Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN KEGIATAN PROYEK AKHIR


MPKT A
Makanan, Minuman, dan Tarian Asal Sulawesi Selatan
10 Desember 2019

HOME GROUP 2
Amanda Nasha D. P. - 1906289451
Dhaifina Fajryn – 1906289703
Marco Kenji – 1906289281
Rafiqa Aji N. M. – 1906303336
Shafina Ramadhanty - 1906303456

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

DEPOK

2019
BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki berbagai


macam kebudayaan. Tradisi yang diwariskan turun temurun, alam yang memiliki
berbagai keunikannya sendiri, dan keanekaragaman dari setiap daerah yang tidak
ada hentinya untuk digali. Indonesia juga terdiri dari berbagai macam ras, suku
bangsa, agama, dan bahasa. Dengan demikian, Indonesia dapat dikatakan sebagai
negara yang majemuk.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia adalah negara majemuk dan tidak
dapat dibantah lagi bahwa terdapat 6 agama yang diakui; Islam, Katolik,
Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Dengan 707 bahasa utama yang
digunakan di setiap daerahnya, ditambah dengan gaya bahasa yang berbeda.
Bahasa-bahasa tersebut digunakan oleh 1.340 suku yang tersebar dari Sabang
hingga Merauke. Suku-suku tersebut tinggal di 17.508 pulau yang tersebar di
Indonesia. Besarnya jumlah tadi melahirkan tradisi dan budaya yang unik.
Lanskap indah yang telah di desain oleh Tuhan menambah keunikan negara ini.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia adalah negara
majemuk yang memiliki suku, tradisi, budaya, dan lanskap yang unik. Begitu juga
kita sebagai masyarakat Indonesia sepatutnya ikut andil dalam menjaga keutuhan
dalam kemajemukan Indonesia selayaknya semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Proyek akhir dari HG-2 ini mempersembahkan Tari Tulolonna serta


hidangan Coto Makassar dan Es Pisang Ijo dari Sulawesi Selatan dengan intensi
agar keberagaman yang terkandung di dalam masyarakat Indonesia lebih dihargai
dan dicintai oleh generasi muda bangsa.
BAB II

ISI

A. Penjelasan Tarian dan Hidangan Asal Sulawesi Selatan


Tari Tulolonna
Tari Tulolonna adalah salah satu tarian tradisional yang berasal
dari daerah Sulawesi. Tarian ini menggambarkan wanita-wanita bugis
Makassar memakai baju bodo dan lipa sabbe. Tari tulolonna
merupakan salah satu tarian traditional yang cukup terkenal di
Sulawesi dan sering ditampilkan saat upacara adat.
Tari tulolonna dulunya dilakukan oleh masyarakat Sulawesi,
khususnya menggmbarkan wanita wanita bugis memakai baju bodo
dan lipa sabbe. Dan biasanya ditampilkan saat upacara adat. Namun,
sekarang tarian ini tidak hanya dilakukan saat upacara adat, melainkan
sebagai tarian pesta kesenian bagi masyarakat juga.
Seperti yang dijelasksan sebelumnya, tarian tulolonna dulu sering
dilakukan oleh masyarakat Sulawesi pada saat upacara adat, namun
sekarang tari tulolonna lebih difungsikan sebagai tarian pesta kesenian
bagi masyarakat.
Tari tulolonna biasanya dibawakan oleh para penari wanita secara
berkelompok. Jumlah penari dalam tari tulolonna ini biasanya terdiri
dari 8 orang penari. Dalam pertunjukkan, para penari dengan memakai
pakaian traditional bodo dan lipa sabbe. Dengan diiringi musik dan
nyanyian daerah. Para penari menari dengan gerakkan kakinya gemulai
tangannya dan caranya memegang sarung yang sangat indah
dipandang mata. Begitu anggunya gadis gadis bugis makassar sopan
santun dalam bertindak serta halus tutur bicaranya.
Dalam perkembangannya, Tari Tulolonna masih dilestarikan dan
dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi juga
sering ditambahkan disetiap pertunjukannya, baik dalam segi gerak,
kostum, musik pengiring, maupun bentuk pertunjukan. Hal ini
dilakukan agar terlihat menarik, namun tidak meninggalkan ciri khas
dan keasliannya.
Tari tulolonna juga sering ditampilkan di berbagai acara seperti
acara adat, maupun acara hiburan. Selain itu, Tari Tulolonna juga
sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni,
festival budaya, dan promosi pariwisata. Hal ini tentu dilakukan
sebagai usaha melestarikan dan memperkenalkan kepada para generasi
muda maupun masyarakat luas akan Tari Tulolonna ini.
Tari yang akan dievaluasi adalah tari yang berjudul tari tutololonna
yang berasal dari Sulawesi. Tari ini dipentaskan disebuah panggung
yang berada di Sulawesi. Tarian ini dipentaskan pada siang hari yang
cerah. Untuk informasi waktu yang lebih lengkap tidak diberikan oleh
sang peng-upload video. Orang yang menarikan tarian ini adalah orang
asli daerah Sulawesi. Tarian ini ditarikan untuk hiburan bagi para
masyarakat yang datang menonton.
Berdasarkan yang saya amati, para penari sudah dapat melakukan
& menyelesaikan tarian secara keseluruhan dan serasi namun masih
terdapat anggota penari yang melirik penari lain karena panari ini
masih kurang hafal. Gerakan yang diberikan oleh penari juga sudah
indah karena sudah dapat mempertegas karakter tokoh yang
diperankan yaitu lemah dan lembut. Gerakan yang dilakukan oleh
penari juga sudah sesuai dengan irama dan temponya karena disetiap
ketukan gerakan yang dilakukan penari berubah dan para penari
bergerak cepat sesuai dengan temponya yang cepat pula. Isi tari yang
dimaksudkan dalam tarian sudah sesuai dengan gerakan tari yang
seolah-olah melakukan gerakan tari yang dimainkan. Busana & riasan
yang dipakai oleh para penari adalah busana & riasan khas Sulawesi
yang sudah sesuai dengan asal tarian ini. Karena kualitas video yang
diberikan oleh pengunggah video cukup bagus, maka ekspresi yang
ditampilkan oleh penari cukup jelas.

Coto Makassar
Coto Makassar adalah salah satu makanan khas Makassar,
Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari bahan utama daging sapi
dan isi perut (jeroan) yang disajikan dengan kuah yang telah diracik
dengan berbagai rempah-rempah. Coto Makassar juga merupakan
makanan khas perpaduan tradisi Cina, yaitu menggunakan saus tauco
agar terasa lebih nikmat.
Coto Makassar merupakan makanan khas tertua di Indonesia
karena pada dasarnya Coto Makassar telah ada sejak zaman Kerajan
Gowa sekitar tahun 1538. Pada saat itu, Coto Makassar dijadikan
sebagai hidangan untuk sarapan para pengawal kerajaan.
Pada suatu daerah di Makassar terdapat seorang juru masak
bernama Toak. Pada zaman itu, daging kerbau diolah untuk dijadikan
sebagai hidangan untuk para raja-raja. Namun, hidangan tersebut
hanya berupa daging sedangkan isi perut (jeroan) tidak dikonsumsi dan
dibuang begitu saja. Juru masak bernama Toak tersebut merasa
mubazir terhadap isi perut yang dibuang. Oleh karena itu, Toak
mengkreasikan masakan menggunakan isi perut tersebut dan dibagikan
kepada para pengawal kerajaan dan rakyat lainnya. Hasil masakan
Toak ini sangat disukai oleh semua orang sampai singkat cerita
masakan tersebut dirasakan oleh raja-raja bahkan menjadi makanan
kesukaan sang raja.

Es Pisang Ijo
Es Pisang Ijo merupakan makanan khas Makassar yang terbuat dari
pisang kukus yang dibalut dengan adonan tepung berwarna hijau. Es
pisang ijo juga disajikan dengan bubur yang terbuat dari santan dan
dihiasi oleh sirup berwarna dan juga es batu.
Asal-usul es pisang ijo bermula ketika seorang juru masak bernama
Ijo yang tinggal di Pulau Sulawesi mendapat ancaman raja. Sebagai
juru masak raja, Ijo harus membuatkan makanan untuk sang raja.
Namun, pada suatu saat masakan Ijo ditolak karena tidak sesuai
dengan selera sang raja dan sang raja pun mengancam untuk
membunuh Ijo. Ijo pun memikirkan menu masakan lain yang dapat
menurunkan amarah sang raja dan membatalkan ancamannya.
dikarenakan sang raja sangat menyukai pisang, Ijo pun mendapat ide
untuk membuat es pisang. Kemudian sang raja menyukai hasil
masakan Ijo kali ini dan membatalkan ancamannya. Sebagai
penghargaan, sang raja menamakan makanan ini dengan sebutan Es
Pisang Ijo.

B. Pesan dari Penampilan


C. Persiapan dan Pelaksanaan
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil oleh Home Group 2 dari adanya proyek
akhir MPKT A ini adalah kita sebagai generasi muda penerus bangsa dapat
mempelajari budaya-budaya baru seperti tarian, hidangan, serta upacara adat suku
lainnya. Dengan mempelajari budaya-budaya tersebut, kita bisa lebih mudah
mencintai beragam kultur yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai