Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TELADAN MULIA

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Spiritual Teaching”

Dosen Pengampu: Septian Liandy.,M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1:

SASMIYARTI (1215210108)
SILVIA DAMAYANTI (1215210109)
MELI AGUSTIN (1215210209)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA

TAHUN AKADEMIK 2022-2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya


maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Teladan
Mulia” makalah ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Spiritual Teaching.
Kami menyadari bahwa tugas yang kami buat ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun sebagai penambah wawasan saya agar dimasa yang akan
datang tugas yang saya susun menjadi lebih baik dan sempurna.
Semoga Penyajian makalah dari kami ini dapat memberikan informasi
bagi semua lapisan masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita, Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Ranai, 04 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Makalah............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Teladan Mulia...............................................................................................6
1. PeDe Boleh Overacting Jangan.............................................................8
2. Waspadai Emosi..................................................................................10
3. Menjadi Sosok Pemaaf........................................................................12
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Spiritual Teaching adalah sebuah program belajar yang bersisi agar
seorang guru senantiasa mencintai pekerjaan dan anak didiknya. Seorang
pendidik memang seharusnya bisa mencintai dan memahami anak didiknya
sebab proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar apabila
lingkungan sekitar anak bisa membuat anak senang dan gembira. Tidak
terlepas dari itu interaksi didalam kelas juga sangat membantu dalam
memahami materi pelajaran yang diajarkan. Jadi khususnya untuk pendidik
anak-anak kita di tuntut untuk bisa mengontrol emosi untuk membantu dalam
proses pendidikan anak di sekolah. Seorang guru pasti dijadikan sebagai
teladan untuk para muridnya jadi wajar saja anak terkadang meniru apa yang
dilakukan guru nya baik itu yang benar maupun salah. Nah agar seorang anak
itu bisa mendapatkan ilmu yang positif maka didikan dari sejak dini itu
penting. Maka betapa mulianya seorang guru yang mengajarkan ilmu untuk
anak didiknya tanpa pamrih. Berharap kelak anak didik nya menjadi seorang
yang sukses dan bisa membuat seorang guru itu bangga.

2. Rumusan Masalah
1. Siapa Teladan Mulia untuk seorang pendidik?
2. Kenapa kita tidak boleh Overacting ?
3. Kenapa kita harus mengontrol emosi dalam proses mendidik anak?
4. Mengapa kita harus selalu menjadi seseorang yang pemaaf dalam
mendidik anak?

3. Tujuan Makalah
1. Membahas Rumusan Masalah diatas.
2. Dalam pembahasan ini sebagai calon pendidik agar menjadikan Nabi

4
Muhammad itu sebagai suri tauladan yang baik dalam berdakwah atau
menyampaikan Pendidikan.
3. Berbagi wawasan dan pengetahuan tentang teladan mulia agar seorang
pendidik tentunya bisa benar-benar menjalankan profesinya dan bisa
mencintai anak didiknya.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Teladan Mulia
Nabi Muhammad adalah sosok agung dan mulia. Beliau adalah sosok
orang yang paling sukses dalam mendidik manusia. Bukan hanya berhasil
mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, namun beliau juga membuat
manusia itu keluar dari masa kegelapan menuju peradaban yang cemerlang.
Rasul melandasi setiap gerak slangkahnya dengan “cinta”. Sebagaimana

firman Allah dalam potongan surah Ali Imran ayat 159 yang berbunyi:

‫ٱهَّلل ِ ِّمنَ َرحْ َم ٍة فَبِ َما‬ َ‫لَهُ ْم لِنت‬ ۖ ْ‫ب َغلِيظَ فَظًّا ُكنتَ َولَو‬ ۟ ُّ‫ٱَلنفَض‬
ِ ‫وا ْٱلقَ ْل‬

َ ِ‫ٱَأْل ْم ِر فِى ِورْ هُ ْم َوشَا لَهُ ْم َوٱ ْستَ ْغفِرْ َع ْنهُ ْم فَٱعْفُ ۖ َحوْ ل‬
ۖ ‫ك ِم ْن‬

‫ْٱل ُمت ََو ِّكلِينَ يُ ِحبُّ ٱهَّلل َ ِإ َّن ۚٱهَّلل ِ َعلَى فَت ََو َّكلْ َع َز ْمتَ فَِإ َذا‬

“Maka berkat Rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut


terhadap mereka Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan dari dari sekitarmu” (QS. Ali-Imran:159).
Dari arti potongan surah di atas menjelaskan bahwa, Allah memberi
pelajaran kepada kita bahwa Rasulullah senantiasa bersikap lemah lembut dan
rasa kasih sayang dalam dakwahnya. Karena ini adalah kunci kesuksesan dari
keberhasilan dalam berdakwah. Pesona cinta yang ditebarkan Rasulullah
SAW dalam dakwahnya mampu membuat semua orang berbondong-bondong
masuk Islam. Keberhasilan Nabi dalam berdakwah ini sudah diakui oleh
semua umat Islam dan non-Islam.
Selain dari firman Allah SWT diatas, Cinta adalah sikap batin yang akan
melahirkan kelembutan, kesabaran, kelapangan, kreativitas, serta tawakal.
Mengenai karakter dunia dakwah dan pendidikan dapat dilihat bahwa
keduanya sama, sebab baik dakwah atau Pendidikan bertujuan untuk

6
memengaruhi, membimbing, dan mengarahkan umat manusia. Dengan begitu
tepat bahwa nabi adalah teladan kita dan kita sebagai pendidik adalah teladan
bagi anak didik.
Nabi Muhammad adalah seorang guru yang patuy ditiru dan segenap
pengikut beliau adalah para “murid”. Maka, seluruh ilmu dan kebajikan yang
beliau sampaikan adalah “pelajaran”, tahap-tahap dakwah yang beliau
terapkan adalah “kurikulum”, cara penyampaian beliau disebut sebagai
“metode pembelajaran”.
Nah para guru dan kita sebagai calon seorang pendidik bias saja
menirukan semua metode yang dilakukan nabi dalam berdakwah sesuai
dengan keadaan dan situasi masing-masing. Nabi Muhammad menjadi
seorang yang memiliki sikap yang harus diteladani karena beliau adalah nabi
yang diutus Allah untuk terakhir kalinya agar Islam berkembang. Nabi
Muhammad selain berperan sebagai seorang Rasul Allah beliau juga
berprofesi sebagai pedagang, sebagai pendakwah, sebagai guru, sebagai
pemimpin, suami, panglima perang dan pengusaha, maka keberhasilan di
setiap profesi beliau dalam menjalankan segala profesi itulah yang patut kita
teladani bagaimana caranya dan apa yang harus dilakukan sebagai seorang
guru khususnya agar menjadi guru yang baik.

Dalam Firman Allah juga di jelaskan dalam Al Qur'an surah Al-Ahzab

ayat 21 yang berbunyi:

ِ ‫َو ْٱليَوْ َم ٱهَّلل َ ۟ايَرْ جُو َكانَ لِّ َمن َح َسنَةٌ ُأس َْوةٌ ٱهَّلل ِ َرس‬
‫ُول فِى لَ ُك ْم َكانَ لَّقَ ْد‬

ِ ‫َكثِيرًا ٱهَّلل َ َو َذك ََر ٱلْ َء‬


‫اخ َر‬

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagi mu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Pada ayat di atas Allah subhanahu Wa ta'ala menegaskan kepada manusia


bahwa manusia dapat memperoleh teladan yang baik dari Rasulullah SAW

7
karena Rasulullah adalah sosok manusia yang kuat imannya, pemberani,
penyabar, tabah dalam menghadapi segala macam cobaan, percaya
sepenuhnya kepada ketentuan Allah serta memiliki akhlak mulia. Nah ini
mengajarkan kita untuk apabila kita yang bercita-cita ingin menjadi manusia
yang baik bahagia hidup dunia dan akhirat maka kita harus mencontoh dan
mengikuti Nabi Muhammad SAW. Nabi juga diberikan gelar sebagai guru
terbaik di dunia yang dalam hal ini beberapa alasan mengapa nabi dikatakan
sebagai guru terbaik di dunia, alasannya adalah:
1. Pembicara sempurna.
2. Hidup sebagai teladan.
3. Tidak membedakan seseorang.
4. Selalu sabar menghadapi ujian.

Berikut ini beberapa tindakan yang termasuk dalam teladan mulia:

2. PeDe Boleh Overacting Jangan


Perlu disadari, meski berpendidikan tinggi, guru tidak memiliki
peluang kegagalan yang besar. Tingkat Pendidikan tidak menentukan
segalanya. Dalam arti gelar yang disandang guru bukanlah jaminan
keberhasilan, namun bisa juga gelar dan status pendidikan bisa membuat
seseorang menuju kegagalan. Nah hal ini mungkin bias disebabkan
karena seseorang itu terlalu yakin dengan kemampuannya bahkan terlalu
percaya diri dengan ilmu yang di pelajarinya.
Kadang memang manusia itu tidak pernah luput dari kata lupa
bahwa disetiap usaha yang kita lakukan harus dibarengi do’a dan tawakal
kepada Allah. Setiap guru yang terlalu yakin dengan apa yang dia miliki
dan pendidikan yang dibanggakan dan mengabaikan peran Allah, maka
sesungguhnya Allah akan mengujinya dengan menghilangkan kekuatan
jiwanya saat orang tersebut dalam masalah.
Dalam pendidikan itu kadang yang menjadi persoalan jika bukan
masalah pendidik maka anak didik lah masalah nya. Nah setiap anak
didik memiliki karakteristik yang berbeda maka kita harus bisa

8
membimbing mereka agar bisa belajar dan bermain bersama. Maka ilmu
yang di dapat seorang pendidik perlu di terapkan dalam menghadapi
masalah yang dialami anak didik dan dirinya sendiri. Setelah kita
berusaha itulah kita harus senantiasa berdo’a dan melimpahkan segala
masalah tersebut kepada sang pencipta. Karena Allah lah yang mengatur
dan memberikan kita segala bentuk ujian agar kita berdo’a dan meminta
hanya kepada-Nya.
Seorang guru yang memiliki rasa putus asa akibat hilangnya
kekuatan jiwanya akan mudah timbul rasa keras hati dan kasar kepada
anak didiknya. Nah sikap seperti ini lah yang tidak boleh terjadi kepada
guru sebab bisa membuat seorang guru kehilangan bentuk seorang guru
yang patut menjadi panunan dan di segani anak didik nya. Bahkan guru
tersebut pun bisa membuat anak mengalami masalah jiwa nya (mental).
Dari situ lah kegagalan seorang guru dimulai, karena anak pasti tidak
akan mau untuk mengikuti apa yang di ajarkan gurunya. Guru juga pasti
akan mendapatkan tekanan dalam hatinya, jika tidak ada seorang yang
membantunya untuk bisa bertahan dan memberikan sebuah bantuan
siraman rohani agar bisa bersabar dan memperbaiki kesalahannya.
Dalam islam tidak mengajarkan seorang guru untuk mendidik anak
dengan kekerasan, itulah guru harus mendidik dengan lemah lembut dan
kasih sayang. Dalam asamaul Husna Allah memiliki nama lain Al-lathif
yang artinya (Maha lemah lembut) yang mengajarkan kita untuk bersifat
lemah lembut. Bahkan dalam ritual ibadah yang kita lakukan adalah
untuk menuntun hati manusia agar bersikap lemah lembut, kepada Allah,
kepada sesama, dan seluruh makhluk nya. Hal ini disampaikan dalam
hadis Nabi Muhammad yang artinya:
“Orang-orang yang menyayangi orang lain, mereka disayangi oleh
(Allah) yang maha penyayang. Maka sayangilah orang yang berada di
bumi niscaya kalian disayangi oleh (Allah) yang berada di langit”. (H.R.
Abu Dawud).

9
Maka dari itu jika kita ingin disayangi oleh anak didik kita juga
harus menyayangi mereka. Baik dari tutur kata kita kepada mereka
ataupun perlakuan kepada mereka yang membuat mereka nyaman dan
dihargai bahkan disayangi. Perbuatan kita menyayangi anak-anak juga
harus dilakukan secara adil sebab jika tidak adil mungkin bisa
menimbulkan kecemburuan sosial terhadap anak yang lain.
Nah dari respon kasih sayang yang ada anak kepada gurunya akan
ada rasa patuh, senang berdekatan dengan gurunya, selalu ingin berbuat
sesuatu yang menyenangkan guru, menjadikan guru sebagai tempat
mengadu, mudah menerima segala keputusan yang diambil guru dan
bahkan bisa saja mereka mengidolakan guru. Namun seharusnya guru
harus mampu mengambil hati murid, agar mereka bisa bersikap positif
terhadap dirinya. Dengan begitu murid tidak akan mengerjakan instruksi
guru secara terpaksa. Sebaliknya, murid akan melaksanakan tugas apa
saja dengan senang sehingga dengan mudah memunculkan kreativitas
murid

3. Waspadai Emosi
Seorang guru juga harus bisa mengendalikan emosi. Jangan sampai
persoalan pribadi nya dibawa-bawa saat ia berada di sekolah. Kadang
tidak semua orang bisa mengendalikan permasalahan yang dihadapi
dengan mudah. Jika perlu apabila seorang guru mungkin menerima
masalah maka baiknya diselesaikan satu persatu boleh juga meliburkan
diri untuk sementara tidak masuk dan semua yang dilakukan harus
bersifat positif, sebab mungkin hanya butuh ketenangan dan istirahat.
Dan apabila emosi itu tidak bisa di kontrol dengan baik proses
belajar mengajar akan terganggu. Salah satu cara untuk mengolah emosi
lebih baik yaitu dengan cara mengambil sikap badan berjongkok bila
ingin berbicara dengan siswa. Dengan demikian wajah guru akan sejajar
dengan wajah siswa, data guru berada tepat di depan mata siswa sehingga
pengendalian emosi lebih mudah dilakukan oleh guru dibandingkan

10
ketika ia berbicara sambil berdiri. Ada juga contoh lain yaitu sikap
memegang lembut bahu murid terlebih dulu ketika hendak mengatakan
sesuatu juga merupakan sikap penghilang jarak antara guru dan murid.

Mengapa hal tersebut perlu dilakukan? Alasan yang tepat yaitu sikap
sejajar secara fisik antara guru dengan murid akan mempengaruhi
pandangan guru dengan murid. Sadar ataupun tidak guru akan mudah
menganggap bahwa dirinya sejajar dengan mereka. Dengan berjongkok,
guru juga akan mudah menahan amarah lebih rileks berbicara dengan
murid dan murid pun akan lebih mendengar dengan jelas apa yang
dikatakan oleh gurunya. Sikap ini juga sesuai anjuran seperti yang
diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya.

Berikut beberapa cara yang diajarkan nabi Muhammad Saw untuk


mengendalikan amarahnya yaitu:
a. Membaca Kalimat Ta'awudz
Dari sahabat Sulaiman bin Surd, beliau menceritakan. Suatu hari
saya duduk bersama Rasulullah SAW ketika itu ada dua orang yang
saling memaki. Salah satunya telah memerah wajahnya dan urat
lehernya memuncak kemudian Rasulullah bersabda: “sungguh saya
mengetahui ada satu kalimat jika dibaca orang ini akan hilang
amarahnya”. (HR.Al- Bukhori dan Muslim).

b. Berusaha Diam dan Jaga Lisan


Nah diam sering dikatakan merupakan perbuatan mulia dan
salah satu caranya untuk mengatasi muncul luapan amarah. Diam
adalah satu bentuk dari kesabaran. Dari luapan amarah itu sering
terjadilah sebuah tutur kata yang tidak patut diucapkan pun akan
keluar. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda. “Jika kalian marah
maka diamlah.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).

c. Mengambil Posisi Lebih rendah

11
Nah ini yang termasuk dalam cara untuk mengontrol emosi yang
kami jelaskan di atas. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang
artinya: “Apabila kalian marah dan dia dalam kondisi berdiri
hendaklah dia duduk, karena dengan itu marahnya hilang. Jika belum
juga hilang, maka hendaklah dia mengambil posisi tidur”. (HR.Abu
Daud dan shahih dinilai coleh Syuiab Al-Arnauth)

d. Segera Mandi atau Wudhu


Marah itu adalah sifat yang datang dari syaitan dan syaitan di
ciptakan oleh Allah dari api. Maka orang yang sedang marah
dianjurkan berwudhu atau mandi untuk memadamkan amarahnya.
Dari Urwah As-Sa’di, Nabi Muhammad Saw bersabda bahwa
“Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan itu diciptakan dari api
dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah maka
hendaklah dia berwudhu”. (H.R. Ahmad dan Abu Daud).

Bila amarah terkendali, guru juga akan mudah untuk mendengarkan


alasan murid yang berbuat suatu kesalahan. Saat itulah guru mampu
berada dititik jernih. Segala hal akan yang di larang oleh nabi adalah
sebuah larangan dari Allah maka dari situlah Allah sangat berjanji bahwa
orang yang yang selalu bersabar akan mendapatkan balasannya sampai
batas waktu yang Allah berikan. Jika bukan saat itu juga mungkin nanti
Allah akan memberikan pencerahan kepada orang yang selalu bersabar.
Sikap menahan amarah ini akan membuat hal yang positif juga.

4. Menjadi Sosok Pemaaf


Bagi seorang guru berjumpa dengan murid yang memiliki banyak
karekter di sekolah itu adalah sebuah misi untuk bisa menyatukan murid
agar bisa mendengarkan apa yang dikatakan. Bahkan kadang kala
menjumpai anak yang mengesalkan dan selalu menjadi biang keributan
didalam kelasnya. Hal ini biasa anak lakukan untuk memancing emosi

12
dari gurunya atau ingin sering diperhatikan. Nah kadang guru juga
memang tidak mudah untuk membimbing anak didalam kelas sendiri.
Nah kadang masalah si anak murid di rumah juga bisa dibawa ke
dalam kelas. Sehingga kadang seorang guru pun harus bisa membantu
anak untuk meninggalkan masalahnya dirumah dengan cara melibatkan
murid tersebut dalam permainan untuk bisa mengembalikan moodnya
atau meminta bantuan kepada murid-murid untuk mencoba membuat dia
tersenyum dan ikut bermain bersama. Karena anak-anak kalau sudah
berjumpa dengan kawan di sekolah maka dia akan kembali senang.
Dalam hal ini anak kadang sering kali membuat guru marah dengan
sikap yang berulang kali. Kadang seorang guru pun yang tidak bisa
menahan emosinya akan berkata kasar ke anak, nah hal ini mungkin
pernah terdengar dan bahkan kita pun mungkin dulu pernah mengalami
hal ini. Jika guru sudah berkata kasar kepada anak maka si anak pasti
merasa tidak aman dengan mental nya boleh saja kalau dia merasa
gurunya kasar bisa saja menangis. Bahkan juga bisa dalam diri anak itu
muncul sikap ingin membalas dendam kepada gurunya dengan tidak acuh
terhadap apa yang di sampaikan di dalam kelas.
Maka perlu bagi guru untuk menjaga sikap dan tutur kata kepada
anak karena dari kecil anak itu sangat membutuhkan kasih sayang. Jika
jiwa anak mengalami masalah tidak baik baginya karena jika sikap anak
itu tidak diberhentikan anak selalu tertanam kebencian terhadap gurunya
sampai mungkin dia besar. Guru yang mungkin sudah memahami
keadaan anak tersebut berusahalah untuk membuat anak tetap tenang dan
cobalah untuk bersabar dengan memanfaatkan apa pun yang membuat
guru bisa terpancing emosi.
Untuk menghindari hal yang bersifat negatif terjadi, seorang guru
harus menjadi sosok pemaaf. Seperti yang pernah terjadi pada nabi
Muhammad ketika beliau sedang berdakwah menuju Ka'bah yang dicegat
oleh orang kafir dari suruhan Abu Jahal untuk meludahi nabi ketika akan
berdakwah. Seketika orang kafir itu sakit tidak pernah lagi ada yang

13
menghalangi nabi berdakwah namun nabi Muhammad heran saja dan
mencoba mencari informasi ternyata orang kafir tersebut sakit maka sifat
nabi berusaha untuk menjenguk orang tersebut dan memaafkan perbuatan
yang dilakukan oleh orang kafir tersebut setelah dia menceritakan alasan
kenapa ia selalu menghalangi jalan dakwah Nabi dan dia tidak
menyangka bahwa orang yang pertama kali menjenguknya adalah Nabi
Muhammad bukan Abu Jahal. Dan akhirnya orang kafir tersebut sadar
bahwa Nabi Muhammad memang orang yang baik dan betapa mulianya
dirinya yang memaafkan segala kesalahannya dan akhirnya dia
mengikuti ajaran Nabi dan masuk agama Islam.
Dari sebuah cerita diatas bisa kita teladani bahwa sifat Nabi sebagai
seorang pemaaf adalah sangat mulia. Dan Nabi Muhammad tidak pernah
memaksa seseorang untuk mau mengikuti ajaran beliau. Beliau juga
selalu sabar meski banyak nya rintangan yang menghalangi jalannya
untuk berdakwah. Dan dengan kesabaran dan lemah lembut nya
membuat orang banyak mengikuti ajaran beliau. Dan sebagaimana kita
ketahui bahwa semua nabi yang di utus Allah adalah orang yang berjalan
dijalan Allah untuk menyebarkan agama Islam. Berbagai rintangan
memang banyak kadang kala semuanya memang pernah putus asa, tetapi
Allah selalu berpesan agar selalu mengingat Allah dan bersabar ujian
tersebut sungguh Allah saja memberikan pencerahan kepada nabi Yunus
contohnya karena beliau telah berputus asa namun setelah ditelan ikan
paus terus dia menyadari bahwa apa yang dilakukan salah dan Nabi
Yunus pun meminta ampunan agar melindunginya akhirnya Allah
berikan kepadanya ampunan.
Seorang guru sama juga kita belajar dari kisah sebelum Nabi
Muhammad juga bisa, agar selalu berpegang teguh kepada Allah dalam
segala hal Insyaallah Allah selalu melindungi kita dari segala hal dan
memberikan pertolongan. Jika seorang guru mungkin pernah khilaf
dalam berkata kasar kepada anak didiknya segeralah memohon ampun
kepada Allah sebelum terlambat. Dan guru juga harus berusaha

14
memaafkan kesalahan anak karena hal yang wajar seusianya masih suka
untuk bermain, berlari dan bahkan berbicara mungkin yang lebih seperti
menanyakan hal dewasa kepada kita. Respon baik semua apa yang
mereka lakukan dan berikanlah bimbingan yang baik agar tidak
menimbulkan dampak negatif.

An-Nahlawi telah menetapkan 10 sifat dan syarat seorang guru yaitu:


1) Harus memiliki sifat Rabbani yaitu artinya seorang guru harus
mengaitkan dirinya kepada Tuhan melalui ketaatan pada syariatnya.
2) Seorang guru harus menyempurnakan sifat rohaniahnya dengan
keikhlasan artinya aktivitas pendidikan tidak hanya untuk sekedar
menambah wawasan melainkan lebih dari itu harus ditunjukkan
dengan meraih keridhaan Allah.
3) Harus mengajarkan ilmu kepada anak dengan sabar.
4) Harus memiliki kejujuran artinya yang diajarkan harus sesuai dengan
yang dilakukan.
5) Harus berpengetahuan luas di bidangnya.
6) Harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode pengajaran
yang sesuai dengan materi.
7) Harus mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai dengan
tempatnya.
8) Harus memahami anak didik baik karakter maupun kemampuannya.
9) Harus peka terhadap fenomena kehidupan yang dialami oleh anak-
anak.
10) Harus bersikap adil terhadap seluruh anak didik.

Sedangkan sifat-sifat khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru


diantaranya:
1) Memiliki rasa kasih sayang terhadap murid-muridnya dalam
melaksanakan praktek mengajar.
2) Mengajar hendaknya didasarkan atas kewajiban bagi setiap orang
yang berilmu sehingga kita mengajar dengan tujuan adalah untuk

15
beribadah kepada Allah.
3) Dapat berfungsi sebagai pengarah atau pembimbing didepan murid-
muridnya.
4) Dalam mengajar hendaknya seorang guru menggunakan cara-cara
yang baik dan halus tidak menggunakan kekerasan dan cacian yang
dapat menimbulkan sifat mental anak terganggu.
5) Seorang guru yang baik harus tampil sebagai teladan atau panutan
yang baik di hadapan murid.
6) Memiliki prinsip mengaku adanya perbedaan potensi yang dimiliki
murid secara individual dan memperlakukan sesuai dengan tingkat
perbedaan tersebut.
7) Guru dapat memahami, perilaku, dan kejiwaan murid sesuai dengan
tingkat perbedaan usianya.
8) Seorang guru yang baik adalah guru yang dapat berpegang terhadap
apa yang diucapkannya serta berupaya untuk dapat merealisasikan
ucapannya dalam perilaku kesehariannya.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nabi Muhammad adalah seorang yang mulia, segala yang di lakukan itu
sesuai dengan apa yang di perintahkan oleh Allah. Serta berpedoman pada Al-
Qur'an dan Sunnah. Seperti hal nya guru adalah sebuah profesi yang mulia
dalam membantu orang lain untuk belajar. Nabi dijadikan sebagai teladan juga
sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 21 dan dalam mendidik
anak nabi juga sudah menerapkan dengan kasih sayang dan lemah lembut hal
ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 159. Nabi Muhammad
juga dijuluki sebagai guru terbaik di dunia. Adapun sikap yang harus di
lakukan agar guru menjadi teladan mulia yaitu Pede boleh tapi jangan
berlebihan, mewaspadai emosi dan menjadi orang yang pemaaf. Hal ini sering
menjadi problem dalam sebuah lingkungan pendidikan. Segala hal yang buruk
pun jika ditinggalkan perlahan akan menimbulkan efek yang positif untuk
seorang guru tersebut. Jadi jika ingin menjadi guru profesional harus memiliki
beberapa ketentuan sikap dan perlu mencontoh Nabi Muhammad dalam
berdakwah.

B. Saran
Sebagai umat Islam kita selalu dituntut untuk menjadikan Nabi
Muhammad sebagai teladan yang baik dalam melakukan segala perbuatan.
Karena segala yang dilakukan oleh nabi adalah sebuah pesan dari Allah yang
disampaikan agar kita selamat dan bahagia hidup dunia dan akhirat. Guru
sebagai suatu profesi yang mulia perlu untuk mewaspadai emosi, selalu
mengingat bahwa keberhasilan semua dari Allah dan berusaha untuk
memaafkan anak didik adalah kunci untuk menjadi seorang guru yang menjadi
teladan.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Munir Abdullah. 2010. Spritual Teaching Agar Guru Senantiasa Mencintai


Pekerjaan dan Anak Didiknya. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan
Madani.

https://www.hidayatullah.com/kajian/jendelakeluarga/read/
2017/12/17/130759/bersikap-lembut-ketika-mendidik-anak.html.
Diakses pada tanggal 5 Maret 2022. Pukul 21:09.

https://www.republika.co.id/berita/pjxxsh313/rasulullah-mendidik-dengan-
lembut. Diakses pada tanggal 5 Maret 2022. Pukul 20:30.

https://www.uninus.ac.id/kelembutan-hati-dan-cinta-dalam-ajaran-islam/.
Diakses pada tanggal 5 Maret 2022. Pukul 21:29.

https://www.unpak.ac.id/khazanah-ramadhan/cara-mengendalikan-marah-
yang-diajarkan-rasulullah-saw. Diakses pada tanggal 6 Maret 2022.
Pukul 22:56.

https://www.islampos.com/guru-terbaik-di-dunia-242643/. Diakses pada


tanggal 7 Maret 2022. Pukul 10:23

https://www.republika.co.id/berita/o0c192374/mengapa-rasulullah-jadi-
teladan. Diakses pada tanggal 7 Maret 2022. Pukul 10:34.

19

Anda mungkin juga menyukai