Anda di halaman 1dari 12

KONSEP PENGETAHUAN DAN

JENIS-JENISNYA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Ilmu Logika Semester Ganjil 2021/2022

Dosen Pengampu :
Drs. Marsikhan Mansur, S.H

Oleh :
Ma’sum Jauhari
Syafi’ Safuan Khoirul Rizal

PROGRAM STUDI
TADRIS BAHASA INGGRIS
HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis mampu merampungkan salah satu
tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh
mata kuliah Ilmu Logika.
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kita tentang
Ilmu Logika. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari sumbangsih orang-
orang terdekat Penulis, karena itu dengan tulus Penulis sampaikan banyak terima
kasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Materi Ilmu Logika semester II IAI TABAH
Kranji Parican Lamongan yang telah membimbing penulis dengan penuh
kesabaran.
2. Teman-teman sekelas semester II prodi TBI Dan HES IAI TABAH Kranji
Paciran Lamongan yang selalu mengarahkan dan mengingatkan penulis jika
penulis terdapat kekurangan.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal itu
dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan Penulis semata. Saran dan
kritik yang konstruktif tetap saya harapkan dari audien/peserta diskusi yang
budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi
Penulis namun juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Lamongan, 09 Maret 2022


Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3
A. Latar Belakang .......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5
A. Pengertian Pengetahuan............................. Error! Bookmark not defined.
B. Jenis-jenis Pengetahuan ............................ Error! Bookmark not defined.
C. Sumber Pengetahuan ................................ Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia. Bagi orang yang mempunyai ilmu pengetahuan
akan memiliki kedudukan yang tinggi disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ilmu
pengetahuan sangat banyak, dan seharusnya dengan bertambahnya ilmu maka
bertambah pula keimanan kita kepada Allah karena segala sumber ilmu itu dari
Allah. Jadi, sesiapa saja yang belajar dan menuntut ilmu maka Allah akan
meninggikannya beberapa derajat.

Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan


cita-cita manusia yang berkualitas disamping itu juga melatih ketrampilan di
dalam bidang tertentu. Perubahan kualitas pembelajaran merupakan salah satu
dasar peningkatan pendidikan keseluruhan. Pendidikan di sekolah tidak bisa
lepas dari kegiatan belajar mengajar, yang meliputi seluruh aktivitas yang
menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan
pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Tercapainya tujuan
pembelajaran menjadi cerminan prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses
belajar mengajar. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang strukur,
susunan, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertainya. 1

Dengan berpikir, maka kita akan memahami bagaimana keagungan Allah


dalam menciptakan semua ini. setelah kita memahami maka akan timbullah
kecintaan kita terhadap apa yang kita pahami tersebut. Oleh karena itu,
pemahaman akan suatu konsep dalam hal apa saja sangat penting guna
mendapatkan ilmu yang benar. Sehingga timbul kecintaan terhadap ilmu yang

1
Anonim, Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu, (Jakarta: Depdiknas,
2006).

3
dipahami tersebut. Maka pemahaman akan suatu konsep sangat penting dalam
suatu ilmu.

B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa pengertian Pengetahuan?
2. Apa saja jenis-jenis Pengetahuan?
3. Apa saja sumber-sumber Pengetahuan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Pengetahuan.
2. Menjelaskan jenis-jenis Pengetahuan.
3. Menjelaskan sumber-sumber Pengetahuan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengetahuan
Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa Inggris knowledge.
Sedangkan secara terminologi, Sidi Gazalba menjelaskan bahwa pengetahuan
adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu
adalah semua milik atau isi pikiran. 2

Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk mengatakan


apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Dalam hal ini, suatu hal yang
menjadi pengetahuannya selalu terdiri dari 1) unsur yang mengetahui, 2) hal
yang ingin diketahui, dan 3) kesadaran mengenai hal yang ingin diketahui
tersebut. Artinya, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai
kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal yang ingin
diketahuinya.

B. Jenis-jenis Pengetahuan
1. Pengetahuan Implisit
Pengetahuan Implisit yaitu sebuah pengetahuan yang sudah
tertanam pada bentuk yang berasal dari pengalaman seseorang dan
mengandung banyak faktor yang dikatahui masih belum nyata sebagai
contoh seperti perspektif, keyakinan pribadi serta prinsip-prinsip.
Pengetahuan Implisit merupakan penerapan pengetahuan eksplisit.
Keterampilan yang dapat ditransfer dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain
adalah salah satu contoh pengetahuan implisit.

Pengetahuan implisit adalah aplikasi praktis dari pengetahuan


eksplisit. Kemungkinan ada banyak contoh pengetahuan implisit di sekitar
kita. Sebagai contoh misalnya, seseorang bertanya kepada anggota tim
bagaimana melakukan tugas. hal ini bisa memicu percakapan tentang

2
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hal.4.

5
berbagai pilihan untuk melakukan tugas, serta hasil potensial, yang
mengarah ke proses yang tepat untuk menentukan tindakan terbaik.
Pengetahuan implisit anggota tim itulah yang mengarahkan percakapan
tentang bagaimana melakukan sesuatu dan apa yang bisa terjadi. Selain
itu, praktik dan keterampilan terbaik yang dapat ditransfer dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain adalah contoh dari pengetahuan implisit.

2. Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan Eksplisit adalah pengetahuan yang mudah
diartikulasikan, ditulis, dan dibagikan. Pengetahuan Eksplisit adalah
pengetahuan yang sudah sistematis di dokumentasi dan tersimpan dalam
bentuk nyata baik berupa media, atau yang lainnya. Hasil dari pengetahuan
ini biasanya sudah di artikulasi ke dalam suatu bentuk yang formal, mudah
dipahami dan relatif mudah untuk di bagikan secara luas kepada publik.
Sebagai contoh dari pengetahuan eksplisit, yaitu lembar data perusahaan,
laporan penelitian, dll. Semua itu merupakan contoh dari pengetahuan
yang eksplisit.

3. Pengetahuan Empiris
Pengetahuan empiris yaitu suatu pengetahuan yang lebih
memprioritaskan pengamatan dan pengalaman atau yang lebih sering
dikenal dengan sebutan pengetahuan posteriori. Untuk bisa mendapatan
pengetahuan jenis ini maka memerlukan suatu pengamatan yang harus
dilakukan dengan cara rasional dan empiris. Pengetahuan empiris ini dapat
dikembangkan menjadi pengetahuan jenis deskriptif yang mana
merupakan suatu pengetahuan seseorang menguraikan dan melukiskan
dengan berbagai macam penjelasan berkaitan dengan semua karakteristik
ciri-ciri, serta efek yang dimiliki pada objek empiris.
Pengetahuan empiris ini sebenarnya dapat diperoleh melalui suatu
pengalaman pribadi individu yang terjadi secara berulang dalam hidupnya.
Sebagai contoh, seseorang yang terpilih untuk menjadi seorang pimpinan

6
pada sebuah organisasi maka bisa dipastikan orang tersebut memiliki
pengetahuan mengenai bagaimana cara manajemen organisasi yang tepat.

4. Pengetahuan Taktik
Pengetahuan taktik adalah pengetahuan yang dimiliki dan
dikumpulkan dari pengalaman serta konteks pribadi. Pengetahuan ini
merupakan informasi yang, jika ditanyakan akan menjadi sangat sulit
untuk ditulis, diartikulasikan, atau disajikan dalam bentuk yang nyata.
Sebagai contoh, seseorang memiliki pengetahuan cara membuat resep
terkenal keluarganya. Kemudian, jika dia memberi kartu resep, tetapi
ketika anda mencobanya sendiri, anda merasa ada sesuatu yang hilang dan
tidak sama seperti yang orang tersebut buat. Setelah pengalaman bertahun-
tahun, orang tersebut telah mempelajari perasaan yang tepat untuk adonan,
atau berapa lama sesuatu harus ada di dalam oven. Terkadang banyak hal
yang tidak bisa dijelaskan; namun hanya bisa dirasakan.

5. Pengetahuan Rasionalisme
Pengetahuan rasionalisme adalah sebuah pengetahuan yang bisa
diperoleh melalui akal pikiran. Rasionalisme lebih mengedepankan
berdasarkan suatu pengetahuan yang tidak memiliki penekanan berdarkan
pengalaman individu. Sebagai contoh pengetahuan rasional dapat dilihat
dari pengetahuan matematika yang mana dalam ilmu matematika ini hasil
penjumlahan bilangan desimal dari 1 + 1 = 2 Tentunya hal ini tidak di
dapatkan dari pengalaman dan pengamatan empiris, tetapi cenderung
melalui pikiran untuk bisa berpikir secara logis.

C. Sumber Pengetahuan
Masalah terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting
dalam epistemologi, sebab jawaban terhadap terjadinya pengetahuan maka
seseorang akan berwarna pandangan atau paham filsafatnya. Jawaban yang

7
paling sederhana tentang terjadinya pengetahuan ini apakah berfilsafat a priori
atau a posteriori. Pengetahuan a priori adalah pengetahuan yang terjadi apa
adanya atau melalui pengalaman, baik pengalaman indera maupun pengalaman
batin. Adapun pengetahuan a posteriori adalah pengetahuan yang terjadi karena
adanya pengalaman, pengetahuan ini bertumpu pada kenyataan objektif. 3
Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut John
Hospers dalam Abbas Hamami M, mengemukakan ada enam hal, yaitu sebagai
berikut:
a. Pengalaman indera (sense experience)
Penginderaan merupakan alat yang paling penting dalam memperoleh
pengetahuan, merupakan alat untuk menyerap segala sesuatu objek yang ada
di luar diri manusia. Jadi, pengetahuan berawal dari kenyataan yang dapat
diindera.
Pengetahuan yang benar berdasarkan pengalaman yang kongkret
dikembangkan melalui paham empirisme, yang mempergunakan metode
induktif dalam menyusun pengetahuannya.
b. Nalar (reason)
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua
pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Pengetahuan yang benar berdasarkan rasional yang abstrak
dikembangkan melalui paham rasionalisme, yang mempergunakan metode
deduktif dalam menyusun pengetahuannya.
c. Otoritas (authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang
dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber
pengetahuan karena kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang
yang mempunyai kewibawaan dalam pengetahuannya.

3
Abbas Hamami M, Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan Diktat (Yogyakarta:
Fakultas Filsafat UGM), hal.11.

8
d. Intuisi (intuition)
Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa
proses kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk
membuat pernyataan yang berupa pengetahuan.
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui
proses penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa
diramalkan; sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur,
maka intuisi tidak bisa diandalkan.
e. Wahyu (revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi dan
rasul-Nya untuk kepentingan umatnya. Kita mempunyai pengetahuan
melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan
itu. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan karena
kita mengenal sesuatu yang bersumber pada kepercayaan kita.
f. Keyakinan (faith)
Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia
yang diperoleh melalui kepercayaan. Keyakinan yang dimaksud adalah
kemampuan kejiwaan manusia yang merupakan pematangan dari
kepercayaan. Kepercayaan bersifat dinamis; mampu menyesuaikan dengan
keadaan yang sedang terjadi, sedangkan keyakinan sangat statis; kecuali ada
bukti-bukti baru yang akurat dan sesuai.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan
pengetahuan secara sungguh-sungguh. Secara khusus, manusia mampu
mengembangkan pengetahuan ini karena ia mempunyai bahasa yang mampu
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi
informasi tersebut, serta memiliki kemampuan berpikir dengan mengikuti suatu
alur kerangka berpikir tertentu. Dua kelebihan inilah yang memungkinkan
manusia untuk mengembangkan pengetahuannya, yaitu bahasa yang bersifat
komunikatif dan pikiran yang mampu menalar, yang berpijak pada dasar dan
jenis ilmu pengetahuan.

B. Saran
Dari pembahasan Konsep Pengetahuan dalam makalah ini, kami selaku
penulis berharap hal ini dapat diterapkan dalam menulis sebuah karya tulis.
Kami selaku penulis juga menyadari dalam pembahsan maupun penulisan
terdapat banyak kesalahan, sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan dari
semuanya. Semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi
diri penulis dan bagi para pecinta ilmu pengetahuan pada umumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Hamami M. Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan Diktat. Yogyakarta:
Fakultas Filsafat UGM.

Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Yogyakarta: Pondok


Pesantren Al-Munawwir, 1984.

Hartono Kasmadi, dkk, Filsafat Ilmu. Semarang: IKIP Semarang Press, 1990.

Muhammad Adib. Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Poedjawijatna. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta, 1994.

11

Anda mungkin juga menyukai