Ricky Ariyansyah Lagem03 A
Ricky Ariyansyah Lagem03 A
MODUL KE – 03
PENGUKURAN GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI
ELEKTROMAGNETIK
Oleh:
Asisten :
Mustika
Santo Tri Prabowo
Levenia Anggraeni Handerlin Putri 118120004
Imelda Safitri 118120016
Dea Dahlila 118120022
Elisabet Ade Saputri Simamora 118120068
Atha Febiyoga Tamam 118120076
Prastowo Adhi Irwanto 118120111
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep dasar metode resistivitas adalah Hukum Ohm. Pada tahun 1826 George Simon Ohm
melakukan eksperimen menentukan hubungan antara tegangan V pada penghantar dan arus I
yang melalui penghantar dalam batas-batas karakteristik parameter penghantar. Parameter
itu disebut resistansi R, yang didefinisikan sebagai hasil bagi tegangan V dan arus , sehingga
dituliskan atau (Hukum Ohm) (1) dengan R adalah resistansi bahan (ohm), I adalah besar
kuat arus (ampere), dan V adalah besar tegangan (volt). Hukum Ohm menyatakan bahwa
potensial atau tegangan antara ujung-ujung penghantar adalah sama dengan hasil kali
resistansi dan kuat arus. Hal ini diasumsikan bahwa R tidak tergantung I, bahwa R adalah
konstan (tetap). Hubungan resistansi, kuat arus, dan tegangan ditunjukkan oleh Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan Resistansi, Arus dan Tegangan Arus listrik I pada sebuah penghantar
didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik positif (dq) yang melewati penampang
penghantar itu dalam arah tegak lurus per satuan waktu (dt).
Menurut Sukandi (2017), pengukuran tahanan jenis atau resistivity dengan
mengalirkan arus listrik kedalam batuan atau tanah melalui elektroda arus, kemudian arus
diterima oleh elektroda potensial. Beda potensial antara dua elektroda akan diukur dengan
volt meter dan dari harga pengukuran tersebut dapat dihitung tahanan jenis semu batuan.
Pengukuran resistivitas pada arah vertical atau Vertikal Electrical Sounding (VES)
merupakan salah satu metode geolistrik untuk menentukan perubahan tanah resistivitas
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan bawah
permukaan secara vertical.
Konsep dasar dari metode resistivitas adalah Hukum Ohm, Untuk mengeluarkan
energy yang tersimpan dalam baterai diperlukan penghubung (konduktor) diantara kedua
terminal. Apabila ditambahkan sebuah resistor maka akan terjadi perubahan potensial pada
ujung-ujung hambatan tersebut. Hubungan antar resistor, arus dan beda potensial mengikuti
Hukum Ohm yang dinyatakan sebagai berikut.
R = V/I atau V = I R (Hukum Ohm)
Keterangan:
Kuat medan listrik E pada penghantar sebanding dengan beda potensial ∆V dan
berbanding terbalik dengan panjang kawat penghantar l.
Besaran rapat arus listrik (J) merupakan besaran vector arus listrik per satuan luas
penghantar lintang kotak, yaitu
Apabila pada medium homogen isotropis dialiri arus searah dengan kuat medan listrik
E, maka elemen arus (dI) yang melalui suatu elemen luas (dA) dengan rapat arus akan
berlaku hubungan:
Kuat arus listrik pada penampang akan bergantung pada jenis penghantar yang
dinyatakan oleh resistivitas penghantar yang dinyatakan dalam ohmmeter atau besar
konduktivitas yang memenuhi hubungan yang dinyatakan dalam ohm meter. Didapatkan
persamaan sebagai berikut.
(Suyoso, 2003).
Arus listrik yang melalui suatu bahan berbentuk silinder akan berbanding lurus dengan
luas penampang dan akan berbanding terbalik dengan luas penampang.
2.3 Sifat Kelistrikan Batuan
Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik batuan ketika dialiri arus listri. Dalam hal ini,
batuan dianggap sebagai medium listrik seperti resistor sehingga mempunyai tahanan jenis
(resisivitas). Tahanan jenis menunjukkan kemampuan batuan tersebut untuk menghambat
arus listrik. Menurut Telford, 1982, sifat resistivitas batuan dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Konduktifitas : nilai resistivitas 10⁻⁸ sampai 1 Ωm
2. Semikonduktifitas : nilai resistivitas 1 sampai 10⁷ Ωm
3. Resistif : nilai resistivitas lebih dari 10⁷ Ωm
Faktor yang mempengaruhi nilai kelistrikan tersebut adalah : kandungan mineral logam,
kandungan elektrolit padat, kandungan air garam, perbedaan tekstur batuan, perbedaan
porositas, permeabilitas dan temperatur.
Dalam metode geolistrik, sering digunakan definisi-definisi sebagai berikut.
Resistansi (R) = V/ I Ohm (Ω)
Resistivitas (ρ) = E/ J Ωm
Konduktivitas (σ) = 1/ ρ (Ωm)-1
dengan, I adalah besar arus yang mengalir, E adalah medan listrik dan J adalah rapat arus
listrik.
Nilai resistivitas batuan dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu kelompok batuan
beku dan metamorf; batuan sedimen; tanah dan air; dan zat kimia. Nilai resistivitas
kelompok batuan beku dan batuan metamorf terletak pada orde yang lebih tinggi daripada
batuan sedimen, tanah, maupun zat kimia. Pada batuan beku dan metamorf nilai resistivitas
berkisar pada orde satuan hingga ratus jutaan. Sedangkan pada batuan sedimen nilai
resistivitas memiliki orde berkisar pada satuan hingga ribuan. Pada tanah dan air memiliki
orde resistivitas berkisar pada satuan hingga ratusan dan pada zat kimia memiliki orde nilai
resistivitas berkisar pada satuan (Taufiqurrohman, 2017).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Lakukan penginjeksian
padasampel bawah tanah
menggunakan baterai 9
voltdan 1.5 volt
Selesai
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kita akan menghitung nilai resistivitas tanah. Tanah yang digunakan adalah
tanah gambut, tanah lempung dan tanah pasir. Gambut adalah lahan basah yang terbentuk dari timbunan
materi organik yang berasal dari sisa-sisa pohon, rerumputan,lumut,dan jasad hewan yang membusuk.
Tanah liat atau lempung adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 5
mikrometer. Tanah pasir adalah tanah dengan partikel yang berukuran besar. Tanah ini terbentuk dari
bebatuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran besar serta kasar atau yang sering disebut
dengan kerikil. Pada percobaannya, kita siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan
seperti multimeter, baterai, tanah, kabel penghubung dan wadah. Masukkan kabel penghubung kedalam
wadah lalu catat nilai yang dihasilkan multimeter. Data yang dihasilkan multimeter adalah nilai v dan I.
setelah mendapatkan nilai luas silinder, v dan I langkah selanjutnya menghitung nilai resistansinya
menggunakan Hukum Ohm. Setelah mendapatkan nilai resistansi selanjutnya menghitung nilai
rho(resistivitas). Dari hasil yang didapat, nilai resistivitas masing-masing tanah sangat beragam, dari
resistivitas lempung sebesar 4,106Ωm, resistivitas gambut sebesar 1,95Ωm, dan resistivitas pasir sebesar
7,26Ωm. Dari hasil tersebut, bisa disimpulkan bahwa nilai resistivitas masing-masing nilainya berbeda,
hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kandungan air dimana tanah lempung lebih banyak
memiliki kadar air. Begitupun porositas, permeabilitas, dan kepadatan tanah sangat berpengaruh
Untuk nilai resistivitasnya.
BAB V
KESIMPULAN
1. Resistivitas tanah dapat dipengaruhi oleh porositas batuan dan kadar air serta mineral
yang terkandung didalamnya. Semakin besar maka nilai resistivitasnya akan semakin
besar juga, begitu juga jika kadar air semakin banyak maka nilai resistivitasnya akan
semakin kecil
2. Apabila tanah tersusun dari mineral yang dapat menghantarkan listrik dengan baik maka
nilai resistivitasnya akan semakin keci.
3. Nilai resistivitas juga dipengaruhi oleh luas penampangnya, jika luas penampang
semakin besar maka nilai resistivitas yang dihasilkan akan semakin besar juga.
4. Nilai hambatan jenis akan berbanding lurus dengan nilai resistansi sehingga nilai
hambatan jenis akan bergantung pada nilai hambatan tanah tersebut
5. Panjang dan tinggi dimensi tanah juga akan mempengaruhi nilai hambatannya, semakin
besar maka nilai hambatan jenisnya akan semakin kecil
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. (2020). Modul III Menghitung Nilai Resistivitas Tanah. Lampung Selatan:
Institut Teknologi Sumatera.
Sukandi. 2017. Pengukuran Tahanan Jenis (Resistivity) Untuk Pemetaan Potensi Air Tanah
RUmah Sakit Umum Daerah Praya. Jurnal Saekareang Mataram No. 2355-9292
Fauzan dkk. 2017. Penerapan Metode Restivitas 2D untuk Identifikasi Bawah
PermukaanSitus Maelang Banyuwangi Jawa Timur. Jurnal Sains Vol. 6 No. 2
Taufiqurrohman, R. (2017). Pendugaan Muka Air Laut Dan Pengaruh Terhadap Zona Korosi
Lokal Tanah Berdasarkan Nilai Resistivitas Tanah Dengan Menggunakan MetodeResistivitas
2D. Retrieved October 9, 2021
Atmaja, Waridad., 2011. Identifikasi Air Tanah dengan Menggunakan Metode Geolistrik
Konfigurasi Schlumberger. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Anonim, 2006. Penyelidikan Potensi Air Tanah, Laporan Akhir. Yogyakarta: Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Bidang Pertambangan Energi.
.
LAMPIRAN
LA :
https://drive.google.com/file/d/18NdF0RmRwZ0PANDmt3hZVOUimPcL4aPn/view?usp
=sharing