Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PANCASILA
Dosen pengampu:
Pulung Sumantri
Disusun Oleh:
Nim : 5203550022
FAKULTAS TEKNIK
2021
Puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan critical book review mata kuliah Pancasila ini
Critical book review ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan critical book review ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
critical book review ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki critical book review ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak kekurangan
dalam critical book review ini.Semoga critical book review sederhana ini dapat dipahami bagi siapa
pun pembacanya. Sekiranya critical book review ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya.
Penulis
BAB I ......................................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 4
BAB IV .................................................................................................................................... 53
KESIMPULAN………………………………………………………………………53
SARAN………………………………………………………………………………53
Daftar Isi
PENDAHULUAN
Critical Book Review sangat lah penting, karena bukan hanya sekedar laporan atau
tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi
(penjelasan, interprestasi & analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau artikel
tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi buku tersebut yang bisa
mempengaruhi cara berpikir & dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian
tersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical Book Review aka
menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas,
khususnya mata kuliah Bahasa Indonesia , serta untuk menambah wawasan yang luas akan
pengetahuan khususnya di bagian materi pendiidikan Pancasila, seperti bagaimana Pancasila
dalam arus sejarah. Dan bagaimana Pancasila menjadi dasar negara republic Indonesia
C. Manfaat CBR
3. Pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari buku yang di
kritisi oleh penulis.
BAB II
IDENTITAS BUKU
Edisi : Pertama
BAB I
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
BAB II
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA
INDONESIA
Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah
Bangsa Indonesia
1. Periode Pengusulan Pancasila
Menurut catatan sejarah, diketahui bahwa sidang tersebut menampilkan beberapa
pembicara, yaitu Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo.
Keempat tokoh tersebut menyampaikan usulan tentang dasar negara menurut
pandangannya masing-masing. Meskipun demikian perbedaan pendapat di antara mereka
tidak mengurangi semangat persatuan dan kesatuan demi mewujudkan Indonesia merdeka.
Sebagaimana Anda ketahui bahwa salah seorang pengusul calon dasar negara dalam sidang
BPUPKI adalah Ir. Soekarno yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno
menyampaikan lima butir gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.
7|CBR PANCASILA ENIA MARANATHA LIMBONG
Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno
diberi nama Pancasila. Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta
sidang tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri
atas (1) Sosio-Nasionalisme, (2) Sosio-Demokrasi, dan (3) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-
Royong. Sejarah mencatat bahwa pidato lisan Soekarno inilah yang di kemudian
hari diterbitkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia dalam bentuk buku
yang berjudul Lahirnya Pancasila (1947). Perlu Anda ketahui bahwa dari judul buku
tersebut menimbulkan kontroversi seputar lahirnya Pancasila. Di satu pihak, ketika
Soekarno masih berkuasa, terjadi semacam pengultusan terhadap Soekarno sehingga 1
Juni selalu dirayakan sebagai hari lahirnya Pancasila. Di lain pihak, ketika pemerintahan
Soekarno jatuh, muncul upayaupaya “de-Soekarnoisasi” oleh penguasa Orde Baru
sehingga dikesankan seolah-olah Soekarno tidak besar jasanya dalam penggalian dan
perumusan Pancasila. Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila
bagi dasar filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno,
dan kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H.
Wahid Hasyim, Muh. Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan
Moh. Hatta) yang bertugas menampung usul-usul seputar calon dasar
negara. Kemudian, sidang pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945) ini berhenti
untuk sementara.
11 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur
sebagai berikut: nilai-nilai
agama, budaya, dan adat istiadat.
BAB III
BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
BAB IV
MENGAPA PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA
Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ideologi yang
bersumber dari kebudayaan, artinya berbagai komponen budaya yang meliputi: sistem
religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan
peralatan.
Sebagaimana diungkapkan Koentjaraningrat dalam buku Kebudayaan Mentalitas
dan Pembangunan (2004: 2), memengaruhi dan berperan dalam membentuk ideologi
suatu bangsa. Perlu diketahui bahwa ketika suatu ideologi bertitik tolak dari komponen-
komponen budaya yang berasal dari sifat dasar bangsa itu sendiri, maka pelaku-pelaku
ideologi, yakni warga negara, lebih mudah melaksanakannya. Para pelaku ideologi
merasa sudah akrab, tidak asing lagi dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ideologi yang
diperkenalkan dan diajukan kepada mereka.
Ideologi merupakan prinsip dasar yang menjadi acuan negara yang bersumber dari nilai
dasar yang berkembang dalam suatu bangsa. Sehubungan dengan itu, Anda dipersilakan
untuk mencari informasi tentang nilai-nilai ideal, instrumental, dan praksis dan
dihubungkan
dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi. Diskusikan dengan kelompok Anda dan
laporkan secara tertulis.
19 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
tetapi juga dihubungkan dengan revolusi industri yang pada gilirannya melahirkan
kapitalisme (Thompson, 1984: 85-86).
20 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
dibentuk lembaga serupa, tetapi lembaga khusus yang mengkaji, mengembangkan, dan
mengawal Pancasila hingga saat ini belum ada.
d. Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid
Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid muncul wacana tentang
penghapusan TAP NO.XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan PKI dan penyebarluasan
ajaran komunisme. Di masa ini, yang lebih dominan adalah kebebasan berpendapat
sehingga perhatian terhadap ideologi Pancasila cenderung melemah.
e. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Megawati
Pada masa ini, Pancasila sebagai ideologi semakin kehilangan formalitasnya dengan
disahkannya Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yang tidak
mencantumkan pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib dari tingkat Sekolah
Dasar sampai perguruan tinggi.
f. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY)
Pemerintahan SBY yang berlangsung dalam dua periode dapat dikatakan juga tidak
terlalu memperhatikan pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara. Hal ini dapat
dilihat dari belum adanya upaya untuk membentuk suatu lembaga yang berwenang untuk
menjaga dan mengawal Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara sebagaimana
diamanatkan oleh Keppres No. 27 tahun 1999. Suasana politik lebih banyak ditandai
dengan pertarungan
politik untuk memperebutkan kekuasaan atau meraih suara sebanyakbanyaknya dalam
pemilu. Mendekati akhir masa jabatannya, Presiden SBY menandatangani Undang-
Undang RI No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang mencantumkan mata
kuliah Pancasila sebagai mata kuliah wajib
a. Dimensi realitas;
Mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam dirinya bersumber dari
nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya.
b. Dimensi idealitas;
Mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
c. Dimensi fleksibilitas;
mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang masyarakat untuk mengembangkan
pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya.
2. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi meliputi hal-hal sebagai berikut:
22 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga negara
harus didasarkan pada preskripsi moral.
b. Ideologi negara sebagai penolakan. artinya terhadap nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan sila-sila Pancasila.
23 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
membantu mahasiswa atau peserta didik agar mampu memahami konsep, hakikat, dan
perjalanan pendidikan Pancasila di Indonesia. Hal ini penting untuk diketahui karena
berlakunya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi mengalami pasang surut.
24 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
Berdasarkan pemamparan tersebut, maka untuk menghadapi realitas yang mengglobal
tersebut diperlukan warga negara yang mampu mengatisipasi perkembangan dan perubahan
masa depan dengan dibengkali ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila yaitu nilainilai agama, nilai-nilai budaya bangsa dan
moral yang akan menjadi panduan dan mewarnai keyakinan serta pegangan hidup warga
negara dalam kehidupan sosial, dengan berdasarkan pada pilar-pilar berbangsa dan bernegara
yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai negara kebangsaan membutuhkan warga negara yang mempunyai kemapuan ilmu
pengatahuan, teknologi dan seni (ipteks) serta memiliki wawasan dan kesadan bernegara, dan
sikap perilaku cinta tanah air. Untuk mencapai harapan tersebut, maka menjadi kewajiban
bersama untuk mendukung suksesnya Pendidikan
BAB II
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
25 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
2. Sidang Kedua tgl 10 Juli-16 Juli 1945.
Sidang pertama dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 membicarakan "Dasar Negara
Indonesia Merdeka". Kemudian tampil tiga orang pembicara yaitu Mr.
Muhammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
2) Peri kemanusiaan;
3) Peri ketuhanan;
4) Peri kerakyatan; dan
5) Kesejahteraan rakyat.
2. Dr. Soepomo
Dr. Soepomo mengemukakan pendapatnya tentang dasar negera yang didasarkan pada
"cita negara" atau "staatside" bagi Negara Indonesia yang akan merdeka pada tanggal 31 Mei
1945 yang artinya ada tiga aliran pikiran yang dapat dijadikan dasar pengertian negara
(staatside) yaitu:
Ketiga aliran pemikiran yang dikemukakan oleh Dr. Soepomo tersebut dapat
dijabarkan menjadi lima prinsip dasar bernegara yaitu: 1) Persatuan;
2) Kekeluargaan;
4) Musyawarah; dan
5) Keadilan rakyat.
26 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
3. Ir. Soekarno
1) Pancasila yaitu:
BAB III
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA
Sejarah bangsa Indonesia memberikan bukti dalam berbagai adat istiadat, tulisan, bahasa,
27 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
kesenian, kepercayaan, agama dan kebudayaan pada umumnya. Bahkan fakta historis
menunjukkan, diantaranya yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu bahwa di Indonesia tidak pernah ada putus-putusnya
orang percaya kepada Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu bahwa bangsa Indonesia terkenal ramah tamah,
sopan santun, lemah lembut dengan sesama manusia;
3. Persatuan Indonesia yaitu bahwa bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya guyub, rukun,
bersatu, dan kekeluargaan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yaitu bahwa bangsa Indonesia dalam
menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku adil terhadap sesama.
Partai-partai politik pada masa itu tumbuh sangat subur, dan proses politik yang ada
cenderung selalu berhasil dalam mengusung kelima sila sebagai dasar negara. Pancasila
pada masa ini mengalami masa kejayaannya. Selanjutnya, pada akhir tahun 1959,
Pancasila melewati masa kelamnya di mana Presiden Soekarno menerapkan sistem
demokrasi terpimpin. Pada masa itu, presiden tetap dalam rangka memegang kendali
politik terhadap berbagai kekuatan mencoba untuk memerankan politik integrasi
paternalistik. Pada akhirnya, sistem ini seakan mengkhianati nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila itu sendiri, salah satunya adalah sila permusyawaratan. Kemudian, pada 1965
terjadi sebuah peristiwa bersejarah di Indonesia di mana partai komunis berusaha
melakukan pemberontakan. Pada 11 Maret 1965, Presiden Soekarno memberikan
wewenang kepada Jenderal Suharto atas Indonesia. Ini merupakan era awal orde baru
dimana kemudian Pancasila mengalami mistifikasi. Pancasila pada masa itu menjadi kaku
dan mutlak pemaknaannya. Pancasila pada masa pemerintahan Presiden Soeharto
28 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
kemudian menjadi corevalues, yang pada akhirnya kembali menodai nilai-nilai dasar yang
sesungguhnya terkandung dalam Pancasila itu sendiri. Pada 1998, pemerintahan Presiden
Suharto berakhir dan Pancasila kemudian masuk ke dalam era baru yaitu era demokrasi
hingga hari ini.
Orde lama berlangsung dari tahun 1959-1966. Pada masa itu berlaku demokrasi
terpimpin. Setelah menetapkan berlakunya kembali UUD 1945, Presiden Soekarno
meletakkan dasar kepemimpinannya yang dinamakan demokrasi terimpin yaitu
demokrasi khas Indonesia yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai
dengan makna yang terkandung di dalamnya dan bahkan terkenal menyimpang di mana
demokrasi dipimpin oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
Kehidupan politik dan pemerintah pada masa pemerintahan orde lama, sering
terjadi penyimpangan yang dilakukan presiden dan juga Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara (MPRS) yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Artinya
pelaksanaan UUD 1945 pada masa itu belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal
ini terjadi karena penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada kekuasaan seorang
presiden dan lemahnya kontrol yang seharusnya dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) terhadap kebijakan-kebijakan. Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik
lainnya yang berkepanjangan sehingga situasi politik, keamanaan, dan kehidupan
ekonomi makin memburuk. Puncak dari situasi tersebut yaitu munculnya pemberontakan
G30S/ PKI yang sangat membahayakan keselamatan bangsa dan negara.
Mengingat keadaan makin membahayakan, Ir. Soekarno sebagai presiden
memberikan perintah kepada Letjen Soeharto melalui surat perintah pada 11 Maret 1966
(Supersemar) untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya
29 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
keamanaan, ketertiban dan ketenangan serta kesetabilan jalannya pemerintah. Lahirnya
Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa orde baru.
30 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
Indonesia.» Pancasila merupakan suatu dasar konstitusi yang berkedudukan lebih tinggi
daripada UUD 1945. Dengan kenyataan itu, maka dapat diketahui bahwa Pancasila
merupakan jiwa paling luhur, paling agung bagi bangsa dan Negara Indonesia. Sila-sila
dalam Pancasila sangat melekat pada hati rakyat Indonesia, yang dapat dilihat dari
bagaimana tata cara hidup masyarakat yang didasari Pancasila.
Pancasila memiliki banyak sekali peranan, di antaranya sebagai dasar negara,
pandangan hidup, ideologi bangsa, sumber hukum, jiwa dan kepribadian bangsa, cita-cita
dan tujuan nasional, serta perjanjian luhur bangsa Indonesia. Untuk itu, kedudukan dan
fungsi Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu landasan yang mampu
memberikan kekuatan terhadap berdirinya suatu negara dan sebagai suatu pijakan atau
sumber kaidah hukum yang mengatur segala kegiatan politik, sosial, dan ekonomi. Dari
pembacaan tersebut dapat diketahui bahwa Negara Indonesia didasarkan kuat pada sila-
sila yang terdapat dalam Pancasila. Pancasila adalah perjanjian luhur sebagai hasil rapat
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 yang menetapkan Pancasila sebagai konstitusi pokok
Negara Republik Indonesia. Apabila Negara Indonesia melanggar sila-sila dalam
Pancasila, itu artinya telah melanggar perjanjian leluhur bangsa Indonesia yang mereka
buat sendiri, melanggar tujuan hidup bangsa sendiri. Pancasila adalah unsur pertama yang
terbentuk saat negara ini terbentuk. Selain daripada itu, Pancasila merupakan pengaruh
besar dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.
Segala hukum dan undang-undang di Negara Indonesia harus mencerminkan nilai
Pancasila. Fungsi pancasila sebagai dasar negara juga merupakan sumber dari segala
hukum. Sebagai contoh, dalam sila pertama disebutkan tentang «Ketuhanan Yang Maha
Esa» yang artinya setiap warga Negara Indonesia harus menyembah Tuhan, memiliki
agama, dan dalam peraturan atau hukum manapun di Indonesia, semuanya melarang
paham yang menentang adanya Tuhan . Nilai-nilai dari Pancasila akan menurun pada
Pembukaan UUD 1945, lalu selanjutnya menurun pada undang-undang, kemudian Tap
MPR, dan selanjutnya lihat Pasal 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundangundangan.
B.
Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara merupakan sebuah
perjanjian leluhur bangsa Indonesia yang disepakati bersama dan harus senantiasa
dihormati dan dijunjung tinggi serta memberi pedoman dan kekuatan bagi seluruh bangsa
Indonesia untuk berperilaku dengan baik dan benar. Pandangan hidup adalah suatu
31 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai
yang luhur. Pancasila sebagai pandangan hidup berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman
hidup untuk mengatur hubungan manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya.
Pandangan hidup yang diyakini suatu masyarakat akan berkembang secara dinamis
dan menghasilkan sebuah pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa
merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun manfaatnya Oleh
suatu bangsa yang mampu menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya di dalam sikap
dalam kehidupan seharihari. Setiap bangsa di dunia pun pasti selalu mempunyai pedoman
sikap hidup yang dijadikan sebagai acuan dalam hidup bermasyarakat. Demikian juga
dengan bangsa Indoneisa yang mempunyai sikap hidup yang diyakini kebenarannya yang
disebut dengan Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut
berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Pancasila
sebagai inti dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dapat disebut sebagai cita-cita moral
bangsa Indonesia sindiri. Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan pedoman,
pegangan atau kekuatan rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Pancasila juga merupakan sebagai hasil kesepakatan bersama bangsa Indonesia
yang pada waktu itu diwakili oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia sebagaimana
termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, Pancasila merupakan kesepakatan
bersama seluruh masyarakat Indonesia yang sudah seharusnya dihormati dan dijunjung
tinggi keberadaan oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
C.
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai
oleh suatu negara. Ideologi Pancasila didasarkan atas Pancasila dan UUD 1945 untuk
membentuk masyarakat adil dan makmur dalam kehidupan materil dan spritual di dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ideologi berasal dari dua kata yaitu idea berarti citacita dan logos yang berarti ilmu,
pengetahuan, dan paham. Dengan demikian, ideologi dapat diartikan sebagai pengetahuan/
ilmu/paham mengenai cita-cita.
Ideologi sebenarnya merupakan penjelmaan dari filsafat yang juga memiliki
pengertian yang berbeda-beda. Pengertian ideologi adalah suatu ilmu yang berkaitan
dengan cita-cita yang terdiri atas seperangkat gagasangagasan atau pemikiran manusia
32 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
mengenai soal-soal cita politik, doktrin atau ajaran, nilai-nilai yang berhubungan dengan
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
dalam arti sempit adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna hidup
dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan
bertindak.
33 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
nilai kedaulatan yang berada rakyat yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang
riil dan wajar.
nilai sikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati
hak orang dan sikap gotong royong dalam suasana kekeluargaan, suka memberi
pertolongan kepada orang, suka bekerja keras dan bersama-sama mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
remortatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila bersifat
aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyelesaikan dengan pekembangan
zaman, ilmu pengetahuan, dan tekonologi serta dinamika perkembangan aspirasi
masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalamnya, namun mengeksplisitkan wawasan secara lebih konkrit, sehingga
memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang
senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat perkembangan Iptek serta zaman.
Ideologi Pancasila merupakan ideologi yang didasarkan pada Pancasila dan UUD
1954. Ideologi ini dianut Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuannya adalah untuk
membentuk masyarakat adil dan makmur dalam kehidupan dan spiritual. Selain Pancasila
sebagai Ideologi Negara Republik Indonesia, juga merupakan sebagai ideologi terbuka
yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal.
Pancasila sebagai ideologi terbuka merupakan pandangan hidup bangsa yang mempunyai
nilai dasar yang bersifat tetap dan nilai instrumental yang dinamis. Jadi, ideologi terbuka
merupakan bentuk ideologi yang menjadi pandangan hidup bangsa yang memiliki nilai
dasar serta nilai instrumental yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan
adanya dinamika secara internal.
dasar yaitu hakikat kelima sila Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan. Nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila
yang bersifat universal sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan
serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar ideologi tersebut tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945, sehingga dalam pembukaan tersebut memuat nilai-nilai dasar
ideologi Pancasila. Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu norma dasar yang merupakan
tata tertib hukum tertinggi sebagai sumber hukum positif sehingga dalam negara memiliki
34 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
kedudukan sebagai «staatsfundamentalnorm» atau pokok kaidah negara yang fundamental.
Sebagai ideologi terbuka, nilai dasar inilah bersifat tetap dan terletak pada kelangsungan
hidup negara sehingga mengubah Pembukaan UUD 1945 yang memuat nilai dasar ideologi
Pancasila tersebut sama hal dengan mengubah negara. Adapun nilai dasar tersebut
kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945 yang di dalamnya terkandung
lembaga-lembaga penyelenggaraan negara, hubungan antar lembaga penyelenggaraan
negara beserta tugas dan wewenangnya;
instrumental yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga
pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan eksplitisasi, penjabaran lebih lanjut dari
nilai-nilai dasar ideologi Pancasila, misalnya GBHN yang lima tahun senantiasa
disesuaikan dengan perkembangan zaman serta aspirasi masyarakat, undang-udang,
departemendepartemen sebagai lembaga pelaksanaan dan Iain sebagainya. Pada aspek ini
senantiasa dapat dilakukan perubahan ; dan
praksis yang merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi
pengalaman yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Dalam realisasi praksis ini, maka penjabaran nilai-nilai
Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan
sesuai dengan perkembangan zaman ilmu pengetahuan dan teknologi serta aspirasi
masyarakat. Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah pandangan hidup bangsa Indonesia
yang mempunyai nilai dasar yang bersifat tetap sepanjang zaman dan nilai instrumental
yang mampu berkembang secara dinamis.
Nilai instrumental dalam Pancasila dapat berubah sesuai dengan pengembangan
dan pengamalannya yaitu penjabaran lebih lanjut dari Pembukaan UUD 1945, sebagai
arahan untuk kehidupan nyata. Perubahanperubahan tersebut tidak boleh menyimpang dari
nilainilai dasarnya. Sifat dinamis dan inovatif nilai-nilai instrumental memungkinkan
Pancasila dapat senantiasa beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman tanpa
meninggalkan prinsip-prinsip dasarnya. Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki
kekuatan yang sangat tergantung pada kualitas dari dimensi yang dikandungnya. Dimensi-
dimensi yang dikandung Pancasila yaitu:
Idealisme; dan
Fleksibilitas .
35 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
Ketiga dimensi tersebut, dimiliki oleh Pancasila yang artinya nilai instrumental dan
nilai praksis terbuka untuk dikembangkan sesuai nilai dasar. Sedangkan ideologi tertutup
adalah ideologi yang merasa sudah mempunyai jawaban menyeluruh terhadap segala
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara, sehingga yang diperlukan adalah
melaksanakan ideologi itu secara dogmatik. Dilihat dari ciri-cirinya, dapat disimpulkan
bahwa pancasila adalah sebagai ideologi terbuka. Hal itu dapat dilihat secara jelas pada
penjelasan UUD 1945 yang mengatakan «maka telah cukup jika UUD hanya memuat
aturan-aturan pokok atau hanya memuat garis-garis besar sebagai intruksi kepada
pemerintah pusat dan lainlain, penyelenggaraan negara untuk menyelenggarakan
kehidupan negara dan kesejahteraan sosial»
S-H, 3.
BAB V
Sebagai tindak lanjut dari janji Jepang tersebut, maka tanggal 1 Maret
1945, pemerintahan militer Jepang mengumumkan bahwa dalam waktu dekat akan
dibentuk suatu badan yang bertugas menyelidiki dan menyiapkan hal-hal yang
berhubungan dengan kemerdekaan itu.
Sidang yang pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945.
Sidangl BPUPKI
Sidang I BPUPKI yang berlangsung dari tanggal Mei sampai dengan tanggal 1 Juni 1945
mempunyai tujuan untuk mengumpulkan segala pandangan tentang dasar negara. Menurut
36 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
paham ini, negara adalah hukum yang disusun atas kontrak antara seluruh individu Pamah
negara kelas atau teori «golongan». Negara adalah susunan masyarakat yang
integral, segala golongan, bagian atau anggotanya saling berhubungan erat satu sama
lainnya dan merupakan kesatuan organisasi. Soekarno Nasionalisme Internasionalisme
Mufakat Ketuhanan Yang Maha Esa Sosio nasionalisme yang merupakan sintesa dari
kebangsaan dengan peri kemanusiaan Sosio demokrasi yang merupakan sintesa dari
mufakat Ketuhanan.
Berdasarkan usulan tersebut, beliau mengusulkan bahwa «Tri Sila» tersebut juga dapat
diperas menjadi «Eka Sila» yang intinya adalah gotong royong. Beliau mengusulkan
bahwa Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia atau «Philosophisce grondslag» juga pandangan dunia yang setingkat dengan
aliran-aliran besar dunia atau sebagai «weltanschaung» dan atas dasar itulah kita didirikan
Negara Indonesia. Dalam sidang pertama ini juga dibentuk suatu panitia kecil yang
beranggotakan 8 orang yang disebut «Panitia 8» yang bertugas menampung saran-
saran, usul-usul, dan konsepsi dari para anggota. Soekarno dan menyepakati bahwa setuju
Indonesia merdeka selekasnya sebagai negara hukum dan mempunyai hukum dasar yang
memuat dasar/filsafat negara dalam mukadimahnya.
Perbedaan usul/konseptual yang terjadi antara golongan Islam dan golongan kebangsaan
kemudian dicarikan modus. Hasil rumusan mukadimah yang telah disepakati bersama
dikenal dengan istilah «Jakarta Charter atau Piagam Jakarta» tertanggal 22 juni 1945.
BPUPKI
Tujuan sidang II BPUPKI yang berlangsung dari tanggal 10 juli-17 juli 1945 adalah untuk
mengumpulkan segala pandangan tentang Undang-Undang Dasar . Pada rapat 10 Juli 1945
oleh panitia kecil yang terdiri atas Ir. Panitia ini bertugas untuk mengumpulkan dan
memeriksa usul-usul yang maşuk dan menentukan kebulatan pendapatnya. Soekarno dan
sekaligus melaporan hasil pekerjaan panitia ke hadapan sidang BPUPKI yang dihadiri 38
orang.
Selain itu, juga disampaikan Piagam Jakarta sebagai konsep Pembukaan UUD. Kemudian
pada tanggal 11 Juli 1945, dibentuk lagi panitia Perancang Undang UUD yang diketuai
37 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
oleh İr. Panitia kecil perancang UUD yang diketuai oleh Prof. Panitia kecil perancang
ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Drs.
Panitia kecil perancang pembela tanah air yang diketahui oleh Abikusno
Tjokrosujoso. Hasil rumusannya kemudian menjelma dalam Pasal 33 UUD 1945. Panitia
kecil perancang UUD menyarankan rancang UUD RI pada tanggal 13 Juli 1945 dengan isi
terdiri atas 15 bab dan 42 pasal. Untuk memperbaiki redaksi kalimat dan memperluas
bahasa dari rancangan UUD tersebut, telah dibentuk pula panitia penghalus bahasa.
Pada rapat tanggal 14 Juli, rancangan UUD dan rancangan Pembukaan Ul-JD Oleh
Ir. Setelah mengalami pembahasan yang cermat dan mendalam, serta beberapa
perubahan, maka pada tanggal 16 juli 1945 Rancangan UUD RI diterima seluruhnya Oleh
BPUPKI, selanjutnya BPUPKI dibubarkan.
Dalam UUD 1945 pada alinea IV, masingmasing Sila saling meliputi dan menjiwai dan
saling meliputi dan dijiwai. Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem yang bulat dan utuh
yaitu bahwa Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai Sila 2, 3, 4, dan 5.
BAB VI
PANCASILA DAN PEMBUKAN UUD 1945
Hanya terjadi pada tingkat nasional saja karena konvensi adalah aturan dasar yang
tidak tertulis. Menyelenggarakan kehidupan negara dan menyelenggarakan
kesejahteraan sosial.
Diambil dengan persetujuan sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir. Tap
MPRS Nomor XX/MPRS/1966 menetapkan bahwa Pembukaan UUD 1945 adalah
merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci yang memuat cita-cita luhur
bangsa Indonesia dan dasar negara Pancasila tidak dapat diubah oleh siapapun juga
termasuk MPR hasil pemilu, sebab merubah Pembukaan UUD 1945 berarti
pembubaran negara proklamasi 1945.
Alasan Filosofis yaitu materi-materi yang terdapat di dalam IJUD 1945 tercampur
aduk berbagai gagasan yang kadang-kadang saling bertentangan. Hal ini disebakan
karena para pembuat UUD 1945 memiliki latar belakang yang berbeda-
beda, sehingga memunculkan berbagai macam gagasan yang berbeda puau dan
mengakibatkan timbul banyak pertentangan. Misalnya antara paham kedaulatan
rakyat dengan paham integralistik, dan antara negara hukum dengan negara
kekuasaan. Bahkan praktek politik sejak 1959-1998, kelemahan UUD 1945 yang
kurang membatasi kekuasaan eksekutif dan pasalpasalnya yang bisa menimbulkan
multi interpretasi, telah dimanipulasi oleh presiden yang sangat berkuasa yaitu
Soekarno dan Soeharto.
BAB VII
PELAKSANAAN PEMIKIRAN PANCASILA
Berbagai bentuk penyimpangan terhadap pemikiran dan pelaksanaan Pancasila
terjadi karena dilanggarnya prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan. Pancasila dari
segi intrinsik harus konsisten, koheren, dan koresponden, sedangkan dari segi
ekstrinsik, Pancasila harus mampu menjadi penyalur dan penyaring kepentingan
horisontal maupun vertikal. Pemikiran dan pelaksanaan Pancasila dilakukan untuk
menjelaskan adanya dua jalur formal pemikiran Pancasila yaitu jalur pemikiran
39 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
politik kenegaraan dan jalur pemikiran akademis. Jalur pelaksanaan Pancasila yaitu
dilakukan dengan jalur objektif dan jalur subjektif.
Tujuan penjabaran Pancasila dałam konteks ini adalah untuk mengambil keputusan
konkret dan praktis. Permasalahan mengenai Pancasila tidak semuanya dapat
dipecahkan melalui jalur politik kenegaraan semata, melainkan memerlukan jalur
lain yang membantu memberikan kritik dan saran bagi pemikiran Pancasila.
Akibatnya kadang berbagai kebijakan justru kontra produktif dan bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila. Pelaksanaan Pancasila dapat diklasifikasikan dalam dua
jalur utama yaitu pelaksanaan objektif dan palaksanaan subjektif, yang keduanya
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
BAB VIII
PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI BANGSA
DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Pancasila sebagai dasar negara dan bangsa merupakan nilai-nilai yang
sistematis, fundamental dan menyeluruh. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan
Negara Republik Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek
kehidupan, kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Konsekuensinya
dalam hidup kenegaraan itu haruslah mendasarkan pada nilai bahwa rakyat
merupakan asal mula kekuasaan negara. Nilai-nilai tersebut yang merupakan suatu
nilai dasar bagi kehidupan kene-garaan, kebangsaan dan kemasyarakatan.
Secara kausalitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah bersifat objektif dan juga bersifat
subyektif. Artinya esensi nilai-nilai pancasila adalah bersifat universal yaitu
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Artinya jikalau suatu
negara menggunakan prinsip filosofi bahwa negara harus
berketuhanan, berprikemanusiaan, berpartuan, berkerakyatan dan berkeadilan, maka
negara tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai
Pancasila.
Inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia, dan mungkin juga pada bangsa lain, baik dalam adat kebiasaan, dalam
41 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
kebudayaan, dalam kenegaraan, maupun dalam kehidupan
keagamaan. Konsekuensinya andai saja nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 itu diubah maka sama saja dengan pembubaraan negara
proklamasi 1945.
Oleh sebab itulah, maka sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini, menjadi sumber utama
dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia meliputi dan menjiwai seluruh sila-sila
berikutnya.
Sebab dengan akal budinya manusia memiliki budaya, kemudian dengan nuraninya
manusia memiliki dan menyadari akan nilai-nilai dalam kehidupannya. Dengan
demikian, maka perlakuan terhadap sesama manusia, haruslah sesuai dengan nilai-
nilai kemanusiaan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, harus saling
menghormati, tidak boleh merendahkan, menginjak-injak, memperbudak, dan lain-
lain. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis anthoropologis bahwa
hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani dan raga, sifat kodrat individu dan
makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi sendiri dan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sila tersebut terkandung nilai-nilai bahwa negara
42 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
beradab.
Selain itu, juga harus mengandung nilai keadilan yang berarti bahwa hakikat manusia
sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan berasal dari kata adil yang artinya tidak berat sebelah. Keadilan sosial
berarti keadilan yang berlaku dalam musyawarah di segala bidang kehidupan, baik
materiel maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang yang
menjadi rakyat Indonesia, baik yang berdiam di wilayah Indonesia, maupun rakyat
yang berada di luar negeri. Makna keadilan dalam sila ini mencakup pula pengertian
adil dan makmur, yang meliputi bidang rohani dan jasmani.
Dengan demikian, maka kehidupan adil dan makmur yang ingin diwujudkan adalah
suatu kehidupan bangsa Indonesia yang adil dalam kemakmuran danmakmur dalam
keadilan. Dalam sila yang kelima ini, terkandung nilainilai yang merupakan tujuan
negara, sebagai tujuan hidup bersama, sehingga sila ini mengandung nilai keadilan
yang harus terwujud dalam kehidupan bersama . Keadilan Komulatif yaitu suatu
hubungan keadilan antara warga negara yang satu dengan yang Iainnya secara timbal
balik. Nilai-nilai keadilan tersebut harus merupakan suatu dasar yang harus
diwujudkan, dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara
yaitu mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh warganya, serta melindungi seluruh
warganya, wilayahnya, dan mencerdaskan seluruh warganya.
BAB IX
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU
Pilar Ontologi
Aspek kualitas yaitu bagaimana batasan, sifat, mutu dari sesuatu . Membantu
pemetaan masalah, kenyataan, batas-batas ilmu dan kemungkinan kombinasi antar
ilmu. Misalnya masalah krisis moneter, tidak dapat hanya ditangani oleh ilmu
43 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
ekonomi saja. Ontologi menyadarkan bahwa ada kenyataan lain yang tidak mampu
dijangkau oleh ilmu ekonomi, maka perlu bantuan ilmu lain seperti politik dan
sosiologi.
Pilar Epistemologi
Pilar Aksiologi
Hal ini tidak akan mengurangi kekhususan tiap-tiap ilmu pengetahuan, tetapi akan
memudahkan penempatan tiap-tiap ilmu dalam satu peta ilmu pengetahuan manusia.
44 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
Keharusan kerja sama ilmu sesuai dengan sifat sosial manusia dan segala
kegiatannya. Banyak segi akan dipikirkan sebelum mengambil keputusan akhir
apalagi bila keputusan itu menyangkut manusia sendiri.
Akibat teknologi pada perilaku manusia, muncul fenomen penerapan kontrol tingkah
laku . Behaviour control merupakan kemampuan untuk mengatur orang
melaksanakan tindakan seperti yang dikehendaki oleh si pengatur . Penemuan
teknologi yang mengatur perilaku ini menyebabkan kemampuan perilaku seseorang
diubah dengan operasi dan manipulasi syaraf otak melalui psychosurgery's infuse
kimiawi dan Obat bius tertentu. Akibat teknologi pada eksistensi manusia dilontarkan
oleh Schumacher.
Bagi Schumacher, eksistensi sejati manusia adalah bahwa manusia menjadi manusia
justru karena ia bekerja. Pekerjaan bernilai tinggi bagi manusia, ia adalah ciri
eksistensial manusia, ciri kodrat kemanusiaannya. Pemakaian teknologi modern
condong mengasingkan manusia dari eksistensinya sebagai pekerja, sebab di sana
manusia tidak mengalami kepuasan dalam bekerja. Pekerjaan tangan dan otak
manusia diganti dengan tenaga-tenaga mesin, hilanglah kepuasan dan kreativitas
manusia.
Ada empat hal pokok agar ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan secara
konkrit, unsurunsur mana yang tidak boleh dilanggar dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat agar masyarakat itu tetap manusiawi.
Jika kita ingin memanusiawikan pengembangan ilmu dan teknologi berarti bersedia
mendesentralisasikan monopoli pengambilan keputusan dalam bidang politik dan
ekonomi. Bila pengembangan ilmu dan teknologi mau manusiawi, perhatian pada
nilai manusia sebagai pribadi tidak boleh kalah Oleh mesin. Karena pengembangan
ilmu dan teknologi hasilnya selalu bermuara pada kehidupan manusia, maka perlu
mempertimbangan strategi atau cara-cara, taktik yang tepat, baik dan benar agar
45 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
pengembangan ilmu dan teknologi memberi manfaat mensejahterakan dan
memartabatkan manusia.
Kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu memberi arah dan mengendalikan ilmu
pengetahuan. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yaitu mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan
teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus senantiasa berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Sebaliknya
Pancasila dituntut terbuka dari kritik, bahkan ia merupakan kesatuan dari
perkembangan ilmu yang menjadi tuntutan peradaban manusia.
BAB X
PANCASILA DAN PERMASALAHAN AKTUAL
Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah hak yang melekat
pada kemanusiaan, yang tanpa hak itu mustahil manusia hidup sebagaimana layaknya
manusia. Dengan demikian, eksistensi hak asasi manusia dipandang sebagai aksioma
46 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
yang bersifat given, dalam arti kebenarannya seyogianya dapat dirasakan secara
langsung dan tidak memerlukan penjelasan Iebih lanjut. Topik HAM merupakan
salah satu di antara tiga masalah utama yang menjadi keprihatinan dunia. Masalah
HAM secara khusus kadang dikaitkan dengan hubungan bilateral antara negara donor
dan penerima bantuan.
Pertama, UUD 1945 dibuat sebelum dikeluarkannya Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948, sehingga tidak secara eksplisit
menyebut Hak asasi manusia, namun yang disebut-sebut adalah hak-hak warga
negara. Kedua, mengingat UUD 1945 tidak mengatur ketentuan HAM sebanyak
pengaturan konstitusi RIS dan UUDS 1950, namun mendelegasikan pengaturannya
dalam bentuk undang-undang yang diserahkan kepada DPR dan Presiden. Masalah
HAM juga diatur dalam Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia. Pandangan dan sikap bangsa Indonesia dalam Piagam HAM terdiri dari
pembukaan dan Batang Tubuh yang terdiri dari 10 bab dan 44 pasal.
BAB XI
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM PEMBANGUNAN
NASIONAL
Paradigma diartikan sebagai suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoretis
yang umum, sehingga merupakan sumber hukum, metode serta penerapan dalam
ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri. Konsekuensi dalam realisasi pembangunan nasional dalam
47 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
berbagai bidang untuk mewujudkan peningkatan harkat dan martabat manusia
berdasarkan pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia, maka pembangunan nasional
harus meliputi aspek jiwa yang mencakup akal rasa dan kehendak dan aspek
raga , aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek
Ketuhanannya. Dalam dunia ilmu ekonomi, boleh dikatakan jarang ditemukan pakar
ekonomi yang mendasarkan pemikiranpemikiran pengembangan ekonomi atas dasar
moralitas kemanusian dan ketuhanan. Sehingga Iazimnya pengembangan ekonomi
mengarah pada persaingan bebas dan akhirnya yang kuatlah yang menang.
Pangan dan pengembalian kepercayaan yaitu dilakukan dengan program social safety
net yang populer dengan program Jaringan Pengaman Sosial . Sementera untuk
mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah, maka pemerintah harus
secara konsisten menghapuskan KKN, serta mengadili oknum pemerintah masa orde
baru yang melakukan pelanggaran. Transformasi struktur ini meliputi proses
perubahan dari ekonomi terdisional ke ekonomi medern, dari ekonomi lemah ke
48 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
ekonomi yang tangguh, dari ekonomi sub sistem ke ekonomi pasar, dari
ketergantungan kepada kemandirian, dari orientasi dałam negari ke orientasi
eksport. Dengan sendirinya interfensi birokrat pemerintah yang ikut dałam proses
ekonomi melalui monopoli demi kepentingan pribadi harus segera diakhiri.
BAB XII
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU
Pengabdian kepada Masyarakat
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap orang yang diberikan oleh Tuhan
dan dijamin oleh negara dan PBB. « Setelah kejadian yang bersejarah ini Majelis
Umum berseru kepada semua negara-negara anggota PBB untuk mengumumkan teks
pernyataan tersebut dan berusaha menyebarkan, dibaca dan diterangkan di sekolah-
sekolah, badan pendidikan yang lain dengan tidak mengadakan perbedaan yang
berdasarkan status politik dari negara-negara atau daerah-daerah kekuasaan».
Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angkat 1 UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia yang menentukan bahwa HAM adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi Oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dengan martabat manusia. Dalam penegakan HAM tersebut,
mahasiswa sebagai kekuatan moral harus bersifat objektif dan benar-benar
berdasarkan kebenaran moral demi harkat dan martabat manusia, bukan karena
50 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
kepentingan politik terutama kepentingan kekuatan politik dan konspirasi kekuatan
internasional yang ingin menghancurkan Negara Indonesia.
Kampus perlu terus memberikan pelajaran dan pengkajian akademis mengenai hak-
hak dasar manusia yang dijamin oleh Pancasila dan Piagam HAM PBB.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN BUKU UTAMA
Dalam buku utama yang saya review, buku tersebut lebih menekankan pada pendidikan
pancasila bagi mahasiswa. Bab 1 atau pendahuluan membahas tentang pendidikan pancasila ,
sementara di bab 2 dalam buku dibahas pengertian dan arti pentingnya pendidikan pancasila
dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara seperti pengertian dan pentingnya
pancasila dalam kajian sejarah bangsa, sebagai dasar Negara, sebagai ideologi, sebagai etika
dan pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Sementara di bab selanjutnya merupakan
bagian dari pendidikan pancasila dalam mata kuliah. Bagian bab kedua dalam buku ini
menjelaskan pendidikan pancasila yang dibahas secara sederhana bagi kaum pemuda ataupun
mahasiswa yang dibandingkan dengan kehidupan era globalisasi yang sekarang. Selain itu
dalam buku ini bebarap pengertian pancasila di jelaskan oleh beberapa pendapat ahli dan cukup
banyak istilah istilah asing yang dikutip dari suatu karangan para tokoh baik dari buku maupun
pidato contohnya pidato dari Ir. Soekarno yaitu “membangun dunia kembali ( To build the
world a new)
❖ KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU
1. Dari aspek tampilan buku;
Dari segi desain cover buku karya Drs. Halking, Msi., dkk. ini terdapat gambar dan
warna yang berhubungan dengan pancasila, judul buku juga ditulis besar dan jelas.
2. Dari segi layout buku ini memiliki struktur serta penempatan huruf yang
lengkap, tata penulisannya juga rapi
3. Dari aspek isi buku, buku ini tergolong buku yang ringkas dan mudah
dimengerti karena terdapat pengertian yang cukup lengkap dan beberapa pendapat
dari para ahli juga.
4. Dari aspek tata bahasa, buku ini menggunakan bahasa yang sudah bagus dengan
pemilihan tata bahasa yang baku
51 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
1. Dari segi isi, buku ini tergolong terlalu ringkas
2. Dari aspek isi buku, dalam buku ini sangat minim bahkan tidak ada gambar
sama sekali yang dapat mempermudah kita dalam belajar.
1. Buku ini penjelasannya sangat lebar dan lengkap namun kurang cocok
digunakan untuk bahan ajar
2. Tidak ada gambaar untuk membantu agar lebih mudah di mengerti
3. Terlihat monoton dikarenakan tidak adanya penambahan gambar
52 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang saya dapat dari tugas CBR ini adalah bahwa dari kedua buku yang
saya bandingkan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kedua buku
membahas materi yang tergolong sama, di buku utama dari bab yang di bahas, mampu
menjelaskan peran seorang kaum muda khususnya mahasiswa sebagaimana yang
seharusnya dilakukan dengan berpedoman pada pancasila sebagai dasar Negara, ideologi
Negara, dasar filsafat dan etika meskipun tergolong ringkas. bedanya dibuku pada buku
pembanding lebih kepada masyarakat umum dalam membangun karakter bangsa. Namun
pada dasarnya saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama yaitu tentang
pancasila ,khususnya tentang arti pentingnya dalam berbangsa dan bernegara. Dari sini
tergantung dari pribadi kita masingmasing dalam memilih referensi buku yang pas atau
mana yang baik bagaimana cara agar nilai pancasila kita jadikan iu dapat diperoleh, kita
jadikan pedoman dan menjadi dasar pemikiran kita sebagai kaum muda dalam
mempertahankan pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.
SARAN
Mengenai materi cbr ini saya merekomendasikan buku pertama karena isi buku tersebut
secara keseluruhan mengarahkan kita (mahasiswa) untuk mempelajari dan mengerti arti
pentingnya pancasila yang di ditujukan proses belajar dalam mata kuliah
53 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G
DAFTAR PUSTAKA
Halking, dkk.2018. Pendidikan Pancasila. Medan: Unimed.
Pendidikan_Pancasila_yang_Terintegrasi_dengan_Pendidikan_Antikorupsi.pdf
54 | C B R P A N C A S I L A E N I A M A R A N A T H A L I M B O N G