Anda di halaman 1dari 19

PEMASARAN AMIL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Tata Kelola Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF)”

Dosen Pengampu:

Miftaqurrohman. S.H.I., M.E.

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Mirojun Nurun N (401190277 / 085816408874)


2. M. Imam Nur S (401190281 / 081329647338)

Ekonomi Syariah I

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kesempatan serta rahmat-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas mata kuliah “Tata Kelola
Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF)”.

Penulis membuat makalah yang berjudul “PEMASARAN AMIL”, makalah


ini telah penulis susun secara maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuannya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari


masih banyak kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu, sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini juga
memberi manfaat bagi para pembaca.

Ponorogo, 05 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

A. Pengertian pemasaran.................................................................................................3
B. Tujuan dan fugsi pemasaran.......................................................................................4
C. Strategipemasaran amil..............................................................................................5

BAB III ANALISIS................................................................................................................9

A. Manajemen pemasaran lembaga amil zakat nasional.................................................9


B. Hasil analisis.............................................................................................................11

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................13

A. Kesimpulan...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

ii
10

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang mengidentifikasikan
kebutuhan dan keinginan pelanggan, menetapkan pasar sasaran mana yang
dapat dilayani secara baik oleh perusahaan, merancang produk layanan dan
program yang tepat untuk “memikirkan dan melayani pelanggan”. Dari
sebuah pandangan kemasyarakatan dan pola tanggapan ekonominya.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya
terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.1
Konsep dari pemasaran saat ini telah mengalami perubahan yang
cukup besar, dimana orientasi tidak lagi pada produk, melainkan beralih
keorientasi pada konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan diharuskan
tidak lagi hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumen saja, akan tetapi
juga harus dapat memuaskan konsumen. Dengan adanya persaingan yang
kompetitif saat ini menyebabkan makin diperlukannya informasi pemasaran.
Informasi yang diperlukan untuk mengantisipasi perubahan ini adalah
informasi mengenai selera konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
Kegiatan pemasaran yang baik dan tepatlah yang memegang peranan yang
penting dalam menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Dengan kata lain,
pihak perusahaan harus mampu merebut hati konsumen akan hasil produksi
yang dijual dan berupaya untuk memuaskan kebutuhan konsumennya.

1
Abdullah, Asuransi Syariah, PT Elex Media Komputindo, 2006, Jakarta.
BAB
Makalah ini membahas tentang pemasaran amil I harus diketahui dan dipahami dahulu
yang
sebelum masuk ke dalam pembahasan selanjutnya. Tanpa memahami konsep dasarnya
terlebih dahulu, maka kemungkinan besar pemasaran tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Pasalnya, pemasaran amil merupakan salah satu pembahasan yang pentinng karena
menyangkut zakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemasaran?
2. Apa saja tujuan dan fungsi pemasaran?
3. Apa strategi pemasaran amil?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pemasaran
2. Mengetahui apa saja tujuan dan fungsi pemasaran
3. Mengetahui strategi pemasaran amil

1
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk memaksimalkan
strategi penjualan dan untuk memperoleh keuntungan demi kelangsungan hidup suatu
perusahaan. Menurut American Marketing Assosiation dalam Sudaryono “Pemasaran adalah
fungsi dari organisasi dan serangkaian suatu proses penciptaan, mengkomunikasikan, dan
menyampaikan nilai bagi para konsumen serta mengelola hubungan antara konsumen
dengan perusahaan untuk memberikan manfaat bagi konsumen dan produsen.Menurut
Kotler pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana suatu individu ataupun
kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan serta butuhkan dengan penciptaan dan
pertukaran suatu produk.Menurut Brech Pemasaran adalah proses menentukan permintaan
konsumen atas sebuah produk atau jasa, memotivasi penjualan produk atau jasa tersebut.
Menurut Abdullah dan Tantri “pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat
ini maupun konsumen potensial”.Menurut Kismono “pemasaran adalah sekelompok
aktivitas yang saling berkaitan yang dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen
dan mengembangkan distribusi, promosi, dan penetapan harga serta pelayanan untuk
memuaskan kebutuhan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu”.2
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, pemasaran adalah suatu
proses dalam menentukan permintaan konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa agar
dapat memuaskan konsumen serta dapat mewujudkan tujuan dari suatu perusahaan.
Pemasaran mencakup kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tindakan
menciptakan guna atau manfaat karena tempat, waktu dan kepemilikan. Pemasaran
menggerakkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya, menyimpan kemudian membuat
perubahan dalam kepemilikan, melalui tindakan membeli dan menjual barang-barang
tersebut. Pemasaran merupakan aktifitas komersial yang berhubungan dengan arus barang
2
Philip kotler dan Kevin lane keller, Marketing management, Cet 15 ( Peatson Education Limited, 2016), 27
2
3
dan jasa antara produsen dan konsumen. Menurut Kotler dan Keller “Pemasaran adalah
salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang
atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.” 3
Jadi pemasaran merupakan kinerja dari kegiatan bisnis yang mengarahkan arus
barang dan jasa kepada para pelanggan dan pemakai. Dalam perkembangannya, pengertian
pemasaran bukan saja masalah penyaluran barang dan jasa kepada pembeli atau konsumen
dalam sebuah bisnis, melainkan juga menyangkut berbagai kegiatan yang tidak saja
dilakukan oleh sebuah bisnis, tetapi oleh organisasi-organisasi nirlaba, seperti gereja,
universitas atau kegiatan pendidikan lainnya, dan organisasi-organisasi sosial.
Perkembangan mengenai arti pemasaran berikutnya mengarah pada pencarian cara
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan para pelalnggan dengan melakukan penelitian
dan analisis kebutuhan serta keinginan calon pelanggan, bukan hanya cara menjual barang.
Dengan demikian, fokus kegiatan pemasran adalah menemukan cara-cara bagaimana
seorang pemasar (marketer) mengatur usaha.
Pemasarannya supaya mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia
umumnya, khususnya kebutuhan dan keinginan kelompok masyarakat dengan ciri-ciri
tertentu yang dilihat dari faktor pekerjaan penghasilan dan gaya hidupnya, atau dengan kata
lain, dari segmen masyarakat tertentu.
Kebutuhan meliputi kebutuhan dasar (primer) manusia, yang terdiri atas kebutuhan
makan, pakaian, dan tempat berteduh. Secara populer ketiga kebutuhan pokok ini disebut
kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan sekunder ialah kebutuhan tambahan
yang dapat lebih memuaskan kebutuhan primer, seperti kebutuhan telepon, mobil, barang
mewah yang jika tidak dipunyai tidak akan menyusahkan hidup seseorang, hanya akan
mengurangi kepuasan hidup.
Keberhasilan seorang pemasar terletak pada kemampuannya dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan para pelanggan atau konsumennya, dengan kata lain cara ia
memuaskan para pelanggan dan konsumen tersebut. Tentunya pekerjaan ini tidak akan
berhasil jika tidak didukung oleh perusahaan secara keseluruhan. Keberhasilannya
bergantung pada banyak pihak yang bekerja dalam bagian lain diperusahaan, yang masing-
masing membantu pemasar mencapai tujuannya, yang juga merupakam tujuan perusahaan

3
Philip Kotler, MARKETING MANAGEMENT analysis, planning, and control, PT Gelora Aksara
Pratama, 1990, Jakarta.

3
4
mereka bersama.4
B. Tujuan dan Fungsi Pemasaran
Tujuan pemasaran merupakan mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran
lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya
perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang. 5 Perubahan
tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli,
peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan
perubahan faktor lingkunganpasar lainnya. Kotler mengemukakan bahwa pemasaran
mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan
pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok, distributor dalam
rangka mendapatkan serta mempertahankan referensi dan kelangsungan bisnis jangka
panjang mereka.
Menurut Granroos tujuan dari pemasaran adalah untuk Menjalin, mengembangkan,
dan menkonsentrasikan hubungan dengan pelanggan untuk jangka panjang dan sedemikian
rupa sehingga dapat terpenuhinya tujuan dari masing-masing pihak. Hal ini biasanya
dilakukan dengan proses pertukaran dan saling memenuhi.6
Adapun fungsi dari Pemasaran sebagai berikut:
1. Fungsi pertukaran
Dengan fungsi pertukaran, pembeli dapat membeli produk yang mereka inginkan dari
produsen, dengan menukarkan uang dengan suatu produk maupun menukar produk dengan
produk (barter) dan pembeli bisa memakai produk sendiri atau untuk dijual kembali.
pertukaran merupakan salah satu cara mendapatkan suatu produk.
2. Fungsi distribusi fisik
Distribusi fisik suatu produk dapat dilakukan dengan cara menyimpan produk, mengangkut
produk dari produsen ke konsumen yang membutuhkan dengan cara mengangkut melalui
darat, air maupun udara. Tujuan penyimpanan produk adalah agar produk tersebut terjaga
kualitasnya dan menjaga pasokan agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.
3. Fungsi perantara

4
Philip Kotler dan Alan R. Andersen, 1995, STRATEGI PEMASARAN UNTK ORGANISASI NIRLABA,
GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS, Yogyakarta
5
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, PT Mizan Pustaka, 2006,
Bandung.
6
Amalia E. Maulana, Pemasaran Sosial: MarCom Gaya, LAZ. ETNOMARK. 2010

4
5
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat dilakukan
melalui perantara pemasaran yang menghubungakn aktivitas pertukaran dengan distribusi
fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain pengurangan risiko, pembiayaan, pencarain
informasi serta standarisasi dan klasifikasi produk.
Menurut Philip Kotler mengatakan bahwa fungsi pemasaran :
1. Mengumpulkan informasi mengenai pelanggan, pesaing serta pelaku dan kekuatan lain
yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran.
2. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk merangsang pembelian.
3.Mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikan
dapat dilakukan.
4. Menanggung resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran pemasaran.
5.Mengatur kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk sampai ke pelanggan
akhir.
C. STRATEGI PEMASARAN AMIL
Strategi pemasaran secara umum ada tiga, yakni segmentasi, targeting, dan
positioning.7
a. Segmentasi

Segmentasi dimaknai proses membagi pasar menjadi beberapa kelompok yang


lebih kecil berdasarkan karakteristik dan kriteria tertentu. Segmentasi sendiri dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yang umum dipakai sebagai
dasar dalam melakukan segmentasi, antara lain variabel geografis, variabel
demografis, variabel psiografis, dan variabel perilaku.8
Secara demografis, penentuan segmentasi dapat mengacu pada jenis sumber
pendapatan wajib zakat bagi seorang muzakki. Menurut Undang- Undang Nomor 23
Tahun 2011, seseorang dapat dikategorikan sebagai muzakki apabila ia memiliki
penghasilan dari :9
a. Emas, Perak dan Uang (logam mulia dan batu mulia lainnya)
b. Surat-surat berharga
c. Perniagaan atau perdagangan

7
Philip kotler dan Kevin lane keller, Marketing management, Cet 15 ( Peatson Education Limited)
8
Djazuli, Ahmad dan Yadi Janwari, LEMBAGA-LEMBAGA PEREKONOMIAN UMMAT (Sebuah
Pengenalan), PT. Raja Grafindo Persada, 2002, Jakarta.
9
Philip kotler dan Kevin lane keller, Marketing management, milenium Edition ( Peatson custom Publidhing,
2022) 149.
5
6
d. Pertanian, perkebunan dan kehutanan
e. Peternakan dan perikanan
f. Pertambangan
g. Perusahaan
h. Pegawai, Profesional, dan penyedia jasa
i. Barang temuan.

Apabila pembagian segmen calon muzakki mengacu pada hasil kalkulasi


IPPZ berhubungan dengan potensi besar zakat di Indonesia, maka sedikitnya
dapat dibagi ke dalam lima macam segmen, yakni zakat penghasilan, zakat
uang, zakat pertanian, zakat peternakan dan zakat perusahaan. Kelima segmen
ini dapat menjadi acuan amil untuk menentukan target mana yang hendak
dibidik. Apabila hendak dikembangkan, maka dapat mempertimbangkan aspek
geografis calon muzakki apakah yang berada di lingkungan perkotaan atau
pedesaan.10
b. Targeting

Targeting baru dilakukan setelah pasar dibagi ke dalam beberapa segmen.


Setelah segmen terbagi, tindakan yang selanjutnya dilakukan adalah menentukan
segmen mana yang hendak dibidik. Sebab segmen yang berbeda akan
membutuhkan perlakukan atau treatment yang berbeda pula. Misalnya, ketika
yang ditarget oleh amil adalah para muzakki yang menjadi pengusaha maka
perlakukan dan cara memobilisasinya agar menyalurkan zakat melalui amil
cenderung berbeda dengan muzakki yang berkategori sebagai petani. Hal ini
disebabkan karena perbedaan wawasan dan pengalaman dari masing-masing.
Pemilihan atau penentuan target muzakki setelah dilakukan segmentasi
dapat mengacu pada obyek harta yang wajib dizakati sebagaimana uraian yang
telah disebutkan di atas. Amil zakat tidak perlu membidik semua segmen, tapi
cukup mentarget satu atau sebagiannya saja agar dapat lebih fokus dan maksimal.
Pilih target segmen yang paling potensial serta sesuai dengan kondisi masyarakat
yang ada sekitar. Jika posisi amil bukan di kawasan pertambangan, maka
sebaiknya tidak membidik segmen pemilik pertambangan. Dengan demikian,

10
Henry Hansmann, The Role of Nonprofit Enterprises, The Yale and Law Journal, 1980
6
7
penentuan target harus selalu mengacu pada kondisi dan potensi sumber kekayaan
atau mata pencaharian masyarakat setempat.

c. Positioning
Positioning merupakan proses membangun “Persepsi‟ atau menanamkan
citra (image) tertentu lembaga dibenak muzakki yang dibidik. Melalui
positioning yang tepat, calon muzakki juga dapat membayangkan manfaat apa
yang akan didapat apabila menyalurkan zakat melalui amil. Di situlah proses
terbentuknya persepsi yang unik dan kuat di benak setiap muzakki.
Selain berguna bagi muzakki, positioning juga berguna bagi amil sendiri
sebagai acuan pada saat menentukan kebijakan dan menjalankan setiap
aktifitas. Positioning ibarat “payung” yang menaungi setiap penyusunan
program. Selain itu, positioning juga dapat berfungsi menyatukan visi para
anggota amil zakat terkait rencana program.11
Misalnya, Yatim Mandiri memiliki positioning sebagai Lembaga
Nirlaba yang konsen pada upaya memandirikan anak yatim & dhuafa melalui
Program Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Kemanusiaan dan Dakwah.
Dompet Dhuafa (DD) adalah organisasi non-profit yang berkhidmat
mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF.
Sementara Nurul Hayat (NH) mengkampanyekan bahwa mereka tidak
mengambil dana zakat dan sedekah ummat. Gaji karyawan dipenuhi secara
mandiri dari hasil usaha yayasan.12
Dari positioning, maka jika diperas hingga menghasilkan sari pati, maka
akan lahir sebuah tagline (slogan). Tagline merupakan intisasi dari positioning
yang dikemas dalam bentuk kata-kata yang ringkas, menarik, dan mudah
diingat. Misalnya, Mandiri, amanah, profesional, dan memberdayakan. Tagline
bukanlah sekedar „kata mutiara‟, melainkan suatu janji dari lembaga yang
benar-benar akan ditepati.

Cheline chew, Strategic Position in Voluuontary and Charitable Organiztion (New york, Routladge, 2009)
11

12
Al-Qurthubi, al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an, Beirut Lebanon, Daar el-Kutub ‘ilmiyyah, M. Jilid VII-VIII,
hlm. 112-113

7
8

BAB III
ANALISIS

1. Manajemen Pemasaran Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas)13


13
Nasrullah, dkk, “Manajemen Pemasaran Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Studi Kasus: Baitul Maal
8
9
a. Manajemen Pemasaran Organisasi Nirlaba
Menurut Philip Kotler dan Alan R. Andersen Organisasi Nirlaba
bertujuan untuk mendukung; Pertama, keinginan individu untuk
berbagi, Kedua, kebaikan untuk kesejahteraan, dan Ketiga, santunan
pemerintah pusat, provinsi dan daerah.

Henry Hansmann membagi jenis organisasi nirlaba menurut dua set


ciri-ciri. Pertama apakah organisasi tersebut donatif atau komersil,
yaitu apakah pendapatannya yang utama berasal dari donasi atau
pembayaran dari pengguna. Kedua apakah organisasi tersebut mutual
atau entrepreneurial. Organisasi mutual terutama dikendalikan oleh
pengguna, sedangkan organisasi enterpreneuial dikendalikan oleh
manajer profesional.14
b. Prinsip Pengelolaan Lembaga Amil Zakat
Pengertian LAZ menurut Pasal 1 Ayat (8) UU NO.23 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Zakat menyebutkan bahwa : “Lembaga Amil
Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentuk
masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan,
pendistribusian, dan pendaya gunaan zakat”. Pada Pasal 17 dijelaskan
maksud dan tujuan pendirian LAZ, yakni : “Untuk membantu
BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk LAZ”
Prof. H.A. Djazuli dan Drs. Yadi Janwari, M.Ag mengemukakan
pengelolaan Lembaga Amil Zakat beberapa prinsip yang harus diikuti
dan ditaati agar pengelolaan itu dapat berhasil guna sesuai dengan
yang diharapkan.15
a) Prinsip keterbukaan : artinya dalam pengelolaan zakat, infaq
dan Shadaqah hendaknya dilakukan secara terbuka dan
diketahui oleh masyarakat hukum.
b) Prinsip sukarela : berarti bahwa dalam pemungutan dan
pengumpulan ZIS, Lembaga Amil Zakat hendaknya

Hidayatullah Pusat Jakarta” Jurnal Ekonomi Islam, 2020, Bogor hal 101
14
Warren J Keegan, MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL, Andi Offest, 1996, Jakarta.
15
Al-Shan’ani, Ismail al-Kahlani, Subulus-Salam Dahlan, Bandung, tt, Juz II.
9
1
senantiasa berdasar pada prinsip sukarela dari ummat Islam 0
yang menyerahkan harta ZIS dan tidak boleh ada unsur
pemaksaan atau cara-cara yang dapat dianggap sebagai suatu
pemaksaan.
c) Prinsip keterpaduan; Lembaga Amil Zakat sebagai organisasi
yang berasal dari swadaya masyarakat dalam menjalankan
tugas dan fungsinya mesti dilakukan secara terpadu di antara
komponen-komponennya. Prinsip profesionalisme : berarti
bahwa dalam pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah harus
dilakukan oleh mereka yang ahli di bidangnya, baik dalam
administrasi, keuangan dan lain sebagainya.
d) Prinsip Kemandirian : Lembaga Amil Zakat diharapkan
menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat yag mandiri dan
mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sendiri tanpa perlu
menunggu bantuan dari pihak lain.
c. Manajemen Pemasaran Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas)
Keberadaan Lembaga Amil Zakat berdasarkan Pasal 1 Ayat (8) UU
No. 23 Tahun 2011 Tentaang Pengelolaan Zakat adalah lembaga yang
dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Fungsi utama Lembaga
Amil Zakat adalah sebagai wadah pengelola penerimaan,
pengumpulan, penyaluran dan pendayagunaan zakat, infaq dan
shadaqah dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
sebagai wujud partisipasi ummat Islam dalam pembangunan nasional,
Lembaag Amil Zakat juga berfungsi sebagai pembinaaan dan
pengembangan swadaya, agar program-program yang dibuat benar-
benar terarah pada usaha untuk mengentaskan kemiskinan dan
mencapai tujuan utama dari ekonomi Islam, yakni tercapainya Falah
(kesejahteraan) bagi seluruh ummat Islam pada khususnya dan
ummat manusia pada umumnya.
Manajemen Pemasaran Amil bila ditinjau dari program-programnya
yaitu telah menerapkan prinsip analisis, perencanaan, penerapan serta

10
11
pengendalian dari program itu sendiri. Program yang dibuat telah
melewati proses analisis untuk melihat tujuan dan manfaatnya, serta
memperhatikan ketertarikan donatur/muzakki untuk berkontribusi
mensukseskan program tersebut. Manajemen pemasaran amil juga
telah membuat sistem perencanaan yang mumpuni sehingga dana
yang terkumpul tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran langsung
kepada pihak-pihak yang membutuhkan. karena pemasasaran amil
telah memetakan target-target penyaluran serta bekerja sama dengan
pihak-pihak terkait untuk mensukseskan program tersebut sesuai
dengan definisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
kegiatan perencanaa pemasaran.
2. Hasil Anaisis
Manajemen Pemasaran di lembaga amil zakat pada umumnya bila
ditinjau dari program-program yang mereka miliki telah menerapkan
prinsip analisis, perencanaan, penerapan serta pengendalian dari program
itu sendiri. Program yang dibuat telah melewati proses analisis untuk
melihat tujuan dan manfaatnya, serta memperhatikan ketertarikan
donatur/muzakki untuk berkontribusi mensukseskan program tersebut.
Mereka juga telah membuat sistem perencanaan yang mumpuni sehingga
dana yang terkumpul tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran langsung
kepada pihak-pihak yang membutuhkan. karena lembaga tersebut secara
umum telah memetakan target-target penyaluran serta bekerja sama
dengan pihak-pihak terkait untuk mensukseskan program tersebut sesuai
dengan definisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan
perencanaa pemasaran.
Namun kebanyakan dengan luasnya jangkauan program yang
dijalankan sedikit menyulitkan lembaga-lembaga amil zakat yang ada
untuk menjalankan proses pengendalian, salah satunya terlihat dari faktor
penghambat. Kurangnya kesadaran dari penerima manfaat untuk mau
memberikan laporan secara rutin terkait dengan apa yang mereka terima
dari lembaga amil zakat tersebut. Contohnya dalam program
pemberdayaan masih menjadi kendala ketika supervisi yang diberikan

11
1
tidak intensif, penerima manfaat masih harus terus-menerus diedukasi.
2
Banyak lembaga amil zakat terlihat kewalahan mengelola dana yang telah
tersalurkan dalam hal pelaporan kepada donatur/muzakki kurangnya
relawan yang melakukan pendampingan serta terbatasnya waktu membuat
progarm kurang terlihat progresnya di mata para donatur/muzakki dan hal
itu sedikit banyak berpengaruh pada kepercayaan mereka.
Kesimpulan terakhir dalam analisis ini adalah inti dari keberadaan
Lembaga Amil Zakat yaitu berdasarkan pada Pasal 1 Ayat (8) UU No. 23
Tahun 2011 Tentaang Pengelolaan Zakat merupakan lembaga yang
dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Fungsi utama Lembaga Amil
Zakat adalah sebagai wadah pengelola penerimaan, pengumpulan,
penyaluran dan pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai wujud partisipasi ummat
Islam dalam pembangunan nasional, Lembaga Amil Zakat juga berfungsi
sebagai pembinaaan dan pengembangan swadaya masyarakat (Prof. H.A.
Djazuli dan Drs. Yadi Janwari, M.Ag, 2002:48). Fungsi di atas, terutama
fungsi utama merupakan suatu hal yang masih harus terus dikuatkan oleh
lembaga-lembaga yang ada khususnya di Manajemen Pemasaran, agar
program-program yang dibuat benar-benar terarah pada usaha untuk
mengentaskan kemiskinan dan mencapai tujuan utama dari ekonomi
Islam, yakni tercapainya Falah (kesejahteraan) bagi seluruh ummat Islam
pada khususnya dan ummat manusia pada umumnya.16

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
16
Nasrullah, kholil nawawi, dan ikhwan hamdani jurnal ekonomi islam, vol 11 No.1 2020
12
13
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Adapun tujuan dari pemasaran
disini ialah untuk menjalin dan mengembangkan huungan dengan pelanggan agar
masing-masing tujuan pihak dapat terpenuhi.

Tujuan pemasaran merupakan mengubah orientasi falsafah manajemen


pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai
persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung
berkembang.

13
1
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangat penting dan4
hal ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan memiliki
kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran anda sebagai bagian
penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 2006, Asuransi Syariah, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.


Cheline chew, Strategic Position in Voluuontary and Charitable Organiztion (New
york, Routladge, 2009)
Al-Qurthubi, (1413 H / 1993M) al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an, Beirut Lebanon,
Daar el-Kutub ‘ilmiyyah, M. Jilid VII-VIII, hlm. 112-113
Al-Shan’ani, Ismail al-Kahlani, Subulus-Salam Dahlan, Bandung, tt, Juz II.
Djazuli, Ahmad dan Yadi Janwari, 2002 LEMBAGA-LEMBAGA
PEREKONOMIAN UMMAT (Sebuah Pengenalan), PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Hansmann, Henry, 1980 The Role of Nonprofit Enterprises, The Yale and Law
Journal. Keegan, Warren J., 1996, MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL,
Andi Offest, Jakarta.
Kertajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing. PT
Mizan Pustaka, Bandung.
Kotler, Philip dan Kevin lane keller, Marketing management, Cet 15 ( Peatson
Education Limited)
Kotler, Philip, 1990, MARKETING MANAGEMENT analysis, planning, and
control, PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin lane keller, Marketing management, , milenium Edition (
Peatson custom Publidhing, 2022) 149.
Kotler, Philip dan Alan R. Andersen, 1995, STRATEGI PEMASARAN UNTK
ORGANISASI NIRLABA, GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS,
Yogyakarta
Maulana, Amalia E. 2010. Pemasaran Sosial: MarCom Gaya, LAZ. ETNOMARK.
Nasrullah, dkk, “Manajemen Pemasaran Lembaga Amil Zakat Nasional
(LAZNAS) Studi Kasus: Baitul Maal Hidayatullah Pusat Jakarta” Jurnal Ekonomi
14
15
Islam, 2020, Bogor

15

Anda mungkin juga menyukai