Oleh :
AULIA DEVI
PUSPITA
NPM
1880100029
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BENGKULU 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
AULIA DEVI PUSPITA
NPM 1880100029
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
AULIA DEVI PUSPITA
NPM 1880100029
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan 2
Nama Penguji
1. (….................................)
(Ketua)
2. (….................................)
(Anggota)
3. (….................................)
(Anggota)
4. (….................................)
(Anggota)
5. (….................................)
(Anggota)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Belajar
Lapangan. Penulisan Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi
nilai mata kuliah PBL 2 Kesehatan Masyarakat di Universitas Muhammadiyah
Bengkulu.
Selaku penulis, saya telah berusaha untuk memenuhi segala kriteria
dalam penulisan Laporan, namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan
Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, untuk itu dengan
segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritikan dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca, guna untuk lebih meningkatkan
kualitas dalam menjalankan segala kegiatan yang akan penulis kerjakan pada
masa yang akan datang. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam
menyelesaikan Laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan
berbagai pihak
Laporan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Penulis telah
berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan. Oleh karena itu,
penulis meminta maaf jika terdapat hal yang tidak sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh pembaca. Semoga Laporan ini dapat menjadi karya yang
bermanfaat.
iv
NPM 1880100029
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 11
B. Identifikasi Masalah............................................................. 11
C. Tujuan .................................................................................. 12
D. Manfaat ................................................................................ 13
BAB II METODE PBL II
A. B. Sasaran PBL 2…………………….......................................... 14
C. D. Waktu dan Tempat ............................................................................. 14
E. F. Teknik Pengumpulan Data 14
...................................................
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI
A. B. Gambaran Wilayah ................................................... 15
C. D. Karakteristik Kondisi................................................ 16
C. Pola Kehidupan Masyarakat ................................................ 18
D. Sarana dan Prasarana ........................................................... 18
E. Upaya Kesehatan ................................................................. 18
BAB IV ANALISIS SITUASI
B. Identifikasi Masalah Kesehatan ......................................................................... 23
B. Prioritas Masalah ................................................................. 24
C. Akar Masalah ....................................................................... 27
D. E. Alternatif Pemecahan Masalah ............................................ 30
v
F. G. Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah ............................. 31
vi
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR TABEL
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu jenis sarana penyediaan air bersih pedesaan yang banyak
diusahakan oleh pemerintah sebagai sumber air bersih adalah sumur gali. Air
tanah lebih banyak penggunaanya karena lebih mudah mendapatkannya dan
relatif lebih aman dari pencemaran apabila dibandingkan dengan air
permukaan. Sumur gali yang sudah digunakan dalam waktu relatif lama atau
baru nya akan dapat berpengaruh terhadap pencemaran dilihat dari jarak dan
siklus bakteriologis, karena selain bertambahnya sumber pencemar juga lebih
mudahnya sumber pencemar merembes ke dalam sumur mengikuti aliran air
tanah yang berbentuk memusat ke arah sumur (Chandra, 2006).
Sumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagi
masyarakat di pedesaan maupun perkotaan. Sumur gali menyediakan air yang
berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh
karena itu mudah terkena kontaminasi melalui rembesan yang berasal dari
kotoran manusia, hewan, maupun untuk keperluan domestik rumah
tangga(Anggela,2011)
Sumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagi
masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan. Air sumur pada umumnya
lebih bersih daripada air permukaan seperti rawa, empang dan danau. Air
yang merembes ke dalam tanah dan menjadi sumber mata air telah difiltrasi
(disaring) oleh lapisan tanah yang dilewatinya. Kebersihan air secara kasat
mata belum tentu mengindikasikan terbebasnya air tersebut dari kontaminasi
bakteri, kebersihan dan kontaminasi bakteri pada air sumur sangat berkaitan
erat dengan lingkungan sekitar sumur(winni,2012)
Sumber air sangat dibutuhkan untuk dapat menyediakan air yang baik
dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber air
minum berasal dari air permukaan (surface water), air tanah (ground water),
9
dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah air sungai dan air danau,
sedangkan air tanah dapat berupa air sumur dangkal, air sumur dalam,
maupun mata air(Winni,2012)
Berdasarkan peraturan yang telah ditentukan oleh Permen ESDM No
31 tahun 2018 bahwa kondisi fisik sumur harus memenuhi syarat tinggi
dinding sumur, bibir sumur, kondisi lantai sumur, dan jarak sumur dari
sumber pencemar. Hal tersebut ditujukan untuk melindungi dari resapan air
sekitar sumur dan mencegah pencemaran dari luar. Kondisi konstruksi dan
lokasi sumur gali dapat meningkatkan risiko pencemaran sumber air
(Prajawati, 2008). Pencemaran air sumur gali diperngaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah geografis, hidrogeologi, topografi tanah, musim,
aliran air tanah dan kontruksi bangunan fisik sumur gali (Sirait, 2010). Hal itu
memungkinkan air sumur gali di sekitar Sungai Asem Binatur mempunyai
kandungan kromium (Cr) yang tinggi pula. Suatu air sungai yang tercemar air
limbah domestik dan batik, akibatnya adanya leakage dan infiltrasi pada dasar
sungai maka limbah itu akan mengalir ke dalam tanah dan mencemari daerah-
daerah di dalam tanah itu seperti sumur gali.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada sumur gali di daerah
wilayah puskesmas kandang ada terdapat 3 kelurahan menjadi sampel
mengenai gambaran inspeksi pada sumur gali yaitu kelurahan kandang ada 10
sumur gali yang di inspeksi dan terdapat 6 sumur gali yang masih tinggi
resiko kotaminasi air, kelurahan kandang mas dari 10 sumur gali yang di
inspeksi dan terdapat 8 sumur gali yang masih tinggi resiko kotaminasi air,
dan kelurahan muara dua dari 10 sumur gali yang di inspeksi dan terdapat 5
sumur gali yang masih tinggi resiko kotaminasi air. Oleh karena itulah,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran inspeksi
sanitasi sumur gali di wilayah kerja puskesmas kandang Kota Bengkulu.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan didapatkan
beberapa masalah kesehatan lingkungan yang ada di wilayah kerja puskesmas
kandang Kota Bengkulu yaitu:
1. Terdapat 6 sumur gali yang masih tinggi resiko kotaminasi air di
kelurahan kandang sebagai sumber air bersih/ baku untuk keperluan
10
domestik sehari-hari.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
11
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
12
BAB II
METODE PBL II
A. Sasaran PBL II
Sasaran pada PBL II ini adalah Masyarakat Kelurahan
Kandang, Kelurahan Kandang Mas, dan Kelurahan Muara Dua
Kota Bengkulu.
13
BAB III
14
Timur : Kelurahan Bumi Ayu
Barat : Kelurahan Sumber Jaya
Utara : Kelurahan Pagar Dewa
Selatan : Samudra Indonesia
B. Karakteristik Kondisi RT 05
1 Puskesmas 1
2 Puskesmas Pembantu 4
3 Pos Kesehatan 1
4 Klinik Kesehatan 2
16
5 Bidan Praktek Mandiri 3
6 Dokter Praktek 5
7 Posyandu Balita 10
8 Posyandu Lansia 4
9 Posbindu PTM 4
10 Klub Prolanis 1
11 Posyandu Remaja 1
Total 36
E. Upaya Kesehatan
Kelurahan Kandang Mas merupakan salah satu wilayah kerja yang
menjadi tanggung jawab dari Puskesmas Kandang. Adapun kegiatan rutin
dari Puskesmas yang dilakukan adalah
1. Promotif, preventif oleh petugas kesehatan : Melalui posyandu
2. Pemantauan kesehatan bumil, balita, dan pengendalian risiko : Melalui
posyandu.
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi
posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyakat di bidang kesehatan
masyarakat dengan penanggung jawab kepala lurah.
1. Tujuan Posyandu
a. KIA
b. KB
c. Imunisasi
d. Gizi
18
masyarakat; 2) Berhasil tidaknya program posyandu.
5. Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan manfaat berupa layanan kesehatan ibu dan anak, Keluarga
Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan penyakit diare
1) Ibu
19
b. Keluarga Berencana
e. Penanggulangan diare
20
BAB IV
ANALISIS SITUASI
21
B. Prioritas Masalah
Komponen ini adalah salah satu yang faktornya memiliki angka yang
kecil. Pilihan biasanya terbatas pada persentase dari populasi yang secara
langsung terkena dampak dari masalah tersebut. Ukuran/besarnya
masalah juga dapat dipertimbangkan dari lebih dari satu cara. Baik
keseluruhan populasi penduduk maupun populasi yang
berpotensi/berisiko dapat menjadi pertimbangan. Nilai maksimal dari
komponen ini adalah 10
2. Komponen B : Tingkat Keseriusan Masalah (Seriousness)
22
Faktor yang dapat digunakan adalah:
2 = sulit
1 = sangat sulit
Tabel 4.1
Prioritas Masalah
23
2 Sumur Tidak 5 5 5 4 3 5 5 4 5 640 II
memiliki pagar
pelindung
3 sumur gali tidak 5 2 3 2 3 2 3 2 3 120 III
mempunyai cicin
kedap air minimal
3 meter dari
permukaan tanah
Dari table diatas diketahui bahwa yang menjadi prioritas masalah adalah lantai
di sekeliling sumur gali tidak kedap air dan lebar kurang dari 1 meter.
1) Penjabaran Masalah
Sebagai akibat dari masalah ketersedian lantai kedap air dan lebar
lantai pada sumur sebagai sumber air di setiap rumah warga di Kelurahan
Kandang, Kelurahan Kandang Mas, dan Kelurahan Muara Dua adalah
sebagai berikut: 1) Dapat menimbulkan berbagai penyakit; 2) Membuat
tanah di lingkungan kurang baik; 3) Dapat mencemari sumber air; 4)
Membahayakan kesehatan bagi masyarakat yang mengkonsumi air dari
sumber air yang tercemar karena bakteri.
C. Akar Penyebab
Setelah prioritas masalah ditemukan maka langkah selanjutnya adalah
mencari akar masalah. Akar penyebab menggunakan fishbone dengan
berdasarkan teori Lawrance Bloom.
Pengetahuan
Sikap
Kurangnya pengetahuan
tentang gambaran inspeksi
Kurangnya kesadaran sanitasi pada sumur gali
masyrakat tentang
sanitasi pada sumur gali
Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
pentingnya kesehatan
akibat sanitasi dan
fasilitas sarana sanitasi
yang kurang baik
Kurangnya koordinasi
pelaksanaan kebersihan
Kurangnya
Masih belum optimal dalam penyuluhan secara
upaya meningkatkan berkala mengenai
kesadaran masyrakat penggunaan 25
sumbur gali
Tenaga kesehatan
Pemerintah
Kurangnya
sosialisasi
26
Untuk lebih jelas mengetahui penyebab dari ketersedian lantai kedap air dan lebar
lantai pada sumur gali yang tidak sesuai dengan persyaratan di rumah warga bisa
dilihat di table dibawah ini:
a. Lingkungan (Environment)
28
baik. Adanya sanitasi lingkungan yang baik akan meningkatkan
derajat kesehtan masyarakat.
b. Perilaku (Life styles)
30
1. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Tabel 4.3
Prioritas Akar Masalah
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil
Dari table diatas diketahui bahwa yang menjadi akar masalah adalah
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Jarak tangki septik dengan
sumber air yang sesuai dengan persyaratan
31
E. Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
4. Biaya (cost)
33
BAB V
RENCANA PROGRAM
A. Alternatif Intervensi
Dilihat dari penyebab masalah di bab sebelumnya dapat dilakukan
alternatif penyelesaian masalahnya atau alternatif intervensinya sebagai
berikut:
1. Penyuluhan/edukasi door to door
2. Pembagian pamflet
B. Prioritas Intervensi
Prioritas intervensi diharapkan dapat menetapkan intervensi yang akan
dilakukan dalam menghadapi akar masalah yang didapatkan yaitu kurangnya
pengetahuan. Penetapan prioritas intervensi menggunakan rumus USG.
34
C. Plan Of Action (POA)
Sebelum menyusun Plan of Action (PoA), yaitu dengan memperhatikan kemampuan sumber daya organisasi atau
komponen masukan (input), seperti: infformasi, organisme atau mekanisme, teknologi atau cara dan sumber daya manusia (SDM).
(supriyanto, 2007) Rencana usulan kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk matriks (gantt chart) yang berisikan rincian kegiatan,
tujuan, sasaran, target,waktu, besaran kegiatan (volume), dan hasil yang diharapkan. Seperti tabel di bawah ini:
Tabel 5.2 Plan Of Action (POA)
No Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya/Sumber Waktu Tempat Penanggun Indikator
g jawab keberhasilan
1 Penyuluhan/ Tujuan Masyarakat Operasional Selama Rumah Tim petugas Masyarakat
edukasi door to umum: Kelurahan Puskesmas PBL II Masyarakat kesehatan sadar akan
door Meningka Kandang, Berlangs dan pentingnya
tkan Kelurahan ung Mahasiswa menggunakan
pengetahuan Kandang PBL II Pagar
masyarakat Mas, dan Pelindung,
tentang Kelurahan Kedap air dan
inspeksi Muara Dua lebar lantai
sanitasi pada lebih dari 1
sumur gali meter, dan
Tujuan Cincin kedap
Khusus: air minimal 3
Terselenggara meter diatas
nya permukaan
penyuluhan tanah
untuk
BAB VI
A. Pelaksanaan Kegiatan
LEMBARAN KEGIATAN
HARIAN PERORANGAN PENGALAMAN BELAJAR
LAPANGAN (PBL) 2
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
No Tanggal Kegiatan
37
BAB VII
A. Kesimpulan
38
6. Mahasiswa melaksanakan program di Kelurahan Kandang, Kelurahan
Kandang Mas, dan Kelurahan Muara Dua Kecamatan Kampung Melayu.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai masukan untuk melakukan intervensi terhadap bahaya pada
sumur gali tidak menggunakan pagar pelindung dan penutup sumur
dengan baik dan tepat.
b. Meningkatkan kerjasama dalam melaksanakan Praktek Belajar
Lapangan
c. Meningkatkan kedisiplinan kehadiran
d. Mahasiswa harus lebih proaktif dan kreatif dalam melaksanakan
Praktek Belajar Lapangan (PBL-2)
2. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
39
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan. 2017. Profil Kesehatan Kota Bengkulu. Dinkes Kota Bengkulu
Soeparman, H.M & Suoarmain. 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cari:
Suatu Pengantar. Jakarta: EGC
Triwibowo, Cecep & Pusphandani, M.E. 2015. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan
Untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Keperawatan & Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika
WSP-EAP. 2009, Water and Sanitation Program East Asia and the Pacific
Permen ESDM No 31 Tahun 2018. Tentang pedoman penetapan zona
konservasi air tanah peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya
Mineral Republic Indonesia No 31 Ahun 2018
41
LAMPIRAN KEGIATAN
42