Masalah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Mari kita merenung sejenak, memikirkan beberapa hal yang mungkin akan berarti dan

mampu merobah hidup kita, tentang masalah, tentang hidup, tentang kita dan tentang
masalah hidup kita.
Bisakah seorang manusia hidup tanpa harus berdampingan dengan masalah?!
Kenapa ada masalah dalam hidup manusia?!
Apakah masalah itu adalah ujian dalam kehidupan manusia?!
Sesungguhnya sumber masalah itu dari mana?!
Kenapa setiap orang punya masalah yang berbeda?!

Tidak mungkin seorang manusia normal hidup tanpa punya masalah!! Namun ternyata
pernah ada manusia yang hidup tanpa masalah!! Bukankah masalah itu ada apabila sebuah
masalah itu dipermasalahkan?! Contohnya, ada seorang pria yang diberi karunia Allah azza
Wajalla dengan dada yang lapang serta hati dan pikiran yang tenang, suatu saat didatangi
seseorang yang berlaku buruk kepadanya, orang itu lalu meludahinya, menghinanya
sedemikian rupa dan mencaci makinya serta mempermalukannya, tapi lihat yang terjadi,
pria ini imannya begitu sempurna dan hatinya begitu bersih, sehingga dia tidak membalas
dengan perlakuan yang buruk, justru si pria membalas dengan sopan santun dan penuh
kasih sayang walaupun dia diperlakukan dengan sangat buruk, namun sikapnya ini malah
membuat masalah tadi menjadi mereda bahkan hilang sama sekali, karena si pria ini sedang
berusaha menebar kebaikan bukan keburukan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan
manusia. Ada ungkapan, “hati untuk dibeli!! Harganya adalah ucapan yang baik”, dengan
ucapan yang santun penuh hikmah kebaikan dan kasih sayang, ketahuilah musuhpun bisa
menjadi kawan, tapi ucapan yang buruk mampu merobah saudara sekalipun menjadi
musuh. Dan saat ini di dunia ini terlalu banyak kebencian yang ditebar dimana-mana dan
sedikit sekali kasih sayang yang tersisa, sehingga terlihat begitu banyak penderitaan dimana-
mana. Karena cara menjalani kehidupan yang salah.

Siapa yang tidak tahu pria ini, kisahnya ditoreh dengan tinta emas sebagai sebuah catatan
kehidupan yang diikuti hampir setengah jumlah populasi manusia di muka bumi ini, seorang
manusia terbaik dimuka bumi, Nabi Agung Muhammad Rasulullullah Salallahu ‘alaihi
Wassallam, sosok mulia yang hidup dengan terlalu banyak kebaikan dari hatinya, kebaikan
hingga tanpa satupun keburukan yang pernah tercatat dalam sejarah hidup kenabiannya,
tanpa satupun penyakit hati dalam dirinya, tiada dendam, tiada iri, tiada dengki, tiada
sombong, tiada takabur, tiada prasangka buruk, tiada benci, tiada panjang angan-angan,
tiada bakhil, tiada kikir, tiada tamak dan tiada amarah. Sifat mulia inilah yang
mengantarkannya menjadi pemimpin para nabi dan menjadi pemegang kunci syurga,
dengan kata lain, tiada satupun manusia yang akan memasuki syurga, sebelum beliau
memasukinya terlebih dahulu. Siapa yang mengenal beliau tentu akan berpendapat sama,
mungkin banyak juga orang yang tidak mengenalnya justru akan mendebat hal ini, namun
mari kita belajar dari riwayat hidup yang ditulis dalam sejarah yang masih bisa dibuktikan
walau telah berlalu 1400 tahun lamanya, serta petunjuk hidup untuk manusia menuju jalan
keselamatan yang beliau tinggalkan dan wasiatkan kepada penerus dan pelanjut islam yaitu
Al-Qur’anul Kariim dan As-Sunnah.
Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wassallam, suri teladan yang
baik bagimu (untuk diikuti), yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah
Azza Wajalla dan orang-orang yang meyakini pasti akan datangnya hari Kiamat serta
orang-orang yang banyak mengingat Allah Azza Wajalla. QS. 33 (Al-Ahzab) : 21
Pertanyaannya, seberapa mampu kita mengikuti cara hidup baginda Rasulullah Muhammad
Sallallahu ‘alaihi Wassallam, sebesar itu pulalah jaminan kita bersama beliau di syurga atau
bersama iblis di neraka, inilah PR yang berat bagi kita, tapi inilah takdir yang harus kita
hadapi suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, rela ataupun terpaksa, sayangnya , masih
banyak dari kita bahkan tidak mengenal sosok mulia ini, tidak banyak yang paham cara
beliau menjalani hidup dan kehidupannya, jadi, masih pantaskah kita disebut umatnya?!
Cinta kita kepadanya ternyata hanya dibibir saja, munafik, penuh kepalsuan!! Dan pasti dan
pasti, tiadalah pertolongan selain pertolongannya saat mahkamah Allah Azza Wajalla itu
dibuka, kecuali syafaat pertolongan Rasullullah Salallahu ‘alaihi Wassallam saja, namun
betapa menyedihkan, saat Rasullullah Sallallahu ‘alaihi Wassallam melintas di depan kita
untuk mengumpulkan umatnya beliau tidak mengenali kita, saat kita memanggilnya beliau
bertanya, siapa anda?! Bukankan orang yang mencintai seseorang akan sangat kenal dengan
sangat rinci apa saja tentang yang dia cintai?! Kenapa banyak dari kita tidak mengetahui
beliau?! Mari kita mencintai Rasullullah Salallahu ‘alaihi Wassalllam melebihi diri kita
sendiri, karena dengan beliau saja lah kita akan bisa memasuki syurga itu.
Sungguh selama adanya kehidupan tentu akan ada masalah silih berganti dan pasti akan
terus ada masalah, karena memang dunia ini tempat ujian bagi manusia untuk
membuktikan kemuliaannya sebagai umat terbaik Rasullullah Sallallahu ‘alaihi Wassallam
dengan mengikuti jejak cara Beliau hidup atau justru kehinaan karena tidak mau mengikuti
cara kehidupannya kepada Allah Azza Wajalla.
Namun ketahuilah bahwa masalah bukanlah ujian dalam hidup ini!! Tapi ujiannya adalah
bagaimana cara seseorang itu mengadapi masalahnya, apakah caranya dengan jalan Allah
Azza Wajalla atau jalan syaitan laknatullahi ‘alaihi, jadi ingat!! Siapa yang menyelesaikan
masalahnya dengan jalan Allah Azza Wajalla dengan cara mengikuti tata cara Rasullullah
maka selamatlah ia menuju syurga, namun siapa yang menyelesaikan masalah dengan jalan
syaitan maka malanglah nasibnya berakhir di neraka, jadi ujiannya adalah cara menghadapi
masalah itu namun bukan masalahnya.
Allah Azza Wajalla itu memberikan masalah pada manusia karena mereka sendiri yang
mengundangnya datang, sebab manusia itu punya keinginan, dan keinginan itulah sumber
masalah, dan keinginan itu jugalah awal penderitaan seseorang, dan setiap orang punya
keinginan yang berbeda dalam hidupnya, sehingga setiap orang akan punya masalah yang
berbeda pula, jadi jangan menghakimi seseorang dengan masalahnya, karena kita tidak tahu
apa yang telah mereka alami dalam hidup ini, dan tidaklah pantas seseorang menghakimi
seseorang atas masalah hidupnya apalagi menyalahkan Allah Azza Wajalla, karena itu adalah
hak Allah Azza Wajalla saja. Bukankah manusia itu sendiri yang mengundang masalah, tapi
setelah masalah itu datang malah mencari kambing hitam seolah-olah ada yang harus
bertanggung jawab atas masalahnya itu. Contohnya saat seseorang mulai berkeinginan
memiliki mobil, sejak saat itu masalah akan berdatangan, mulai dari cara mendapatkannya
hingga saat memilikinya dan menjaganya, masalah tak akan pernah putus silih berganti
hanya karena mobil itu saja, bahkan hingga mobil itu sudah tidak ada lagi atau orang yang
punya keinginan terhadap mobil tadi sudah tidak ada lagi, baru masalah tentang mobil ini
berakhir di dunia walaupun di akhirat masih tetap berlanjut dengan beratnya hisab.
Bayangkan, kalau hanya berkeinginan dengan mobil saja mengundang begitu banyak
masalah, apalagi ingin ini ingin itu begitu banyaknya, tidak terbayang betapa beratnya
masalah dalam hidup seseorang.
Banyak sedikitnya keinginan itu seiring dengan hawa nafsu manusia, semakin kuat manusia
mengikuti hawa nafsunya maka semakin banyak keinginan demi keinginan akan muncul
dibenaknya, dan luar biasanya, manusia yang paling sedikit keinginannya di dunia ini adalah
Rasulullah Muhammad Salallahu ‘alaihi Wassallam, karena beliaulah manusia yang paling
pandai menahan hawa nafsunya.

Jadi, hidup itu sama dengan masalah, tidak mungkin seseorang bisa lari dari hidupnya
sendiri. Kita tidak akan bisa mencegah diri kita bisa bebas dari masalah, namun kita bisa
meminimalisir masalah itu dengan mengurangi keinginan-keinginan dalam hidup ini, simple
life simple problem, sedikit keinginan dimiliki maka sedikit pula masalah yang akan datang.
Jadi mulailah bersyukur dan berhentilah mengeluh, bukan berusaha memiliki sesuatu yang
disukai namun berusaha menyukai apapun yang dimiliki. Jangan fokus kepada masalah, tapi
fokuslah kepada Sang pemberi masalah Allah Azza Wajalla, karena hakikatnya andalah yang
sedang bermasalah dengan Allah Azza Wajalla, dan sadarilah, bahwa masalah adalah salah
satu sarana Allah Azza Wajalla untuk mengundang kita datang kepada-Nya. Tidakkah kita
bahagia diundang oleh seseorang yang kita cintai?! Tidakkah kita bahagia diundang oleh
orang yang berjasa besar dalam hidup kita?! Bagaimana kalau kita diundang oleh Sang
pemberi kita hidup dan kehidupan, tidakkah kita bahagia?! Apabila anda didiagnosa dokter
punya kelainan ginjal dan harus diganti dengan ginjal donor, kalau tidak anda hanya mampu
bertahan 3 bulan, maka dalam 3 bulan tersebut andapun bersusah payah mencari
pendonor, hingga waktu telah dihabiskan sampai 2,5 bulan namun tanpa hasil, lalu anda
berputus asa dan menunggu malaikat maut itu menjemput, namun tiba-tiba dalam
kehilangan asa itu di waktu-waktu terakhir itu tiba-tiba si dokter menelpon mengabarkan
kalau dia telah mendapatkan pendonor itu dan anda harus segera datang ke rumah sakit
agar langsung di operasi, lalu dengan tergesa-gesa penuh harap anda langsung bergegas
berangkat menemui dokter dan operasi langsung dikerjakan, kemudian Alhamdulillah kata si
dokter operasinya berhasil, apa yang ada dalam benak anda saat itu?! Tidak terbersitkah
dipikiran anda untuk bertemu dengan pahlawan anda itu untuk mengucapkan rasa terima
kasih yang teramat?! Betapa anda begitu ingin sekali bertemu dengan orang yang telah
memberikan anda hidup dan berterima kasih kepadanya. Namun bagaimana dengan Allah
Azza Wajalla yang memberikan segalanya untuk anda, dari ujung rambut hingga ujung kaki,
bukan hanya ginjal, namun jantung dan seluruh kehidupan anda!! Betapa tidak tahu dirinya
kita ternyata !! Jadi, mulailah hidup baru dengan pandai bersyukur,
Wahai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik yang Kami anugerahkan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah
kepada-Nya. QS. 2(Al-Baqarah) : 172

Mulailah hidup baru dengan tahu diri siapa kita siapa Allah Azza Wajalla,
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. QS.
51(Az-Zariyat) : 56

Mulailah hidup baru dengan semangat untuk taat kepada Allah Azza Wajalla dengan
mematuhi perintah-Nya dengan secepat yang kita bisa dan meninggalkan sejauh-jauhnya
larangan-Nya tanpa sedikitpun bantahan,
Taatilah Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) agar kamu diberi rahmat. QS. 3 (Ali 'Imran) :
132

Mulailah hidup baru dengan mengingat Allah Azza Wajalla dalam setiap hembusan nafas,
Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan
janganlah kamu ingkar kepada-Ku. QS. 2 (Al-Baqarah) : 152

Mulailah hidup baru dengan banyak bertaubat kepada Allah Azza Wajalla.
Kecuali, orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri, berpegang teguh pada (agama)
Allah, dan dengan ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah, mereka itu bersama
orang-orang mukmin. Kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-
orang mukmin. QS. 4 (An-Nisa) : 146

Ketahuilah, Allah Azza Wajalla sangat rindu kedatangan kita, laksana ibu yang merindukan
kedatangan anak tercintanya yang merantau tak kunjung pernah pulang, tidakkah kita juga
merindukan-Nya juga. Allah Azza Wajalla sangat membanggakan orang-orang yang
mengharapkan cinta-Nya kepada para malaikat-Nya, walaupun orang-orang itu bergelimang
dosa.
Hidup itu bukan tentang seberapa banyak yang mampu kita dapatkan dalam hidup demi
kemuliaan dihadapan manusia, tapi hidup itu tentang seberapa mampu kita menerima
setiap keadaan demi kemuliaan dihadapan Allah Azza Wajalla, mudah-mudahan kita yang
dimaksud adalah kita salah satunya, aamiiin aamiiin yaa rabbal’alamiiin.

Anda mungkin juga menyukai