Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan kunci kemajuan dan keunggulan bangsa. Melalui pendidikan akan
dihasilkan manusia-manusia cakap yang dibutuhkan dalam proses pembangunan. Peranan guru
sangatlah penting dalam keterbatasan sarana dan prasarana di negara berkembang. Pemerintah
mengembangkan dan menetapkan standar mutu guru melalui UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Berlandaskan UU tersebut, seorang guru profesional harus memiliki: kualifikasi akademik
yang memadai, menguasai standar kompetensi guru, lolos sertifikasi, sehat jasmani dan rohani, serta
kemampuan untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan.
Guru merupakan elemen kunci dalam system pendidikan, khususnya di sekolah. Semua
komponen lain mulai dari kurikulum, sarana dan prasarana, pembiayaan dan sebagainya tidak akan
berarti apabila esensi pembelajaran yakni interaksi antara guru dengan peserta didik tidak berkualitas.
Begitu pentingnya peranan guru dalam mentranformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai
banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa
adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Tinggi rendahnya kualitas guru sebagai sutradara
dan sekaligus aktor dalam pembelajaran, dapat dilihat dari kompetensi yang dimilikinya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar
Kompetensi Guru meliputi 4 kompetensi utama, yaitu : 1) kompetensi pedagogik, 2) kepribadian, 3)
sosial, dan 4) profesional. Mengingat pentingnya peran guru di sekolah, maka sudah sewajarnyalah
bila kompetensinya harus selalu ditingkatkan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kompetensi Guru

Kompeten dan Kompetensi merupakan dua kata yang tidak asing lagi di telinga kita.
Baik di lingkup organisasi, pemerintahan, bahkan sampai pendidikan pun sering menggunakan
kata kompeten dan kompetensi. Karena terlalu sering diucapkan, makna hakiki dari kedua kata
tersebut cenderung di sederhanakan. Misalnya saja, kompeten dan kompetensi sering hanya di
artikan sebagai sebuah keahlian atau kemampuan. Sebagai contohnya, orang yang ahli di
bidang teknik bangungan, sering kali disebut sebagai orang yang berkompeten di bidang
bangunan. Padahal pada kenyataannya, kompetensi seorang ahli teknik bangunan yang
berprofesi sebagai dosen, dengan kompetensi yang dimiliki oleh ahli teknik bangunan yang
berprofesi pada bidang proyek jelas sangat berbeda. Disini terlihat dengan jelas, bahwa sebuah
kompetensi individu tidak dapat berdiri sendiri hanya karena didasarkan pada sebuah
kemampuan atau kebiasaan individu. Namun, sebuah kompetensi sangat berkaitan erat
daengan tugas dan profesi yang dijalani oleh individu tersebut. Kompetensi diakui sebagai
salah satu faktor terpenting seseorang mencapai keberhasilan dalam profesi yang dijalaninya.
Sebagai salah satu contoh konkrit yang ada di Indonesia, dimana kita semua mengingat bahwa
guru ataupun tenaga pengajar merupakan salah satu profesi yang memiliki andil sangat besar
dalam kemajuan negara dan dunia. Pada Undang – Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, menyatakan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Identifikasi kompetensi guru yang tepat dianggap memiliki nilai
prediksi yang valid untuk keberhasilan guru dalam proses belajar dan mengajar.
Atas beberapa penjelasan diatas, maka terlintas pertanyaan yang wajib dijawab yaitu apa arti
sebenarnya dari kompetensi dan bagaimana pula pengertian dari kompetensi guru?
Pemahaman yang mendasar tentang pengertian kompetensi akan memberikan dasar dalam
upaya menjadi guru yang berhasil sebagaimana standar kompetensi yang telah di tetapkan.
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi
mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
menjalankan tugas – tugas di bidang pekerjaan tertentu. Selain itu, Robert A. Roe (2001)
mengemukakan bahwa definisi dari kompetensi adalah kemampuan untuk menjalankan suatu
tugas, peran, atau kemampuan untuk mengintegrasikan suatu pengetahauan, keterampilan –
keterampilan yang berdasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.
Istilah kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan sebab competence mean fitness of
ability yang berarti kemampuan atau kecakapan. Sumber dari Depdiknas (1982:51),
menyatakan bahwa kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan atau latihan. Kompetensi merupakan kemampuan untuk
menjalankan aktivitas dalam suatu pekerjaan, yang ditunjukkan oleh kemampuan mentransfer
keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru.
Oleh sebab itu, seorang yang memiliki kompetensi berarti yang bersangkutan
memiliki  kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Guru merupakan tenaga pendidik yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tugas gur kompetensi
tertentu serta sesuai dengan norma dan nilai – nilai yang berlaku. Tugas gu u tidaklah ringan
karena harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai standar ru
meliputi “instruction, education, dan management”. Dalam aspek instruction, guru bertugas
mentransfer pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam
tugas instruction ini, guru berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik sehingga kelak akan menjadi orang memiliki pengetahuan yang luas serta
keterampilan yang tinggi. Guru harus pandai-pandai memberikan motivasi kepada peserta
didiknya agar peserta didik bersedia dengan senang hati mengembangkan dan memperluas
pengetahuan dan keterampilan yang diberikan di kelas dengan memanfaatkan sumber-sumber
informasi yang ada baik dari informasi media cetak maupun elektronik. Oleh sebab itu,
menurut pendapat penulis guru yang berhasil adalah guru yang mampu mendorong anak didik
untuk secara terus menerus belajar, mencari ilmu dan pengetahuan baru sehingga pengetahuan
dan keterampilan yang ada selalu berkembang serta mampu mengatasi permasalahan yang
dihadapi dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya. Dalam
realita banyak guru yang pintar tetapi tidak mampu membuat peserta didiknya menjadi pintar.
Dalam aspek education, guru bertugas untuk membentuk manusia yang memiliki nilai-
nilai luhur sesuai dengan norma dan nilai yang tersirat dalam falsafah negara serta
perkembangan masyarakat yang berlaku. Oleh sebab itu, selain guru berfungsi untuk
melestarikan dan mengembangkan nilai luhur kepribadian bangsa guru harus menanamkan
sikap kedisiplinan, kreativitas dan inovasi sehingga anak didik memiliki entrepreneurship yang
tinggi yang sangat berguna untuk mengembangkan motif berprestasi. Jika sebagian besar
penduduk Indonesia memiliki motif berprestasi yang tinggi, besar kemungkinan akan mampu
mengejar ketertinggalannya dan bahkan kemungkinan besar akan mampu mencapai posisi
yang sejajar dengan negara-negara maju dengan tetap memegang teguh nilai-nilai luhur sesuai
dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Dalam aspek manajemen, tugas guru adalah
menciptakan iklim kelas yang favorable sehingga anak didik merasa senang dan betah dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
Guru merupakan tenaga pendidik yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Tugas guru tidaklah ringan karena harus meningkatkan kualitas sumber daya
manusia sesuai standar kompetensi tertentu serta sesuai dengan norma dan nilai – nilai yang
berlaku. Tugas guru meliputi “instruction, education, dan management”. Dalam
aspek instruction, guru bertugas mentransfer pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Dalam tugas instruction ini, guru berfungsi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik sehingga kelak akan menjadi orang memiliki
pengetahuan yang luas serta keterampilan yang tinggi. Guru harus pandai-pandai memberikan
motivasi kepada peserta didiknya agar peserta didik bersedia dengan senang hati
mengembangkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilan yang diberikan di kelas
dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang ada baik dari informasi media cetak
maupun elektronik. Oleh sebab itu, menurut pendapat penulis guru yang berhasil adalah guru
yang mampu mendorong anak didik untuk secara terus menerus belajar, mencari ilmu dan
pengetahuan baru sehingga pengetahuan dan keterampilan yang ada selalu berkembang serta
mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimilikinya. Dalam realita banyak guru yang pintar tetapi tidak mampu
membuat peserta didiknya menjadi pintar. Dalam aspek education, guru bertugas untuk
membentuk manusia yang memiliki nilai-nilai luhur sesuai dengan norma dan nilai yang
tersirat dalam falsafah negara serta perkembangan masyarakat yang berlaku. Oleh sebab itu,
selain guru berfungsi untuk melestarikan dan mengembangkan nilai luhur kepribadian bangsa
guru harus menanamkan sikap kedisiplinan, kreativitas dan inovasi sehingga anak didik
memiliki entrepreneurship yang tinggi yang sangat berguna untuk mengembangkan motif
berprestasi. Jika sebagian besar penduduk Indonesia memiliki motif berprestasi yang tinggi,
besar kemungkinan akan mampu mengejar ketertinggalannya dan bahkan kemungkinan besar
akan mampu mencapai posisi yang sejajar dengan negara-negara maju dengan tetap memegang
teguh nilai-nilai luhur sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Dalam aspek manajemen,
tugas guru adalah menciptakan iklim kelas yang favorable sehingga anak didik merasa senang
dan betah dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Dalam kaitannya dengan tenaga profesional kependidikan, maka Rastodio (2009)
mendefinisikan kompetensi guru sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai,
dan sikap yang di realisasikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam menjalankan
profesi sebagai guru. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kompetensi
guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilannya dalam
melaksanakan kewajiban pembelajaran secara profesional dan bertanggungjawab.  Selanjutnya,
Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 menetapkan standar kompetensi guru yang di kembangkan
secara utuh dari empat kompetensi utama : Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Kompetensi Pedagogik
Merupakan kompetensi seorang guru dalam mengelola pembelajaran. Sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum atau silabus
4) Perancangan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Kompetensi sebagaimana tersebut di atas menurut Soedijarto,  hendaknya dimiliki oleh
guru sebelum menjadi guru profesional dengan kompetensi sebagai berikut:
1. Guru memiliki kemampuan merencanakan program pembelajaran
2. Mampu melaksanakan program pembelajaran.
3. Mampu mendiagnosis berbagai hambatan dan masalah yang dihadapi peserta didik.
4. Mampu menyempurnakan program pembelajaran berdasarkan umpan balik yang telah
dikumpulkan secara sistematik.

2.      Kompetensi Kepribadian
Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang kepribadian yang mantap, berakhlak
mulia, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan peserta didik.
Sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang:
1.      Beriman dan bertaqwa.
2.      Berakhlak mulia.
3.      Arif dan bijaksana.
4.      Demokratis.
5.      Mantap.
6.      Berwibawa.
7.      Stabil.
8.      Dewasa.
9.      Jujur.
10.  Sportif.
11.  Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
12.  Secara objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri.
13.  Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3.      Kompetensi Sosial
Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/ wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi ini sekurang-kurangnya meliputi:
1.      Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun.
2.      Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3.      Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama peserta didik, tenaga kependidikan,
pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik.
4.      Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta
sistem nilai yang berlaku.
5.      Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
                                                
4.      Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya sekurang-kurangnya
meliputi:
1.    Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu;
2.    Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara
konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran
dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Cony R. Semiawan mengemukakan bahwa kompetensi guru memiliki tiga kriteria yang terdiri
dari:
1)      Knowledge kriteria, yakni kemampuan intelektual yang dimiliki seorang guru yang meliputi
penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai
belajar dan tingkahlaku individu,  pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,
pengetahuan tentang kemasyarakatan, dan pengetahuan umum.
2)      Performance criteria, adalah kemampuan guru yang berkaitan dengan perbagai keterampilan
dan perilaku, yang meliputi keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan
alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa dan keterampilan menyusun
persiapan mengajar atau perencanaan mengajar.
3)       Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan dan kemajuan siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Dengan demikian jelas bahwa guru merupakan sebuah profesi, yang hanya dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien oleh seseorang yang dipersipakan untuk menguasai
kompetensi guru melalui pendidikan dan/atau pelatihan khusus. Selanjutnya profesi guru
merupakan bidang pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan prinsip khusus. Di dalam Undang-
Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa prinsip-prinsip profesi
guru adalah sebagai berikut:
1.         Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
2.        Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan
akhlak mulia
3.        Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
4.        Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5.        Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6.        Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7.         Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat.
8.        Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
9.        Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru.

B. Prinsip – Prinsip Kompetensi Guru


Dalam dunia pendidikan terdapat prinsip perinsip yang mendasari untuk berpikir,
bertindak dalam dunia pendidikan itu sendiri. Dalam pendidikan, terdapat beberapa prinsip
dasar yang dibagi menjadi  prinsip umum dan prinsip khusus. Secara umum program
peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti
berikut ini:
Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.Satu kesatuan yang
sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. Suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang hayat. Memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran. Memberdayakan
semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan. Sedangkan prinsip khusus program peningkatan kompetensi guru
diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini: Ilmiah, keseluruhan
materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kompetensi dan indikator harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas
dan fungsi guru sebagai tenaga pendidik profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan
guru berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Konsisten, adanya hubungan
yang taat asas antara kompetensi dan indikator. Aktual dan kontekstual, yakni rumusan
kompetensi dan indikator dapat mengikuti perkembangan Ipteks. Fleksibel, rumusan
kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman.
Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk diberdayakan
melalui proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya, baik secara individual maupun
institusional. Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan
mengacu kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-indikator terukur dari
kompetensi profesinya.
Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya untuk
mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan pendidikan
dalam rangka membangun generasi yang memiliki pengetahuan, kemampuan atau kompetensi,
mampu menjadi dirinya sendiri, dan bisa menjalani hidup bersama orang lain. Memandirikan,
setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu meningkatkan kompetensi guru
secara berkesinambungan, sehingga memiliki kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas
dan fungsi profesinya. Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas. Bertahap, dimana pembinaan dan
pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan berdasarkan tahapan waktu atau tahapan
kualitas kompetensi yang dimiliki oleh guru.
Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan kompetensi yang ada pada
standar kompetensi. Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta adanya
kebutuhan penyegaran kompetensi guru; Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan
karir guru dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik; Efektif, pelaksanaan
pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus mampu memberikan informasi yang
bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak-pihak yang terkait
dengan profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru.
Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus didasari
atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang
optimal.

C. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru.


Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi, dan
efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan aspek kompetensi profesional guru
merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru semata,
melainkan juga oleh beberapa komponen pendidikan lainnya. Akan tetapi seberapa banyak
pendidikan dan pengajaran mengalami kemajuan dalam perkembangannya selama ini, banyak
bergantung kepada kepiawan guru dalam menerapkan kompetensi standar yang harus dimiliki
termasuk kompetensi profesional.
Beberapa upaya meningkatkan kompetensi profesional guru, yaitu :
1. Dalam melaksanakan pembinaan profesional guru upaya ini dapat dilakukan oleh kepala
sekolah dengan cara menyusun program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi
DIII agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga mereka dapat menambah wawasan
keilmuan dan pengetahuan yang menunjang tugasnya. Dengan para guru yang  mengikuti
program penyetaraan S1 maka dengan itu akan bertambah pula pengalaman dan wawasannya
sehingga paara guru dapat membagi ilmu serta pengalamannya lebih dari sebelumnya kepada
para pesereta didiknya. Dengan terjalinnya hubungan seperti itu antara guru dan murid, maka
para peserta didik akan dapat senang hati berbagi kisah dan melakukan proses belajar mengajar
bersama guru mereka yang memiliki pengalaman jauh lebih banyak dari para peserta didik itu
sendiri. Dengan demikian secara otomatis akan membantu meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.
2. Untuk meningkatkan profesional guru yang sifatnya khusus, bisa dilakukan kepala sekolah
dengan mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun
di luar Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam membenahi dan
metodologi pembelajaran. Dengan metodologi yang lebih baik dan menyenangkan, maka
peserta didik pun akan dengan senang hati mengikuti proses belajar mengajar.
3. Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja guru). Melalui wadah
inilah para guru diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman mengenai metodologi
pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas.

Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan, karena


merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan kinerja, yang secara langsung terhadap
mutu pendidikan. Apabila kesejahteraan guru terjamin, maka secara otomatis para guru akan
senang hati melakukan proses belajar mengajar sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada
para peserta didik dalam menjalani pembelajaran di sekolah. Selain itu, upaya peningkatan
kesejahteraan guru juga dapat di lakukan dengan pemberian insentif di luar gaji, imbalan dan
penghargaan, serta tunjangan-tunjangan yang dapat meningkatkan kinerja guru.
Memberikan motivasi dan mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan, yaitu dengan
belajar sendiri di rumah, belajar di perpustakaan, membentuk persatuan pendidik sebidang studi,
mengikuti pertemuan ilmia, belajar secara formal S1 – S3, mengikuti pertemuan organisasi profesi
pendidikan, ikut mengambil dalam kompetensi ilmiah. Tidak hanya peserta didik yang
memerlukan suatu motivasi dan kegiatan pembinaan. Para guru pun di harapkan dapat memiliki
motivasi yang tinggi serta dapat mengikuti kegiatan pembinaan tanpa malu dan sungkan, dengan
harapan para guru dapat terus mengembangkan potensi dirinya menjadi guru – guru yang memiliki
kualitas tinggi sehingga dapat ikut serta membantu negara dalam mencetak generasi penerus
bangsa yang berkualitas.
Semakin berkembangnya jaman, kini tidak sulit bagi para pendidik untuk menambah
wawasan mereka untuk meningkatkan kualitas diri. Selain gadget-gadget serta kemudahan dalam
mengakses internet, tidak jarang pula para pendidik memiliki perpustakaan pribadi di rumah-
rumah mereka sendiri. Buku–buku dibeli secara rutin maupun insidental. Kemudahan-kemudahan
tersebut diharapkan tidak membuat para pendidik malas dan mengandalkan kemajuan jaman yang
ada, melainkan dapat membantu para guru dalam mencari dan menggali informasi lebih dan lebih
lagi, mengingat pekerjaan seorang guru tidak lepas dari buku, informasi, serta pengetahuan.
Dengan cara membentuk persatuan pendidik bidang studi atau yang berspesialisasi sama
dan melakukan tukar pikiran atau berdiskusi dalam kelompok masing-masing. Cara belajar seperti
ini dilakukan lembaga pendidikan sangat intensif sebab masing-masing peserta akan
menyumbangkan pengalaman dan pikirannya yang memberikan banyak masukan kepada para
pendidikan. Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah dimanapun pertemuan itu diadakan selama
masih dijangkau oleh pendidik (guru). Pertemuan-pertemuan seperti ini biasanya diisi oleh para
ahli yang sudah mempunyai nama. Dengan mengikuti hasil karya mereka dan berpartisipasi aktif
akan memberikan pengalaman tambahan kepada para pendidik disamping kemungkinan ada
materi-materi baru yang perlu diserap.
Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan baik dalam negeri maupun di
dalam negeri. Studi lanjut ini bisa ditingkat S1, S2, S3 atau dapat juga dalam waktu pendek 1-6
bulan untuk mendalami bidang studi tertentu yang disahkan dengan pemberian sertifikat.
Mengikuti pertemuan organisasi pendidikan. Dalam utusan-utusan dalam beberapa daerah akan
berkumpul. Pada umumnya mereka membawakan nya masing-masing yang berisi pengalaman,
hasil penelitian, atau pemikiran kritis yang bertalian dengan tugas pendidik di daerahnya masing-
masing. Perpaduan informasi dari seluruh penjuru ini sangat membantu pengembangan besar bagi
pendidik bersangkutan untuk mengembangkan profesinya. Ikut mengambil dalam kompetensi-
kompetensi ilmiah, seperti kompetensi pengabdian masyarakat, kompetensi desain bangunan
tertentu, kompetensi desain kendaraan bermotor, kompetensi inovatif dalam bidang tertentu.
Kemenangan dalam kompetensi seperti ini akan memberi dorongan kuat untuk mengembangkan
profesi.
     Sesudah mengetahui cara dan pengembangan profesi, sekarang dilanjutkan dengan apa
yang harus dilakukan dalam mengembangkan profesi sebagai guru berikut ini :
1. Membaca buku atau internet, terutama yang berkenaan dengan materi-materi baru yang
ditekuni dengan cara mendidik baru.
2. Meringkas isi bacaan, ringkasan ini bermanfaat untuk memudahkan mengingat, sebab disusun
atas pemahaman sendiri dengan sistam sistematika pola. Disamping itu ringkasan ini
menghindarkan pendidik untuk selalu membaca banyak, sebab sulit mengingat suatu hanya
dengan satu kali saja.
3. Membuat , yaitu dengan mengemukakan ide baru didukung oleh informasi-informasi ilmiah.
Manfaat utama membuat adalah belajar menyusun pikiran secara teratur dalam bentuk
tulisan. Manfaat lain adalah belajar rajin mengumpulkan informasi dan memadukannya
dengan ide baru sehingga menjadi tulisan yang enak dibaca denagan isi yang menarik.
4. Melakukan penelitian, baik penelitian perpustakaan, laboratorium maupun lapangan
5. Membuat artikel hasil penelitian, atau artikel penelitian inovatif. Artikel ini adalah untuk
konsumsi majalah atau jurnal ilmiah. Hasil penelitian yang baik adalah apabila ia
dikomunikasikan lewat artikel agar dapat dimanfaatkan oleh banyak orang
6. Menulis buku ilmiah baik untuk perguruan tinggi maupun untuk sekolah. Penulisan buku ini
perlu digalakkan sejak awal agar ilmu tumbuh di Indonesia
7. Mengaplikasikan ilmu untuk kepentingan masyarakat umum atau mengadakan pengabdian
kepada masyarakat.
    Dengan demikian kepala sekolah dalam memberdayakan kompetensi guru tak hanya
memberikan motivasi untuk memberdayakan potensi diri, melainkan pula mengikutsertakan pada
kegiatan ilmiah diluar sekolah, seperti pendidikan formal, seminar, penataran serta peningkatan
kesejahtraan guru. Melalui upaya menyeluruh maka kompetensi guru secara bertahap akan
mengalami peningkatan kualitasnya. Untuk mempelancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar
mengajar, masih juga diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, antara lain
mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Setiap siswa itu pada hakikatnya
memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, perbedaan-perbedaan semacam ini dapat
membawa akibat perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal kreatifitas, gaya belajar,
bahkan dapat membawa akibat perbedaan dalam hal prestasi siswa. Persoalan ini perlu diketahui
oleh guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk kepentingan pembelajaran,
idealnya guru memiliki data tentang siswa.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari berbagai uraian di atas kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Istilah
kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan untuk menjalankan aktivitas dalam suatu pekerjaan,
yang ditunjukkan oleh kemampuan mentransfer keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang
baru. Oleh sebab itu, seorang yang memiliki kompetensi berarti yang bersangkutan memiliki 
kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan
keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban pembelajaran secara profesional dan
bertanggungjawab.  Selanjutnya, Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 menetapkan standar
kompetensi guru yang di kembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama : Kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dibagi menjadi  prinsip umum dan prinsip
khusus. Prinsip umum diantaranya : Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
Mampu memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru dalam
proses pembelajaran. Mampu memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan, dll. Sedangkan prinsip khusus
program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip
seperti berikut ini: Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Aktual dan kontekstual, Fleksibel,
Demokratis, Obyektif, Komprehensif, Profesional, Bertahap, Berjenjang, Berkelanjutan,
Akuntabel, Efektif, Efisien.
Beberapa upaya meninigkatkan kompetensi profesional guru, yaitu : melaksanakan
pembinaan profesional guru, mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan
Diknas maupun di luar Diknas, peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan
Kerja Guru), meningkatkan kesejahteraan guru, dan mengikutsertakannya pada kegitan
pembinaan.

B. SARAN
Semoga tidak ada lagi para guru yang mengajar dengan dasar pendidikan bukan pada
bidangnya, para guru dapat senang hati memperbaiki dan menyempurnakan kompetensi dirinya
sebagai seorang guru yang memiliki tingkat intelegensi tinggi dan memiliki akhlak yang mulia.
Setidaknya setelah membaca ini, para guru dan seluruh calon guru dapat bersama sama
memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia melalui proses pengajaran yang ada agar dapat
mencetak generasi – generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.
PROGRAM
PENINGKATAN MUTU
GURU

SDN 258 SINONGKO


2021

Anda mungkin juga menyukai