PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan kunci kemajuan dan keunggulan bangsa. Melalui pendidikan akan
dihasilkan manusia-manusia cakap yang dibutuhkan dalam proses pembangunan. Peranan guru
sangatlah penting dalam keterbatasan sarana dan prasarana di negara berkembang. Pemerintah
mengembangkan dan menetapkan standar mutu guru melalui UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Berlandaskan UU tersebut, seorang guru profesional harus memiliki: kualifikasi akademik
yang memadai, menguasai standar kompetensi guru, lolos sertifikasi, sehat jasmani dan rohani, serta
kemampuan untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan.
Guru merupakan elemen kunci dalam system pendidikan, khususnya di sekolah. Semua
komponen lain mulai dari kurikulum, sarana dan prasarana, pembiayaan dan sebagainya tidak akan
berarti apabila esensi pembelajaran yakni interaksi antara guru dengan peserta didik tidak berkualitas.
Begitu pentingnya peranan guru dalam mentranformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai
banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa
adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Tinggi rendahnya kualitas guru sebagai sutradara
dan sekaligus aktor dalam pembelajaran, dapat dilihat dari kompetensi yang dimilikinya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar
Kompetensi Guru meliputi 4 kompetensi utama, yaitu : 1) kompetensi pedagogik, 2) kepribadian, 3)
sosial, dan 4) profesional. Mengingat pentingnya peran guru di sekolah, maka sudah sewajarnyalah
bila kompetensinya harus selalu ditingkatkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Guru
Kompeten dan Kompetensi merupakan dua kata yang tidak asing lagi di telinga kita.
Baik di lingkup organisasi, pemerintahan, bahkan sampai pendidikan pun sering menggunakan
kata kompeten dan kompetensi. Karena terlalu sering diucapkan, makna hakiki dari kedua kata
tersebut cenderung di sederhanakan. Misalnya saja, kompeten dan kompetensi sering hanya di
artikan sebagai sebuah keahlian atau kemampuan. Sebagai contohnya, orang yang ahli di
bidang teknik bangungan, sering kali disebut sebagai orang yang berkompeten di bidang
bangunan. Padahal pada kenyataannya, kompetensi seorang ahli teknik bangunan yang
berprofesi sebagai dosen, dengan kompetensi yang dimiliki oleh ahli teknik bangunan yang
berprofesi pada bidang proyek jelas sangat berbeda. Disini terlihat dengan jelas, bahwa sebuah
kompetensi individu tidak dapat berdiri sendiri hanya karena didasarkan pada sebuah
kemampuan atau kebiasaan individu. Namun, sebuah kompetensi sangat berkaitan erat
daengan tugas dan profesi yang dijalani oleh individu tersebut. Kompetensi diakui sebagai
salah satu faktor terpenting seseorang mencapai keberhasilan dalam profesi yang dijalaninya.
Sebagai salah satu contoh konkrit yang ada di Indonesia, dimana kita semua mengingat bahwa
guru ataupun tenaga pengajar merupakan salah satu profesi yang memiliki andil sangat besar
dalam kemajuan negara dan dunia. Pada Undang – Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, menyatakan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Identifikasi kompetensi guru yang tepat dianggap memiliki nilai
prediksi yang valid untuk keberhasilan guru dalam proses belajar dan mengajar.
Atas beberapa penjelasan diatas, maka terlintas pertanyaan yang wajib dijawab yaitu apa arti
sebenarnya dari kompetensi dan bagaimana pula pengertian dari kompetensi guru?
Pemahaman yang mendasar tentang pengertian kompetensi akan memberikan dasar dalam
upaya menjadi guru yang berhasil sebagaimana standar kompetensi yang telah di tetapkan.
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi
mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
menjalankan tugas – tugas di bidang pekerjaan tertentu. Selain itu, Robert A. Roe (2001)
mengemukakan bahwa definisi dari kompetensi adalah kemampuan untuk menjalankan suatu
tugas, peran, atau kemampuan untuk mengintegrasikan suatu pengetahauan, keterampilan –
keterampilan yang berdasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.
Istilah kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan sebab competence mean fitness of
ability yang berarti kemampuan atau kecakapan. Sumber dari Depdiknas (1982:51),
menyatakan bahwa kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan atau latihan. Kompetensi merupakan kemampuan untuk
menjalankan aktivitas dalam suatu pekerjaan, yang ditunjukkan oleh kemampuan mentransfer
keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru.
Oleh sebab itu, seorang yang memiliki kompetensi berarti yang bersangkutan
memiliki kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Guru merupakan tenaga pendidik yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tugas gur kompetensi
tertentu serta sesuai dengan norma dan nilai – nilai yang berlaku. Tugas gu u tidaklah ringan
karena harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai standar ru
meliputi “instruction, education, dan management”. Dalam aspek instruction, guru bertugas
mentransfer pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam
tugas instruction ini, guru berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik sehingga kelak akan menjadi orang memiliki pengetahuan yang luas serta
keterampilan yang tinggi. Guru harus pandai-pandai memberikan motivasi kepada peserta
didiknya agar peserta didik bersedia dengan senang hati mengembangkan dan memperluas
pengetahuan dan keterampilan yang diberikan di kelas dengan memanfaatkan sumber-sumber
informasi yang ada baik dari informasi media cetak maupun elektronik. Oleh sebab itu,
menurut pendapat penulis guru yang berhasil adalah guru yang mampu mendorong anak didik
untuk secara terus menerus belajar, mencari ilmu dan pengetahuan baru sehingga pengetahuan
dan keterampilan yang ada selalu berkembang serta mampu mengatasi permasalahan yang
dihadapi dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya. Dalam
realita banyak guru yang pintar tetapi tidak mampu membuat peserta didiknya menjadi pintar.
Dalam aspek education, guru bertugas untuk membentuk manusia yang memiliki nilai-
nilai luhur sesuai dengan norma dan nilai yang tersirat dalam falsafah negara serta
perkembangan masyarakat yang berlaku. Oleh sebab itu, selain guru berfungsi untuk
melestarikan dan mengembangkan nilai luhur kepribadian bangsa guru harus menanamkan
sikap kedisiplinan, kreativitas dan inovasi sehingga anak didik memiliki entrepreneurship yang
tinggi yang sangat berguna untuk mengembangkan motif berprestasi. Jika sebagian besar
penduduk Indonesia memiliki motif berprestasi yang tinggi, besar kemungkinan akan mampu
mengejar ketertinggalannya dan bahkan kemungkinan besar akan mampu mencapai posisi
yang sejajar dengan negara-negara maju dengan tetap memegang teguh nilai-nilai luhur sesuai
dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Dalam aspek manajemen, tugas guru adalah
menciptakan iklim kelas yang favorable sehingga anak didik merasa senang dan betah dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
Guru merupakan tenaga pendidik yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Tugas guru tidaklah ringan karena harus meningkatkan kualitas sumber daya
manusia sesuai standar kompetensi tertentu serta sesuai dengan norma dan nilai – nilai yang
berlaku. Tugas guru meliputi “instruction, education, dan management”. Dalam
aspek instruction, guru bertugas mentransfer pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Dalam tugas instruction ini, guru berfungsi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik sehingga kelak akan menjadi orang memiliki
pengetahuan yang luas serta keterampilan yang tinggi. Guru harus pandai-pandai memberikan
motivasi kepada peserta didiknya agar peserta didik bersedia dengan senang hati
mengembangkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilan yang diberikan di kelas
dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang ada baik dari informasi media cetak
maupun elektronik. Oleh sebab itu, menurut pendapat penulis guru yang berhasil adalah guru
yang mampu mendorong anak didik untuk secara terus menerus belajar, mencari ilmu dan
pengetahuan baru sehingga pengetahuan dan keterampilan yang ada selalu berkembang serta
mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimilikinya. Dalam realita banyak guru yang pintar tetapi tidak mampu
membuat peserta didiknya menjadi pintar. Dalam aspek education, guru bertugas untuk
membentuk manusia yang memiliki nilai-nilai luhur sesuai dengan norma dan nilai yang
tersirat dalam falsafah negara serta perkembangan masyarakat yang berlaku. Oleh sebab itu,
selain guru berfungsi untuk melestarikan dan mengembangkan nilai luhur kepribadian bangsa
guru harus menanamkan sikap kedisiplinan, kreativitas dan inovasi sehingga anak didik
memiliki entrepreneurship yang tinggi yang sangat berguna untuk mengembangkan motif
berprestasi. Jika sebagian besar penduduk Indonesia memiliki motif berprestasi yang tinggi,
besar kemungkinan akan mampu mengejar ketertinggalannya dan bahkan kemungkinan besar
akan mampu mencapai posisi yang sejajar dengan negara-negara maju dengan tetap memegang
teguh nilai-nilai luhur sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Dalam aspek manajemen,
tugas guru adalah menciptakan iklim kelas yang favorable sehingga anak didik merasa senang
dan betah dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Dalam kaitannya dengan tenaga profesional kependidikan, maka Rastodio (2009)
mendefinisikan kompetensi guru sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai,
dan sikap yang di realisasikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam menjalankan
profesi sebagai guru. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kompetensi
guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilannya dalam
melaksanakan kewajiban pembelajaran secara profesional dan bertanggungjawab. Selanjutnya,
Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 menetapkan standar kompetensi guru yang di kembangkan
secara utuh dari empat kompetensi utama : Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kompetensi Pedagogik
Merupakan kompetensi seorang guru dalam mengelola pembelajaran. Sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum atau silabus
4) Perancangan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Kompetensi sebagaimana tersebut di atas menurut Soedijarto, hendaknya dimiliki oleh
guru sebelum menjadi guru profesional dengan kompetensi sebagai berikut:
1. Guru memiliki kemampuan merencanakan program pembelajaran
2. Mampu melaksanakan program pembelajaran.
3. Mampu mendiagnosis berbagai hambatan dan masalah yang dihadapi peserta didik.
4. Mampu menyempurnakan program pembelajaran berdasarkan umpan balik yang telah
dikumpulkan secara sistematik.
2. Kompetensi Kepribadian
Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang kepribadian yang mantap, berakhlak
mulia, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan peserta didik.
Sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang:
1. Beriman dan bertaqwa.
2. Berakhlak mulia.
3. Arif dan bijaksana.
4. Demokratis.
5. Mantap.
6. Berwibawa.
7. Stabil.
8. Dewasa.
9. Jujur.
10. Sportif.
11. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
12. Secara objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri.
13. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
3. Kompetensi Sosial
Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/ wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi ini sekurang-kurangnya meliputi:
1. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun.
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama peserta didik, tenaga kependidikan,
pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta
sistem nilai yang berlaku.
5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya sekurang-kurangnya
meliputi:
1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu;
2. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara
konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran
dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Cony R. Semiawan mengemukakan bahwa kompetensi guru memiliki tiga kriteria yang terdiri
dari:
1) Knowledge kriteria, yakni kemampuan intelektual yang dimiliki seorang guru yang meliputi
penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai
belajar dan tingkahlaku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,
pengetahuan tentang kemasyarakatan, dan pengetahuan umum.
2) Performance criteria, adalah kemampuan guru yang berkaitan dengan perbagai keterampilan
dan perilaku, yang meliputi keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan
alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa dan keterampilan menyusun
persiapan mengajar atau perencanaan mengajar.
3) Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan dan kemajuan siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Dengan demikian jelas bahwa guru merupakan sebuah profesi, yang hanya dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien oleh seseorang yang dipersipakan untuk menguasai
kompetensi guru melalui pendidikan dan/atau pelatihan khusus. Selanjutnya profesi guru
merupakan bidang pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan prinsip khusus. Di dalam Undang-
Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa prinsip-prinsip profesi
guru adalah sebagai berikut:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan
akhlak mulia
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat.
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru.
A. KESIMPULAN
Dari berbagai uraian di atas kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Istilah
kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan untuk menjalankan aktivitas dalam suatu pekerjaan,
yang ditunjukkan oleh kemampuan mentransfer keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang
baru. Oleh sebab itu, seorang yang memiliki kompetensi berarti yang bersangkutan memiliki
kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan
keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban pembelajaran secara profesional dan
bertanggungjawab. Selanjutnya, Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 menetapkan standar
kompetensi guru yang di kembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama : Kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dibagi menjadi prinsip umum dan prinsip
khusus. Prinsip umum diantaranya : Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
Mampu memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru dalam
proses pembelajaran. Mampu memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan, dll. Sedangkan prinsip khusus
program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip
seperti berikut ini: Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Aktual dan kontekstual, Fleksibel,
Demokratis, Obyektif, Komprehensif, Profesional, Bertahap, Berjenjang, Berkelanjutan,
Akuntabel, Efektif, Efisien.
Beberapa upaya meninigkatkan kompetensi profesional guru, yaitu : melaksanakan
pembinaan profesional guru, mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan
Diknas maupun di luar Diknas, peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan
Kerja Guru), meningkatkan kesejahteraan guru, dan mengikutsertakannya pada kegitan
pembinaan.
B. SARAN
Semoga tidak ada lagi para guru yang mengajar dengan dasar pendidikan bukan pada
bidangnya, para guru dapat senang hati memperbaiki dan menyempurnakan kompetensi dirinya
sebagai seorang guru yang memiliki tingkat intelegensi tinggi dan memiliki akhlak yang mulia.
Setidaknya setelah membaca ini, para guru dan seluruh calon guru dapat bersama sama
memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia melalui proses pengajaran yang ada agar dapat
mencetak generasi – generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.
PROGRAM
PENINGKATAN MUTU
GURU