Anda di halaman 1dari 5

Konseling sebagai cabang ilmu dan praktik pemberian bantuan kepada individu pada

dasarnya memiliki pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep yang dikembangkan
dalam ilmu pengetahuan dan profesinya. Dalam konseling, klien tidak dianggap sebagai
orang yang sakit mental, tetapi dipandang sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk
memilih tujuan, membuat keputusan dan secara umum menerima tangguang jawab dari
tingkah laku dan perkembangannya dikemudian hari. Klien adalah klien, bukan pasien. Dan
konselor bukan figur yang memiliki otoritas tetapi secara esensial sebagai guru dan partner
klien sebagimana mereka bergerak secara mutual dalam mendefinisikan tujuan.

Datang seorang pasien bernama ibu Adel berumur 54 tahun. Ia mengeluhkan tidak nyaman
saat makan dan tidak PD saat di depan umum karena bulan kemarin habis dicabut gigi bagian
bawah depannya akibat banyaknya karang gigi yang menumpuk sehingga menyebabkan gigi
goyang dan akhirnya dicabut. Ibu Adel ingin segera mengembalikan kepercayaan dirinya dan
mengembalikan fungsi giginya kembali seperti semula. Ia datang berkonsultasi ke klinik gigi
Mutiara Dental untuk mencurahkan keluh kesahnya dan mencari jalan keluar atas
permasalahannya tersebut.

Tujuan dilakukannya konseling ini ialah membantu pasien yang datang ke klinik gigi
dalammenyelesaikanmasalah yang belum terselesaikan maupun belum mendapatkan solusi
yang tepat oleh konseli itu sendiri.

 Clinical Conseling 

Terapis Gigi : Nomor antrian 2 atas nama Ibu Adelia (memanggil pasien diluar klinik)

Pasien : Oh iyaa mb saya Ibu Adelia

Terapis Gigi : Selamat Pagi ibu, silahkan masuk

Pasien : Pagi. Iya mb terima kasih (Pasien memasuki ruangan)

Terapis Gigi : Silahkan duduk disini ibu (mempersilahkan pasien duduk di kursi)

Pasien : Iya mb terima kasih

Terapis Gigi : Selamat datang diklinik Gigi Mutiara Dental, perkenalkan nama saya Azizah
Noor dari Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang. Sebelumnya, saya cek
kembali datanya ya (terapis gigi membacakan kembali identitas pasien berupa nama, umur,
jenis kelamin, pekerjaan, alamat). Apakah sudah benar bu?

Pasien : Iya mb sudah benar

Terapis Gigi : Kalau boleh tahu, apa keluhan utama yang ibu rasakan sehingga datang ke
klinik gigi Mutiara Dental? (posisi duduk agak condong ke pasien)

Attending
Pasien : Ehmm...begini mb, gigi saya bagian bawah depan kemarin habis dicabut karna
terlalu banyak karang gigi. Saya juga merasa kurang nyaman kalau makan dan tidak PD di
depan umum karena gigi saya ompong. Gimana ya mb untuk mengatasinya?

Acceptance

Terapis Gigi : Baik, jadi ibu merasa kurang nyaman kalau makan dan tidak PD di depan
umum karena gigi ibu mohon maaf “ompong”?

Parafrase

Pasien : Iya mb saya ingin kembali merasakan makan dengan enak tanpa merasa sakit gigi
dan saya juga ingin kembali PD saat berbicara di depan umum. Apalagi mengingat saya ini
orang penting mb, aktif di organisasi profesi yang setiap kali saya harus jadi narasumber di
acara-acara besar.

Activity

Terapis Gigi : Sebelumnya apakah ibu pernah melakukan perawatan gigi di klinik atau
Puskesmas?

Question

Pasien : Pernah mb

Terapis Gigi : Pemeriksaan atau perawatan apa saja yang telah dilakukan dipelayanan
kesehatan gigi untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut ibu? Apakah pernah dilakukan
penambalan gigi atau pernah dilakukan scaling atau pembersihan karang gigi?

Pasien : Sebulan yang lalu saya melakukan pembersihan karang gigi mb di Puskesmas
khususnya gigi bagian bawah dan saya juga pernah melakukan pencabutan gigi mb

Terapis Gigi : Oh begitu ya bu, maaf sebelumnya, apakah ibu memiliki penyakit sistemik
seperti penyakit gula (diabetesmellitus), darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung
(kardiovaskuler)?

Pasien : Tidak ada mb Alhamdulillah

Terapis Gigi : Oh seperti itu. Baik bu, silahkan ibu duduk di dental chair terlebih dahulu
untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter. (mempersilahkan pasien duduk di dental chair)

Pasien : Baik mb
Terapis Gigi : Baiklah saya akan memasangkan celemek untuk melindungi pakaian ibu dari
kotoran saat perawatan

Structuring

Pasien : Iya mb Drg Saya akan memulai pemeriksaan, apakah ibu sudah siap?

Attending and Raport

Pasien : Iya sudah dok

Drg : Setelah saya periksa gigi ibu, untuk mengatasi agar gigi ibu kembali seperti semula ibu
harus melakukan pemasangan gigi palsu

Pasien : Itu kira-kira biayanya berapa ya?

Drg : Nanti biar dijelaskan sama Mb Azizah ya bu, sebagai terapis giginya

Terapis Gigi : Baik ibu sebelumnya saya jelaskan dulu, jadi pemasangan gigi palsu itu
menggunakan metode implant. Pemasangan gigi palsu ini merupakan cara untuk
mengembalikan keestetikan dan fungsi kembali gigi permanen ibu. Untuk biayanya 1 gigi
harganya 1 juta.

Pasien : Apa setelah pemasangan gigi itu ada efek samping yang saya rasakan nantinya?

Terapis Gigi : Untuk pertama kali penggunaan setelah pemasangan biasanya ibu masih
kurang merasa tidak nyaman karena belum terbiasa tapi jika ibu sudah biasa
menggunakannya untuk makan sehari-hari, pasti lama-kelamaan akan nyaman bu. Jadi
intinya perlu ada adaptasi untuk nyaman di mulut ibu.

Leading

Pasien : Oh seperti itu ya mb. Saya takut sakit tapi saya ingin mb melakukan pemasangan
gigi palsubiar gigi saya kembali kayak semula

Terapis Gigi : Ibu mengatakan ibu takut tapi ibu ingin melakukan pemasangan gigi?
Bagaimana ya bu? Konfrontasi

Pasien : Iya mb gimana ya?


Terapis Gigi : Tidak usah takut bu, ini demi kebaikan ibu sendiri agar ibu bisa kembali
nyaman saat makan dan kembali PD di depan umum. Ibu tenang saja tindakan ini aman kok,
karena ditangani langsung oleh tenaga profesional dokter gigi yang punya ilmu khusus di
kesehatan gigi. Jadi ibu percayakan saja pada kami.

Pasien : Oiya mb misal saya memakai gigi palsu apa warnanya akan sama kayak gigi semula?

Terapis Gigi : Untuk warnanya kami buat mirip seperti gigi asli bu, jadi kita menggunakan
bahan yang warnanya menyerupai warna gigi ibu.

Pasien : Ohh lalu untuk cara perawatannya bagaimana ya mb? Apakah sama seperti
biasanya?

Terapis Gigi : Iya bu, sama kok menyikat gigi minimal 2 kali sehari

Pasien : Oh seperti itu, yasudah mb saya bersedia untuk dilakukan pemasangan gigi palsu

Terapis Gigi : Baik ibu, kalau begitu artinya ibu sepakat ya untuk dilakukan pemasangan gigi
palsu.

Clarification

Pasien : Ehmmm...Iya mb saya setuju Acceptance

Terapis Gigi : Baiklah bu, sebelum dilakukan pembuatan gigi palsu, saya cetak dulu rahang
gigi ibu ya, agar gigi palsunya sesuai dengan keadaan gigi ibu

Pasien : Ok mb

Terapis Gigi : Nahh sudah selesai bu, saya instruksikan ke ibu untuk datang kembali kesini
seminggu lagi ya untuk dilakukan pemasangan gigi palsu ibu. Jadi selama seminggu itu saya
buat dulu mahkota gigi ibu dan nantinya akan dipasangkan ke gigi ibu.

Pasien : Baik mb jadi saya kesini lagi minggu depan ya

Terapis Gigi : Iya ibu, jadi seminggu lagi ibu kesini untuk dilakukan pemasangan gigi
palsunya. Apa masih ada yang perlu ditanyakan lagi?

Summary

Pasien : Udah mb cukup

Terapis Gigi : Baiklah perawatan sudah selesai, saya sarankan agar ibu tidak memainkan
soket gigi ibu yang lepas itu ya, tidak usah dimain-mainkan pakai tangan ataupun lidah, dan
ibu juga mengurangi minuman atau makanan yang dingin dan panas dulu, karna tempat
giginya masih sensitif jika terkena rangsangan. Makan yang lunak-lunak dulu jangan makan
yang terlalu keras.

Pasien : Iya mb, terima kasih atas sarannya

Terapis Gigi : Iya sama-sama. Saya lepas dulu ya napkinnya

Pasien : Oh silahkan

Terapis Gigi : Baik bu, tindakan perawatan sudah selesai dilakukan, silahkan ibu nanti
mengurus administrasinya di depan ya bu. Terima kasih dan mohon maaf apabila ada yang
kurang berkenan dihati ibu.

Termination

Pasien : Iya mb, terima kasih Assalamualaikum...

Terapis Gigi : Sama-sama ibu, Waalaikummussalam

Anda mungkin juga menyukai