Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

EVALUASI SUMBER DAYA LAHAN DAN AIR

“Menganalisis Sumber Daya Lahan Non-Pertanian”

Dosen Pengampu: Eni Yuniastuti, S.Pd,. M.Sc

Disusun oleh:

KELOMPOK 4

1. Daffa Rosdannysyah Zulti

2. Ignasius Sitanggang

3. Jayanti Meylani

KELAS D

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga makalahyang
berjudul “Menganalisis Sumber Daya Lahan Non-Pertanian” ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Eni Yuniastuti, S.Pd., M.Si, selaku Dosen yang telah
mengajarkan mata kuliah Evaluasi Sumber Daya Lahan dan Air, serta tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada orang tua kami yang telah menyediakan fasilitas. Tanpa jasa kedua orang tua
kami, tugas ini tidak dapat terselesaikan.Untuk kedepannya, semoga tugas ini dapat bermanfaat dan
dapat digunakan untuk kepentingan belajar.

Tentu kami menyadari bahwa tugas yang kami buat ini memiliki banyak kesalahan, karena itu
dengan penuh kerendahan hati kami mohon maaf. Saran disertai kritik yang membangun dengan
kerendahan hati kami menerima demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.

Medan, Maret 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Tanah Non Pertanian dan Bentuk Aktivitas Kesesuaian Lahan di Lahan Non Pertanian
6
2.2 Ragam Klasifikasi Kesesuaian Lahan FAO........................................................................13
Keterangan :........................................................................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan bagian dari permukaan bumi. Tanah adalah salah satu objek yang diatur
oleh Hukum Agraria. Bahkan tanah tidak hanya untuk manusia yang hidup saja tetapi bagi manusia
yang meninggal pun memerlukan sebidang tanah. Tanah dan pertambahan jumlah penduduk dari
tahun ke tahun akan bertambah, pertambahan tersebut mengakibatkan kebutuhan akan tanah semakin
meningkat yang sampai mengakibatkan semakin banyak alih fungsi lahan pertanian menjadi non
pertanian terjadi. Lahan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia baik sebagai ruang
maupun sebagai sumberdaya karena kehidupan manusia tergantung pada lahan. Manusia dapat
memakai lahan sebagai sumber penghidupan bagi mereka yang mencari nafkah melalui usaha tani
disamping sebagai tempat permukiman. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan
untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian
lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial) sedangkan Evaluasi
kesesuaian lahan adalah proses menaksir kesesuaian lahan untuk berbagai pilihan penggunaan
tertentu, kerangka dasar evaluasi lahan adalah untuk mencocokan (matching) kualitas suatu lahan
dengan syarat yang diperlukan untuk suatu penggunaan tertentu (FAO, 1976).

Pengembangan suatu lahan di suatu tempat tidak lepas dari pengaruh perkembangan tempat
tersebut yang mana banyak dipengaruhi oleh keadaan topografi tertentu. Faktor kebutuhan dan
bervariasinya kegiatan penduduk berpengaruh terhadap tingkat pengembangan lahan disuatu tempat.
Pengembangan yang dilakukan terhadap suatu lahan harus sesuai dengan tata guna lahan. Tata guna
lahan atau landuse adalah pengaturan penggunaan tanah dalam kerangka kebijaksanaan yang telah
ada pada sistem pengaturan ruang agar mencapai keseimbangan ekologis. Menurut Johar T.
Jayadinata (1991: 11) bahwa muatan terpenting dalam tata guna tanah adalah tanah yang menepati
ruang dengan unsur alam yang lain yaitu tubuh tanah, air, iklim dan juga kegiatan manusia Dibawah
ini kita akan membahas bagaimana kesesuaian lahan serta evaluasi berdasarkan kriteria-kriteria
dilapangan agar pembangunan atau penggunaan lahan dapat di nilai cocok atau tidak dalam hal
kesesuaian di lahan non-pertanian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja bentuk aktifitas kesesuaian lahan di lahan non-pertanian?

2. Apa ragam klasifikasi kesesuaian lahan menurut FAO?


1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bentuk aktifitas kesesuaian lahan di lahan non-pertanian

2. Untuk mengetahui ragam klasifikasi kesesuaian lahan menurut FAO


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanah Non Pertanian dan Bentuk Aktivitas Kesesuaian Lahan di Lahan Non Pertanian
Meningkatnya kebutuhan akan tanah yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan
kemajuan industri untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat merupakan hal yang wajar dan tidak
dapat dihindarkan, lalu akibatnya terjadilah pergeseran budaya dalam penggunaan tanah di Indonesia
yakni dari basis sektor pertanian ke sector industri karena tuntutan pembangunan. Tanah yang
merupakan faktor terpenting dalam produksi hasil tanaman yang bermanfaat bagi perkembangan dan
kelangsungan hidup manusia, daya kemampuannya tidak stabil yang artinya makin lama tanah
tersebut dlpergunakan atau makin intensif tanah itu dalam pendayagunaannya, maka hasil yang
diperoleh selalu menunjukkan penurunan itu tidak seimbang. Karena alasan itulah maka ada sebagian
pemilik tanah yang merupakan tanah Pertanian terpaksa dirubah penggunaannya menjadi tanah non
pertanian demi peningkatan taraf kehidupan dirinya beserta keluarganya. Karena dewasa ini jelas
makin banyak bahkan sebagian besar masyarakat belum mengetahui secara pasti bagaimana
mempergunakan tanah hak miliknya yang masih berstatus tanah pertanian, yang akan dialihkan
penggunaannya lain selain sebagai tanah pertanian.

Tanah non pertanian adalah tanah yang ditujukan untuk dijadikan tempat usaha / kegiatan
selain usaha dari bidang pertanian. . Tanah untuk perumahan semakin banyak dibutuhkan seiring
bertambahnya jumlah penduduk. Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data
sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang
diperlukan untuk mengatasi kendala. Ketentuan yang mengatur tentang alih penggunaan tanah dari
tanah pertanian menjadi non pertanian sepanjang tanah tersebut mendapatkan fasilitas pengairan
maka terdapat adanya tiga (3) instansi yang berkepentingan terhadap hal tersebut yaitu Dinas
Pertanian, Dinas Pengairan dan Badan Pertanahan Nasional.

Tanah non pertanian adalah tanah yang ditujukan untuk dijadikan tempat usaha / kegiatan
selain usaha dari bidang pertanian. Contoh dari penggunaan tanah non pertanian sebagai berikut :

1. Penggunaan tanah untuk perumahan.


Tanah untuk perumahan semakin banyak dibutuhkan seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Perumahan dibangun di beberapa lokasi baik di perkotaan maupun di pinggir kota bahkan di
pedesaan.

2. Penggunaan Tanah Untuk Industri


Tanah untuk industri sangat banyak dibutuhkan karena semakin meningkatnya jumlah pabrik
dan industri lainnya yang dibangun. Pembangunan pabrik dan industri selain dimaksudkan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia, juga dapat membuka lapangan kerja,
memberi kesempatan berusaha bagi penduduk, meningkatkan pendapatan penduduk, menunjang
pembangunan daerah, serta memanfaatkan sumber alam dan sumber daya manusia yang ada.

Penggunaan tanah untuk pabrik dan industri biasanya digunakan untuk pembangunan gedung,
gudang, rumah pegawai, kantor administrasi, dan sebagainya. Para pelaku usaha industri selalu
mempertimbangkan lokasi pembangunan pabrik dan industri berdasarkan bahan mentah, pasar, dan
tenaga kerja. Industri yang didirikan berdasarkan pertimbangan kemudahan memperoleh bahan
mentah adalah industri yang mengolah bahan mentah yang cepat rusak (busuk), misalnya yang
mengolah daging, ikan, dan bunga. Industri pengalengan ikan dibangun dekat penghasil ikan dan
industri pengalengan daging dibangun dekat produksi daging. Industri yang didirikan berdasarkan
pertimbangan pasar adalah industri yang menghasilkan barang yang dekat para konsumen barang
yang bersangkutan agar barang yang dihasilkan mudah dipasarkan dan cepat terjual, misalnya
industri pengemasan minuman, pabrik roti, pabrik makanan jadi, dan mebel. Industri yang didirikan
berdasarkan pertimbangan kemudahan memperoleh tenaga kerja yang murah adalah industri yang
menghasilkan barang dengan membutuhkan banyak tenaga kerja manusia, namun biaya (gaji) tenaga
kerja murah, misalnya industri batik, industri bordir, dan industri rokok.

3. Penggunaan Tanah Untuk Jasa


Penggunaan tanah untuk jasa juga memerlukan tanah yang banyak. Tanah untuk jasa
transportasi, misalnya lalu lintas darat, seperti jalan, terminal, halte, stasiun, jalan kereta api, dan
sebagainya. Tanah jasa perdagangan, seperti pertokoan, warung, pasar, gudang, dan sebagai- nya.

Tanah jasa pendidikan, seperti sekolah, kampus, gedung pendidikan kursus, perpustakaan,
dan lapangan olah raga. Tanah jasa untuk keagamaan, seperti masjid, mushola, gereja, kapel, pura,
dan klenteng. Tanah jasa kesehatan, seperti puskesmas, poliklinik, rumah sakit, dan apotek. Tanah
jasa untuk tempat rekreasi, seperti gedung kesenian, gedung bioskop, taman, dan kebun binatang.
Tanah jasa pemerintahan dan swasta, seperti gedung pemerintah (kantor RT, RW, Lurah, Camat,
Bupati, Gubernur, sampai Menteri dan Presiden), dan gedung swasta. Tanah jasa untuk keamanan,
seperti pos ronda, pos dan kantor polisi, markas tentara, dan gedung untuk penyimpanan alat perang
dan perbekalan tentara dan polisi.

Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan
persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan
kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi
dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang
produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila
komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai. Adapun Bentuk aktifitas di lahan non-
pertanian adalah :

1. Kesesuaian Lahan Untuk Gedung Tempat Tinggal


Bangunan gedung tempat tinggal yang dimaksud di sini adalah bangunan gedung yang bebannya
tidak lebih dari tiga lantai. Penentuan kesesuaian lahannya didasarkan pada kemampuan tanah
sebagai penopang pondasi bangunan . Sifat lahan yang berpengaruh adalah daya dukung tanah, dan
sifatsifat tanah yang berkaitan dengan biaya penggalian dan konstruksi. Daya dukung tanah
ditentukan oleh kerapatan (density), tata air tanah (wetness), bahaya banjir, plastisitas dan tekstur,
potensi mengembang dan mengkerut. Sedangkan biaya penggalian tanah untuk pondasi ditentukan
oleh tata air tanah, kemiringan, kedalaman tanah hingga ke hamparan batuan, dan keadaan batu di
permukaan (USDA, 1971). Kriteria kesesuaian untuk tempat tinggal Sifat tanah Kesesuaian lahan:
Baik Sedang Buruk Drainase Bangunan dengan ruang bawah tanah: Baik hingga sangat baik Sedang
Agak burukterhambat Tanpa ruang bawah tanah: Sedang hingga Sngt cepat Buruk hingga Agak
buruk Terhambat Air tanah musiman Dengan ruang bawah tanah: ( > 1 bulan ) > 150 cm > 75 < 75.

2. Lapangan Tempat Bermain (Play Ground)


Tempat bermain dalam hal ini adalah tanah lapang yang dapat digunakan untuk bermain sepakbola,
bola voli, badminton, baseball, dan olah raga permainan lainnya. Dengan demikian permukaan lahan
akan terus diinjakinjak oleh para pemain dan penonton. Oleh karena itu dierlukan daerah yang datar,
drainasenya baik, mempunyai tekstur dan konsistensi yang mampu mendukung permukaan tanah
menjadi teguh, juga tidak berbatu.
3. Lahan Tempat Berkemah (Camping Ground)
Tempat berkemah adalah tempat untuk menginap dengan menggunakan tenda, beserta
kendaraan kemah dan segenap aktivitas di luar perkemahan "(outdoor living)". Dalam kondisi
seperti ini tanah harus dapat dilewati berulang-kali oleh manusia atau secara terbatas oleh
kendaraan.

4. Daerah Untuk Piknik


Daerah untuk piknik adalah daerah semacam taman yang secara intensif digunakan
untuk berpiknik. Kendaraan yang melewati jalan- jalan dalam taman tersebut dibatasi
intensitasnya.

5. Jalan Setapak (Paths dan Trails)


Jalan setapak yang dimaksud adalah jalan setapak yang sering digunakan untuk lintas
alam (cross country). Daerah ini akan digunakan sebagai jalan setapak seperti dalam keadaan
aslinya dan tidak ada pemindahan material tanah, baik dengan penggalian maupun
penimbunan.
6. Kesesuaian Lahan Untuk Pembuatan Jalan
Pengertian Jalan adalah jalan yang terdiri atas: (i) tanah setempat yang telah diratakan
(tebal penggalian atau pengurugan tanah kurang dari 6 meter) dan disebut "subgrade"; (ii)
lapisan dasar (base) yang terdiri atas kerikil, batu pecahan, penstabil tanah dari kapur atau
semen; (iii) lapisan permukaan yang fleksibel (aspal) atau keras (beton), atau kerikil yang
direkatkan seperti di pedesaan. Jalan ini dilengkapi dengan saluran drainase di kedua sisinya.
Sifat-sifat tanah yang dipertimbangkan dalam perencanaan dan pembuatan jalan adalah
kekuatan tanah, stabilitas tanah dan jumlah tanah galian-urugan yang tersedia (USDA, 1971).

7. Kesesuaian Lahan Untuk Tempat Penimbunan Sampah (Berbentuk Galihan)


Tempat penimbunan sampah berbentuk galian merupakan suatu galian untuk
menimbun sampah setiap hari, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah setebal kira-kira 15
cm. Bahan tanah penutup diperoleh dari tanah bekas galian tersebut. Setelah galian tanah
penuh sampah, permukaan ditutup dengan lapisan tanah setebal sekitar 60 cm. Kesesuaian
suatu bidang tanah untuk tempat penimbunan sampah dipengaruhi oleh tata air tanah
(drainase tanah, kedalaman permukaan air bumi , dan permeabilitas tanah), lereng, tekstur,
kedalaman hamparan batuan, dan jumlah batu di permukaan tanah (USDA, 1971).
Kemungkinan terjadi pencemaran terhadap air bumi oleh tempat penimbunan sampah dapat
ditunjukkan oleh kedalaman muka air bumi dan permeabilitas tanah. Air bumi akan tercemar
apabila dekat dengan dasar galian penimbunan sampah dan apabila tanahnya permeabel.
Untuk mencegah pencemaran terhadap air bumi pada tanah yang sarang (permeabel), dasar
dan dinding galian harus dipadatkan.
8. Kesesuaian Lahan Untuk Tempat Pembuangan Sampah Terbuka
Sampah dibuang di atas permukaan tanah. Material tanah yang digunakan untuk
menutup tempat sampah, yang dilakukan setiap hari atau setelah smapah penuh didatangkan
dari tempat lain.
9. Kesesuaian Lahan Untuk Septic-tank
Penentuan kelas kesesuaian didasarkan atas kemampuan tanah untuk menyerap aliran
dari septic-tank. Kemampuan tanah ini ditentukan oleh permeabilitas, tinggi muka air bumi,
dalamnya tanah hingga hamparan batuan, perkolasi tanah, bahaya banjir, lereng dan keadaan
batu di permukaan.

2.2 Ragam Klasifikasi Kesesuaian Lahan FAO

Dalam kerangka kerja evaluasi lahan FAO (1976), dikenal 4 macam


klasifikasi kesesuaian lahan, yaitu :
 Kessuaian lahan yang bersifat kualitatif.
 Kesesuaian lahan yang bersifat kuantitatif.
 Kesesuaian lahan aktual.
 Kesesuaian lahan potensial
Masing- masing klasifikasi kesesuaian lahan merupakan penilaian dan
pengelompokan satuan lahan dalam pengertian kesesuaian untuk penggunaan
tertetuan. Dibawah ini ada tabel tentang persyaratan penggunaan lahan untuk jagung
(Zea mays) (Djaenudin et al., 2000).
Persyaratan Kelas Kesesuaian lahan
Penggunaan S1 S2 S3 N
Karakteristik Lahan

Temperatur (tc)
Temperature rerata (0C) 20-26 - 16-20 <16
>26-30 30-32 >32
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 500-1200 1200-1600, >1600 < 300
400-500
Kelembaban (%) >42 36-42 30-36 <30
Ketersediaan oksigen
(oa)

Drainase Baik-agak Agak cepat terhambat Sangat


terhambat terhambat
cepat

Media perakaran (rc)


tekstur h, ah, ss h, ah, s ak k
Bahan kasar (%) <15 15-35 35-55 >55
Kedalaman tanah (cm) >60 40-60 25-40 <25
Gambut :
Ketebalan (cm) <60 60-140 140-200 >200
+ dengan sisipan / <140 140-200 200-400 >400
pengayaaan
kematangan Saprik + saprik hemik fibrik
Hemik + Fibrik +
Retrensi hara (nr)
KTK liat ( cmol) >16 = 16
Kejenuhan basa (%) >50 35-50 <35
pH H2O 5,8-7,8 5,5-5,8 <5,5
7,8-8,2 >8,2
C-Organik (%) >0,4 = 0,4
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) <4 4-6 6-8 >8
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP ( %) <15 15-20 20-25 >25
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik >100 75-100 40-75 <40
(cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) <8 8-16 16-30 >30
Bahaya erosi sr r-sd b sb
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - F1 F2
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan <5 5-15 15-40 >40
(%)
Singkapan batuan (%) <5 5-15 15-25 >25

Keterangan :
Tekstur :
 h = halus;
 ah = agak halus;
 s = sedang;
 ak = agak kasar;
 + = gambut dengan sisipan/pengkayaan bahan
mineral; Bahaya erosi :
 Sr = sangat ringan;
 r = ringan;
 sd = sedang;
 b = berat;
 sb = sangat berat.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/82849-ID-analisis-kesesuaian-lahan- pertanian-
terh.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Lahan_pertanian
https://media.neliti.com/media/publications/277189-none-c40fe6a2.pdf
file:///C:/Users/HP/Downloads/BUKU_AJAR_KLASIFIKASI_TANAH_DAN_K
ESESUAI%20(1).pdf
http://www.caragampang.com/2014/08/pengertian-dan-definisi-tanah-menurut.html

Anda mungkin juga menyukai