Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ TOLERANSI ”

(Makalah ini disuun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemdidikan Multikultural)

Dosen Pembimbing :

Samsul Arifin, M.Pdi

Disusun oleh:

Silvia Indah Rahayu (202169040056)

Siti Shela Nuraziza (202169040065)

Lailatun Nabilah (202169040050)

Mufidatul Izzah (202169040047)

Teknik Informatika
Fakultas Teknik
Universitas Yudharta Pasuruan
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyusun tugas makalah yang berjudul “TOLERANSI”.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Imron Rosyadi,
M.Kom selaku kaprodi Teknik Informatika Universitas Yudharta, dan juga bagi pihak-
pihak yang telah mendukung penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima
kasih.

Kami selaku penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pasuruan, Februari 2022

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................... ……….…… …i


Daftar isi ........................................................................................... ………...….....ii
BAB I PENDAHULUAN ………………..……………………………………….…1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….......…1
1.2 Manfaat…………………………………………………………………....…..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………...……..2
A. Toleransi………………………………………………………………...……2
B. Toleransi Umat Beragama………………………………………………...….2
C. Prinsip Toleransi Dalam Islam……………………………………...….….....3
D. Manfaat Toleransi Umat Beragama…………………………………….…….5
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………….……6
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………….7
Daftar Pustaka……………………………………………………………………......8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk (pluralistik society), Kemajemukannya
tersebut antara lain ditandai oleh berbagai perbedaan, baik perbedaan kehidupan politik,
sosial, budaya, suku bangsa, adat istiadat maupun agama.1 Salah satu fakta yang tidak
dapat kita pungkiri dalam kehidupan sosial adalah keragaman agama yang dipeluk oleh
masyarakat. Memeluk suatu agama adalah meyakini suatu agama. Setiap orang memiliki
kebebasan memeluk suatu agama dan menjalankan ibadat menurut agama dan kepercayaan
yang diyakininya. Kita tidak dibenarkan memaksakan suatu agama kepada seseorang.
Seseorang memutuskan memeluk suatu agama atas dasar kemerdekaan pribadi yang
dikaruniakan oleh Allah Swt sejak ia lahir atas dasar Negara kita yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Dalam hubungannya dengan agama dan kepercayaan, toleransi
berarti menghargai, membiarkan, membolehkan kepercayaan agama yang berbeda itu tetap
ada, walaupun berbeda dengan agama dan kepercayaan seseorang. Toleransi tidak berarti
bahwa seseorang harus melepaskan kepercayaannya atau ajaran agamanya karena berbeda
dengan yang lain, tetapi mengizinkan perbedaan itu tetap ada.

1.2 Manfaat
1. Memberi masukan tentang menghormati sesama manusia dan menghargai
perbedaan yang terjadi dalam keluarga, masyarakat, sekolah, dan negara.
2. Dapat menambah wawasan dan manfaat diterapkannya pengembangan sikap
toleransi untuk menciptakan suasana yang aman, dan tentram.
3. Bisa saling berinteraksi dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang agama
dan sukunya sehingga mampu mempererat persaudaraan dengan sesama

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai, menerima, serta menghormati
keragaman budaya dan perbedaan berekspresi. Dalam masyarakat berdasarkan
pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan
kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia
maka dari itu semua umat beragama juga wajib saling menghargai. Dengan
demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.
Sebagaimana dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi : Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

B. Toleransi Umat Beragama


Secara etimologis, toleransi berasal dari bahasa Inggris, toleration, di Indonesiakan
menjadi toleransi, dalam bahasa Arab disebut altasamuh, yang berarti antara lain,
sikap tenggang rasa, teposelero, dan sikap membiarkan. Sedangkan secara
terminologis, toleransi adalah sikap membiarkan orang lain melakukan sesuatu
sesuai dengan kepentingannya.10 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia toleransi
di artikan sebagai sikap atau sifat menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan kelakuan)
yang lain atau bertentangan dengan pendiriannya.

Agama tidak ada tanpa adanya umat penganut agama tersebut. Komunitas penganut
agama terdiri dari beberapa fungsi keagamaan. Ada yang memimpin upacara, ada
yang harus menyiapkan tempat dan alat upacara, dan sekaligus mereka menjadi
peserta upacara. Ada yang berfungsi sebagai penyampai ajaran agama, sebagai da’i,
misionaris dan lain-lain. Beragama adalah penganut agama (Islam, Katholik,
Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu) yang hidup dan berkembang di negara
Pancasila. Untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan dan memegang teguh cita-
cita moral yang luhur kehidupan beragama bangsa Indonesia.

2
C. Prinsip Toleransi Dalam Islam
Toleransi, seperti telah dikemukakan di dalam pengertian, adalah sikap tenggang
rasa dan dengan lapang dada membiarkan orang lain untuk melakukan apa yang
diinginkan. Toleransi agama, menurut Islam, adalah sebatas membiarkan umat
agama lain untuk melaksanakan ibadah dan ajaran agamanya, sejauh aktivitas
tersebut tidak mengganggu ketertiban dan ketenangan umum. Toleransi disini
bukanlah dalam bidang Aqidah Islamiyah (keimanan), karena aqidah telah
digariskan secara tegas dalam Al Qur’an dan As Sunah. Ada juga yang
menambahkan dilarang dalam hal toleransi adalah toleransi yang berarti
mendukung keyakinan pemeluk agama lain dengan mengorbankan keimanan Islam
(akidah).

Sikap toleransi dalam kehidupan beragama akan dapat terwujud manakala ada
kebebasan dalam masyarakat untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya.
Dalam konteks inilah Alqur‟an secara tegas melarang untuk melakukan pemaksaan
terhadap orang lain untuk memeluk agama Islam. Hal ini ditegaskan dalam Q.S Al-
Baqoroh/2: 265

ٰ ْ ْ َ ْ َّ ْ ْ َّ ْ َ َ ِّ َ ْ َ ْ ُّ َ َّ َ َّ ْ َ ْ ِّ ْ ‫َا‬
ٓ‫اّلل‬
ِ ‫ن ِب‬
ٓ ‫ت ويؤ ِم‬
ٓ ِ ‫ن يكف ٓر ِبالطاغو‬ ٓ ‫غٓۚ فم‬ ٓ َ ‫ن ال‬
ٓ ‫الرشدٓ ِم‬ ٓ‫اه ِفٓ الدينٓ ق ٓد تبي‬ َٓ ‫ل ِاك َر‬ ٓ
ٰ َ ْ َ ٰ ْ ْ ْ َ َ ْ َ َ
ٓ‫ل ان ِف َص َامٓ ل َهٓآ َواّللٓ َس ِم ْيعٓ َع ِل ْيم‬
ٓ ‫ق‬ٓ ‫است ْم َسكٓ ِبالع ْر َو ِٓة الوث‬ ‫فق ِٓد‬

Artinya : “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya


telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang
siapa yang inggkar kepada thogut dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia
telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.Allah
maha mendengar, maha mengetahui” (Al-Baqoroh/2:256).
Dalam ayat di atas, secara gamblang dinyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam
menganut keyakinan (Agama). Allah menghendaki agar setiap orang merasakan
kedamaian. Kedamaian tidak akan dapat diraih kalau jiwa tidak damai. Karena itu,
tidak ada paksaan dalam menganut agama Islam. Jika Islam mengajarkan dan
menekankan keniscayaan akhlak toleransi dalam pergaulan antarumat beragama,
maka tidak mungkin Islam merusak toleransi tersebut atas nama agama pula.
Namun, di lain pihak, dalam pergaulan antar umat beragama, Islam juga sangat ketat
menjaga kemurnian akidah dan syariah Islamiah dari noda-noda yang datang dari
luar.

3
Maka bagi Islam kemurnian akidah dan syariah Islamiah tersebut tidak boleh
dirusak oleh praktik toleransi Oleh sebab itu, Islam memiliki prinsip dan ketentuan
tersendiri, yang harus dipegang teguh oleh muslimin di dalam bertoleransi yakni :

1. Toleransi Islam tersebut terbatas dan fokus pada masalah hubungan sosial
kemasyarakatan yang dibangun atas dasar kasih sayang dan persaudaraan
kemanusiaan, sejauh tidak bertentangan dan atau tidak melanggar ketentuan
teologis Islami.
2. Toleransi Islam di wilayah agama hanya sebatas membiarkan dan
memberikan suasana kondusif bagi umat lain untuk beribadah menjalankan
ajaran agamanya. Bukan akhlak Islam menghalangi umat lain agama untuk
beribadah menurut keyakinan dan tata cara agamanya, apatah lagi memaksa
umat lain berkonversi kepada Islam.
3. Di dalam bertoleransi kemurnian akidah dan syariah wajib dipelihara. Maka
Islam sangat melarang toleransi yang kebablasan, yakni perilaku toleransi
yang bersifat kompromistis yang bernuansa sinkretis.

Adapun dalam bidang aqidah atau keimanan seorang muslim hendaknya meyakini
bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan keyakinan yang dianutnya
sesuai dengan firman Allah Swt dalam al-qur’an surat Ali-Imran 19 dan 85 sebagai
berikut :

َّ َ ٰ ْ ُ َ ْ َّ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ْ ٰ َ ْ َ ْ ِّ َّ
‫ن َب ْع ِٓد َما‬ْٓ ‫ل ِم‬ ٓ ‫ن ا ْوتوا ال ِكت‬
ٓ ‫ب ِا‬ ٓ ‫ف ال ِذي‬ٓ ‫اّلل ِالسَلمٓٓ وما اختل‬ ِٓ ‫ن ِعن ٓد‬ ٓ ‫ن الدي‬ ٓ ‫ِا‬
ٓ‫اب‬ ‫س‬ َ ‫َسي عٓ ْالح‬ َٓ ٰ ٓ‫اّلل َفا َّن‬
ْ َ ‫اّلل‬
ِ ِٓ
ٰ
ٓ
‫ت‬ ٰ ‫ن َّي ْكف ْ ٓر ب ٰا‬
‫ي‬ ْٓ ‫مٓ َو َم‬
ٓ ْ ‫َج ۤا َءهمٓ ْالع ْلمٓ َب ْغ ًيآ َب ْي َنه‬
ِ ِ ِ ِ ِ

Artinya : “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
barangsiapa yang kafir terhadap ayat- ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah
sangat cepat hisab- Nya”. (QS. Ali-Imran :19)

4
ْ ‫ن ْال ٰخ‬
ٓ‫ِسي َن‬ ٓ
ْٰ
َ ‫الخ َرٓة م‬ ٓ
‫ف‬ ٓ
‫و‬ َ ‫ل م ْن ۚٓه َوه‬ َ َ ْ ُّ ْٓ ‫ال ْس ََل ٓم د ْي ًنا َف َل‬
ْ َ ْ َ َ ْ َّ ْ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٓ ‫ن يقب‬ ِ ِ ِٓ ‫ي‬ ٓ ‫ن يبتغٓ غ‬ ٓ ‫وم‬

Artinya : “Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi”. (QS. Ali-Imran :85)

D. Manfaat Toleransi Umat Beragama


Toleransi umat beragama merupakan pondasi dasar dalam segala aspek kehidupan
yang plural ini, termasuk dalam hal kemajuan suatu bangsa dari segi sumber daya
manusianya maupun pembangunan untuk kemaslahatan. Dan kerukunan adalah
dambaan serta harapan semua orang, sehingga setiap orang bisa melaksanakan hak
dan kewajibannya dengan aman dan suka cita tanpa ada kekhawatiran yang
menyelimuti. Adapun manfaat toleransi umat beragama antara lain yaitu:

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan keberagaman masing- masing agama.


Masing-masing penganut agama dengan adanya kenyataan agama lain, akan
semakin mendorong menghayati dan sekaligus memperdalam ajaran-ajaran
agamanya serta semakin berusaha untuk mengamalkannya.
2. Menciptakan stabilitas nasional yang mantap. Dengan terwujudnya kerukunan
hidup antar umat Bergama, secara praktis ketegangan-ketegangan yang
ditimbulkan akibat perbedaan paham yang berpangkal pada keyakinan
keagamaan dapat dihindari.
3. Menunjang dan mensukseskan pembangunan. Dari tahun ke tahun pemerintah
senantiasa berusaha untuk mensukseskan pembangunan dari segala bidang,
namun apabila umat beragama selalu bertikai dan saling mencurigai satu sama
lain, maka hal itu akan menghambat usaha pembangunan itu sendiri.
4. Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat. Ketika antar sesama
manusia bisa hidup harmonis dalam bingkai kerukunan tanpa ada pembedaan
yang menyakiti atau menindas pihak lain, maka yang tercipta adalah suasana
damai dalam masyarakat.
5. Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatas namakan agama. Konflik
merupakan suatu keniscayaan yang mengiringi kehidupan manusia, selama ada
kehidupan potensi konflik akan selalu ada.

5
BAB III
KESIMPULAN

Sikap toleransi sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena dapat


menciptakan kedamaian dan kerukunan antar umat beragama. Seperti halnya
Rasulullah SAW., mempraktekkan toleransi dalam kehidupan beragama dan politik.
Dikisahkan, pada suatu hari ketika delegasi Kristen Najran mendatangi Rasulullah
SAW, beliau menerima mereka di masjid. Saat itu Rasulullah sedang melaksanakan
sholat Ashar. Lalu mereka meminta izin kepada Rasulullah SAW., untuk melakukan
kebaktian di masjid. Beliau menjawab, “biarkanlah mereka melakukan kebaktian di
masjid ini”, mereka pun melakukan kebaktian sembari menghadap ke arah timur.
Sebuah praktek toleransi yang hampir tidak bisa dipercayai oleh umat Islam pada
zaman modern. Tanpa toleransi, kerukunan antar umat beragama sulit bahkan tidak
pernah terjadi. Sungguh, hubungan toleransi dan kerukunan adalah bersifat kausalitatif
atau hubungan sebab akibat, maka toleransi adalah syarat mutlak bagi terwujudnya
kerukunan itu sendiri. Dalam hubungannya dengan agama dan kepercayaan, toleransi
berarti menghargai, membiarkan, membolehkan kepercayaan agama yang berbeda itu
tetap ada, walaupun berbeda dengan agama dan kepercayaan seseorang. Toleransi tidak
berarti bahwa seseorang harus melepaskan kepercayaannya atau ajaran agamanya
karena berbeda dengan yang lain, tetapi mengizinkan perbedaan itu tetap ada.

6
BAB IV
PENUTUP

Demikian yang dapat kami tuliskan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan, karena terbatasnya
pengetahuan yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap
para pembaca yang Budiman sudi untuk mengkritik dam memberi saran yang kepada
kami demi kesempurnaan makalah ini dan dipenulisan makalah dikesempatan –
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami dan khususnya juga
para pembaca.

7
Daftar Pustaka

Putri Komala Pua Bunga (2018) Toleransi Umat Beragama dan Pengaruhnya
Terhadap Kerukunan Masyarakat
Nurhadi, Bandung (2018) Toleransi Antar Umat Beragama
Zuhairi Miswari (2017) Pengertian toleransi beragama
Abdul Mu’ti (2019) Toleransi yang Otentik

Anda mungkin juga menyukai