Anda di halaman 1dari 8

A.

Pendahuluan

Ayam kampung yang kita kenal sekarang ini adalah salah satu
jenis ayam yang memiliki sifat sebagai berikut: sifat alaminya
relatif tahan terhadap berbagai serangan penyakit, daging dan
telurnya relatif disukai masyarakat konsumen, modal usaha
relatif kecil (Heru Nurcahyo, 1987). Ayam kampung memiliki
peranan penting dalam kehidupan masyarakat pedesaan
sebagai sumber protein hewani dan meningkatkan pendapatan
peternak. Sebenarnya mengusahakan peternakan ayam
kampung tidak kalah menariknya jika dibanding dengan
mengusahakan peternakan ayam ras, mengingat ayam
kampung memiliki
beberapa kelebihan antara lain:
1. Ayam kampung telah sejak lama dikenal dan dipelihara oleh
masyarakat bahkan dapat dikatakan hampir menjadi suatu
kesatuan dalam kehidupan masyarakat peternak di pedesaan dan
sekaligus melestarikan budaya warisan nenek moyang.
2. Sifat alaminya relatif lebih tahan terhadap berbagai serangan
penyakit.
3. Modal untuk mengusahakannya relatif lebih kecil.
4. Tatalaksana pemeliharaannya relatif lebih sederhana
5. Produknya yaitu daging dan telur ayam kampung relatif lebih
disukai oleh
Masyarakat konsumen dan harganyapun relatif stabil dan lebih
tinggi jika dibanding dengan telur ayam negeri. Penetasan telur
dapat dilakukan secara alami dengan menggunakan induk atau
secara buatan dengan menggunakan mesin penetas telur. Pada
prinsipnya kedua cara tersebut sama, perbedaannya terletak pada
kemampuannya menetaskan telur. Pada penetasan telur secara
alami kemampuan menetaskan telur sangat terbatas, sedangkan
pada penetasan dengan menggunakan mesin tetas relatif tidak
terbatas. Pada penetasan telur secara buatan, kuri (kutuk umur
sehari) yang dapat dihasilkan jumlahnya tidak terbatas tergantung
kapasitas inkubator. Dengan demikian, akan memudahkan
pengelolaannya dan efisiensi biaya pemeliharaan, selain itu
produktivitas induk tidak terganggu. Akan tetapi, diperlukan biaya
pembuatan dan operasional alat tetas, selain keterampilan
menggunakan alat tetas tersebut (Heru Nurcahyo, 1987). Prospek
ke depan, dengan menggunakan mesin penetas telur pengusahan
ayam kampung tidak tergantung pada jumlah kuri yang ditetaskan
secara alami oleh induk ayam (Sri Wandoyo, 1997).
Apa itu alat penetas telur? Dibaca dari namanya saja, sudah bisa
diartikan bahwa mesin tersebut berfungsi untuk menetaskan
telur. Dalam hal ini, adalah menetaskan telur ayam yang banyak
diternak atau dibudidayakan di luar sana. Sebenarnya, ayam
betina dapat menetaskan sendiri telur-telurnya secara alami atau
mandiri. Namun demikian, penetasan telurnya terlalu lama dan
tingkat keberhasilannya kecil.

Berbeda dengan menetaskan telur dengan menggunakan mesin


yang waktunya lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih
tinggi. Misalnya, dari 10 telur ayam yang ditetaskan, paling hanya
1-2 butir saja yang gagal ditetaskan. Sisanya berhasil ditetaskan
dan menjadi anakan ayam.

Dengan mempunyai mesin penetas telur sendiri, seseorang dapat


menetaskan banyak anak ayam sendiri tanpa harus menunggu
lama. Anak-anak ayam tersebut dapat dijual di pasaran atau
dipelihara lagi agar makin besar sehingga harga jualnya lebih
tinggi. Bisnis yang satu ini cukup menjanjikan dan prospektif untuk
digeluti. Oleh karena itu, tidak sedikit orang atau pihak yang
menggelutinya.

Anda mungkin salah satu orang yang tertarik untuk beternak


ayam. Jika seperti itu, tidak ada salahnya Anda menetaskan sendiri
telur-telur ayamnya dengan mesin atau alat buatan sendiri.
Apakah bisa membuat alat penetas telur sendiri dengan bahan-
bahan yang sederhana? Tentu saja bisa dan Anda dapat
mempraktikkannya sendiri di rumah.

2.1. Penetasan Telur Unggas


Penetasan telur dapat dilakukan secara alamiah yaitu dengan
dierami oleh
induknya dan dapat pula dilakukan dengan inkubator. Jika
penetasan telur
dilakukan pada induknya, jumlah telur yang dapat ditetaskan
terbatas, yaitu paling
banyak 15 – 7 butir. Tetapi, penetasan telur dengan inkubator
dapat mencapai
ratusan bahkan hingga ribuan butir telur dalam sekali penetasan.
(Sudrajat, 2003)
2.2. Telur Tetas
Telur-telur yang dihasilkan oleh induk Unggas tidak seluruhnya
berkualitas baik.
Untuk itu ada beberapa kriteria sehingga dikatakan telur itu baik
untuk ditetaskan
diantaranya
a. Bentuk Telur
Bentuk telur yang baik berbentuk normal yaitu telur yang
berbentuk sedikit
agak lonjong. Bagian atas agak besar dan bawahnya lebih kecil dan
tumpul.
b. Keadaan Kulit Telur
Kulit yang permukannya halus dan merata.
c. Umur Telur
Umur telur yang ditetaskan sebaiknya telur yang umurnya
dibawah dari 7 hari.

Kardus Apa Yang Sebaiknya di Pakai ?


Sebaiknya pilih karton box. Jenis karton ini mudah dibentuk, dilipat tanpa
merusak isi benda yang diletakan didalamnya. Ciri karton box adalah irisan
melintang dan bergelombang pada dinding karton. Ia terbuat dari satu atau
beberapa lembar kertas kraft liner dan kertas medium sebagai lapisan
gelombangnya. Tujuanya tentu untuk memberikan konstruksi yang kuat
terhadap benturan dari luar. Diluar indonesia, karton box dikenal dengan
istilah corrugated paperboard karena memang kardus jenis ini terbuat dari
corrugated.

Corrugated sendiri merupakan olahan pulp, baik pulp organik, pulp sintetis
atau sisa produksi kertas (daur ulang) yang pertama kali diproduksi pada
tahun 1817 Di Inggris.
Membuat Mesin Penetas Telur Dari Kardus
Setelah mengetahui jenis karton yang pas, anda harus memilih yang masih
bagus, tidak berjamur. Kalau ada yang baru lebih bagus. Tapi kalau tidak ada,
kardus yang bekas juga tidak masalah. Dan anda bisa mulai mempersiapkan
alat-alat seperti berikut ini.

1. Kardus jenis karton box.


2. Kayu atau bambu
3. Thermostat dan Thermometer
4. Kabel
5. Lampu
6. Colokan listrik
7. Paku
8. Baki dari seng
9. Tali
Proses pembuatan mesin penetas :
1. Bentuk kardus sesuai konstruski mesin penetas. Berikan kayu atau
bambu sebagai rangka agar kokoh.
2. Buat lubang di kiri dan kanan kardus. Lubang ini gunanya untuk
menjepit lampu.
3. Buat lubang di bagian atas kardus sebagai ventilasi. Kira-kira Ukuran 5
cm X 10 cm.
4. Rangkai thermostat dengan piting lampu.
5. Buat rak telur dengan bambu. Kalau tidak bisa cukup pakai egg tray
6. Buat lubang dibagian depan untuk memasang kaca pengintai.
7. Setelah semua rangkaian jadi dan terpasang colokan ke listrik, semua
lampu harus menyala
8. Masukan termometer untuk mengetahui suhu di dalam. Ingat jenis telur
yang berbeda memerlukan suhu penetasan yang berbeda. Telur bebek
akan beda dengan telur ayam, burung atau puyuh.
Presentase ayam menetas dengan kardus
Berbeda dengan mesin penetas telur otomatis atau semi otomatis yang
memiliki tingkat penetasan hingga 90 %. Pada penetas kardus bekas, nilainya
jauh lebih kecil, sekitar 50 % saja. Ini karena 2 faktor tadi, suhu dan
kelembaban yang sulit dikontrol. Tingkat kerugian telur yang tidak menetas ini
juga harus anda perhatikan. Belum lagi, selama proses penetasan, telur mesti
di balik sebanyak tiga kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam hari. Proses
pembolak-balikan telur dilakukan secara manual, yaitu dengan menyapukan
tangan pada telur. Pembalikan ini tidak harus membuat posisi telur berada
pada posisi atas bawah. Kalau anda lupa, kemungkinan menetasnya jauh
lebih kecil lagi.

Bahan-bahan :

1.    Kardus bekas yang tebal ( bisa kardus bekas rokok, kardus bekas pesawat
televise atau   kardus apa saja yang penting kardusnya tebal ) 1 buah = Rp.
2.500,-
2.    Kayu reng 3 batang = Rp. 10.000,-
3.    Paku reng secukupnya = Rp. 5.000,-
4.    Thermostat dan Thermometer = Rp 50.000,-
5.    Kabel 5 meter = Rp. 10.000,-
6.    Bohlam 5 watt 4 buah = Rp. 10.000,-
7.    Piting 4 buah = Rp. 10.000,-
8.    Baki dari seng = Rp. 15.000,-
9.    Colokan listrik = Rp. 2.500,-
10.  Karet dari ban bekas untuk mengikat tutup kardus 2 buah = Rp. 1.000,-
TOTAL BIAYA = Rp. 116.000,-
Saya menggunakan bekas Kardus rokok. Di setiap daerah masing-masing harga
komponen tersebut berbeda-beda.

Cara Membuat :
1.    Ukur Kardus bagian dalam lalu potong reng sesuai ukuran kardus bagian
dalam, fungsi reng ini untuk memperkokoh kardus. Kalau di tempat anda
banyak bambu bisa memakai bambu. ( bahan-bahan di atas disesuaikan saja
dengan daerah masing-masing, berimprovisasilah, Jangan terpaku pada bahan-
bahan di atas ).
2.    Setelah rangkaian dari reng / bambu jadi lalu masukan ke dalam kardus.
3.    Buat lubang di kiri dan kanan kardus untuk memasang piting lampu,
masing – masing 2 buah atas dan bawah.
4.    Buat lubang di bagian atas kardus ( fungsinya sebagai ventilasi ). Ukuran 5
cm X 10 cm.
5.    Rangkai  thermostat dengan piting lampu.
6.    Buat rak telur dengan reng / bambu.
7.    Buat lubang dibagian depan untuk memasang kaca pengintai.
8.    Setelah semua rangkaian jadi dan terpasang colokan ke listrik, semua
lampu harus menyala.setelah lampu menyala semua biarkan beberapa saat.
9.    Setelah beberapa saat lampu harus mati kemudian hidup lagi, begitu
seterusnya.
10.  Pengaturan suhu dengan memutar baut yang ada di bawah thermostat,
jangan lupa thermometer di masukan ke dalam kotak. Suhu harus berkisar
antara 38 °C – 39 °C atau 101 °F. Pada hari 1 sampai hari ke 3.
11.  Untuk cara-cara menetaskan telur akan saya tulis di bagian selanjutnya.

Bagi sebagian orang mungkin tidak percaya, saya tidak punya background
( latar belakang ) pendidikan sebagai tukang, juga tidak punya pendidikan
dalam merangkai alat-alat listrik ( saya dulu SMA jurusan A3 / IPS ). Ketika saya
berhasil merangkai mesin tetas ini. Ada rasa kepuasan tersendiri. Walaupun
ada orang yang menilai karya saya ini tidak karuan, saya tidak marah, namanya
juga sedang belajar anggap saja sebagai kritikan.

Yang terpenting saya sudah berusaha soal hasilnya itu nanti

Anda mungkin juga menyukai