Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Firma
Firma berasal dari bahasa Belanda yaitu Venootschap Onder yang secara harfiah dapat
diartikan sebagai perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) sering pula disebut
Fa, merupakan bentuk badan usaha yang menjalankan bisnis antara dua orang atau lebih
(disebut firmant) dengan menggunakan nama bersama atau suatu nama yang digunakan
bersama untuk memperluas bisnisnya.
Diatur dalam pasal 16 s/d Pasal 35 KUHDagang. Pasal 16 KUHD berbunyi: "Yang
dinamakan persekutuan firma ialah perseketuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nama bersama". Persekutuan firma adalah persekutuan
perdata khusus. Kekhususannya terletak pada 3 unsur mutlak sebagai tambahan pada
persekutuan perdata, yaitu:1
a. Menjalankan perusahaan (Pasal 16 KUHD);
b. Dengan nama bersama atau firma (Pasal 16 KUHD);
c. Pertanggungjawaban sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan (Pasal 18
KUHD).
Di dalam firma, semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri ataupun
bersama-sama atas utang perusahaan kepada pihak lain. Jika perusahaan menderita
kerugian akan ditanggung bersama, jika perlu dengan semua aset pribadi mereka. Sebuah
firma dapat didirikan oleh dua orang atau lebih yang semua anggotanya belum ada yang
memiliki usaha. Pemilik firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu, dan setiap
anggota persekutuan memberikan kekayaan pribadi sebagaimana diatur dalam akta
pendirian perusahaan.
Firma bukanlah badan usaha yang berbadan hukum. Alasannya adalah karena tidak ada
pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi para sekutu, dan masing-
masing sekutu secara pribadi bertanggung jawab untuk keseluruhan. Pengesahan akta
pendirian oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia tidak diharuskan. Firma
berakhir pada saat batas waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir.
Tujuan dari firma merupakan untuk memperluas bisnis dan menambah kapital agar lebih
kuat dan bisa bersaing dengan perusahaan yang lain. Firma juga biasa disebut dengan
Persekutuan (Partnership), karena perusahaan yg berbentuk firma memang didirikan oleh
1
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2, Bentuk-Bentuk Perusahaan, Jakarta: Penerbit
Djambatan, Cet. Kesebelas, 2007, hal. 46
orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai pemilik dari firma. Dengan demikian pemilik
firma biasa disebut anggota atau sekutu atau partner.
Perusahaan yang berbentuk firma dapat dijumpai dalam berbagai jenis perusahaan.
Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, dan perusahaan jasa, demikian
pula perusahaan/kantor-kantor konseling hukum dan akuntansi politik.

Anda mungkin juga menyukai