Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH, PERKEMBANGAN, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN BAHASA

INDONESIA

Disusun oleh : KELOMPOK 1

1) ABI MAYU ABDI (701210227)


2) EKA FITRIA (701210064)
3) REVI KURNIAWAN (701210062)
4) SINTIA TR RIZKY (701210142)
5) SRI UTAMI (701210144)
6) ZIKRI ARIYANTO (701210150)

Dosen Pengampu :
FIQI NURMANDA SARI, M.Pd

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya
hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
di kemudian hari.

Jambi,4 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

I. PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat 5
E. Sistematika 5
II. PEMBAHASAN 6
A. Sejarah Bahasa Indonesia 6
B. Perkembangan Bahasa Indonesia 8
C. Kedudukan Bahasa Indonesia 11
D. Fungsi Bahasa Indonesia 12
III. PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu bagian dalam kebudayaan yang ada pada semua
masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari
kebudayaan di mana manusia memegang peranan penting, bahasa juga turut ambil bagian
dalam peran manusia itu karena fungsinya sebagai alat komunikasi yang terus berkembang
sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri.

Demikian juga, Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana berpikir
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi sangat penting.
Mengingat pentingnya bahasa Indonesia, kami sebagai mahasiswa dituntut untuk lebih
memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Yang salah satunya adalah dengan
mengetahui sejarah, kedudukan, serta fungsi bahasa Indonesia.

Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan
jika sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak mengetahui tentang sejarah, kedudukan, serta
fungsi bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana fungsi Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana kedudukan Bahasa Indonesia?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
1. Untuk mengetahui sejarah bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui dan memahami kedudukan Bahasa Indonesia
4. Untuk memahami fungsi bahasa Indonesia.

4
D. Manfaat
1) Dapat mengetahui hal-hal penting mengenai ruang lingkup Bahasa Indonesia.
2) Sebagai pedomam yang dapat mengasah bakat pembaca dalam menyusun makalah
selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri atas tigat bab yang mana setiap bab memiliki sub bab.

I. Pendahuluan, yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan, serta


manfaat.
II. Pembahasan, yang mencakup sejarah, kedudukan, serta fungsi Bahasa Indonesia.
III. Penutup, yang mencakup kesimpulan dan saran.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang
bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara sejak
abad-abad awal penanggalan modern. Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi
ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar
ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat penggunaannya oleh Kerajaan
Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan.

Istilah Melayu atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya sendiri berasal dari Kerajaan
Malayu yang bertempat di Batang Hari, Jambi, dimana diketahui bahasa Melayu yang
digunakan di Jambi menggunakan dialek "o" sedangkan dikemudian hari bahasa dan dialek
Melayu berkembang secara luas dan menjadi beragam.

Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk
membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda
untuk para pegawai pribumi dinilai lemah. Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk
baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat.

Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang
menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M
(Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun
686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu
bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuno. Bahasa Melayu Kuno itu tidak hanya
dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti
berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga
menggunakan bahasa Melayu Kuno.

Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa
buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan
antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di

6
Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari
luar Nusantara.

Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya,
antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-
Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun
(Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang
berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan
(lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan
kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye
Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti
Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan
Bustanussalatin.

Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama


Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara
sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan
antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur kata.

Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan
bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah
Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu
menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia,
bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul
dalam berbagai variasi dan dialek.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong


tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi
antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda
Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa
Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

7
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah
darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3)
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama
Sumpah Pemuda.

Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa
Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.

Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18


Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan
bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36) Keputusan Kongres Bahasa
Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal
dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang
sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan
hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.

Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat.


Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam
memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus
1945 telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional
sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat
Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

B. Perkembangan Bahasa Indonesia


Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga eksistensi bahasa Indonesia menjadi bahasa
nasional. Upaya pemerintah dan para tokoh bahasa yang memiliki komitmen terhadap
pelestarian bahasa Indonesia mengadakan kongres-kongres dalam rangka membahas
perkembangan bahasa Indonesia, Pertemuan yang rutin dilaksanakan ini diberi nama kongres
bahasa Indonesia. Keberlngsungan Kongres- kongres tersebut sangatlah penting bagi proses
perkembangan bahasa Indonesia. Oleh karena dengan adanya kongres bahasa Indonesia,
muatan dari bahasa Indonesia menjadi lebih komprehensif dan di sesuaikan dengan
perkembangan zaman. Berikut ini kongres bahasa Indonesia yang sudah dilaksanakan:
8
1) Kongres Bahasa Indonesia I (Pertama)

Kongres bahasa Indonesia yang pertama dilaksanakan pada tanggal 25-28 Juni tahun
1938 di kota Solo, Jawa Tengah. Kongres pertama ini menghasilkan beberapa kesepakatan
dan kesepahaman yakni urgensi dari usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
telah dilakukan secara sadar oleh para cendikiawan dan budayawan Indonesia pada waktu itu.
Sampai pada akhirnya pada 18 Agustus 1945 disyahkannya Undang–Undang Dasar 1945,
pada Pasal 36 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Diresmikannya
penggunaan Ejaan Republik sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku
sebelumnya, peresmian ini terjadi pada tanggal 19 Maret 1947.

2) Kongres Bahasa Indonesia II

Kongres bahasa Indonesia yang kedua dilaksanakan pada 28 Oktober-1November


1954 di Kota Medan, Sumatra Utara,. Kongres bahasa Indonesia ini merupakan sebuah
tindakan rasionalisasi dari keinginan yang kuat dan keras dari bangsa Indonesia untuk selalu
menyempurnakan bahasa Indonesia yang dijadikan bahasa nasional. Pemerintah pada 16
Agustus 1972, meresmikan penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang diperkuat
dengan adanya Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan pada 31 Agustus 1972, menetapkan Pedoman Umum Bahasa Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di
seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).

3) Kongres Bahasa Indonesia III

Kongres bahasa Indonesia ketiga dilaksanakan pada 28 Oktober-2 November 1978 di


Ibukota Jakarta. Hasil yang didapat dari kongres bahasa Indonesia ketiga ini yaitu
memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak
tahun 1928 dan selalu berusaha dengan optimal untuk memantapkan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia.

4) Kongres Bahasa Indonesia IV

Kongres bahasa Indonesia keempat diselenggarakan pada tanggal 21-26 November


1983 di Jakarta. Pada pelaksanaan kongres bahasa Indonesia ke empat bertepatan dengan hari
Sumpah Pemuda yang ke-55 yang menghasilkan kesepakatan bahwa pembinaan dan

9
pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di
dalam GBHN, yang mewajibkan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar tercapai seoptimal mungkin

5) Kongres Bahasa Indonesia V

Kongres bahasa Indonesia yang kelima dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober


November 1988 di Jakarta. Pada kongres bahasa Indonesia kelima ini, dilahirkan karya
monumental yaitu sebuah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia.

6) Kongres Bahasa Indonesia VI

Kongres bahasa Indonesia yang keenam dilaksanakan pada tanggal 28


Oktober-2 November 1993 di Jakarta. Hasil dari kongres bahasa Indonesia kelim diantaranya
yaitu pengusulan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia ditingkatkan
statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, di samping mengusulkan disusunnya Undang-
Undang Bahasa Indonesia

7) Kongres Bahasa Indonesia VII

Kongres bahasa Indonesia ketujuh dilaksanakan pada tanggal 26-30 Oktober 1998 di Jakarta.
Hasil dari kongres bahasa Indonesia ke tujuh yaitu mengusulkan dibentuknya Badan
Pertimbangan Bahasa Indonesia

8) Kongres Bahasa Indonesia VIII

Kongres bahasa Indonesia kedelapan diselenggarakan pada tanggal 14-17


Oktober 2003 di Jakarta. Pada kongres bahasa Indonesia ke tujuh menghasilkan kesepakatan
pengusulan bulan Oktober dijadikan bulan bahasa. Agenda pada bulan bahasa adalah
berlangsungnya seminar bahasa Indonesia di berbagai lembaga yang memperhatikan bahasa
Indonesia.

9) Kongres Bahasa Indonesia IX

Kongres bahasa Indonesia kesembilan dilaksanakan pada tanggal 28


Oktober-1 November 2008 di Jakarta. Kongres bahasa Indonesia ke lima membahas lima
hal utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah, penggunaan bahasa asing, pengajaran
10
bahasa dan sastra, serta bahasa media massa. Kongres bahasa ini berskala internasional yang
menghadirkan pembicara-pembicara dari dalam dan luar negeri.

10) Kongres Bahasa Indonesia X

Kongres bahasa Indonesia yang kesepuluh dilaksanakan pada tanggal 28-31 Oktober
2013 di Jakarta. Hasil dari kongres bahasa Indonesia ke sepuluh merekomendasikan yaitu
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), merekomendasikan hal-hal yang perlu
dilakukan pemerintah

C. Kedudukan Bahasa Indonesia

Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum
dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa Negara. Penjabarannya adalah
sebagai berikut.

1) Sebagai Bahasa Nasional

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya,
yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan. Adapun
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai
berikut. Lambang jati diri (identitas), lambang kebanggaan bangsa, alat pemersatu berbagai
masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial-budaya, serta bahasa daerah
yang berbeda, dan alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.

2) Sebagai Bahasa Resmi/Negara

Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan
ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam
kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.
Bahasa resmi Negara, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi
dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan, dan bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu dan teknologi.

11
D. Fungsi Bahasa Indonesia

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi khusus, yaitu:


a. Bahasa resmi kenegaraan;
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
serta kepentingan pemerintah;
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara mempunyai fungsi:
a. Bahasa resmi kenegaraan;
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
serta kepentingan pemerintah;
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga perlu dibakukan
atau distandarkan.

a. Ejaan Van Ophuijen (1901)


b. Ejaan Soewandi (1947)
c. Ejaan yang Disempurnakan (EYD, tahun 1972)
d. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Istilah
(1975)
e. Kamus besar Bahasa Indonesia, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988)

3. Bahasa Indonesia memiliki fungsi-fungsi yang dimiliki oleh bahasa baku, yaitu:
a. Fungsi pemersatu, bahasa Indonesia memersatukan suku bangsa yang berlatar budaya
dan bahasa yang berbeda-beda;
b. Fungsi pemberi ke-khasan, bahasa baku memperbedakan bahasa itu dengan bahasa
yang lain;
c. Fungsi penambah kewibawaan, bagi orang yang mahir berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar;

12
d. Fungsi sebagai kerangka acuan, bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang
menjadi tolok ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan
bahasa atau ragam bahasa.

13
BAB III

A. Kesimpulan
1. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928.
2. Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum
dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa Negara.
3. Bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai Bahasa nasional, Bahasa Negara, dan Bahasa
baku.

B. Saran

1. Dengan adanya Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi
dalam berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai
bahasa penghubung antar warga, daerah, dan buadaya).
2. Diharapakan dalam penggunaan Bahasa Indonesia dapat memungkinkan kita membina
dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili ciri-ciri
dan identitasnya sendiri yang membedakannya Negara lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://coretanwnh.blogspot.com/2013/09/sejarah-fungsi-dan-kedudukan-bahasa.html
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas%20Tentan
g%20Sejarah%20Bahasa%20Indonesia
http://furanaa.com/blog/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-indonesia/
http://elgrid.wordpress.com/2011/11/06/kedudukan-bahasa-indonesia/
http://blog-kuliah.blogspot.com/2012/12/fungsi-bahasa-indonesia.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19936/4/Chapter%20I.pdf
http://blogbersama1908.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-sejarah-bahasa-
indonesia.html

15

Anda mungkin juga menyukai