NIM : 0403191003
1. a. Hifdz al-din (menjaga agama) menjadi haq attadayyun (hak beragama), yaitu hak
untuk beribadaha dan menjalankan ajaran-ajaran agama. Hak ini bukan hanya sekedar
menjaga kesucian agama, namun juga membangunsarana ibadah dan menciptakan
pola relasi yang sehat dalam menjalankan agama. Contohnya: bersikap melawan
ketika agama Islam dihina dan dipermalukan.
b. Hifdz al-nafs (menjaga jiwa) menjadi haq al-Hayat (hak hidup). Hak ini diarahkan
untuk mencipta kualitas kehidupan yang lebih baik bagi diri dan masyarakat.
Contohnya: melawan begal untuk menyelamatkan jiwa. Sebagaimana hadist “Siapa
yang terbunuh karena hartanya, maka dia syahid”.
c. Hifdz al-nasl (menjaga keturunan), hal ini bisa kita lakukan dengan pernikahan.
Karena salah satu point penting dalam sebuah pernikahan adalah lahirnya generasi
penerus yang diharapkan dapat berkontribusi lebih baik. Dan hifdz an-nasl menjadi
rusak karena perzinahan. Contohnya: Tidak berpacaran karena pacaran adalah
langkah awal dari terjadinya zina.
d. Hifdz al-amal ( menjaga kekayaan/harta). Pembahasan perkara harta lebih kea rah
interaksi dalam muamalah. Menjaga harta adalah dengan memastikan bahwa harta
yang kita miliki tidak bersumber dari yang haram. Serta memastikan bahwa harta
tersebut di dapatkan dengan jalan yang di ridhoi Allah bukan dengan cara bathil.
Contohnya: Melawan begal selain menyelamatkan jiwa, hal tersebut termasuk
pembelaan dalam rangka menjaga harta dari sumber-sumber yang tidak diridhoi atau
diharamkan dalam Islam.
e. Hifdz al-aql (menjaga akal). Menghargai akal bukan berarti hanya sekedar
menjaga kemampuan akal untuk tidak gila ataupun mabuk. Orientasi penjagaan akal
adalah pemenuhan hak pendidikan bagi setiap individu yang ada dalam masyarakat.
Contohnya: Senantiasa belajar agar kita menjadi orang yang berilmu. Karena
penghargaan Islam terhadap akal terdapat pada orang yang berilmu, yang
mempergunakan akalnya untuk memikirkan ayat-ayat Allah.
2. a. Memberi tempat wajar kepada makhluk lainnya dan juga terhadap sesama manusia
di bumi (Q.S An-Nur 41)
“ Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit
dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. masing-masing
telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha mengetahui apa
yang mereka kerjakan.”
c Berlaku adil atau memelihara keseimbangan takaran yang telah ditentukan Allah (Q.S
Ar-Rahman 7-9)
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya
kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan Tegakkanlah timbangan itu
dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”