumlah 4 peserta didik tunarungu terdiri dari 3 orang
perempuan dan 1 satu orang laki-laki. Teknik Pengumpulan
data menggunakan teknik tes dan dokumen. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik deskriptif analitik. Dari hasil
penelitian, didapatkan data pada siklus I rata-rata kelas yaitu
menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai di atas KKM
dengan rata-rata kelas 70 dan terjadi peningkatan 75%
dibandingkan dengan hasil tes siklus II. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran
Discovery Learning Dengan Menggunakan Media Android
dapat Meningkatkan keterampilan Menulis kalimat Past Tense
Pada Peserta Didik Kelas XI Tunarungu SMALB Bagaskara
Sragen tahun Ajaran 2016/2017. Kata kunci : Discovery
Learning, Android, kalimat Past Tense, Anak Tunarungu
ABSTRACT The objective of purpose is to find out how
discovery learning model by using android media to enhance
writing skills on past tense sentence in the XI graders of deaf in
SMALB Bagaskara Sragen in the school year of 2016/2017.
This study was conducted by using classroom action research.
The subject used in this action research consisted of 3 students
with deaf are 3 female and 1 male. technique of collecting data
used was test. Technique of analyzing data used was a
descriptive analytic analysis technique. The result of research
showed that all students obtained the value higher than KKM
( minimum passing criteria) with the average are 70 and there
are was an increase of 75% compared with the result of cycle II
test. Based on the result of research, it could be concluded that
discovery learning model by using android media is able to
enhance writing skills on past tense sentence in the XI graders
of deaf in SMALB Bagaskara Sragen in the school year of
2016/2017. Keywords: Discovery Learning, Android, Past
Tense sentences, Students with Deaf 1. P

Anda mungkin juga menyukai