Anda di halaman 1dari 46

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Entrepreneurship

Entrepreneurship adalah proses dimulainya bisnis baru, yang biasanya

atau secara umum untuk merespon suatu kesempatan. Peluang yang ada

dikejar oleh entrepreneur dengan memperkenalkan produk atau layanan baru,

atau juga dengan melakukan perubahan atau merevolusi (Robbin & Coulter,

2012).

2.2 Teori Entrepreneurship

2.2.1 Perspektif konseptual yang berkembang pada entrepreneurship

Lowe & Marriot (2006) berpendapat, seiring dengan berjalannya

waktu, perspektif yang berbeda mengenai pengusaha dan peran serta mereka

dalam perekonomian telah diambil oleh berbagai penulis, beberapa penulis

fokus pada kontribusi pengusaha untuk perubahan ekonomi, kemudian penulis

lainnya fokus pada inovasi dan kreativitas pengusaha, selanjutnya beberapa

penulis fokus bagaimana pengusaha mengatur faktor produksi, atau sumber

daya, untuk memberikan nilai tambah, dan beberapa fokus pada

kecenderungan pengusaha untuk mempertimbangkan risiko dan pencapaian

reward.

21
22

2.2.2 Perspektif Entrepreneurship

Mengenai perspektif entrepreneurship, Lowe & Marriot (2006)

memaparkan ringkasan perspektif entrepreneurship berdasarkan analisis

Deakins & Freel (2003), sebagai berikut :

a. The physiocrats

Teori entrepreneurship dianggap berawal dari ilmu ekonomi.

Cantillon yang menjadi bagian dari Cantillon Dan Say milik sebuah sekolah

pemikiran Prancis yang dikenal sebagai 'physiocrats' melihat pengusaha

memiliki peran kunci dalam ekonomi pembangunan berdasarkan hak

kepemilikan masing-masing individu sebagai kapitalis.

Dari pengamatan Cantillon, bahwa pengusaha adalah orang yang

secara sadar membuat keputusan mengenai pengalokasian sumber daya,

karena mereka memilih untuk membayar harga tertentu suatu produk untuk

dijual kembali dengan harga yang tidak pasti, sehingga mengakibatkan juga

ditanggungnya resiko yang diderita oleh perusahaan. Cantillon tidak meyakini

bahwa pengusaha itu harus menjadi inovator, meskipun mereka

memperkirakan permintaan akan suatu produk atau jasa, namun pengusaha

tidak harus menjadi orang-orang yang pertama menciptakan produk atau jasa

tersebut. Cantillon tidak melihat risiko atau ketidakpastian sebagai sebuah isu

sentral, atau sebagai sebuah kekuatan untuk perubahan.

b. The Austrian School

Beberapa pandangan mengenai entreprenurship ini juga dikembangkan

oleh Austrian School. Pada kondisi entrepreneurship, Kirzner tidak merasa


23

bahwa kepemilikan merupakan syarat yang diperlukan. Rasa frustrasi pembeli

atau penjual yang bersedia menerima atau membayar pada harga yang lebih

tinggi atau lebih rendah akan terjadi, ketikaadanya disekuilibrium pada pasar.

Schumpeter melihat pengusaha sebagai seseorang yang istimewa,

inovator, yang membawa sesuatu yang baru kepada sebuah proses.

Schumpeter tidak setuju setiap orang bisa melakukan fungsi ini. Pengusaha

mengubah sesuatu, dan mengadapi kendala serta adanya proaktif yang

signifikan, namun tidak entrepreneurial sepanjang waktu. Aktivitas ini

menjadi beragam dengan jenis lainnya dari aktivitas non-kewirausahaan,

contohnya adalah 'manajemen'.

c. Risk Taking

Schumpeter bersikukuh bahwa jika pengusaha mendanai dirinya

sendiri, maka ia dinggap bukan pembawa risiko. Jika orang lain berinvestasi

dalam bisnis, lalu mereka akan membawa beberapa beban resiko. Pada

kondisi tertentu, unsur risiko kecil dari unsur lainnya, contohnya jika pada

saat perekonomian relatif stabil, akan lebih mudah untuk memprediksi apa

yang mungkin terjadi di masa akan datang. Scumpeter berpendapat, ketika

pengusaha menjadi yang pertama memasuki pasar, akan beresiko lebih besar

daripada yang kedua atau ketiga. Adalah jenis langka dan berbakat pengusaha

yang juga merupakan inovator sukses.

Lowe & Marriot (2006) memaparkan bahwa Deakin & Freel (2003)

menyatakan mengenai penulis lainnya sependapat, bahwa pengusaha adalah

risk takers, dengan mengatakan bahwa risiko yang mereka ambil telah
24

dikalkulasi. Kesediaan para pengusaha untuk bekerja ekstra dan menerima

risiko, sebagai elemen yang tidak diasuransikan namun mengharapkan

keuntungan sebagai reward karena menanggung ketidakpastian.

2.3 Usaha Kecil Menengah dan Produk Domestik Bruto

Di Indonesia UKM adalah salah satu sektor yang digeluti oleh

entrepreneur karena memiliki peran strategis dalam memicu pertumbuhan

ekonomi suatu negara dan penciptaan lapangan kerja, selain itu juga sektor

UKM mampu beradaptasi terhadap berbagai kondisi. Pada krisis ekonomi dan

moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, sektor UKM memiliki

daya tahan yang tinggi sehingga aktivitas usahanya tetap berjalan atau mampu

bertahan (majalahukm.com, 2017).

Merujuk kepada UU No.20 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah, Kriteria usaha kecil adalah memiliki kekayaan bersih

lebih dari Rp.50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp.500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah) yang didalamnya tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan

lebih dari Rp.300.000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp.2.500.000.0000 (Dua Milyar Lima Ratus Juta Rupiah). Kemudian

untuk entitas Usaha Menengah adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih

lebih dari Rp.500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp.10.000.000.000 (Sepuluh Milyar Rupiah) tidak termasuk tanah


25

dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Dengan adanya unit UMKM di Indonesia, telah memberikan

konstribusi Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan secara nasional.

Menurut Sukirno (2008) Gross Domestic Product (GDP) atau produk

domestik bruto (PDB) adalah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan,

pada wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun oleh berbagai unit

produksi.

2.4 Jenis-jenis Usaha Kecil dan Menengah

Menurut Lupiyoadi (2014) jenis-jenis usaha kecil dan menengah yang

dimungkinkan dimasuki di Indonesia sebagai berikut :

1. Bisnis jasa

Bisnis jasa yang dewasa ini adalah merupakan yang terbesar dan mengalami

pertumbuhan yang cepat dalam dunia bisnis kecil. Bisnis jasa juga membawa

keuntungan yang sangat besar bagi usaha kecil yang mampu membuat inovasi

tinggi. Misalnya: persewaan mobil, konsultan manajemen, jasa layanan

internet, dan lain-lain.


26

2. Bisnis Eceran

Bisnis eceran berupa bentuk bisnis kecil yang ditekuni oleh wirausaha kecil

dan menengah. Bisnis eceran adalah satu-satunya kegiatan usaha yang

melakukan penjualan produk manufaktur langsung kepada toko konsumen.

3. Bisnis Distribusi

Sama dengan bisnis jasa dan eceran, dominasi wirausaha kecil dan menengah

sudah mulai keseluruh penjualan jumlah besar. Bisnis distribusi ini adalah

satu-satunya bisnis yang melakukan pembelian barang dari pabrik atau

produsen dan menjual kepada pedagang eceran.

4. Pertanian

Pertanian barangkali adalah salah satu bentuk usaha kecil yang tertua. Pada

mulanya hasil pertanian dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri dan keluarga,

dengan berjalannya waktu menjadi usaha yang cukup besar karena adanya

ketergantungan satu sama lain. Mengenai hal ini contohnya adalah sebagian

petani membutuhkan tanah dan sebagian lagi alat-alat, kemudian sebagian lagi

ada yang membutuhkan pekerja.

5. Bisnis Manufaktur

Bisnis manufaktur merupakan salah satu bisnis kecil yang membutuhkan

modal untuk berinvestasi yang cukup besar dibandingkan dengan empat jenis

usaha lainnya karena memerlukan tenaga kerja, teknologi, dan bahan mentah

dalam kegiatan operasionalnya. Contohnya: Kerajinan tangan, percetakan, dan

lain-lain.
27

2.5 Entrepreneurial Success

Setiap orang bisa melakukan kegiatan kewirausahaan dengan mudah,

namun apa yang membedakan entrpreneur sukses dengan yang kurang sukses

adalah kemampuannya untuk mengembangkan bisnisnya dengan melihat

kesempatan potensi usaha yang tinggi. Kemampuan untuk menarik anggota

manajemen kunci, memotivasi karyawan, untuk menemukan lebih banyak

konsumen dan membuat mereka kembali lagi serta meningkatkan hubungan

yang mutakhir dengan pemodal adalah kemampuan yang harus dimiliki

entrepreneur yang beriringan dengan pertumbuhan sebuah bisnis (Bygrave &

Zacharakis, 2011). Menurut Zwerus (2013) entrepreneurial success adalah

adanya kepercayaan diri dalam melakukan tugas bisnis, kepuasan dengan

kemajuan, fase bisnis, peningkatan penjualan, pertumbuhan karyawan,

peningkatan gaji dan pendekatan bisnis yang tepat.

Selanjutnya menurut Umesh et al. (2005), successful entrepreneurial

adalah memiliki peran penting didalam perkembangan perekonomian, dengan

terdapatnya indikator pertumbuhan pendapatan, waktu operasional dan juga

adanya stabilitas didalam organisasi. Rotter (1966) menjelaskan bahwa

wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal atau internal

dalam kesuksesannya. Kemudian menurut Philip (2010) succesful bisa

memiliki bentuk yang berbeda, misalnya keberlangsungan hidup, laba,

pengembalian investasi, pertumbuhan penjualan, jumlah pekerja,


28

kebahagiaan, reputasi, dan lainnya. Dengan kata lain, orang yang berbeda bisa

mengartikan kesuksesan dengan makna yang berbeda.

Menurut Perren (1999, 2000), entrepreneurial success telah

didefinisikan dengan cara yang berbeda. Definisi yang paling mudah

dipahami adalah dengan elemen tangible seperti pendapatan atau

pertumbuhan perusahaan, penciptaan kekayaan pribadi, profitabilitas,

keberlanjutan, omset perusahaan. Kemudian Watson et al. (1998)

menyatakan, business success berhubungan dengan kesuksesan kegiatan

perdagangan secara terus menerus dan kegagalan kewirausahaan terkait

dengan kegiatan perdagangan tidak menguntungkan atau terhenti.

2.5.1 Dimensi Entrepreneurial Success

Zwerus (2003) pada penelitiannya membagi entrepreneurial success

menjadi tiga dimensi, yang terdiri dari :

1.Confidence

Memiliki keyakinan yang kuat mengenai kerja mandiri akan menentukan niat

untuk menjadi wiraswasta. Bagi entrepreneur, hal ini menunjukkan konsep

kunci, ketika ini mengacu pada tindakan. Confidence terdiri dari keyakinan

dalam melakukan tugas terkait bisnis, dan kepuasan dengan kemajuan.

2. Progress

Terkait tentang bagaimana wirausahawan baru lahir mengembangkan sebuah

proses untuk memulai sebuah perusahaan atau usaha. Menggambarkan


29

hubungan antara proses memulai perusahaan dan pengukuran kinerja.

Progress terdiri dari fase bisnis, penjualan, karyawan dan gaji.

3. Approach

Pendekatan dimensi ini, berdasarkan pada pengaruh sebab dan akibat. Hal ini

berarti bahwa effectuation (akibat) adalah indikator kinerja kewirausahaan.

Mengukur perilaku kewirausahaan dilakukan untuk menggambarkan

hubungan dengan kesuksesan wirausaha. Dimensi approach mencakup

variabel-variabel yang menyangkut proses menuju entrepreneurship, yang

terdiri dari start-up activity, loans, causation and effectuation (sebab dan

akibat).

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Entrepreneurial


Success
2.6.1 Management Skills

Menurut Robbin & Coulter (2012), management adalah

mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja dari orang lain, sehingga

kegiatan mereka selesai dengan efisien dan efektif. Kemudian menurut Yusuf

(1995), good mangement adalah kemampuan yang dimiliki untuk

pengembangan dan penerapan rencana yang baik pada bisnis, mendapatkan

dan menggunakan sumber daya secara efektif, untuk menyeimbangkan

kewajiban tradisional dengan permintaan bisnis, dan untuk menyimpan

catatan dan pengendalian keuangan secara tepat atau akurat. Selanjutnya Nur,

Salim & Djumahir (2014) mendefinisikan management capability pada


30

entrepreneur adalah seperangkat keterampilan dan kompetensi, baik secara

administratif maupun operasional untuk menjalankan fungsi manajemen yang

terdiri dari kemampuan perencanaan, mengorganisasikan, mengarahkan atau

melakukan tugas dan melakukan pengawasan.

Robbin & Coulter (2012), menyatakan bahwa ketika seorang manajer

ingin sukses dalam bisnisnya, manajer harus menerapkan 1) management

function 2) management rules 3) management skill. Robbin dan Coulter

(2012) juga menjelaskan bahwa (Hendri Fayol adalah yang pertama

mengembangkan management function, yang meliputi 1) planning, 2)

organizing, 3) leading, 4) controlling, agar manajer melaksanakan aktivitas

atau fungsi tertentu dengan mengkoordinasikan secara efisien dan efektif

pekerjaan dari orang lain.

Blawatt (2014) menjelaskan, pada satu sisi adanya kebutuhan

manajemen yang berbeda yang hadir untuk menciptakan dan memperkenalkan

sebuah perubahan dan inovasi karena era baru tidak akan merespon

manajemen tradisional meskipun baik. Oleh sebab itu dibutuhkan model baru,

yang mana orang-orang pada organisasi berperilaku organik, lebih

entrepreneurial serta adanya keterkaitan memicu perilaku tim, adanya

keterbukaan dan komunikasi yang transparan. Christensen (1997)

memberitahu kita dalam bukunya Dilema Inovator, bahwa manajer di

perusahaan tradisional melakukan semua hal dengan benar. ”Mereka

melakukan penelitian terhadap pelanggan mereka, mempelajari lingkungan

bisnis, penelitian dan pengembangan (R & D), dan investasi sumber daya
31

kepada inovasi incremental. Namun mereka tidak menerapkan inovasi baru

benar-benar radikal yang mengubah dunia, karena tidak berhasil menjawab

dan mengenalinya (Blawatt, 2014).

Menurut Benzing, Chu & Kara (2009) dalam zimmerman & Chu

(2013), ada tiga rangkaian variabel yang menjadi fokus kebanyakan studi

yang meneliti success of entrepreneurial business: lingkungan eksternal

(misalnya, kondisi industri), keterampilan manajerial dan pelatihan manajerial

(misalnya, memelihara catatan akuntansi), dan ciri psikologis dan kepribadian

pengusaha (misalnya dorongan untuk menjadi independen). Menurut Katz

(1974) management skills adalah kemampuan untuk mempergunakan

kesempatan secara efektif serta kecakapan untuk memimpin usaha-usaha yang

penting.

2.6.1.1 Basic Skills

Katz (1974) menjelaskan, ada tiga keterampilan dasar yang harus

dimiliki oleh seorang manajer, yakni :

1. Keterampilan teknis (technical skill)

Keterampilan teknis adalah kemampuan untuk menjalankan suatu bentuk

pekerjaan tertentu yang melibatkan metode, proses, prosedur, atau teknik.

Kegiatan ini seperti yang dilakukan akuntan, engineer, ahli bedah dan

lainnya.
32

2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (human skill)

Kemampuan manajer untuk dapat bekerja secara efektif sebagai bagian

dari grup dan membangun kerja sama dengan tim yang ia pimpin, hal ini

didukung dengan kemampuan untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi

dengan baik.

3. Keterampilan konseptual (conceptual skill)

Keterampilan yang dimiliki oleh seorang manajer dalam berbagai ide,

gagasan serta kebijakan-kebijakan yang dibuat.

2.6.2 Product Quality

Menurut Kotler & Armstrong (2012), product adalah apapun yang bisa

ditawarkan kepada pasar untuk memperoleh perhatian, akuisisi, yang

penggunaan atau konsumsinya, yang mungkin bisa memuaskan keinginan

atau kebutuhan. Yang didalamnya termasuk benda fisik, layanan, orang,

tempat, Organisasi dan juga gagasan. Kemudian Philip (2010) menyatakan

products and services adalah sebagai inovasi dan berkualitas tinggi dari suatu

produk, yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan UKM. Palmer (2003)

menyatakan, product adalah apapun yang ditawarkan oleh organisasi kepada

pelanggan potensialnya, baik itu berwujud atau tidak berwujud. Layanan tak

berwujud sebagai produk. seperti rekening bank, polis asuransi, paket liburan

dan lainnya. Kemudian Kotler & Armstrong (2012) mendefinisikan jasa

adalah setiap tindakan atau perbuatan, manfaat maupun kepuasan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya, yang pada dasarnya
33

bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan

sesuatu. Dengan demikian, jasa dititik beratkan pada suatu tindakan atau

kegiatan. Kemudian lebih lanjut Kotler & Armstrong (2012) menyatakan

product quality adalah karakteristik produk atau layanan yang memikul

kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau

tersirat.

Manurung (2013) pada penelitiannya juga menemukan adanya

pengaruh positif produk dan layanan terhadap kepuasan pelanggan. Meliza &

Suardi (2013) menyatakan kesuksesan perusahaan akan meningkat dengan

adanya kepuasan pelanggan tinggi. Yang mana sebelumnya kepuasan

pelanggan memberikan dampak pada retensi pelanggan, sehingga akan

meningkatkan kesuksesan usaha pada akhirnya.

Benzing et l. (2009) menyatakan dalam Zimmerman & Chu (2013),

bahwa berdasarkan laporan pengusaha di Vietnam reputasi kejujuran, karisma

/ keramahan, dan service pelanggan yang baik sebagai faktor kunci

keberhasilan, sama seperti juga dalam memberikan produk yang baik dengan

harga yang kompetitif.

Kepuasan akan tergantung pada kualitas produk dan layanan. Berbagai

ahli telah mendefinisikan kualitas sebagai “kesesuaian untuk digunakan”,

“kesesuaian dengan persyaratan,” dan “kebebasan dari variasi”. Namun kami

akan menggunakan American Society untuk definisi kualitas ini: Kualitas

adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang menanggung

pada kemampuannya untuk memuaskan yang dinyatakan atau kebutuhan yang


34

tersirat (www.asq.org, 2010 dalam Kotler & Keller, 2012). Lebih lanjut

menurut Buntak, Krešimir & Nad (2012), product quality adalah kesesuaian

produk dengan persyaratan konsumen, yang dalam jangka panjang

menghasilkan kesesuaian produk untuk digunakan.

Kotler & Keller (2012) menyatakan penjual dapat dikatakan

menyampaikan kualitas ketika produk dan layanannya memenuhi atau

melebihi harapan pelanggan. Sebuah perusahaan yang memenuhi sebagian

besar kebutuhan pelanggan sepanjang waktu disebut perusahaan berkualitas.

Buzzell dan Gale (1987) dalam Kotler & Keller (2012) menyatakan, product

and service quality, kepuasan pelanggan dan profitabilitas perusahaan

berhubungan erat.

2.6.2.1 Eight Dimensions of Quality

Garvin (1987) merumuskan delapan dimensi atau kategori kritis

kualitas pada product atau service. Kedelapan dimensi kualitas tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Performance (Kinerja)

Kinerja mengacu pada karakteristik operasi utama produk. Contohnya pada

sebuah mobil, kinerja akan mencakup sifat seperti, akselerasi pengendalian,

kecepatan jelajah, dan kenyamanan berkendara.

2. Features (Fitur)

Features atau fitur merupakan dimensi kedua dari kualitas yang sering disebut

aspek sekunder dari performance. Dapat dikatakan fitur merupakan


35

karakteristik pendukung atau pelengkap dari karakteristik utama dari produk.

Contohnya adanya makanan dan minuman gratis di perjalanan pesawat

terbang. Kemudian pada produk Kendaraan beroda empat, konsumen

mengharapkan fitur-fitur pendukung seperti seperti DVD/CD player, sensor

atau kamera mundur dan fitur-fitur lainnya.

3. Reliability (Kehandalan)

Kehandalan berhubungan dengan kemungkinan sebuah produk dapat

berfungsi baik pada jangka waktu tertentu. Misalnya petani akan sangat

terganggu jika peralatan kerjanya rusak selama musim panen pendek.

4. Conformance (Kesesuaian)

Yang terkait dengan dimensi kualitas adalah kesesuaian, atau sejauh mana

karakteristik desain dan operasi suatu produk memenuhi standar yang telah

ditetapkan. Hal ini dilakukan oleh Japanese manufactures and work of

Genichi Taguchi yang mengukur kerugian dari waktu produk ketika mulai

dikirim.

5. Durability (Daya tahan)

Durability dapat didefinisikan sebagai jumlah penggunaan yang didapat dari

produk sebelum mengalami kerusakan dan penggantian lebih baik untuk

perbaikan lanjutan. Durability suatu produk diukur dengan umur atau waktu

daya tahan. Contoh pada lemari pendingin merk Frigidaire yang memiliki

daya tahan 13.2 tahun.


36

6. Serviceability

Serviceability adalah kemudahan layanan, atau kecepatan, kesopanan,

kompetensi, dan kemudahan perbaikan. Serviceability sering dikaitkan dengan

layanan purna jual yang disediakan oleh produsen seperti ketersediaan suku

cadang dan kemudahan perbaikan. Misalnya pada Caterpillar menjamin

pengiriman suku cadang keseluruh belahan dunia dalam waktu 48 jam.

7. Aesthetics (Estetika/keindahan)

Yang paling subjektif dari kedelapan dimensi kualitas adalah dua dimensi

terakhir, karena hal ini merupakan masalah penilaian pribadi dan cerminan

preferensi dari individu. Aesthetics adalah Dimensi kualitas yang berkaitan

dengan tampilan, bunyi, rasa maupun bau suatu produk dari personal

judgment. Contohnya pada kategori makanan yang dianggap memiliki

kualitas terbaik adalah kaya akan rasa, alami, fresh, aroma dan terlihat

menggugah selera.

8. Perceived Quality (Kesan Kualitas)

Pada dimensi ini adalah bagaimana kesan kualitas suatu produk yang

dirasakan oleh konsumen. Dimensi Kualitas ini berkaitan dengan persepsi

terhadap kualitas sebuah produk atau pun merek oleh konsumen. Sering kali

konsumen memiliki keterbatasan informasi lengkap tentang atribut produk

atau layanan, pengukuran tidak langsung oleh konsumen adalah dengan

membandingkan merk. Contohnya adalah Honda dan Sony yang membuat

produk di Amerika enggan mempublikasikan produk mereka “made in

America”.
37

2.6.3 Financial Resources

Financial resources adalah berbagai sumber pendanaan yang tersedia

untuk operasi bisnis UKM (Oladele et al., 2014). Indarti & Langenberg (2004)

menjelaskan, potensi sumber modal dapat berupa tabungan pribadi, jaringan

pada keluarga besar, tabungan masyarakat (community saving) dan sistem

kredit, atau lembaga keuangan dan bank. Wijewardena & De Zoysa (2005)

menjabarkan bahwa capital accessibility terdiri dari dua variabel, yaitu

ketersediaan modal dari pinjaman bank dan bentuk kredit lainnya.

Kristiningsih & Trimarjono (2014) mendefinisikan sumber modal

adalah asal modal yang diperoleh untuk kegiatan usaha. Thurik (2007) dalam

Jasra, Khan, Hunjra, Rehman & Azam (2011) menyatakan untuk menjalankan

operasi yang menguntungkan, sumber daya keuangan menjadi yang sangat

penting bagi bisnis. Untuk mengakses sumber-sumber pendanaan, UKM

memiliki kesulitan yang lebih besar, UKM juga memiliki keterbatasan sumber

daya, ketergantungan pada satu produk, kurang memadainya sistem kontrol

anggaran dan juga kurangnya skala ekonomi.

Diseluruh belahan dunia, para pengusahanya terlihat memiliki masalah

untuk mengakses modal, mengamankan pembiayaan, meyakinkan bankir dan

mendapatkan pinjaman bank atau kredit dari pemasok. Sejumlah tantangan

yang dihadapi oleh pengusaha telah disoroti oleh beberapa penelitian yang

berkesesuaian dengan hal tersebut. Pembiayaan awal dan kredit, pengelolaan

arus kas pada operasi awal dan perencanaan keuangan yang bisa juga tercakup

didalamnya (Chowdury et al., 2013).


38

Robinson (1993) dalam Indarti & Langenberg (2004) pada

penelitiannya menemukan, meskipun sumber kredit informal memiliki tingkat

bunga yang tinggi, merupakan kontribusi yang sangat substansial bagi bisnis

yang memulai usaha. Dinegara berkembang, dimana rasio modal terhadap

tenaga kerja biasanya rendah dan jumlah kecilnya modal mungkin cukup

untuk memulai bisnis.

2.6.3.1 Sources Of Debt Financing

Kemudian Rogers (2009) menyatakan sumber-sumber utama dari

pembiayaan hutang adalah seperti tabungan pribadi, keluarga dan teman,

angels investors, yayasan, pemerintah, bank, factors, pembiayaan dari

pelanggan, pembiayaan pemasok, purchase order financing, dan kartu kredit.

Penjelasan dari sumber-sumber di atas adalah sebagai berikut :

1. Personal Savings

Seorang entrepreneur sering kali menggunakan uangnya sendiri untuk

membiayai perusahaannya. Terutama sekali terjadi pada tahap awal start- up.

2. Family and Friends

Pada tahap awal, hampir tidak dimungkinkan untuk mendapatkan pembiayaan

dari hutang untuk start-up, keluarga dan teman merupakan alternatif yang

lebih jelas sebagai sumber pembiayaan.


39

3. Angel Investors

Investor malaikat biasanya adalah orang kaya yang berinvestasi masuk

perusahaan yang tidak memiliki hubungan dalam bentuk apapun atau saling

mengenal dengan entrepreneur sebelum melakukan investasi. Angels

investors biasanya mantan pengusaha yang berpengalaman pada industri

tertentu.

4. Foundations

Sumber modal lain yang menarik bagi pengusaha adalah philanthropic

organization. Secara historis, yang mendapatkan hibah dan pinjaman dari

organisasi ini hanya untuk entitas nirlaba. Namun pada awal tahun 1990-an,

fondations telah memperluas kegiatan pinjaman mereka kepada perusahaan

nirlaba yang memberikan kebaikan sosial.

5. Government

Program untuk memberikan pinjaman kepada pengusaha oleh instansi

pemerintah daerah, negara bagian dan federal. Program ini biasanya bagian

dari pembangunan ekonomi kota atau departemen perdagangan. Bentuk dari

beberapa pinjaman pemerintah ini, menawarkan harga di bawah pasar

sehingga menjadi sangat menarik bagi para entrepreneur.

6. Banks without SBA Loan Programs

Secara historis, bank tanpa program SBA (Small Business Administration)

menggunakan jaminan personal sebagai jaminan utama mereka, termasuk juga

oleh beberapa komunitas bank pembangunan, hal ini menyebabkan bank ini

belum dianggap sebagai teman baik bagi entrepreneur. Bank ini akan
40

membutuhkan agunan dan menginginkan para entrepreneur mengerti aset

macam apa yang bisa dilikuidasi untuk membayar mereka.

7. Personal Guarantees

Salah satu kelemahan terbesar dalam pembiayaan hutang dari bank adanya

jaminan pribadi kepada entrepreneur, salah satu jaminan dari aset adalah

rumah yang dimiliki.

8. Nonbank Financial Institutions without SBA Loan Programs

Lembaga keuangan nonbank tanpa program SBA juga memberikan

pembiayaan hutang jangka panjang kepada entrepreneur cukup banyak,

seperti perusahaan asuransi nasional Northwestern Mutual dan Prudential.

Kebutuhan modal kerja, akuisisi bisnis serta untuk peralatan dan mesin, bisa

dipenuhi dari pinjaman ini.

9. Person-to-Person (P2P) Lending

Bagi calon entrepreneur yang mengalami kesulitan kualifikasi sebelumnya,

untuk produk pinjaman komersial atau SBA tradisional karena adanya

peringkat kredit yang belum baik dan rekam jejak yang belum terbukti,

dengan meningkatnya alternatif populer untuk modal awal adalah pinjaman

P2P. Di situs Web seperti Prosper.com, Zopa (www.zopa.com), Lending Club

(www.lendingclub.com), dan GlobeFunder (www.globefunder.com), para

entrepreneur bisa terhubung dengan orang di seluruh dunia yang ingin

meminjamkan uang dalam jumlah kecil kepada orang asing, dengan janji hasil

yang lebih tinggi daripada produk perbankan pribadi tradisional mereka.


41

10. Factors

Factors atau anjak piutang perusahaan adalah pemberi pinjaman berbasis aset.

Aset yang digunakan untuk agunan adalah piutang perusahaan (AR). Sebagai

contoh, ketika sebuah perusahaan menjual AR-nya dengan harga diskon

kesebuah factor. Ini memungkinkan perusahaan peminjam mendapatkan uang

tunai dengan segera, untuk produk yang dikirim atau layanan yang diberikan

kepada konsumen mereka.

11. Customer financing

Pembiayaan ini terjadi ketika pelanggan bersedia memberikan modal kepada

pemasok yang menyediakan produk berkualitas tinggi atau unik, yang

mungkin tidak mereka sukai atau mampu membeli dari tempat lain.

12. Supplier Financing

Supplier atau pemasok secara otomatis telah menjadi pemodal ketika memberi

pelanggan mereka kredit atau tenggang waktu pembayaran. Cara termudah

entrepreneur untuk meningkatkan pembiayaan dari supplier mereka, adalah

dengan menunda pembayaran tagihan.

13. Purchase Order Financing

Meskipun terlihat sama antara pembiayaan oleh anjak piutang (factors) dan

pesanan pembelian (purchase order), namun kedua hal ini berbeda. Anjak

piutang menyediakan pembiayaan setelah pesanan sudah diproduksi dan

dikirim. Pada pesanan pembelian ini menyediakan modal pada tahap yang

jauh lebih awal - ketika pesanan telah diterima oleh perusahaan. Hal ini untuk
42

mengantisipasi ketidak mampuan perusahaan untuk membeli persediaan,

untuk memenuhi pesanan.

14. Credit Cards

Kemudian sumber akhir dari modal kerja hutang adalah kartu kredit. Pada

survei National Small Business Association tahun 2007 menunjukkan bahwa

kartu kredit merupakan pilihan pembiayaan yang paling umum yang

digunakan entrepreneur untuk memenuhi kebutuhan modal. Usaha kecil yang

tidak memenuhi syarat untuk memperoleh pinjaman bank, juga melihat kartu

kredit untuk membiayai pertumbuhan bisnis mereka.

2.6.3.2 Sources Of Finance SMEs

Selanjutnya Oladele et al. (2014) menyatakan sumber-sumber

keuangan Usaha Kecil Menengah (UKM) terdiri dari :

1. Personal Savings

Personal savings mengacu pada jumlah yang tersisa setelah dikurangi biaya

pengeluaran konsumsi seseorang dari jumlah pendapatan sekali pakai dalam

jangka waktu tertentu. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

hampir semua dana yang dibutuhkan oleh pemilik UKM berasal dari personal

savings. Personal savings dapat berasal dari daily contribution dan sejumlah

nominal yang berada di bank.

2. Informal Sources

Sumber dari pembiayaan ini tidak membutuhkan kertas kerja yang serius atau

dokumen-dokumen penting. Informal sources memberikan bantuan keuangan


43

kepada pemilik UKM dengan atau tanpa menuntut jaminan keamanan yang

serius, kemudian juga dapat didasarkan kepada kesepakatan lisan atau dengan

kesepakatan sederhana. Informal sources ini dapat berasal dari family, friends,

cooperatives dan money lenders.

3. Formal Sources

Mengacu pada lembaga keuangan yang berlandaskan kekuatan hukum untuk

melakukan kegiatan bisnis keuangan dan pada saat yang bersamaan juga

dibebani dengan tanggung jawab membantu dalam pertumbuhan,

pengembangan dan kelangsungan hidup UKM dengan menyediakan fasilitas.

Namun sebelumnya UKM telah memenuhi kriteria tertentu seperti agunan

yang biasanya digunakan untuk keamanan. Formal sources terdiri dari

commercial banks dan microfinance bank.

2.6.4 Market Orientation

Filosofi market orientation, melampaui memuaskan kebutuhan, untuk

memahami dan memuaskan kebutuhan laten pelanggan dan, dengan demikian

jangka panjang menjadi fokusnya dan bersifat proaktif (Slater & Narver,

1998). Manajemen pemasaran yang sukses memerlukan rangkaian tugas yaitu

meliputi pengembangan strategi pemasaran dan perencanaan, menangkap

wawasan pemasaran, menghubungkan dengan pelanggan, membangun brand

yang kuat, membentuk penawaran pasar, mengantarkan dan

mengkomunikasikan nilai, dan menciptakan pertumbuhan jangka panjang

(Kotler & Keller, 2012). Yusuf (1995) menyatakan faktor-faktor pemasaran


44

terdiri dari the market, ukuran permintaan dan keterampilan promosi

penjualan. Market oriented adalah seperangkat perilaku dan kegiatan dalam

sebuah organisasi. Secara khusus seluruh generasi organisasi intelijen pasar

yang berkaitan dengan customer needs pada saat ini dan pada masa akan

datang, diseminasi dari intelijen antar departemen dan responsif keseluruhan

organisasi terhadapnya (Kohli & Jaworski, 1990).

Secara umum market oriented berkaitan dengan berbagai proses dan

kegiatan yang terkait dengan menciptakan dan memuaskan pelanggan dengan

terus menilai needs dan wants (Uncles, 2000). Kristiansen et al. (2003) dalam

Indarti & Langenberg (2004) menjelaskan, peluang new market termasuk

temuan products atau services baru yang ditawarkan kepada pelanggan yang

telah ada sebelumnya dan juga mendapatkan pelanggan baru untuk products

atau services yang telah ada. Narver & Slater (1990) memberikan konsep

market orientation adalah sebagai aktivitas-aktivitas penerimaan dan

pemprosesan informasi pasar, pengkoordinasian dan penciptaan nilai

kemanfaatan bagi pelanggan.

Menurut Kotler & Armstrong (2012) sekumpulan pembeli aktual dan

potensial dari product atau service disebut market. Selanjutnya Kotler & Keller

(2012) menyatakan, adanya pelanggan dengan pasar secara besar, luas, atau

beragam, perusahaan tidak dapat terhubung dengan kesemuanya. Namun

mereka bisa membagi pasar tersebut menjadi kelompok konsumen atau

segmen dengan kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Kemudian agar

segmen pasar yang mana terlayani dengan efektif, perusahaan perlu melakukan
45

identifikasi. Keputusan ini membutuhkan pemahaman yang tajam tentang

perilaku konsumen dan pemikiran strategi yang cermat. Untuk

mengembangkan rencana pemasaran terbaik, pemahaman terhadap apa yang

membuat masing-masing segmen unik dan berbeda oleh para manajer sangat

diperlukan. Melakukan identifikasi dan juga memuaskan segmen pasar yang

tepat, seringkali menjadi kunci sukses pemasaran. Seperti Buttle (1996)

menulis dalam Stone & Foss (2001), ‘‘Pemasaran tidak lagi hanya tentang

pengembangan, penjualan dan pengiriman produk. Namun hal ini semakin

memperhatikan mengenai perkembangan dan pemeliharaan hubungan jangka

panjang yang saling memuaskan dengan customer”.

2.6.4.1 Dimension of Market Orientation

Mokhtar, Yusoof & Ahmad (2014) menjelaskan market orientation

terdiri dari empat dimensi yaitu sebagai berikut :

1. Customer Focus

Kegiatan di organisasi yang berfokus pada memperoleh informasi dan

kepuasan pelanggan dan kekuatan lainnya yang mungkin mempengaruhi

kebutuhan mereka.

2. Market Intelligence

Intelligence generation juga sangat penting bagi organisasi karena kegiatan

mengumpulkan informasi tidak hanya pada kebutuhan pelanggan saja, tetapi

juga dari luar sistem organisasi seperti pesaing, teknologi, peraturan

pemerintah dan kekuatan lingkungan lainnya (Kohli & Jaworski, 1990).


46

3. Market Dissemination

Dalam market orientation memerlukan i) adanya satu atau lebih departemen

yang aktif dalam kegiatan yang diarahkan untuk mengembangkan pemahaman

tentang kebutuhan pelanggan saat ini dan masa depan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi mereka, (ii) di seluruh departemen saling berbagi pemahaman

mengenai hal ini, dan (iii) berbagai departemen terlibat dalam kegiatan yang

dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan terpilih (Kohli & Jaworski,

1990).

4. Responsiveness

Responsiveness merupakan tindakan yang diambil sebagai tanggapan terhadap

intelligence yang dihasilkan dan disebarluaskan (Kohli & Jaworski, 1993).

Menanggapi kebutuhan pasar oleh organisasi diperlukan setelah diseminasi

informasi hal tersebut antar departemen dan individu di dalam organisasi yang

berorientasi pasar (Mokhtar et al., 2009).

2.7 Hipotesis Penelitian dan Model Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan Zimmerman & Chu (2013) kepada

entrepreneur yang berada di Venezuela menemukan good general

management skills adalah salah satu faktor yang paling penting terhadap

kesuksesan mereka. Dalam hal success factors, para entrepreneur

menempatkan peringkat yang sama sebagai faktor terpenting dalam

kesuksesan mereka adalah good general management skill, pelatihan yang


47

tepat, pemeliharaan catatan penjualan/pengeluaran yang akurat, dan

keterlibatan politik. Dalam penelitian Nur et al. (2014) diperoleh temuan,

bahwa management capabilities mempengaruhi kinerja bisnis meskipun pada

tingkat yang tidak signifikan. Menurut Yusuf (1995) faktor penting yang

menentukan kesuksesan usaha UKM adalah manajemen yang efektif.

Kemudian pada temuan yang diperoleh dari penelitian Philip (2010), faktor

management and know-how adalah salah satu faktor yang signifikan

mempengaruhi kesuksesan bisnis di Bangladesh. Demikian juga pada hasil

penelitian Ghosh & Kwan (1996) di Australia/Newzealand dan di

Singapore/Malaysia, pada dua grup negara tersebut ditemukan keberhasilan

SME terkait erat dengan effective management. Demikan juga dengan

penelitian yang dilakukan Islam & Al Mukit (2013), bahwa management

know-how menentukan kesuksesan SME. Hasil penelitian Ginting (2012),

diperoleh hasil adanya variabel pengaruh positif dan signifikan manajemen

terhadap keberhasilan pengusaha restoran di Desa Helvetia Tengah Medan.

Entrepreneurs dibawah naungan One-District-One-Industry (ODOI)

programme di Malaysia sepakat, bahwa management skills dibutuhkan untuk

kesuksesan bisnis pada temuan penelitian (Kader, Mohamad, & Ibrahim,

2009). Penelitian Widjaya, Riswanto & Suryawan (2014) juga memperoleh

temuan faktor management skills memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap women entrepreneurial success. Variabel good general management

skills, manajemen yang efektif, management know-how, effective management


48

dan management skills memiliki makna yang similar. Oleh karena itu,

hipotesis yang disajikan adalah sebagai berikut :

Hipotesis 1:

Management skills memberikan pengaruh signifikan terhadap

kesuksesan usaha UKM di Pekanbaru.

Hasil penelitian Meliza & Suardi (2013) menunjukkan products and

services memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kesuksesan usaha

UKM. Dengan pengembangan produk secara berkelanjutan untuk

menciptakan produk unik dan inovatif serta kualiatas yang tinggi akan

meningkatkan daya saing dengan kompetitornya. Kemudian pada temuan

yang diperoleh dari penelitian Philip (2010) menunjukkan products and

services memiliki peran penting dalam memastikan keberhasilan bisnis UKM.

Dengan produk yang inovatif, kualitas, biaya, kehandalan, dan jasa adalah

kunci dimensi strategis dalam mendukung keberhasilan bisnis. Temuan pada

penelitian Sarker (2014) bahwa faktor quality assurance yang didalamnya

terdapat variabel quality of product or service adalah termasuk faktor yang

kritis untuk kesuksesan entrepreneur wanita. Begitu juga dengan hasil

penelitian Wijewardena & De Zoysa (2005) menemukan faktor product

quality memberikan pengaruh positif dan signifikan kepada perusahaan.

Penelitian Che Rose, Kumar & Li Yen (2006) menemukan adanya keterkaitan

signifikan antara quality of products and services yang berada didalam

spesifik kompetensi terhadap pertumbuhan usaha. Variabel products and


49

services, quality assurance, quality of products and services dan product

quality memiliki makna yang similar. Oleh karena itu, hipotesis yang

disajikan adalah sebagai berikut :

Hipotesis 2:

Product quality memberikan pengaruh signifikan terhadap kesuksesan

usaha UKM di Pekanbaru.

Penelitian Meliza & Suardi (2013) menunjukan faktor resources and

finance memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan UKM

di Jakarta, karena kelangsungan kegiatan usaha UKM salah satunya

ditentukan oleh pembiayaan usaha sebagai instrumen vital. Selanjutnya hasil

penelitian Wijewardena & De Zoysa (2005) menemukan capital accessibility

menjadi salah satu faktor yang memberikan pengaruh signifikan postitif pada

perusahaan. Dengan demikian sangat jelas sekali, capital accessibility

merupakan prasyarat penting untuk mempersiapkan dan kesuksesan dalam

kegiatan bisnis manufaktur. Kurangnya modal adalah kendala utama terutama

untuk mengembangkan perusahaan manufaktur kecil diseluruh dunia, oleh

sebab itu telah banyak dikutip dalam literatur. Begitu juga dengan penelitian

Jasra et al. (2011), menunjukkan bahwa faktor yang paling penting adalah

financial resource dalam keberhasilan bisnis yang dirasakan oleh usaha kecil

dan menengah. Kontribusi yang signifikan dalam pembangunan negara juga

diberikan oleh keberhasilan usaha kecil dan menengah. Hasil penelitian

Chittithaworn et al. (2011) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang


50

signifikan yang mempengaruhi keberhasilan usaha UKM di Thailand adalah

resources and finance. Demikian juga dengan temuan penelitian Ginting

(2012), bahwa variabel keuangan memberikan pengaruh positif terhadap

keberhasilan pengusaha restoran di Desa Helvetia Tengah Medan. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Chowdhury et al. (2013), diperoleh bahwa

capital access mempengaruhi entrepreneurial success secara signifikan.

Temuan pada hasil penelitian yang dilakukan Islam & Al Mukit (2013)

diperoleh bahwa financial supports juga menentukan kesuksesan SME.

Menurut Yusuf (1995) pada hasil penelitiannya menyimpulkan faktor penting

yang menentukan kesuksesan usaha UKM adalah access to finances. Variabel

resources and finance, capital accessibility, keuangan, financial supports,

access to finances dan financial resources memiliki makna yang similar. Oleh

karena itu, hipotesis yang disajikan adalah sebagai berikut :

Hipotesis 3:

Financial resources memberikan pengaruh signifikan terhadap

kesuksesan usaha UKM di Pekanbaru.

Kemudian temuan pada penelitian Fritz & Mundorf (1994) market

orientation adalah faktor kritis yang paling penting untuk corporate success.

Market orientation menentukan bagaimana sebuah usaha mampu memiliki

daya saing, memuaskan pelanggan dan profitabilitas jangka panjang tercapai.

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Pelham (2000)

mengasilkan temuan adanya hubungan yang kuat antara market orientation


51

dengan pengukuran kinerja. Elemen market orientation yang paling

berpengaruh adalah respon yang cepat terhadap informasi negatif kepuasan

pelanggan, dasar strategi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan,

menanggapi dengan cepat tantangan persaingan, dan pendeteksian yang cepat

dalam perubahan preferensi produk pelanggan.

Penelitian yang dilakukan Chittihaworn et al. (2011) memperoleh

temuan, customer and market adalah faktor yang positif dan signifikan

mempengaruhi kesuksesan UKM di Thailand. Pada sisi lain, instansi

pemerintah tidak sepenuhnya menjadi tempat bergantung bagi UKM di

Thailand; mereka harus berusaha untuk menemukan jalan kemajuan mereka

sendiri dengan mengandalkan strategi yang memungkinkan mereka untuk

masuk atau mengakses pasar baru, berupaya meningkatkan pendapatan serta

juga memperluar basis pelanggan. Dengan memulai market intelligence UKM

di Thailand akan menjadi lebih baik memahami kebutuhan dan keinginan

pasar. Pemahaman tersebut akan membantu dalam mengantarkan nilai

superior bagi para pelanggan dan lebih dari yang dapat dilakukan oleh pesaing

mereka.

Hasil penelitian Islam & Al Mukit (2013) menunjukkan bahwa

keberhasilan UKM ditentukan dengan strategi pasar yang diikuti dan

aksesibilitas pasar. Pertumbuhan sektor UKM bergantung pada sejumlah

faktor, termasuk faktor-faktor yang terkait pasar produk dan layanan

dihasilkan dan didistribusikan. Begitu juga dengan hasil penelitian

Wijewardena & De Zoysa (2005) menemukan faktor marketing stragegy


52

memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan atau

pertumbuhan SME di negara berkembang.

Jaworski & Kohli (1993) pada hasil penelitiannya menemukan

keterkaitan antara market orientation dan kinerja bisnis, tampak kuat di

seluruh konteks lingkungan dengan berbagai tingkat turbulensi pasar,

intensitas persaingan, dan turbulensi teknologi. Pada penelitian Narver &

Slater (1990), ditemukan bahwa pada komoditi dan non komoditi bisnis,

market orientation adalah penentu yang penting dari profitabilitas.

Pada penelitian Mokhtar et al. (2009) menunjukkan bahwa ada lima

faktor penentu keberhasilan praktik market oriented dalam konteks

perusahaan manufaktur di Malaysia yaitu market focus, market action, market

planning, market feedback dan market coordination, kemudian juga

memberikan pengaruh positif terhadap kinerja.

Indarti & Langenberg (2004) menjelaskan, agar bertumbuh pesat,

UKM harus mampu merespon peluang new market. Kristiansen et al. (2003)

dalam Indarti & Langenberg (2004) menjelaskan, peluang new market

termasuk temuan products atau services baru yang ditawarkan kepada

pelanggan yang telah ada sebelumnya dan juga mendapatkan pelanggan baru

untuk products atau services yang telah ada. Kemudian temuan pada hasil

penelitian Mokhtar et al. (2014) mengungkapkan adanya hubungan yang

signifikan antara market orientation sebagai faktor penentu keberhasilan

terhadap kinerja UKM. Variabel customer and market dan market orientation
53

memiliki makna yang similar. Oleh karena itu, hipotesis yang disajikan adalah

sebagai berikut :

Hipotesis 4:

Market Orientation memberikan pengaruh signifikan terhadap

kesuksesan usaha UKM di Pekanbaru.

Pada penelitian ini, model penelitian yang digunakan adalah model

asosiatif, yaitu untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya yang dilakukan melalui penelitian. Tujuan yang ingin dicapai oleh

peneliti untuk mengetahui hubungan antara variabel management skills

product quality, financial resources dan market orientation terhadap

entrepreneurial success, sehingga bentuk model penelitian ini dapat dilihat

pada gambar 2.1.

Management Skills
(X1)
H1

Product Quality
(X2) H2
Entrepreneurial
on Success
(Y)
Financial Resources H3
(X3)
H4
Market Orientation
(X4)

Gambar 2.1 Model Penelitian


Sumber : Hasil Olahan Penulis dari Widjaya et al. (2014); Chittitthaworn et al.
(2011); Jasra et al. (2011); Mokhtar et al. (2014).
54

2.8 Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1 Rangkuman Seluruh Variabel Pada Penelitian Terdahulu

Nama Judul Tujuan Hasil


&Tahun Penelitian Penelitian Penelitian

Zimmerman Motivation, Studi Competition, a weak


& Chu Success, and inimenguji economy, and foreign
(2013) Problems of motivasi exchange limitations
Entrepreneurs pengusaha di are problems, while
di Venezuela Venezuela, good general
masalah yang management skills,
mereka hadapi, appropriate training,
dan faktor- accurate record
faktor keeping, and political
kesuksesannya. involvement adalah
faktor-faktor
kesuksesannya.

Meliza & Analisis Faktor- Penelitian ini Hasil penelitian


Suardi Faktor Yang bertujuan untuk menyatakan bahwa
(2013) Mempengaruhi menentukan faktor-faktor yang
Persepsi faktor-faktor signifikan
Kesuksesan yang mempengaruhi
Usaha Kecil mempengaruhi kesuksesan UKM di
Menengah kesuksesan Jakarta adalah
(UKM) Di UKM di entreprenuer
Wilayah DKI Jakarta. characteristics,
Jakarta. products and services,
the way of doing
bussiness and
cooperation, resource
and finance, dan
external environment.
Sedangkan faktor
management and
know-how, customer
and market, Strategy
tidak signfikan.
55

Philip Faktor-faktor Tujuan dari Hasil analisis regresi


(2010) yang penelitian ini menunjukkan bahwa
Mempengaruhi adalah untuk faktor paling
Kesuksesan mengidentifi- signifikan yang
Bisnis Small & kasi faktor mempengaruhi
Medium penentu kesuksesan bisnis
Enterprises kesuksesan SMEs di Bangladesh
(SMEs). SMEs di negara adalah products and
yang belum services, the way of
berkembang doing business,
seperti management know-
Bangladesh. how and, external
environment.
Kemudian
Characteristics of
SMEs dan resources
and finance
ditemukan tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
Kesuksesan Bisnis
SME di Bangladesh.

Chittittha Faktor-faktor Penelitian ini Hasil analisis regresi


worn et al. yang berusaha untuk menunjukkan bahwa
(2011) Mempengaruhi mengidentifi- faktor paling
Kesuksesan kasi faktor- signifikan yang
Bisnis Small & faktor yang mempengaruhi
Medium mempengaruhi kesuksesan bisnis
Enterprises kesuksesan SMEs di Thailand
(SMEs) di bisnis small and adalah
Thailand. medium SMEs characteristics,
enterprises customer and market,
(SMEs) the way of doing
di Thailand. business, resources
and finance, and
external
environment.
Management know-
how, Product and
Services, and Strategy
ditemukan tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
56

Kesuksesan Bisnis
SME di Thailand.

Widjaya et Pengaruh Tujuan Hasil penelitian


al. Management penelitian menunjukkan
(2014) Skill, Financial adalah untuk Management Skill,
Investor dan penyelidikan Financial Investor
Human Capital faktor yang dan Human Capital
Terhadap mempengaruhi memiliki pengaruh
Women keberhasilan terhadap
Entrepreneurial kewirausahaan kewirausahaan
Success. perempuan. perempuan.

Yusuf Faktor Artikel ini Good Management,


(1995) Keberhasilan membahas studi Satisfactory
yang Penting tentang faktor government support,
untuk Small penentu Access to finances
Business: keberhasilan and
Persepsi yang dirasakan Personal qualities &
Entrepreneur di oleh pengusaha traits, merupakan
Pasifik Selatan. Pasifik Selatan, faktor-faktor penentu
sebagai hal keberhasilan untuk
yang diperlukan small business.
untuk Marketing factors,
keberhasilan Overseas exposure,
operasi small level of education &
business di training, prior
wilayah ini. experience in business
and political
affiliation bukanlah
faktor-faktor penentu
keberhasilan untuk
small business.

Nur et al. Entrepreneur- Tujuan Hasil penelitian


(2014) ship penelitian ini menunjukkan bahwa:
Orientation, adalah untuk Orientation
Market mengukur dan Entrepreneurship
Orientation, menganalisis memainkan peran
Business pengaruh penting untuk
Strategy, Entrepreneur- meningkatkan market
57

Management ship orientation, Business


Capabilities Orientation, Strategy, management
TerhadapBusi- Market capabilities dan
ness Orientation, Business
Performance; Business Performance. Market
Studi pada Strategy and Orientation yang
Percetakan Management tinggi dapat
Small And Capabilities on meningkatkan
Medium Business Business
Enterprise di Performance Performance.
Kendari". pada Business Strategies
Percetakan yang tepat dapat
Small and meningkatkan
Medium Business
Enterprises Performance.
(SMEs) di Management
Kendari. Capabilities dapat
mempengaruhi
Business Performance
walaupun pada level
yang tidak signifikan.

Ginting Analisis Faktor- Tujuan Analisis Kuantitatif


(2012) Faktor Yang penelitian ini dengan metode
Mempengaruhi adalah untuk regresi berganda, hasil
Keberhasilan mengetahui penelitian
Usaha (Studi faktor-faktor menunjukkan adanya
Kasus Pada yang pengaruh yang positif
Pengusaha mempengaruhi dan signifikan dari
Rumah Makan keberhasilan variabel produksi,
Di Kelurahan usaha (studi pemasaran, organisasi
Helvetia kasus pada dan manajemen serta
Tengah Medan) pengusaha keuangan pada
rumah makan di pengusaha rumah
Kelurahan makan di kelurahan
Helvetia Helvetia Tengah
Tengah Medan.
Medan).

Islam & Al Faktor-faktor Studi ini Hasil menunjukkan


Mukit yang bertujuan untuk bahwa keberhasilan
(2013) Menentukan mengidentifi- UKM ditentukan
58

Kesuksesan kasi faktor- oleh


SMEs di faktor yang the entrepreneur’s
Bangladesh. berperan authority on business
penting bagi and the market
kesuksesan strategy followed,
SMEs di nature and
Bangladesh. type of business and
financial supports,
management know-
how, use of modern
technology, market
accessibility and the
networking,
government policy
and support,
favorable external
environment, and the
owner’s personal
qualities.

Ghosh & Analisis faktor Penelitian ini Kedua sampel


Kwan kunci meneliti dan melaporkan bahwa
(1996) keberhasilan membanding- faktor-faktor yang
SMEs: Studi kan faktor- berkontribusi terhadap
Komparatif faktor kunci SMEs yang sukses
Singapura / kesuksesan, terkait erat dengan
Malaysia dan tantangan, dan having a good
Australia / New masalah yang customer relationship,
Zealand. dihadapi SMEs effective management,
di Singapura, and marketing.
Malaysia dan
Australia.

Kader et al. Faktor-Faktor Paper ini Terlepas dari


(2009) Kesuksesan menyajikan pentingnya faktor
untuk faktor-faktor internal dan eksternal,
Small Rural penentu small paper ini menemukan
Entrepreneurs business bahwa faktor
under the One- success seperti eksternal lebih
District-One- yang dirasakan dominan daripada
Industry dan dialami faktor internal
(ODOI) oleh rural berkontribusi terhadap
59

Programme di entrepreneurs. kesuksesan bisnis


Malaysia. para pengusaha
ODOI.

Wijewardena Sebuah studi Tujuan dari Hasilnya


& De Zoysa analitik faktor penelitian ini menunjukkan
(2005) penentu adalah untuk seperangkat enam
kesukesan pada menguji, faktor yang dapat
manufacturing melalui diidentifikasi secara
SMEs. penyelidikan terpisah yang
empiris, faktor- memiliki dampak
faktor yang positif dan signifikan
akan terhadap kesuksesan
berkontribusi perusahaan sampel.
pada kesukesan Faktor-faktor ini,
atau ketika diperingkat
pertumbuhan dalam urutan
SMEs dalam kepentingannya,
pengembangan adalah sebagai
negara. berikut: customer
orientation, product
quality,
efficient management,
supportive
environment, capital
accessibility, dan
marketing strategy.

Sarker Faktor Penentu Tujuan dari Studi ini telah


(2014) Kesuksesan penelitian ini mengidentifikasi 8
Women adalah untuk faktor kunci yang
Entrepreneurs mengidentifi- sangat penting untuk
di Bangladesh - kasi faktor- women entrepreneurs
Sebuah Studi faktor penting success. Yaitu
Berdasarkan untuk women Access to technology,
Wilayah entrepreneurs Interpersonal Skill,
Khulna. success Business Feature,
(Mengandung Training and
25 Variabel) Motivation, Social
dan juga untuk security and freedom,
mengidentifi- Assistance and easy
kasi apakah ada regulation, Family
60

hubungan support and quality


antara age, assurance, Risk
marital status, encountering.
education
level and the
success
factorsnya.

Che Rose et Dinamika Penelitian ini Studi ini menemukan


al. Faktor bertujuan untuk hubungan yang
(2006) entrepreneurs menyelidiki signifikan antara
success dalam atribut formal venture growth dan
mempengaruhi dan informal entrepreneurs dengan
venture growth dari para high personal
pendiri usaha Initiative, yang
yang difokuskan pada
berkontribusi bidang kompetensi
terhadap tertentu dalam
venture growth. operations, finance,
marketing dan human
resources. Pada
operations ini, para
pendiri usaha harus
fokus terhadap quality
of products and
services.

Manurung Pengaruh Untuk Hasil penelitian


(2013) Produk dan mengetahui menemukan produk
Layanan pengaruh dan layanan memiliki
Terhadap produk dan pengaruh positif
Kepuasan layanan terhadap kepuasan
Pelanggan di terhadap tingkat pelanggan di Hotel
Hotel Inna kepuasan tamu Inna Dharma Deli
Dharma Deli di Hotel Inna Medan.
Medan. Dharma Deli
Medan.

Jasra et al. Faktor Penentu Studi ini Penelitian ini


(2011) Business meneliti peran menyimpulkan bahwa
Success dari faktor kunci ada hubungan yang
61

Small and dalam signifikan antara


Medium kesuksesan business success dan
Entreprises SMEs di penentunya. Hasilnya
(SMEs). Pakistan. Studi juga menunjukkan
ini juga bahwa financial
menyelidiki resources adalah
hubungan faktor yang paling
antara penting dalam
kesuksesan business success yang
SME dan dirasakan oleh SMEs.
penentunya.
Faktor-
faktornya
adalah financial
resources,
marketing
strategy,
technological
resources,
information
access,
government
support dan
business plan.

Kristiningsih Analisis Faktor- Penelitian ini Hasilnya


& faktor yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa
Trimarjono Mempengaruhi mengetahui 39 variabel yang
(2014) Perkembangan faktor yang dianalisis, ternyata
Usaha Kecil dapat hanya ada 13 variabel
Menengah menentukan yang berpengaruh
(Studi Kasus Pengembangan signifikan terhadap
pada UKM di UKM. perkembangan UKM
Wilayah di Surabaya.Variabel
Surabaya). adalahnya Willingness
of hard work
(hardworker),
confidence,
Willingness to learn,
ambition to go
forward, the
intelligent to
communicate, the
62

proximity of the
location with the
industry, the ease of
obtaining new
markets, information
on competitors,
business
opportunities, product
development
information, ease of
access to capital,
support the
Government's policy,
and the ability to
manage financial.

Chowdhury Faktor Sukses Untuk menilai Experience dan


et al. Small and faktor-faktor education berkorelasi
(2013) Medium Sized yang positif sementara age
Enterprises mempengaruhi berkorelasi negatif
(SMEs) kesuksesan dengan kesuksesan.
Entrepreneur: entrepreneur Market,
Bukti dari small and infrastructure, capital
Bangladesh. medium sized access, political
enterprises dari environment,
Bangladesh. mempengaruhi
entrepreneurial
success secara
signifikan.

Jaworski & Market Penelitian ini Akhirnya, hubungan


Kohli Orientation: membahas antara market
(1993) Antesenden dan pertanyaan: orientation dan
Konsekuensi. Apakah performance
keterkaitan tampaknya menjadi
antara kuat diseluruh
market environmental contex
orientation dan yang dikarakterisasi
business oleh berbagai tingkat
performance market turbulence,
bergantung competitive intensity,
pada dan technological
63

environmental turbulence.
contexs?

Mokhtar et Market Studi ini Hasil penelitian ini


al. orientation mengkaji menunjukkan bahwa
(2009) Faktor Penentu faktor-faktor ada lima faktor
Kesuksesan penentu penentu kesuksesan
Manufaktur di kesuksesan praktik market
Malaysia dan market orientation dalam
dampaknya orientation konteks perusahaan
pada financial dalam konteks manufaktur Malaysia:
performance. perusahaan market
Malaysia. focus, market action,
Selain itu, studi market planning,
ini menyelidiki market feedback dan
hubungan market coordination.
antara Hasilnya juga
market menunjukkan market
orientation dan action dan market
financial planning secara
performance. positif terkait dengan
financial
performance.

Mokhtar et Elemen Utama Paper ini untuk Temuan


al. Market menilai mengungkapkan
(2014) Orientation hubungan adanya hubungan
pada Kinerja antara Market antara market
UKM Orientation orientation faktor
wirausahawan faktor penentu penentu keberhasilan
Malaysia. keberhasilan dalam kinerja UKM.
dan kinerja Khususnya pada
UKM Malaysia. komponen customer
focus dan market
dissemination
ditemukan memiliki
hubungan yang
signifikan dengan
kinerja UKM.
64

Indarti & Faktor-faktor Di Indonesia, Berdasarkan survei


Langenberg yang terlepas dari hingga 100 UKM,
(2004) mempengaruhi fakta bahwa penelitian
business beberapa UKM mengungkapkan
success telah menurun bahwa
dikalangan atau stagnan, marketing, technology
SMEs: Bukti beberapa dan capital access
empiris dari yang lain telah mempengaruhi
Indonesia. sukses dan business success
tumbuh. secara positif
Faktor apa yang signifikan, sementara
mempengaruhi legality terjadi dengan
business arah yang negatif.
success
dikalangan
SMEs?
Studi saat ini
bertujuan untuk
menjawab
pertanyaan
utama ini.

Narver & Pengaruh Pengembangan Temuan penelitian


Slater Orientasi Pasar pengukuran mendukung hipotesis,
(1990) pada yang valid dari bahwa pada komoditi
Profitabilitas market dan non komoditi
Bisnis. orientation dan bisnis, market
menganalisis orientation adalah
pengaruhya penentu yang penting
terahadap dari profitabilitas.
kinerja bisnis.

Siguaw et al. Pengaruh Penulis Market orientation


(1998) market mengembang distributor tidak
orientation kan model efek memiliki pengaruh
pemasok pada yang mungkin langsung secara
market terjadi dan signifikan terhadap
orientation secara empiris satisfaction with
distributor dan memeriksa financial performance
channel konsekuensi distributor.
relationship: dari market
perspektif orientation
65

distributor . pemasok pada


market
orientation
distributor dan
faktor hubungan
saluran lainnya.

Rachmat Orientasi Penelitian ini Orientasi pasar


(2007) Pelanggan, bertujuan untuk merupakan faktor
Orientasi Pasar mengeksplorasi yang tidak
dan Inovasi pengaruh berpengaruh
Serta strategi signifikan terhadap
Pengaruhnya pemasaran kinerja bisnis.
Terhadap dengan orientasi
Kinerja Bisnis pelanggan,
Hotel orientasi pasar,
Berbintang Tiga dan inovasi
di Indonesia. terhadap kinerja
bisnis di hotel
bintang tiga
hotel di
Indonesia, salah
satunya untuk
menguji
pengaruh
orientasi pasar
terhadap kinerja
bisnis.

Fritz & Market Sebuah Market orientation


Mundorf Orientation dan penelitian yang adalah faktor kritis
(1994) Corporate dilakukan untuk yang paling penting
Success: mengetahui untuk corporate
Temuan dari konstribusi success.
Jerman market
orientation dan
dimensi
manajemen
lainnya
terhadap
corporate
success.
66

Zwerus Planning dan Tesis ini Precision dan


(2003) Entrepreneurial bertujuan untuk external orientation
Success. mengidentifi (external to VLT
kasi planning program)
dimensions: berpengaruh positif
precision, terhadap
progress dan entrepreneurial
external success, sementara itu
orientation progress dan external
terhadap orientation (not
entrepreneurial having VLT program)
success dalam tidak berpengaruh.
program
inkubator.

Anda mungkin juga menyukai