Anda di halaman 1dari 22

SISTEM BILANGAN

1
• Sistem digital memproses dengan sistem diskrit yang
dituangkan dalam angka, bilangan, huruf atau simbol.
• Selain menjalankan, mengukur dan mengubah bentuk sistem
digital juga melakukan penyimpanan data dan informasi yang
telah diproses tadi. Data dan informasi yang disimpan dapat
digunakan dan diolah lagi sewaktu-waktu di waktu yang akan
datang.
• Sistem digital secara garis besarnya hanya berada dalam dua
keadaan yang berbeda, yang dapat dinyatakan dengan 0 dan
1.
SISTEM BILANGAN
Suatu sistem bilangan terdiri dari:
• Basis (base/radix) : Angka terbesar yang digunakan dalam
sistem bilangan.

• Absolut Value : Digit yang berbeda.


• Position Value : perpangkatan dari basis-nya.

3
CONTOH
1985
= (1985) 10
= 1.10= + 9. 10< + 8.10; + 5.10:
Keterangan :
• 10 : Basis
• 1, 9, 8, 5 : Absolut Value
• 10³, 10², 10¹, 10: : Position Value

4
1. Sistem Bilangan Desimal

• Basis = 10
• Digit, terdiri dari : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
• Contoh :
( 1234 )10 = 1.10³ + 2.10² + 3.10¹ + 4.10:

5
• Desimal berasal dari bahasa latin “decem” yang artinya
sepuluh.
• Desimal merupakan bilangan dengan basis 10, setiap posisi
berbeda10 kali perbedaan angka ( 0, 1, 2 ,3 4, 5, 6, 7, 8, 9).
Setiap posisi dalam angka akan memiliki bobot dengan faktor
kelipatan berbasis kelipatan 10.
2. Sistem Bilangan Biner

• Basis = 2
• Digit, terdiri dari : 0 dan 1
• Contoh :
( 1011 )2 = 1.2³ + 0.2² + 1.2¹ + 1.2:
=8+0+2+1
= ( 11 )10

7
• Sistem digital secara garis besarnya hanya berada dalam dua
keadaan yang berbeda, yang dapat dinyatakan dengan 0 dan
1.
• Karena dinyatakan dengan dua keadaan inilah maka sistem ini
dinyatakan dengan bilangan Biner (Bi=dua).

• Binary digit atau digit biner (bit) digunakan untuk menunjukan


dua keadaan level tegangan, HIGH atau LOW. Sebagian besar
sistem digital level HIGH direpresentasikan oleh 1 atau ON
dan level LOW direpresentasikan oleh 0 atau OFF.

• Bilangan biner dipakai sebagai dasar semua komputer digital


Seperti : kalkulator ukuran saku, mikroprosesor Z80, 8085,
komputer PC, dll
3. Sistem Bilangan Oktal
• Basis = 8
• Digit, terdiri dari : 0,1,2,3,4,5,6,7
• Contoh :
( 1347 )8 = 1.8³ + 3.8² + 4.8¹ + 7.8°
= 512 + 192 + 32 + 7
= ( 743 )10

9
• Sistem bilangan oktal menggunakan metode pengelompokkan
bilangan biner menjadi tiga kelompok.
• Delapan angka yang diperkenankan adalah 0,1,2,3,4,5,6,7.
• Sistem bilangan oktal kadang-kadang digunakan oleh pabrik
(industri komputer) yang membantu perintah atau operasi
komputer dalam kode 3-bit (bit : binary digit atau digit biner)
yang akan ditampilkan.
• Dengan menggunakan sistem oktal yang berasal dari sistem
biner, pemograman dapat secara sederhana membaca pesan
masuk instruksi komputer, hal ini akan menghemat waktu.
4. Sistem Bilangan Hexadesimal

• Basis = 16
• Digit terdiri dari : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F
• Contoh :
( 902 )16 = 9.16² + 0.16¹ + 2.16º
= 9. 256 + 0 + 2. 1
= 2304 + 2
= ( 2306 )10

11
• Bilangan hexadesimal (hex atau hexa) digunakan dalam sistem
mikroprosesor. Bilangan ini jauh lebih singkat dibanding
dengan bilangan biner. Hal ini memudahkan penulisan dan
penghafalannya.
• Dunia industri biasanya menggunakan program atau data
yang diproses mikroprosesor dalam bentuk hexa. Dengan
hexa data biner yang panjang dapat diperpendek.
• Program software mikroprosesor dengan level tingkat tinggi
seperti BASIC, PASCAL, C , dll menggunakan hexa sebagai
perantara antara bahasa tingkat tinggi dan sistem biner.
• Hexadesimal menggunakan pengelompokkan 4-bit, dimana
perintah atau data yang digunakan dalam sistem komputer 8
atau 32-bit dapat dinyatakan seperti dua, empat, delapan
digit kode hexa yang dikehendaki, dengan menggunakan
sebuah string dari binary digit (bit).
Tabel Sistem Bilangan
Decimal Biner Octal Hexadecimal
00 0000 0000 00 0
01 0000 0001 01 1
02 0000 0010 02 2
03 0000 0011 03 3
04 0000 0100 04 4
05 0000 0101 05 5
06 0000 0110 06 6
07 0000 0111 07 7
08 0000 1000 10 8
09 0000 1001 11 9
10 0000 1010 12 A
11 0000 1011 13 B
12 0000 1100 14 C
13 0000 1101 15 D
14 0000 1110 16 E
15 0000 1111 17 F
16 0001 0000 10 10
17 0001 0001 11 11
18 0001 0010 12 12
19 0001 0011 13 13
20 0001 0100 14 14
13
KONVERSI SISTEM BILANGAN

Konversi dari Sistem Bilangan Desimal

A. Konversi Ke Sistem Bilangan Biner


Dengan membagi dengan 2 dan sisa pembagian merupakan digit
biner dari bilangan biner hasil konversi
Contoh : ( 23 ) 10 = ( …… ) 2
= ( 10111 ) 2
23 : 2 = 11 sisa 1
11 : 2 = 5 sisa 1
5 : 2 = 2 sisa 1
2 : 2 = 1 sisa 0

0 1 1 1
MSB1 LSB
Konversi bilangan desimal ke bilangan Biner :
• Gunakan pembagian dengan 2 sampai sisanya sama dengan
0.
• Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang
pertama akan menjadi bilangan paling belakang least
significant bit (LSB) atau bit yang terkecil dan sisa yang
terakhir menjadi bilangan terdepan menjadi most significant
bit (MSB) atau bit yang paling besar .
• Penulisan hasil konversi bilangannya dari bawah ke atas atau
dari MSB ke LSB

15
B. Konversi ke Bilangan Oktal
Untuk mengkonversi bilangan desimal ke bilangan oktal
dapat digunakan remainder method dengan pembaginy adalah basis
dari bilangan Oktal yaitu 8
Contoh : ( 385 ) 10 = ( …… ) 8 = ( 601) 8
385 : 8 = 48 sisa 1
48 : 8 = 6 sisa 0

6 0 1
C. Konversi ke Bilangan Hexadesimal
Dengan menggunakan remainder method dibagi dengan basis
bilangan hexadesimal yaitu 16
Contoh : ( 1583 ) 10 = ( …… ) 16 = ( 62F) 16
1583 : 16 = 98 sisa 15 = F
98 : 16 = 6 sisa 2

6 2 F
Konversi dari Sistem Bilangan Biner

A. Konversi ke sistem bilangan desimal


Dari bilangan biner dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan
cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position
value-nya.
Contoh : ( 101101) 2 = ( ...) 10
= ( 45) 10

(101101)2 = 1 x 25 + 0 x 24 + 1 x 20 + 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
= 32 + 0 + 8 + 4 + 0 + 1
= (45)10
B. Konversi ke sistem bilangan oktal
Konversi dari bilangan biner ke oktal dapat dilakukan dengan
mengkonversi tiap tiga buah digit biner (3 bit).

Contoh : ( 1101101 ) 2 = ( …… ) 8 = ( 155) 8


dapat dikonversi ke oktal dengan cara (lihat tabel):
1 101 101

1 5 5

C. Konversi ke sistem bilangan hexadesimal


Konversi dari bilangan biner ke hexadesimal dapat dilakukan dengan
mengkonversi tiap empat buat digit biner (4 bit).

Contoh : ( 1101101 ) 2 = ( …… ) 16 = ( 6D) 16


dapat dikonversi ke hexadesimal dengan (lihat tabel)
110 1101
6 D
Konversi dari Sistem Bilangan Oktal
A. Konversi ke sistem bilangan desimal

Dari bilangan biner dapat dikonversikan ke bilangan desimal


dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan
dengan position value-nya.
Contoh : (324)8 = (.....) 10 = (212) 10
(324)8 = 3 x 82 + 2 x 81 + 4 x 80
= 3 x 64 + 2 x 8 + 4 x 1
= 192 + 16 + 4
= (212) 10
B. Konversi ke sistem bilangan biner
Konversi dari bilangan Oktal ke Biner dapat dilakukan
dengan mengkonversi masing-masing digit oktal ke 3 bit.

Contoh : (567)8 = (.....) 2 = (101110111) 2


5 6 7 dapat dikonversi ke biner dengan cara (lihat tabel
ambil 3 bit dari bit terkecil (belakang):

101 110 111


C. Konversi ke bilangan hexadesimal

Konversi dari bilangan oktal ke hexadesimal dapat


dilakukan dengan cara merubah dari bilangan oktal
menjadi bilangan biner terlebih dahulu, baru dikonversi
ke bilangan hexadesimal

Contoh : (567)8 = (.....) 16 = (177) 16

5 6 7
dikonversi terlebih dahulu ke biner
(lihat tabel)

101 110 111

dari bilangan biner baru dikonversi ke hexadesimal (lihat tabel)


(101110111) 2 = (177) 16
1 0111 0111

1 7 7
Konversi dari Sistem Bilangan

Hexadesimal Konversi ke sistem bilangan desimal


Dari bilangan biner dapat dikonversikan ke bilangan desimal
dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan
dengan position value-nya.
Contoh : (B6A)16 = (.....) 10
= (2922) 10
(B6A)16 = 11 x 162 + 6 x 161 + 10 x 160
= 11 x 256 + 6 x 16 + 10 x 1
= 2816 + 96 + 10
= (2922)10

ketr : A= 10 (lihat tabel)

Anda mungkin juga menyukai