Laporan Proyek Akhir MPKT A
Laporan Proyek Akhir MPKT A
HOME GROUP 2
Amanda Nasha D. P. - 1906289451
Dhaifina Fajryn – 1906289703
Marco Kenji – 1906289281
Rafiqa Aji N. M. – 1906303336
Shafina Ramadhanty - 1906303456
DEPOK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia adalah negara majemuk dan tidak
dapat dibantah lagi bahwa terdapat 6 agama yang diakui; Islam, Katolik,
Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Dengan 707 bahasa utama yang
digunakan di setiap daerahnya, ditambah dengan gaya bahasa yang berbeda.
Bahasa-bahasa tersebut digunakan oleh 1.340 suku yang tersebar dari Sabang
hingga Merauke. Suku-suku tersebut tinggal di 17.508 pulau yang tersebar di
Indonesia. Besarnya jumlah tadi melahirkan tradisi dan budaya yang unik.
Lanskap indah yang telah di desain oleh Tuhan menambah keunikan negara ini.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia adalah negara
majemuk yang memiliki suku, tradisi, budaya, dan lanskap yang unik. Begitu juga
kita sebagai masyarakat Indonesia sepatutnya ikut andil dalam menjaga keutuhan
dalam kemajemukan Indonesia selayaknya semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
ISI
Coto Makassar
Coto Makassar adalah salah satu makanan khas Makassar,
Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari bahan utama daging sapi
dan isi perut (jeroan) yang disajikan dengan kuah yang telah diracik
dengan berbagai rempah-rempah. Coto Makassar juga merupakan
makanan khas perpaduan tradisi Cina, yaitu menggunakan saus tauco
agar terasa lebih nikmat.
Coto Makassar merupakan makanan khas tertua di Indonesia
karena pada dasarnya Coto Makassar telah ada sejak zaman Kerajan
Gowa sekitar tahun 1538. Pada saat itu, Coto Makassar dijadikan
sebagai hidangan untuk sarapan para pengawal kerajaan.
Pada suatu daerah di Makassar terdapat seorang juru masak
bernama Toak. Pada zaman itu, daging kerbau diolah untuk dijadikan
sebagai hidangan untuk para raja-raja. Namun, hidangan tersebut
hanya berupa daging sedangkan isi perut (jeroan) tidak dikonsumsi dan
dibuang begitu saja. Juru masak bernama Toak tersebut merasa
mubazir terhadap isi perut yang dibuang. Oleh karena itu, Toak
mengkreasikan masakan menggunakan isi perut tersebut dan dibagikan
kepada para pengawal kerajaan dan rakyat lainnya. Hasil masakan
Toak ini sangat disukai oleh semua orang sampai singkat cerita
masakan tersebut dirasakan oleh raja-raja bahkan menjadi makanan
kesukaan sang raja.
Es Pisang Ijo
Es Pisang Ijo merupakan makanan khas Makassar yang terbuat dari
pisang kukus yang dibalut dengan adonan tepung berwarna hijau. Es
pisang ijo juga disajikan dengan bubur yang terbuat dari santan dan
dihiasi oleh sirup berwarna dan juga es batu.
Asal-usul es pisang ijo bermula ketika seorang juru masak bernama
Ijo yang tinggal di Pulau Sulawesi mendapat ancaman raja. Sebagai
juru masak raja, Ijo harus membuatkan makanan untuk sang raja.
Namun, pada suatu saat masakan Ijo ditolak karena tidak sesuai
dengan selera sang raja dan sang raja pun mengancam untuk
membunuh Ijo. Ijo pun memikirkan menu masakan lain yang dapat
menurunkan amarah sang raja dan membatalkan ancamannya.
dikarenakan sang raja sangat menyukai pisang, Ijo pun mendapat ide
untuk membuat es pisang. Kemudian sang raja menyukai hasil
masakan Ijo kali ini dan membatalkan ancamannya. Sebagai
penghargaan, sang raja menamakan makanan ini dengan sebutan Es
Pisang Ijo.
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diambil oleh Home Group 2 dari adanya proyek
akhir MPKT A ini adalah kita sebagai generasi muda penerus bangsa dapat
mempelajari budaya-budaya baru seperti tarian, hidangan, serta upacara adat suku
lainnya. Dengan mempelajari budaya-budaya tersebut, kita bisa lebih mudah
mencintai beragam kultur yang ada di Indonesia.