Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI 2

“EKSTRAKSI SOKLETASI”

Dosen Pengampu : 1. Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm., Apt

2. Yulianita, M.Farm.

3. Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt.

4. Marybeth Tri R.H, M.Farm., Apt

5. Fitria Dewi Sulistyono, M.Si

Asisten Dosen : 1. Rani Meiliana Wulandari 4. Riffa Kurnia Meidistiana

2. Dede Nuraliansyah 5. Fitria Agnes Dharmayanti

3. Triyola Nofriza 6. Yoanita Dwi K

Disusun Oleh :

Yesi Sri Mulyati

066119121

4D

LABORATORIUM FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Dapat melakukan ekstraksi dengan metode Sokletasi pada simplisia daun rambai
laut.

1.2 Dasar Teori


Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Senyawa aktif yang terdapat
dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid,
flavonoid, dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia
akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM, 2000).

Metode ekstraksi secara sokletasi adalah metode lebih lanjut yang dapat
menyempurnakan kelemahan dari metode ekstrak maserasi dan perlokasi. Keunggulan
ekstraksi sokletasi yaitu menggunakan pelarut yang selalu baru, menggunakan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan
adanya pendingin balik. Metode ekstraksi sokletasi merupakan suatu metode dengan
pemanasan, pelarut yang digunakan akan mengalami sirkulasi dibandingkan dengan cara
maserasi, ekstraksi sokletasi memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Proses ekstraksi
dipengaruhi oleh suhu, ukuran partikel, jenis pelarut, waktu retensi dan metode dari
ekstraksi (Prasetnyo, 2015).

Prinsip sokletasi yaitu penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang
didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah
selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersaring. Metode
sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan
senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang
tidak diinginkan. Namun zat yang diekstraksinya sesuai dengan polar dan nonpolarnya
pelarut yang digunakan (Pratiwi dan Hidayati, 2016).

Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi


dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang-ulang dan menjaga jumlah pelarut
relatif konstan, dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu
senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati
umumnya larut baik dalam pelarut organik, seperti benzen dan heksan. Untuk
mendapatkan minyak nabati dari bagian tumbuhan dapat dilakukan metode sokletasi
dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Arlene, 2013).

Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih
efisien, karena:

1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara
berulang kali.
2. Waktu yang digunakan lebih efisien.
3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.

Sokletasi dihentikan apabila :

1. Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.


2. Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
3. Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.
BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat

1. Aluminium foil
2. Kertas saring
2.1.2 Bahan

1. Amil alcohol
2. Aquadest
3. Asam asetat anhidrat
4. Asam klorida 2N
5. Asam klorida pekat
6. Asam sulfat pekat
7. Besi (III) klorida 1%
8. Daun rambai laut
9. Etanol 70%
10. Pereaksi bouchardat
11. Pereaksi dragendorf
12. Pereaksi mayer
13. Serbuk Magnesium.

2.2 Cara Kerja


1. Di timbang serbuk daun rambai laut sebanyak 25 gram, dibungkus dengan kertas
saring
2. Diikat kedua bagian ujungnya dengan benang
3. Dimasukkan ke dalam tabung soxhlet (thimble)
4. Ditambahkan pelarut etanol 70% sebanyak 500 mL yang dibagi menjadi 2 bagian,
400 mL
5. Dimasukkan ke dalam labu soxhlet (labu alas bulat) dan 100 mL
6. Dimasukkan ke dalam tabung soxhlet untuk membasahi sampel.
7. Dilakukan proses ekstraksi dilakukan dengan suhu 70°C sampai tetesan siklus
menjadi jernih.
8. Di uapkan ekstrak cair yang diperoleh di atas penangas air hingga diperoleh
ekstrak kental.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil pengamatan

Npm (akhiran) Berat Simplisia Berat Ekstrak % Rendemen


(gr) (gr)

1 500 17,11 3,422

3.2 Perhitungan

Rumus :

bobot ekstrak 17,11 𝑔𝑟𝑎𝑚


% Rendemen = × 100% = × 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 500
= 0,03422 × 100% = 3,422%

3.3 Pembahasan

Pada praktikum kali ini berjudul tentang ekstraksi sokletasi. Tujuan praktikum ini
adalah agar dapat melakukan ekstraksi dengan metode Sokletasi pada simplisia daun
rambai laut. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Senyawa aktif yang
terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri,
alkaloid, flavonoid, dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung
simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat.

Metode ekstraksi secara sokletasi adalah metode lebih lanjut yang dapat
menyempurnakan kelemahan dari metode ekstrak maserasi dan perlokasi. Keunggulan
ekstraksi sokletasi yaitu menggunakan pelarut yang selalu baru, menggunakan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan
adanya pendingin balik. Metode ekstraksi sokletasi merupakan suatu metode dengan
pemanasan, pelarut yang digunakan akan mengalami sirkulasi dibandingkan dengan cara
maserasi, ekstraksi sokletasi memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Proses ekstraksi
dipengaruhi oleh suhu, ukuran partikel, jenis pelarut, waktu retensi dan metode dari
ekstraksi.

Prinsip sokletasi yaitu penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang
didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah
selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersaring. Metode
sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan
senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang
tidak diinginkan. Namun zat yang diekstraksinya sesuai dengan polar dan nonpolarnya
pelarut yang digunakan

Keunggulan sokletasi yaitu sampel diekstraksi dengan sempurna karena


dilakukan berulang ulang, jumlah pelarut yang digunakan sedikit, proses sokletasi
berlangsung cepat, jumlah sampel yang diperlukan sedikit, pelarut organik dapat
mengambil senyawa organik berulang kali. Adapun kelemahan dari ekstraksi dengan
metode ekstraksi sokletasi yaitu tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan
tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan
terjadi penguraian, harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan
pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya. Pelarut yang digunakan
mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

Simplisia yang digunakan yaitu Daun Rambai Laut. Pelarut yang digunakan pada
jurnal yaitu Etanol 70 %. Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi
yaitu pelarut yang mudah menguap misalnya heksan, eter, petroleum eter, metil klorida
dan alcohol, titik didih pelarut rendah, pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan,
pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi, pelarut tersebut akan terpisah dengan
cepat setelah pengocokan dan sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau
nonpolar.

Rata-rata rendemen yang diperoleh berdasarkan jurnal yang di dapat yaitu


28,38%, sedangkan nilai rendemen yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan yaitu
3,422%. Hasil pengamatan berbeda dengan nilai rata-rata rendemen yang ada pada jurnal.
Nilai rendemen dari jurnal lebih besar dari nilai rendemen yang ada pada hasil
pengamatan. Nilai rendemen yang berbeda ini disebabkan karena bobot ekstrak rata rata
pada jurnal yaitu 7,967 gram. Sedangkan pada pengamatan bobot ekstrak yang
digunakannya yaitu sebanyak 500 gram.
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang berjudul tentang ekstraksi sokletasi, maka dapat


disimpulkan bahwa :

1. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Ekstraksi dapat
dilakukan dengan bermacam-macam metode tergantung dari tujuan ekstraksi,
jenis pelarut yang digunakan dan senyawa yang diinginkan.
2. Metode ekstraksi sokletasi merupakan suatu metode dengan pemanasan, pelarut
yang digunakan akan mengalami sirkulasi dibandingkan dengan cara maserasi,
ekstraksi sokletasi memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi.
3. Prinsip sokletasi yaitu penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang
didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini
telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang
tersaring
4. Rata-rata rendemen yang diperoleh berdasarkan jurnal yang di dapat yaitu
28,38%, sedangkan nilai rendemen yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan
yaitu 3,422%.
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. DepKes.
RI, Jakarta. Halaman 3-5.

Prasetyo, A. W. 2015. “ Ekstraksi Oleoresin Jahe (Zingiber officinale Rose)


dengan metode ekstraksi sokletasi”. Jurnal Indonesia. Vol 1 (2) : 1-9.

Pratiwi, L., M.S. Rachman., dan N. Hidayati. 2016. “Esktraksi minyak atsiri dari
bunga cengkeh dengan pelarut etanol dan n-heksana”. The 3th University
Research Colloquim. Vol 24 (07) : 655-660.

Arlene, A. 2013. “Ekstraksi kemiri dengan metode soxhlet dan karakterisasi


minyak kemiri”. Jurnal Teknik Kimia. Vol 2 (1) : 6-10.
JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(1), 79-83, 2018 p-ISSN. 2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI TERHADAP


RENDEMEN EKSTRAK DAUN RAMBAI LAUT
(Sonneratia caseolaris L. Engl)
Submitted : 9 Maret 2018
Edited : 7 Mei 2018
Accepted : 17 Mei 2018

Heri Wijaya*, Novitasari, Siti Jubaidah

Akademi Farmasi Samarinda


Jl. Brig. Jend. A. W. Syahranie No. 226 Kelurahan Air Hitam
Samarinda Kalimantan Timur
Email : pusam_12@yahoo.com

ABSTRACT
Rambai laut (Sonneratia caseolaris L. Engl) is one of the typical plants of Borneo that the
leaves are empirically used by the community as a medicinal plant. Compounds from plants can
be obtained by extraction. The yield rendement on the extraction process can be influenced by
several factors, one of which is the method of extraction. This study aims to determine the effect
of extraction methods and the amount of yield produced on rambai laut extracts. The research
design is experimental with descriptive analysis. Rambai laut which has become powder then in
extraction by using maseration method, infundation method, reflux method and soxhletasi
method. The result of rendement is then analyzed using statistic. Soxhletasi method yield
average value of rendemen that is equal to 28,38%, reflux equal to 25,57%, maseration equal to
21,28% and infundasi with average value of rendemen that is equal to 17,20%. The soxhletation
method yields the highest average yield value and infundation with the lowest average yield
value. The result of staitistic test shows that the extraction method has an effect on each
rendement with p value = 0,024 <α = 0,05.

Keywords : Sonneratia caseolaris, extraction method, rendement

PENDAHULUAN tanning, suntan standar, proteksi ekstra dan


Tumbuhan rambai laut merupakan sunblock(1,2).
salah satu tumbuhan khas Kalimantan Sonneratia caseolaris adalah salah
khususnya Kalimantan Selatan yang bagian satu spesies tanaman mangrove, secara lokal
daunnya secara empiris digunakan pohon ini sering disebut dengan perapat.
masyarakat sebagai obat luka serta Secara ekologi rambai laut tumbuh di bagian
penghilang bekas luka pada kulit. yang kurang asin di hutan mangrove, pada
Berdasarkan penelitian Handayani tanah lumpur yang dalam(3). Senyawa dari
menyatakan bahwa ekstrak etanol daun tumbuhan dapat diperoleh dengan cara
rambai laut (Sonneratia caseolaris L.) ekstraksi yang bertujuan untuk memperoleh
memiliki aktivitas antibakteri terhadap kandungan zat aktif dari suatu bahan alam
propionibacterium acnes dan hasil dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
penelitian Hasanah menyatakan bahwa Berbagai teknik ekstraksi telah berkembang
ekstrak dan fraksi Sonneratia caseolaris L.) mulai dari penggunaan alat yang sederhana
memiliki aktivitas tabir surya sebagai fast sampai penggunaan alat yang modern.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 79


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(1), 79-83, 2018 HERI WIJAYA

Daun rambai laut berpotensi untuk rendam sebentar kemudian diaduk


dikembangkan sebagai bahan baku obat, menggunakan mesin pengaduk yaitu
maka mutu, keamanan dan kemanfaatan maserator selama 2 jam, kemudian
harus ditingkatkan melalui penelitian dan didiamkan selama 1×24 jam pada suhu
pengembangan. Salah satu parameter mutu ruang dan diletakkan di ruang gelap yang
ekstrak adalah rendemen ekstrak yang terlindung langsung dari cahaya dan disaring
dihasilkan. Rendemen adalah perbandingan menggunakan corong buchner. Ekstrak cair
antara ekstrak yang diperoleh dengan yang diperoleh diuapkan di atas penangas air
simplisia awal. Rendemen menggunakan hingga diperoleh ekstrak kental.
satuan persen (%), semakin tinggi nilai Metode Infundasi, serbuk daun
rendemen yang dihasilkan menandakan nilai rambai laut ditimbang sebanyak 25 gram,
ekstrak yang dihasilkan semakin banyak(4). lalu dimasukkan ke dalam panci atas (A)
Rendemen suatu ekstrak dapat dipengaruhi ditambahkan aquadest sebanyak 500 mL,
oleh beberapa faktor salah satunya adalah kemudian diletakkan diatas panci bawah (B)
metode ekstraksi yang digunakan. Ekstraksi yang telah berisi air. Panci infus dipanaskan
menggunakan pelarut terdiri dari cara dingin hingga suhu mencapai 90°C selama 15
meliputi maserasi, perkolasi dan cara panas menit sambil sesekali diaduk. Ekstrak
meliputi refluks, soxhletasi, infus, dekok dan diserkai selagi panas menggunakan kain
digesti(5). Tujuan penelitian ini adalah untuk flanel. Ekstrak cair yang diperoleh diuapkan
mengetahui pengaruh metode ekstraksi di atas penangas air hingga diperoleh ekstrak
terhadap rendemen ekstrak daun rambai laut. kental.
Metode Refluks, serbuk daun rambai
BAHAN DAN METODE laut ditimbang sebanyak 25 gram dan
Bahan dimasukkan ke dalam labu alas bulat,
Daun rambai laut, aluminium foil, kemudian ditambahkan pelarut etanol 70%
amil alkohol, aquadest, asam asetat anhidrat, sebanyak 500 mL dan dipanaskan pada suhu
asam sulfat pekat, asam klorida 2N, asam 60°C selama 3 jam, kemudian disaring
klorida pekat, besi (III) klorida 1%, etanol menggunakan corong buchner. Ekstrak cair
70%, kertas saring, pereaksi mayer, pereaksi yang diperoleh diuapkan di atas penangas air
bouchardat, pereaksi dragendorf, serbuk hingga diperoleh ekstrak kental.
Magnesium. Metode Soxhletasi, serbuk daun
rambai laut ditimbang sebanyak 25 gram
Metode dan dibungkus dengan kertas saring, ikat
Desain penelitian yang dilakukan kedua bagian ujungnya dengan benang, lalu
adalah eksperimental dengan analisis secara masukkan ke dalam tabung soxhlet
deskriptif. Daun rambai laut yang telah (thimble), tambahkan pelarut etanol 70%
menjadi serbuk kemudian di ekstraksi sebanyak 500 mL yang dibagi menjadi 2
dengan menggunakan metode maserasi, bagian, 400 mL dimasukkan ke dalam labu
metode infundasi, metode refluks dan soxhlet (labu alas bulat) dan 100 mL
metode soxhletasi. Hasil rendemen dimasukkan ke dalam tabung soxhlet untuk
kemudian di analisa menggunakan statistik. membasahi sampel. Proses ekstraksi
Metode Maserasi, serbuk daun rambai dilakukan dengan suhu 70°C sampai tetesan
laut ditimbang sebanyak 25 gram dan siklus menjadi jernih. Ekstrak cair yang
dimaserasi di dalam wadah kaca dengan diperoleh diuapkan di atas penangas air
pelarut etanol 70% sebanyak 500 mL sampai hingga diperoleh ekstrak kental.
seluruh serbuk terendam. Simplisia di

80 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(1), 79-83, 2018 HERI WIJAYA

Hasil rendemen ekstrak daun rambai untuk menyari zat aktif yang terdapat dalam
laut dapat dihitung dengan rumus berikut : sampel.
Rendemen ekstrak pada metode
maserasi memiliki rendemen yang lebih
( )
kecil dibandingkan dengan metode refluks
( ) dan soxhletasi yaitu sebesar 21,28%.
Ditinjau dari segi waktu, untuk memperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN zat aktif yang lebih banyak dibutuhkan
Metode maserasi, infundasi, refluks waktu dan proses yang lama karena
dan soxhletasi merupakan metode yang ekstraksi ini tidak menggunakan bantuan
memiliki perbedaan pada suhu, jenis pelarut panas. Nurasiah, menyatakan bahwa karena
dan lama ekstraksi, namun keempat metode tidak adanya bantuan gaya lain pada
ini sama-sama mengalami proses maserasi yang hanya dilakukan perendaman
perendaman. Hasil ekstrak yang didapat dari sehingga osmosis pelarut ke dalam padatan
proses ekstraksi ditimbang untuk berlangsung statis meskipun telah dilakukan
mengetahui rendemen. Berdasarkan tabel 1, pergantian pelarut dengan metode
dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil remaserasi(6).
rendemen ekstrak daun rambai laut. Hal ini Namun dari segi suhu, metode ini
membuktikan bahwa metode ekstraksi yang merupakan ekstraksi cara dingin yang
digunakan berpengaruh terhadap rendemen. dilakukan dalam suhu ruang dan relatif
Maserasi, infundasi refluks dan soxhletasi aman digunakan untuk bahan-bahan yang
merupakan metode yang memiliki tahan atau tidak tahan terhadap pemanasan.
perbedaan pada suhu, jenis pelarut dan lama Istiqomah, menyatakan bahwa sebagian
ekstraksi, namun pada prinsipnya sama yaitu besar senyawa dapat terekstraksi dengan
ekstraksi cara dingin(7).

Tabel 1. Rendemen Ekstrak Daun Rambai Laut

Metode Bobot Ekstrak Bobot Rendemen Rata-Rata


Pelarut
Ekstraksi (gram) (%) ± SD
Maserasi Etanol 70% 5,32 21,28 21,28 ± 0,04

5,33 21,32
5,31 21,24
Infundasi Aquadest 4,26 17,04 17,20 ± 0,14

4,31 17,24
4,33 17,32
Refluks Etanol 70% 6,39 25,56 25,57 ± 0,06

6,41 25,64
6,38 25,52
Soxhletasi Etanol 70% 6,21 24,84 28,38 ± 3,07

7,52 30,08
7,56 30,24

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 81


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(1), 79-83, 2018 HERI WIJAYA

Rendemen ekstrak pada metode terurainya zat-zat yang tidak tahan terhadap
infundasi memiliki rendemen yang paling suhu tinggi.
rendah diantara metode maserasi, refluks Rendemen ekstrak daun rambai laut
dan soxhletasi yaitu sebesar 17,20%. pada metode soxhletasi memiliki rendemen
Ditinjau dari segi waktu metode ini tertinggi yaitu sebesar 28,38%. Berdasarkan
memerlukan waktu yang lebih singkat lama ekstraksi, metode ini memerlukan
diantara metode yang lain yaitu hanya 15 waktu lebih lama, hal ini disebabkan karena
menit, namun dari segi suhu metode ini proses ekstraksi yang dilakukan secara terus-
menggunakan penambahan panas dengan menerus. Penyarian yang dilakukan
suhu 90°C yang dapat membantu berulang-ulang dengan jumlah pelarut yang
mempercepat terjadinya proses ekstraksi. relatif konstan, menyebabkan komponen
Penggunaan waktu yang singkat bertujuan atau senyawa kimia dalam sampel akan
untuk mencegah terjadinya kerusakan terisolasi dengan baik. Metode ini masih
terhadap senyawa pada sampel akibat sering digunakan karena proses ekstraksinya
pemanasan yang terlalu lama. Pada proses terjadi secara sempurna sehingga hasil
penyarian, lama ekstraksi sangat ekstrak yang diperoleh juga lebih banyak
berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. serta dengan adanya proses pemanasan yang
Mardina, menyatakan bahwa semakin lama dapat membantu mempercepat proses
waktu ekstraksi, semakin tinggi rendemen ekstraksi. Setyowati, menyatakan bahwa hal
yang diperoleh, karena kesempatan bereaksi ini terjadi karena semakin tinggi suhu
antara bahan dengan pelarut semakin lama ekstraksi akan menyebabkan gerakan
sehingga proses penetrasi pelarut kedalam molekul semakin cepat, begitu juga dengan
sel bahan semakin baik yang menyebabkan adanya sirkulasi (pergerakan) pelarut(9).
semakin banyak senyawa yang berdifusi Adanya faktor suhu dan sirkulasi pelarut
keluar sel(8). dapat meningkatkan laju perpindahan massa
Metode ini juga masih sering senyawa dari sel daun, dengan demikian
digunakan sebagai salah satu sarana dalam kontak zat terlarut (solut) dalam sampel
pembuatan ekstrak karena alat yang dengan pelarut semakin sering dan diperoleh
digunakan sangat sederhana serta ekstrak yang lebih banyak.
penggunaan air sebagai cairan penyari pada Dari hasil rata-rata rendemen ekstrak
metode ini mudah didapatkan, tidak beracun daun rambai laut, dianalisis menggunakan
dan harganya juga jauh lebih ekonomis SPPS. Langkah pertama dilakukan uji
dibandingkan dengan pelarut lain dan normalitas, Langkah pertama dilakukan uji
merupakan salah satu penyarian yang umum normalitas menggunakan pengujian
dilakukan untuk menyari zat kandungan Kolmogorov-Smirnov yang bertujuan untuk
aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan menguji normalitas distribusi nilai sampel
nabati. Rendemen ekstrak pada metode yang diamati. Uji Kolmogorov-Smirnov
refluks memiliki rendemen yang lebih besar menunjukkan bahwa data berdistribusi
dibandingkan dengan metode maserasi dan normal. Distribusi data dikatakan normal
infundasi yaitu sebesar 25,57%. Ditinjau karena hasil menunjukkan nilai p (Asymp.
dari lama ekstraksi, metode ini memerlukan Sig. ) ,2 > α = 0,05. Pengujian
waktu yang lebih singkat yaitu kurang dari dilanjutkan dengan uji homogenitas
24 jam, sedangkan dari segi suhu proses menggunakan uji Levene test yang bertujuan
pemanasan refluks dilakukan dengan suhu untuk menguji keseragaman nilai sampel
60°C untuk mencegah kemungkinan yang diamati. Uji Levene test menunjukkan
bahwa data sampel tidak homogen.

82 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 4(1), 79-83, 2018 HERI WIJAYA

Distribusi data dikatakan tidak homogen 2. Hasanah, S. Profil Tabir Surya Ekstrak
karena hasil menunjukkan nilai signifikansi dan Fraksi Daun Pidada Merah
, < α , 5. P j j (Sonneratia caseolaris L). Jurnal Sains
dengan uji Kruskal-Wallis test yang dan Kesehatan. 2015; 1(4): 175.
bertujuan untuk mengetahui apakah ada 3. Rusila NY., Khazali M., dan
pengaruh antara metode ekstraksi terhadap Suryadiputa. Panduan Pengenalan
rendemen ekstrak daun rambai laut. Mangrove di Indonesia. Cetakan Ulang
Berdasarkan uji Kruskal-Wallis test dapat Ketiga. Bogor: Ditjen PHKA. 2012.
diketahui bahwa rendemen dengan metode Hal:128-133.
maserasi, infundasi, refluks dan soxhletasi 4. Armando, R. Memproduksi 15 Minyak
, 24 < α , 5 Atsiri Berkualitas. Jakarta: Penerbit
yang berarti Ho ditolak dan dapat Penebar Swadaya. 2009. Hal:71.
disimpulkan bahwa secara statistik metode 5. Departemen Kesehatan RI. Parameter
ekstraksi berpengaruh terhadap masing- Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
masing rendemen tersebut. Hal ini dapat Obat. Cetakan Pertama. Jakarta:
terjadi karena adanya perbedaan perlakuan Depkes RI. 2000. Hal: 3-11.
dari masing-masing metode seperti adanya 6. Nurasiah, E. S. Pengoptimuman
perbedaan suhu, jenis pelarut, dan lama Ekstraksi Andrografolida dari
ekstraksi. Hal tersebut juga diutarakan oleh Sambiloto dengan Rancangan
Salamah bahwa faktor lain yang Fraksional Faktorial. [Skripsi]. Bogor:
memungkinkan dapat mempengaruhi nilai Institut Pertanian Bogor; 2010.
rendemen yang dihasilkan yaitu metode 7. Istiqomah. Perbandingan Metode
ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi
sampel, kondisi dan waktu penyimpanan, terhadap Kadar Piperin Buah Cabe
lama waktu ekstraksi, perbandingan jumlah Jawa (Piperis retrofracti fructus).
sampel terhadap jumlah pelarut yang [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam
digunakan dan jenis pelarut yang Negeri Syarif Hidayatullah. 2013.
digunakan(10). 8. Mardina, P. Pengaruh Kecepatan Putar
Pengaduk dan Waktu Operasi pada
SIMPULAN Ekstraksi Tannin dari Mahkota Dewa.
Metode soxhletasi menghasilkan rata- Jurnal Kimia. 2011; 5(2): 125-132.
rata rendemen tertinggi yaitu 28,38%, 9. Setyowati, W.A.E. Pengaruh Metode
refluks 25,57%, maserasi 21,28%, dan Ekstraksi Terhadap Aktivitas
infundasi menghasilkan rata-rata rendemen Antioksidan Kulit Buah Durian (Durio
terendah yaitu 17,20%. Metode ekstraksi zibethinus Murr) Varietas Petruk.
berpengaruh terhadap rendemen ekstrak Surakarta: UNS. 2013.
daun rambai laut. 10. Salamah, N. Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Metanol Daun Kelengkeng
DAFTAR PUSTAKA (Euphoria longan (L) Steud.) dengan
1. Handayani, S. Uji Aktivitas Antibakteri Metode Penangkapan Radikal 2,2’-
Ekstrak Etanol Daun Rambai Laut Difenil-1-Pikrilhidrazil. Pharmaciana.
(Sonneratia caseolaris L. Engl) [KTI]. 2015; 5(1): 25-34.
Samarinda: Akademi Farmasi
Samarinda; 2016.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 83

Anda mungkin juga menyukai