Kelompok 1, B. Indonesia
Kelompok 1, B. Indonesia
INDONESIA
Dosen Pengampu :
FIQI NURMANDA SARI, M.Pd
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya
hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
di kemudian hari.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
I. PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat 5
E. Sistematika 5
II. PEMBAHASAN 6
A. Sejarah Bahasa Indonesia 6
B. Perkembangan Bahasa Indonesia 8
C. Kedudukan Bahasa Indonesia 11
D. Fungsi Bahasa Indonesia 12
III. PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu bagian dalam kebudayaan yang ada pada semua
masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari
kebudayaan di mana manusia memegang peranan penting, bahasa juga turut ambil bagian
dalam peran manusia itu karena fungsinya sebagai alat komunikasi yang terus berkembang
sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri.
Demikian juga, Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana berpikir
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi sangat penting.
Mengingat pentingnya bahasa Indonesia, kami sebagai mahasiswa dituntut untuk lebih
memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Yang salah satunya adalah dengan
mengetahui sejarah, kedudukan, serta fungsi bahasa Indonesia.
Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan
jika sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak mengetahui tentang sejarah, kedudukan, serta
fungsi bahasa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana fungsi Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana kedudukan Bahasa Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
1. Untuk mengetahui sejarah bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui dan memahami kedudukan Bahasa Indonesia
4. Untuk memahami fungsi bahasa Indonesia.
4
D. Manfaat
1) Dapat mengetahui hal-hal penting mengenai ruang lingkup Bahasa Indonesia.
2) Sebagai pedomam yang dapat mengasah bakat pembaca dalam menyusun makalah
selanjutnya.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri atas tigat bab yang mana setiap bab memiliki sub bab.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang
bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara sejak
abad-abad awal penanggalan modern. Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi
ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar
ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat penggunaannya oleh Kerajaan
Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan.
Istilah Melayu atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya sendiri berasal dari Kerajaan
Malayu yang bertempat di Batang Hari, Jambi, dimana diketahui bahasa Melayu yang
digunakan di Jambi menggunakan dialek "o" sedangkan dikemudian hari bahasa dan dialek
Melayu berkembang secara luas dan menjadi beragam.
Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk
membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda
untuk para pegawai pribumi dinilai lemah. Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk
baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang
menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M
(Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun
686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu
bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuno. Bahasa Melayu Kuno itu tidak hanya
dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti
berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga
menggunakan bahasa Melayu Kuno.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa
buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan
antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di
6
Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari
luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya,
antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-
Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun
(Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang
berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan
(lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan
kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye
Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti
Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan
Bustanussalatin.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan
bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah
Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu
menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia,
bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul
dalam berbagai variasi dan dialek.
7
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah
darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3)
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama
Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa
Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Kongres bahasa Indonesia yang pertama dilaksanakan pada tanggal 25-28 Juni tahun
1938 di kota Solo, Jawa Tengah. Kongres pertama ini menghasilkan beberapa kesepakatan
dan kesepahaman yakni urgensi dari usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
telah dilakukan secara sadar oleh para cendikiawan dan budayawan Indonesia pada waktu itu.
Sampai pada akhirnya pada 18 Agustus 1945 disyahkannya Undang–Undang Dasar 1945,
pada Pasal 36 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Diresmikannya
penggunaan Ejaan Republik sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku
sebelumnya, peresmian ini terjadi pada tanggal 19 Maret 1947.
9
pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di
dalam GBHN, yang mewajibkan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar tercapai seoptimal mungkin
Kongres bahasa Indonesia ketujuh dilaksanakan pada tanggal 26-30 Oktober 1998 di Jakarta.
Hasil dari kongres bahasa Indonesia ke tujuh yaitu mengusulkan dibentuknya Badan
Pertimbangan Bahasa Indonesia
Kongres bahasa Indonesia yang kesepuluh dilaksanakan pada tanggal 28-31 Oktober
2013 di Jakarta. Hasil dari kongres bahasa Indonesia ke sepuluh merekomendasikan yaitu
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), merekomendasikan hal-hal yang perlu
dilakukan pemerintah
Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum
dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa Negara. Penjabarannya adalah
sebagai berikut.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya,
yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan. Adapun
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai
berikut. Lambang jati diri (identitas), lambang kebanggaan bangsa, alat pemersatu berbagai
masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial-budaya, serta bahasa daerah
yang berbeda, dan alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.
Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan
ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam
kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.
Bahasa resmi Negara, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi
dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan, dan bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu dan teknologi.
11
D. Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga perlu dibakukan
atau distandarkan.
3. Bahasa Indonesia memiliki fungsi-fungsi yang dimiliki oleh bahasa baku, yaitu:
a. Fungsi pemersatu, bahasa Indonesia memersatukan suku bangsa yang berlatar budaya
dan bahasa yang berbeda-beda;
b. Fungsi pemberi ke-khasan, bahasa baku memperbedakan bahasa itu dengan bahasa
yang lain;
c. Fungsi penambah kewibawaan, bagi orang yang mahir berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar;
12
d. Fungsi sebagai kerangka acuan, bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang
menjadi tolok ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan
bahasa atau ragam bahasa.
13
BAB III
A. Kesimpulan
1. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928.
2. Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum
dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa Negara.
3. Bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai Bahasa nasional, Bahasa Negara, dan Bahasa
baku.
B. Saran
1. Dengan adanya Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi
dalam berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai
bahasa penghubung antar warga, daerah, dan buadaya).
2. Diharapakan dalam penggunaan Bahasa Indonesia dapat memungkinkan kita membina
dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili ciri-ciri
dan identitasnya sendiri yang membedakannya Negara lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://coretanwnh.blogspot.com/2013/09/sejarah-fungsi-dan-kedudukan-bahasa.html
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas%20Tentan
g%20Sejarah%20Bahasa%20Indonesia
http://furanaa.com/blog/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-indonesia/
http://elgrid.wordpress.com/2011/11/06/kedudukan-bahasa-indonesia/
http://blog-kuliah.blogspot.com/2012/12/fungsi-bahasa-indonesia.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19936/4/Chapter%20I.pdf
http://blogbersama1908.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-sejarah-bahasa-
indonesia.html
15