Abstract
The objective of the research is to analyze the policy evaluation of school operational
assistance to elementary schools at District of Palu Timur. The method of the research is
qualitative method. The informants of the research are Sector Chiefs of Elementary Education,
Head of Sub- Administarative Program and planning, principal at SDN 24 Palu, Principal at SDN
15 Palu, School Comittee,and parents. The data of the research are primary data and secondary
data. The techniques of data collection are observation, interview, and documentation. This
research describes BOS fund at the schools assest using policy evaluation, namely effectiveness,
efficiency, adequacy, flattening, responsivity, and accuracy. Based on six criterias above can be
known that from the objective of BOS fund policy is running well. But, it is not optimal yet in the
implementation, it can not show an increasing to good and excellent education services.
Keywords: Policy Evaluation, Effectiveness, Efficiency, Adequacy, flattening, responsivity, and
accuracy.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 dasarnya setiap kebijakan publik mengandung
tentang Sistem Pendidikan Nasional resiko untuk mengalami kegagalan. Evaluasi
mengamanatkan bahwa setiap warga negara kebijakan pendidikan dilakukan untuk menilai
yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti sejauhmana tujuan dan arah kebijakan
pendidikan dasar. Konsekuensi dari amanat pendidikan sudah tepat dan mancapai tujuan
undang-undang tersebut maka pemerintah yang diharapkan dan juga evaluasi dibutuhkan
wajib memberikan layanan pendidikan bagi untuk melihat kesenjangan antara harapan dan
seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan kenyataan. Penyebab kegagalan dari sebuah
dasar (SD/MI dan SMP/MTs serta satuan kebijakan dibagi menjadi dua kategori yaitu
pendidikan yang sederajat). Kenaikan harga 1) karena non implementation (tidak
BBM mulai tanggal 1 Maret 2005 yang terlaksana) dan 2) karena non unsuccesfull
diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan (implementasi yang tidak berhasil). Menurut
pokok lainnya, akan menurunkan kemampuan Dunn (2003) Evaluasi memainkan sejumlah
daya beli penduduk miskin. Hal tersebut lebih fungsi utama dalam analisis kebijakan.
lanjut dapat menghambat upaya penuntasan 1. Pertama, dan yang paling penting, evaluasi
program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 memberi informasi yang valid dan dapat
Tahun karena penduduk miskin akan semakin dipercaya mengenai kinerja kebijakan,
sulit memenuhi kebutuhan biaya pendidikan. yaitu, seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
Selain memberikan musibah, kenaikan BBM kesempatan telah dapat dicapai melalui
membawa dampak positif bagi dunia tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi
pendidikan. Salah satu bentuk kompensasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-
kenaikan BBM tahap pertama adalah BOS tujuan tertentu (misalnya, perbaikan
(Bantuan Operasional Sekolah). Sejalan kesehatan) dan target tertentu.
dengan hal tersebut sebuah kebijakan 2. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada
pendidikan tidak bisa dilepas begitu saja klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai
tanpa dilakukan evaluasi, karena pada yang mendasari pemilihan tujuan dan
91
92 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 1Januari 2017 hlm 91-98 ISSN: 2302-2019
target. Nilai diperjelas dengan kinerja guru dan operasional sekolah, masih
mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan adanya pungutan-pungutan yang dilakukan
dan target. Nilai juga dikritik dengan pihak sekolah kepada murid, dan beberapa
menanyakan secara sistematis kepantasan masalah yang terjadi. Sehingga pelaksanaan
tujuan dan target dalam hubungan dengan kebijakan dana BOS itu sendiri tidak berjalan
masalah yang dituju. Dalam menanyakan efektif dan efisien. Atas dasar terlaksananya
kepantasan tujuan dan sasaran, analis dapat kebijakan dana BOS di sekolah secara efektif
menguji alternatif. Sumber nilai maupun dan optimal sehingga tujuan dasar dari
landasan mereka dalam berbagai bentuk kebijakan dana BOS ini dapat tercapai, maka
rasionalitas (teknis, ekonomis, legal, sosial, penulis melakukan pendekatan evaluasi
substantif). kebijakan dengan menggunakan 6 kriteria
3. Ketiga, evaluasi memberi sumbangan pada evaluasi Dunn, yaitu efektivitas, efisiensi,
aplikasi metode-metode analisis kebijakan kecukupan, perataan, responsivitas dan
lainnya, termasuk perumusan masalah dan ketepatan.
rekomendasi. Informasi tentang tidak
memadainya kinerja kebijakan dapat METODE
memberi sumbangan pada perumusan
ulang masalah kebijakan, sebagai contoh, Penelitian ini menggunakan penelitian
dengan menunjukkan bahwa tujuan dan kualitatif dengan menggunakan model desain
target perlu didefinisikan ulang. Evaluasi penelitian yaitu diskriptif, yaitu penelitian
dapat pula menyumbang pada definisi yang dilakukan dengan cara memberi
alternatif kebijakan yang baru atau revisi gambaran dan penjelasan suatu objek secara
kebijakan dengan menunjukkan bahwa mendalam. Penelitian kualitatif bertujuan
alternatif kebijakan yang diunggulkan untuk menggambarkan, meringkas berbagai
sebelumnya perlu dihapus dan diganti kondisi, berbagai situasi atau berbagai
dengan yang lain. fenomena realitas sosial yang ada di
Begitu pentingnya dana BOS ini masyarakat yang menjadi obejek penelitian
sehingga dalam pelaksanaannya dituntut dan berupaya menarik realitas itu
pengawasan yang lebih terhadap kebijakan kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter,
dana BOS tersebut. Tidak saja oleh pihak- sifat, model, tanda atau gambaran tentang
pihak yang berkompeten di dinas pendidikan, kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu.
kepala sekolah, pengawas dan komite Penelitian evaluasi merupakan salah satu cara
sekolah, Orangtua siswa juga harus lebih untuk mengetahui dan mengukur baik dari
kritis mengawasi penggunaan dana bantuan segi akibat yang ditimbulkan oleh suatu
operasional sekolah (BOS), demi terciptanya program maupun revisi-revisi yang perlu
transparansi BOS. dilakukan pada saat penyusunan program,
Dalam pelaksanaannya dari tahun 2005 implementasi dan kelanjutan suatu program
hingga sekarang penyelenggaraan dana BOS dimasa yang akan datang.
pada sekolah-sekolah di Provinsi Sulawesi Dalam pelaksanaan, peneliti melakukan
Tengah masih tidak luput dari berbagai survey, dengan maksud bukan hanya untuk
masalah. Masih terdapat perbedaan data yang mengetahui objek, tetapi juga bermaksud
diinput di Dapodik dengan data riil di menentukan kesamaan status dengan cara
sekolah, terdapat beberapa sekolah yang membandingkannya dengan standar yang
belum memiliki rekening resmi sehingga sudah dipilih atau ditentukan (Arikunto,
penyaluran dana BOS masih menggunakan 1980:87). Peneliti berusaha mencari jawaban
rekening Kepala Sekolah, keterlambatan terhadap fenomena dari permasalahan yang
penyaluran dana BOS yang mempengaruhi diajukan lalu menggambarkannya, sehingga
Nurmala Sari Soulisa, Evaluasi Kebijakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ««««««««««««« 93
sudah dibangun sejak awal penelitian dan menentukan berhasil dan tidaknya kebijakan
jawaban terakhir secara empirik yang dana BOS yang dilaksanakan pada dua
dikuatkan oleh referensi teoritik serta sikap sekolah sampel yang terletak di Kecamatan
peneliti sendiri Palu timur sangat ditentukan oleh efektifitas
3. Penarikan kesimpulan (conclution kebijakan dana BOS di sekolah tersebut.
drawing), yakni melakukan verifikasi Karena diketahui secara umum tujuan
secara terus menerus sepanjang proses program dana BOS itu adalah untuk
penelitian berlangsung, yaitu sejak awal meringankan beban masyarakat terhadap
memasuki lokasi penelitian dan selama pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib
proses pengumpulan data. Peneliti belajar 9 tahun yang bermutu, sehingga
berusaha untuk menganalisis data yang diharapkan tidak ada lagi siswa yang putus
dikumpulkan dengan cara mencari pola, sekolah dikarenakan masalah pembiayaan.
tema, hubungan persamaan hal-hal yang Hasil Wawancara menggambarkan
sering muncul dan lain sebagainya yang efektivitas pelaksanaan dana BOS ini telah
dituangkan dalam kesimpulan yang masih dilakukan secara optimal oleh pihak sekolah.
bersifat tentatif, akan tetapi dengan Berdasarkan uraian hasil wawancara dengan
bertambahnya data melalui proses beberapa informan, maka peneliti berpendapat
verifikasi secara terus menerus, maka akan bahwa pelaksanaan kebijakan dana BOS di
GLSHUROHK NHVLPSXODQ EHUVLIDW ³grounded³ sekolah sudah efektif. Hal ini dikarenakan
dengan kata lain setiap kesimpulan pihak sekolah dalam pelaksanaan dan
senatiasa dilakukan verifikasi selama pengelolaan dana BOS selalu bersandar
penelitian berlangsung. kepada aturan yang telah ditetapkan yaitu
Petunjuk Teknis (JUKNIS) penggunaan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN pertanggungjawaban dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Sehingga secara
Untuk mengetahui bagaimana khusus tujuan dari program BOS itu sendiri
pelaksanaan kebijakan dana BOS pada dapat dirasakan manfaatnya oleh peserta didik
Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Palu khususnya siswa miskin. Yang mana
Timur, peneliti menggunakan beberapa pelaksanaan kebijakan dana BOS yaitu
kriteria yang diajukan oleh Dunn (2000 : meringankan biaya pendidikan oleh siswa
610). Dunn mengajukan enam tipe kriteria tercapai. Pelayanan pendidikan yang
yang dapat digunakan, kriteria evaluasi dilakukan sekolah juga dirasakan cukup baik.
terbagi atas 6 indikator yaitu : Efektifitas, Walaupun adanya dana BOS ini belum secara
Efisiensi, Kecukupan, Perataan, Responsifitas jelas memperlihatkan adanya peningkatan
dan ketepatan. dalam mutu pendidikan.
Efektivitas Efisiensi
Pada dasarnya untuk menentukan Kata efektivitas dan efisiensi seringkali
keberhasilan suatu program kegiatan yang kita gunakan ketika kita membahas suatu
dilaksanakan tidak terlepas dari kata perencanaan dan sebuah program kerja, kedua
efektivitas, karena efektivitas diartikan kata tersebut sangat tepat digunakan sebagai
sebagai pengukuran keberhasilan dalam konteks yang berorientasi pada tujuan atau
pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran yang hasil. Efektivitas menekankan pada hasil yang
telah ditentukan, misalnya jika suatu dicapai dengan tidak memperhitungkan
pekerjaan dapat selesai dengan pemilihan tenaga, waktu dan biaya, sedangkan efisiensi
cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara lebih melihat pada bagaimana cara untuk
tersebut adalah benar atau efektif. Untuk mencapai hasil itu dengan penggunaan
Nurmala Sari Soulisa, Evaluasi Kebijakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ««««««««««««« 95
sumber daya secara minimum guna mengukur atau memprediksi seberapa jauh
pencapaian hasil yang optimum. Dengan kata alternatif yang ada dapat memuaskan
lain efisiensi dimaksudkan adalah suatu usaha kebutuhan, nilai atau kesempatan dalam
yang kita lakukan mencapai hasil yang menyelesaikan masalah yang terjadi.
maksimal tanpa harus membuang banyak Salah satu faktor yang sangat penting
waktu dan biaya yang harus dikeluarkan. diketahui dalam menentukan keberhasilan
Karena dalam mengerjakan sesuatu hal selalu atau kegagalan sebuah program yang
mempertimbangkan sumber daya yang dilaksankan adalah kecukupan. Aspek ini
digunakan, yakni bagaimana kita sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan
memanfaatkan tenaga, uang dan waktu yang dari pada kebijakan, apabila aspek kecukupan
sangat minimal demi pencapaian hasil sesuai terpenuhi dalam suatu program, maka secara
dengan tujuan yang telah ditentukan otomatis kegiatan yang akan dilaksanakan
sebelumnya. berjalan dengan baik dan bisa dipastikan
Hasil Wawancara menggambarkan program tersebut akan berhasil meskipun
bahwa terdapat beberapa kendala dalam terdapat kendala dalam program akan tetapi
penyaluran dana BOS sehingga belum tetap menemukan solusi dalam
berjalan maksimal. Hal ini mempengaruhi penyelesaiannya, apabila sumber daya yang
efisiensi waktu dari pelaksanaan dana BOS digunakan mendukung dalam operasionalisme
itu sendiri. program dan kebutuhan bagi penerima
Sehingga peneliti berpendapat manfaat program terpenuhi.
berdasarkan hasil wawancara bahwa efisiensi Hasil wawancara menggambarkan
pelaksanaan kebijakan dana BOS disekolah bahwa dana BOS sangat bermanfaat dalam
sudah efisien jika dinilai dari segi operasional sekolah tapi jumlah anggaran
pemanfaatannya bagi siswa terutama siswa dana BOS yang diterima sekolah dalam
miskin karena dapat memenuhi segala membiayai operasional sekolah dirasakan
kebutuhannya dalam kegiatan belajar di belum cukup atau memenuhi. Padahal dana
sekolah dan opersional sekolah itu sendiri. yang diterima oleh sekolah cukup besar
Tapi jika dinilai efisiensi di sekolah belum karena jumlah siswa yang semakin banyak
berjalan maksimal, hal ini disebabkan karena setiap tahunnya. Sehingga dari pihak sekolah
pelaksanaan kebijakan dana BOS di sekolah dan Komite menyepakati adanya sumbangan
yang juga diemban oleh guru sebagai tenaga komite sekolah untuk memenuhi kebutuhan
pengajar sehingga dapat mempengaruhi sekolah yang tidak terkafer oleh dana BOS
kinerja dalam pelaksanaan kebijakan dana dan yang memang peruntukannya tidak ada
BOS tersebut. dalam juknis penggunaan dana BOS.
Kecukupan Perataan
Kecukupan dalam kebijakan publik Pemerataan dalam kebijakan publik
dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai dapat dikatakan mempunyai arti dengan
sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran
hal. William N. Dunn mengemukakan bahwa kebijakan publik. William N. Dunn
kecukupan (adequacy) berkenaan dengan menyatakan bahwa kriteria kesamaan (equity)
seberapa jauh suatu tingkat efektivitas erat berhubungan dengan rasionalitas legal
memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan dan sosial dan menunjuk pada distribusi
yang menumbuhkan adanya masalah (Dunn, akibat dan usaha antara kelompok-kelompok
2003: 430). Dari pengertian di atas dapat yang berbeda dalam masyarakat (Dunn, 2003:
disimpulkan bahwa kecukupan masih 434). Kebijakan yang berorientasi pada
berhubungan dengan efektivitas dengan perataan adalah kebijakan yang akibatnya
96 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 1Januari 2017 hlm 91-98 ISSN: 2302-2019
atau usaha secara adil didistribusikan. Suatu pengendali kebijakan yang dilakukan
program tertentu mungkin dapat efektif, sehingga dapat terlaksana dengan baik dan
efisien dan mencukupi apabila biaya manfaat tepat. Manfaat kebijakan dana BOS ini pun
merata. Kunci dari pemerataan yaitu keadilan dirasakan oleh orang tua siswa dengan
atau kewajaran. mendukung dan tetap memantau jalannya
Dari hasil wawancara menggambarkan pengelolaan kebijakan di sekolah.
bahwa pemerataan penyaluran dana BOS
dapat dirasakan oleh semua siswa. Sehingga Ketepatan
peneliti berpendapat bahwa pelaksanaan Ketepatan merujuk pada nilai atau harga
kebijakana dana BOS dari aspek perataan dari tujuan program dan pada kuatnya
sudah optimal dilakukan. asusmsi yang melandasi tujuan-tujuan
tersebut. William N. Dunn menyatakan bahwa
Responsivitas kelayakan (appropriateness) adalah kriteria
Responsivitas dalam kebijakan publik yang dipakai untuk menseleksi sejumlah
dapat dikatakan sebagai respon dari suatu alternatif untuk dijadikan rekomendasi
aktivitas terhadap sasaran atas penerapan dengan menilai apakah hasil dari alternatif
suatu kebijakan. Aspek ini merupakan salah yang direkomendasikan tersebut merupakan
satu kriteria yang dinilai dalam menentukan pilihan tujuan yang layak. Kriteria kelayakan
keberhasilan atau kegagalan program yang dihubungkan denganrasionalitas substansif,
dilaksanakan. Dimana responsivitas karena kriteria ini menyangkut substansi
merupakan salah satu usaha untuk tujuan bukan cara atau instrumen untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik (good merealisasikan tujuan tersebut (Dunn,
governance) yang didambakan oleh 2003:499).
masyarakat jika kebijakan yang diterapkan Hasil wawancara tersebut
dapat merespon tuntutan dan kebutuhan menggambarkan bahwa pengelolaan dana
masyarakat. Sehingga peneliti berpendapat BOS di sekolah dilakukan sesuai juknis
bahwa responsivitas yang dimaksud dalam penggunaan dan pertanggungjawaban
penelitian ini adalah adanya kepuasaan yang keuangan dana BOS tahun anggaran 2014
dirasakan baik dari pihak pemberi layanan agar tepat sasaran dalam pelaksanaan dan
maupun bagi penerima layanan. Pelayanan manfaatnya dapat dirasakan semua peserta
yang dimaksud yaitu layanan dalam hal didik khususnya siswa miskin dalam bentuk
pendidikan. Sesuai dengan konsep pelayanan pendidikan yang baik.
responsivitas (responsiveness) yakni
berkenaan dengan seberapa suatu kebijakan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau
nilai kelompok-kelompok masyarakat Kesimpulan
tertentu. (William N. Dunn (1999: 610). Berdasarkan hasil penelitian tentang
Selanjutnya responsivitas dalam penelitian ini evaluasi kebijakan dana Bantuan Operasional
ditujukan untuk menilai respon yang Sekolah (BOS) pada Sekolah Dasar Negeri 15
diberikan dalam mendukung kebijakan dana Palu dan Sekolah Dasar Negeri 24 Palu maka
BOS di sekolah. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Dari hasil wawancara, maka peneliti Kebijakan dana Bantuan Operasional
berpendapat bahwa aspek responsifitas telah Sekolah (BOS) pada Sekolah Dasar Negeri 15
terpenuhi dengan cukup baik. Hal ini Palu dan Sekolah Dasar Negeri 24 Palu dapat
dikarenakan pemerintah sangat merespon dinilai dengan menggunakan kriteria evaluasi
secara positif kebijakan pengelolaan dana kebijakan yakni efektivitas, efisiensi,
BOS di sekolah dengan fungsinya sebagai
Nurmala Sari Soulisa, Evaluasi Kebijakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ««««««««««««« 97