Disusun Oleh :
JUSMIRA S.Kep.
A1C121023
(……………...……………) (…..…………………...…....)
2022
BAB I
TINJAUAN TEORI
2. Fase Kehamilan
a. Menurut Varney, 2007
a) Trimester pertama berlangsung pada minggu pertama sampai minggu ke-
12 (12 minggu)
b) Trimester kedua berlangsung pada minggu ke-13 sampai minggu ke-27
(15 minggu)
c) Trimester ketiga berlangsung pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40
(13 minggu)
b. Menurut Yuni Kusmiyati,dkk (2010) menyatakan, usia kehamilan dibagi
menjadi:
a) Kehamilan Triwulan I: 0- 12 minggu
b) Kehamilan Triwulan II: 12- 28 minggu
c) Kehamilan Triwulan III: 28-40 minggu
3. Tanda-tanda Kehamilan
1) Presumtif / Tanda-tanda dugaan hamil
a. Amenore ( terlambat datang bulan)
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe menandakan
kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari
pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan
tafsiran tanggal persalinan dengan memakai rumus dari Naegele (walyani
2015)
b. Mual (nausea) dan muntah
Mual terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan sampai
akhir triwulan pertama disertai kadang-kadang oleh muntah. Sering
terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut
morning sickness. Dalam batas tertentu keadaan ini masih fisiologis,
namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
dan disebut dengan hiperemesis gravidarum (walyani, 2015).
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan makin
tuanya kehamilan (walyani, 2015).
d. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
e. Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar
payudara bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan
perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan,
pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum. (walyani, 2015)
f. Sering miksi
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar
dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul kembali
karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali
kandung kencing
g. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
h. Pingmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan dahi,
kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai
kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola mamae juga menjadi
lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah
leher menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini terjadi karena pengaruh
hormon kortikostiroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit
(Walyani, 2015).
i. Perubahan sekitar payudara
Hiperpigmentasi areola mamae
Puting susu makin menonjol
Kelenjar montgomery menonjol
Pembuluh darah menifes sekitar payudara
j. Epulis
Hipertropi gusi disebut epulis bisa terjadi bila hamil
k. Varices atau penampakan pembuluh darah vena
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh
darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi
disekitar genitalia ekterna, kaki dan betis, serta payudara. Penampakan
pembuluh darah dapat hilang setelah persalinan (Walyani. 2015).
Perubahan hormonal
(peningkatan hormon estrogen progesteron)
Metabolisme
Meningkat Aktifitas kelenjar Pembesaran Penekakan pada Tonus otot saluran Perubahan
meningkat uterus vesika urinaria pencernaan menurun psikologis
2. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
2) Defisit Nutrisi berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual/muntah,
tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.
3) Hipovolemia berhubungan dengan output berlebihan (muntah), peningkatan
kebutuhan cairan.
4) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan atau pergeseran
diafragma.
5) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria.
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola
tingkat aktivitas, sesak.
7) Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
8) Hipervolemia berhubungan dengan perubahan, mekanisme regulator, retensi
natrium/air.
9) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
1) Intervensi
1) Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-
nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam cemas
berkurang/hilang
Kriteria hasil :
- Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan kecemasan
- Melaporkan hasil penatalaksanaan kecemasan
Intervensi :
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetik khusus, resiko yang dalam
reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus-menerus.
d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
2) Defisit Nutrisi berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual/muntah,
tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kebutuhan
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
Mengikuti diet yang dianjurkan
Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan
suplemen vitaminzat besi setiap hari.
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan
tingkat motivasi untuk makanannya.
Kriteria hasil :
Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi pernafaskan.
Intervensi :
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya
(mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
c. Berikan informasi tentang rasional : untuk kesulitan pernapasan dan
program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah
waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti
berjalan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi
masalah : mis ; postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi
lebih sering, dengan menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau
tidur bila gejala berat
5) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat
memahami perubahan yang terjadi.
Kriteria hasil :
Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.
Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, R. Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2. EGC : Jakarta. 2002.
Syaifudin, Abdul Bari, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. 2010.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI