Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMANASAN GLOBAL
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pendidikan Lingkungan Hidup
Dosen Pengampu: Dr. Bernard, M.Si.

Oleh:
Nama: Ana Mariana
NIM: 210102502003
Kelas: B
Jurusan: Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makasaar
2021
KATA PENGANTAR
Rasa syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya. Makalah ini kami beri judul “Pemanasan Global”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Pendidikan Lingkungan


Hidup dari dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk memberikan tambahan wawasan bagi saya sebagai penulis dan bagi para
pembaca. Khususnya dalam hal upaya menanggualngi pemanasan global yang
terjadi sekarang ini.

Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Bernard, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup.
Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini kami
juga mengucapkan terima kasih.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan saya, agar
kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………...………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………..……..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………...……..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan ……………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemanasan Global………………………………………..……2
B. Penyebab Pemanasan Global………………………………………………4
C. Dampak Pemanasan Global……………………………………………..…7
D. Upaya Penanggulangan Pemanasan Global……………………….………9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………13
B. Saran…………………………………………………………………...…13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanasan global dan efek rumah kaca menjadi salah satu permasalahan
lingkungan yang selalu berulang setiap tahunnya baik di negara maju dan
negara berkembang. Berbagai negara selalu melakukan cara-cara untuk
mengurangi permasalahan tersebut. Dewasa ini telah banyak konferensi
lingkungan internasional dan persetujuan difokuskan pada fenomena mengenai
perubahan iklim global. Perhatian yang tersebar luas atas menurunnya kualitas
udara dan potensi pemanasan global telah menjadi acuan perhatian umum pada
paru-paru dunia, yakni kondisi hutan. Media telah memusatkan kerusakan hutan
tropis sebagai simbol yang hidup dari krisis ekosistem global. Misalnya,
pertengahan bulan September 1989, baik majalah Time maupun The Economist
gambar covernya adalah kebakaran tahunan dari hutan tropis basah Amazon.
Sesungguhnya media Barat tidak fair di dalam mempublikasi faktor-faktor
utama pergantian iklim dalam hal kerusakan hutan di ke-14 negara berkembang,
dengan hutan tropis basah memberi kontribusi untuk mengurangi produksi
karbon dioksida (zat asam arang) dibandingkan dengan negara-negara maju.
Sekarang ini, negara industri maju merupakan negara yang melepaskan jumlah
karbondioksida, yang kemudian menyebar luas melalui atmosphir yang
mendorong bagian problematik pemanasan global (Hidayat, Herman. 2008).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pemanasan global?

2. Apa yang menyebabkan pemanasan global?

3. Jelaskan dampak dari pemanasan global?

4. Bagaimana cara menanggulangi pemanasan global?

C. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada saya dan para
pembaca dalam hal upaya menanggulangi pemanasan global. Karena
mempunyai kontribusi yang besar sebagai penyebab pemanasan global. Selain
itu, dampak pemanasan global dapat menganggu kelangsungan hidup manusia
sekarang ini dan masa depan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global atau Global warming adalah suatu proses


meningkatnya suhu rata-rata atmosfer laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata
global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F)
selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-
rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia"[2] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan
oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains
nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat
beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang
dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga
11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu
disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-
gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim
yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode
hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus
berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah
kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-


perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan
pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai
jenis hewan. Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah
mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan,
dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut
akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih
terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan
yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih
lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.
Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan
meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas
rumah kaca.

2
Berikut beberapa pengertian pemanasan global menurut para ahli:

1. NASA
Pemanasan global adalah naiknya panas suhu rata - rata permukaan bumi akibat
meningkatnya kadar gas rumah kaca.
2. Dictionary
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi yang
menyebabkan perubahan iklim dan yang mungkin timbul dari efek rumah kaca.
3. The American Heritage® Science Dictionary
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi, terutama
peningkatan terus menerus yang cukup besar dan menyebabkan perubahan iklim
global.
4. New Mexico Solar Energy Association
Pemanasan global adalah peningkatan suhu permukaan rata-rata bumi karena efek
gas rumah kaca, misalnya emisi CO2 (karbon dioksida) yang sumbernya berasal
dari kegiatan atau aktivitas penggunaan bahan bakar yang tidak terbarukan (bahan
bakar fosil) atau dari deforestasi, yang memerangkap panas yang seharusnya lepas
dari Bumi.
5. LiveScience
Pemanasan global adalah pemanasan bertahap permukaan bumi, lautan dan
atmosfer.
6. Timeforchange
Pemanasan global adalah peningkatan pada suhu rata-rata atmosfer dan lautan bumi
yang merupakan hasil pengamatan dan hasil proyeksi perhitungan para ahli.
7. MIT
Pemanasan global adalah perubahan substansial dalam iklim bumi yang
berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Pemanasan global mengacu pada
perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu rata-rata atmosfer yang lebih
rendah.
8. US EPA
Pemanasan global adalah mengacu pada naiknya dan berkelanjutan suhu rata-rata
global di dekat permukaan Bumi. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Pemanasan global yang
menyebabkan pola iklim berubah. Namun, pemanasan global itu sendiri hanya
mewakili satu aspek dari perubahan iklim.

3
B. Penyebab Pemanasa Global

1. Perilaku Konsumtif
Manusia memiliki sifat konsumtif untuk memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya. Namun sifat yang berlebihan dalam mengonsumsi suatu barang
ternyata juga berdampak buruk terhadap lingkungan. Dilansir
dari reusethisbagproduk-produk yang digunakan manusia berkontribusi 60%
penghasil gas rumah kaca. Hal itu dikarenakan penggunaan energi untuk
memproduksi produk tersebut dan menjaganya untuk tetap bisa digunakan
membutuhkan jumlah energi yang sangat banyak. Di mana energi tersebut
meliputi penggunaan listrik dan batu bara.
Dikutip dari Eco Watch, PBB mengungkapkan perkiraan konsumen yang
membeli pakaian 60 persen lebih banyak dari 15 tahun belakangan. Namun
pakain yang terbeli hanya disimpan dan tidak dikenakan. Hal ini juga terjadi
pada produk-produk elektronik namun penggunaannya sebenarnya amat jarang.
Dan pada masa akhir pemakaian produk, sebagian besar tidak melalui proses
daur ulang dan menjadi tumpukan sampah. Kemudian, lingkaran produksi
bergulir lagi menghasilkan produk baru terus menerus yang menghasilkan makin
banyak polutan dan sampah.

2. Sampah Plastik
Penyebab terjadinya pemanasan global selanjutnya berasal dari hasil kegiatan
manusia, yaitu tumpukan sampah plastik yang tak terkendali. Hal ini dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan. Menurut penelitian, plastik
mengeluarkan gas metana dan etilena ketika terkena sinar matahari dan berakibat
merusak. Gas metana alami atau buatan dikatakan sebagai penyebab utama
perubahan iklim. Tentu saja hal ini akan berhubungan dengan peningkatan
pemanasan global.

3. Transportasi dan perjalanan


Dalam keseharian, setiap orang terbiasa berpindah dari satu tempat ke tempat
lain dengan jarak dekat maupun jauh menggunakan kendaraan yang berbahan
bakar fosil. Ketika bahan bakar fosil ini menyuplai panas dan memberi tenaga
pada mesin, maka mesin akan melepaskan karbon dan polutan lainnya. Sehingga
kualitas udara dan air akan menurun. Hal seperti ini terjadi setiap hari dalam
berbagai jenis transportasi (dara, laut dan udara), dilakukan oleh jutaan orang di
dunia secara bersamaan. Efek kendaraan bermotor inilah yang kemudian
berakumulasi dan memerangkap panas di atmosfer. Environmental Protection
Agency (EPA) melaporkan bahwa tiga puluh persen emisi yang dihasilkan di
Amerika berasal dari transportasi yang dilakukan untuk mengangkut orang
maupun barang. Pada tahun 2016 dibuktikan bahwa penyumbang terbesar emisi
gas rumah kaca di Amerika adalah transportasi.

4. Gas Industri
Kegiatan industri merupakan titik awal penyebab terjadinya kenaikan suhu
secara masif dari tahun ke tahun. Perpindahan perekonomian berbasis pertanian

4
ke industrial di berbagai belahan dunia menyumbang angka besar kenaikan
pemanasan global. Sebuah studi menunjukkan bahwa pemanasan global dimulai
sebagian besar oleh revolusi industry di Amerika pada pertengahan abad ke-19.
Hingga kini selanjutnya hampir semua negara yang berbasis industri ikut
menyumbang dengan skala besar penyebab pemanasan global.
Kadar karbon yang dihasilkan akibat kegiatan industry yaitu sebesar 412 bagian
per juta dalam 150 tahun terakhir. Karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida
yang telah menyebabkan peningkatan suhu bumi selama 50 tahun terakhir.
International Energy Agency melaporkan antara tahun 2000-2016 negara yang
menyumbang emisi karbon dioksida terbesar yang pertama yaitu Republik
Rakyat China. Sedangkan Indonesia berada di urutan ke-6 setelah Rusia dengan
nilai 2,053 miliar ton.

5. CFC Tidak Terkontrol


CFC merupakan Cloro Four Carbon. CFC ini termasuk penyebab terjadinya
pemanasan global yang sulit dihindarkan. CFC merupakan bahan kimia yang
digabungkan menjadi alat rumah tangga. Peralatan ini memang bermanfaat
untuk menunjang kehidupan, tetapi jika berlebihan juga tak direkomendasikan.
CFC biasanya terdapat pada kulkas dan AC. Penggunaan yang berlebihan dan
tak sesuai aturan akan berdampak buruk bagi lingkungan, seperti pemanasan
global.

6. Pengundulan hutan
Mulanya hutan mencakup sepertiga dari luas daratan bumi dan menjaga
kesehatan lingkungan kita. Hutan berfungsi menyerap dan memerangkap karbon
dioksida yang akhirnya mencegahnya untuk terperangkap di atmosfer. Selain itu
hutan juga berfungsi sebagai pengatur siklus air dan mengurangi risiko banjir
dan tanah longsor. Menurut Bank Dunia dunia masih kehilangan sekitar 14,5
juta hektar hutan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai aktivitas
manusia yang illegal dan legal. Misalnya banyaknya kasus penggundulan hutan
secara sengaja maupun tidak sengaja untuk dicuri kayunya namun meninggalkan
hutan gundul dan terbengkalai. Pembukaan lahan dengan cara pembakaran untuk
area industry dan tempat tinggal juga menyebabkan efek rumah kaca dan
berkurangnya sejumlah pohon yang seharusnya bisa menyerap karbon dioksida.
Penggundulan hutan juga menyebabkan terancamnya keseimbangan ekosistem
karena banyak makhluk hidup yang mendiami hutan kehilangan tempat
tinggalnya. Hutan Amazon dan Hutan Indonesia penyumbang terbesar di dunia
yang mengalami kebakaran turut memperparah pemanasan global dan
perubahan iklim pada tahun-tahun mendatang.

7. Penggunaan listrik yang berlebihan


Pembangkit listrik yang merupakan kebutuhan utama sehari-hari manusia juga
menyumbang dampak yang besar secara global terhadap perubahan iklim.
Semua pembangkit listrik memiliki dampak beragam terhadap kondisi udara, air,
dan tanah. Memproduksi listrik membutuhkan bahan bakar yang kemudian
melepaskan berbagai macam gas seperti karbon dioksida. Karbon dioksida ini

5
kemudian akan menyebabkan efek rumah kaca. Sehingga setiap orang
sebenarnya menghasilkan jejak karbon yang turut menyumbang pemanasan
global. Semua bentuk pembangkit listrik memiliki dampak lingkungan pada
udara, air, dan tanah kita, tetapi bervariasi. Dari total energi yang dikonsumsi di
Amerika Serikat, sekitar 40% digunakan untuk menghasilkan listrik, menjadikan
listrik menggunakan bagian penting dari jejak lingkungan setiap orang.

8. Produksi ternak
Meski jarang dikampanyekan, peternakan ternyata juga turut berkontribusi
dalam meningkatkan pemanasan global dengan beragam cara. Merawat hewan
ternak dengan jumlah besar seperti peternakan, menghasilkan limbah yang amat
besar di mana limbah tersebut menghasilkan metana. Metana termasuk gas
rumah kaca. Di mana ia dapat memerangkap panas dalam atmosfer. Metana
dipancarkan selama kegiatan produksi batu bara, gas alam, dan minyak.
Pembusukan sampah organik di berbagai tempat juga menyumbang jumlah
metana yang besar. Hal ini juga tidak terlepas dari konsumsi produk daging dan
susu yang akan terus tumbuh berkali-kali lipat hingga tahun 2050. Sisa makanan
manusia yang terbuang dan menjadi sampah pun akan menghasilkan metana.
Indonesia termasuk negara nomor dua terbesar di dunia penghasil sampah
makanan.

6
C. Dampak Pemanasan Global

1. Mencairnya gletser
Gletser akan menciptakan banyak masalah bagi manusia dan hewan yang hidup
di bumi. Salah satunya adalah kenaikan permukaan laut. Seiring meningkatnya
pemanasan global, permukaan laut akan naik sehingga berpotensi menyebabkan
banjir.
2. perubahan Iklim
Pola cuaca yang tidak teratur telah mulai menunjukkan efek pemanasan global
tersebut. Peningkatan curah hujan dalam bentuk hujan telah diketahui di daerah
kutub dan gurun. Meningkatnya pemanasan global akan menyebabkan lebih
banyak penguapan yang akan menyebabkan lebih banyak hujan. Hewan dan
tumbuhan tidak dapat dengan mudah beradaptasi dengan peningkatan curah
hujan. Tanaman dapat mati dan hewan dapat bermigrasi ke area lain. Ini dapat
menyebabkan seluruh ekosistem berubah secara total dan cepat. Diluar
kemampuan manusia untuk beradaptasi.
3. Meningkat dan meluasnya kekeringan
Meskipun mungkin adanya hujan dan banjir di Savannah, kekeringan yang
parah terjadi di bagian lain di dunia. Ketika suhu hangat, keberadaan kekeringan
telah meningkat di bagian barat Amerika Serikat. Kekeringan juga
menyebabkan terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. Penguapan skala besar
menjadi penyebab utama kekeringan di banyak tempat, terutama Afrika.
Kekeringan yang berpoentsi menyebabkan gagal panen dapat menyebabkan
malnutrisi.
4. Meluasnya penyakit
Karena suhu bumi menjadi lebih hangat, ini dapat mempengaruhi kesehatan
manusia dan meluasnya penyakit yang mereka hadapi. Dengan peningkatan
curah hujan, penyakit yang terbawa air cenderung menyebar, seperti penyakit
malaria.
5. Meningkatnya frekuensi badai
Ketika suhu lautan naik, angin topan dan badai lainnya cenderung menjadi lebih
kuat. Dengan meningkatnya pemanasan global, air di laut memanas yang akan
memanaskan udara di sekitarnya sehingga menciptakan angin topan.
6. Naiknya permukaan laut
Mencairnya es di kutub dan berkurangnya air yang menguap ke atmosfir
menyebabkan naiknya permukaan laut. Kota-kota dan kota-kota pesisir yang
tidak jauh di dekat pantai timur AS, kepulauan pasifik, Teluk Meksiko hanyalah
beberapa wilayah di mana kerusakan banjir mulai menenggelamkan beberapa
arealnya.
7. Pemanasan global dapat mempengaruhi pertanian
Ketika suhu global akan meningkat, tanaman akan merasa lebih sulit untuk
bertahan hidup dan akan mati. Tumbuhan adalah sumber utama makanan bagi
manusia dan sebagai akibatnya kekurangan makanan dapat terjadi. Kekurangan
makanan dapat menyebabkan perang dan konflik di beberapa negara.
8. Gelombang Panas

7
Gelombang panas menyebabkan cuaca panas yang berbahaya dan dalam
beberapa tahun terakhir, lebih banyak kematian terjadi karena gelombang panas
daripada dalam enam puluh tahun terakhir, seperti gelombang panas yang
terjadi di India baru-baru ini, seperti diberitakan The Gurdian.
9. Perubahan musim
Perubahan musim berupa berlangsungnya periode musim yang lebih panjang
atau pendek. Perubahan peiode berlangsungnya musim, misalnya musim semi,
gugur, hujan, bisa terjadi lebih cepat dan lebih cepat, atau lebih lama dan lebih
lama.
10. Dampak pada tanaman
Terjadinya perubahan musim menyebabkan pola cuaca menjadi tidak menentu
dan ekstrim. Banjir akibat naiknya permukaan laut, gagal panen, perubahan
musim bunga meningkatkan resiko kegagalan tanaman untuk berbuah dan
dipanen. Ini akan berakibat negatif pada industri makanan. Harga tanaman
pokok bisa saja meningkat drastis. Pada akhirnya akan menimbulkan penurunan
kinerja ekonomi.
11. Rusaknya ekosistem laut
Kondisi terumbu karang dunia terus berkurang dan rusak akibat pemanasan
global. Sekali terumbu karang terpengaruh, seluruh ekosistem yang
berkembang menjadi usang, termasuk penurunan sektor perikanan.
12. Rantai makanan di dalam ekosistem
Perubahan pola waktu dan durasi migrasi burung migran, hibernasi
memakan waktu lebih lama. Akibatnya, seluruh rantai makanan bisa
terganggu.
13. Meningkatnya resiko Kesehatan
Dengan semakin banyaknya jumlah karbon dioksida terperangkap di atmosfer,
kualitas udara untuk pernafasan semakin buruk dan sulit didapat. Jika
pemanasan global berlanjut, menurut sebuah perkiraan, AS akan menghabiskan
sekitar 60 miliar dolar untuk memerangi penyakit pernapasan dan gejala.
14. Kepunahan hewan
Pemanasan global meningkatkan resiko terjadinya kepunahan hewan.
Terjadinya pemanasan global menyebabkan beberapa satwa mengalami
perubahan habitat sehingga bermigrasi. Migrasi ini akan menyebabkan
sebagian hewan tidak dapat beradaptasi alias dirugikan. Misalnya saja rubah
putih yang bermigrasi kemudian kalah bersaing dengan rubah merah, seperti
yang dipublikasikan oleh artikel BBC berjudul “Arctic foxes suffer while reds
thrive in northern Canada”

8
D. Upaya menanggulangi Pemanasan Global

1. Menggunakan Transportasi Umum & Sepeda


Pembatan penggunaan mobil dan sepeda motor hanya untuk menempuh jarak jauh,
untuk jarak dekat kamu bisa memulai kebiasaan berjalan kaki atau menggunakan
sepeda. Hal ini akan membatasi peningkatan karbon dioksida dan karbon
monoksida di atmosfer. Sementara untuk pergi ke jarak yang lebih jauh, jika
memungkinkan gunakan angkutan umum massal, seperti busway dan kereta api.
Naik kendaraan pribadi bersama-sama secara bergantian bersama dengan teman
atau saudara yang kebetulan searah atau setujuan dapat menjadi pilihan edufrieds.

2. Meminimalkan Penggunaan Peralatan Yang Mengandung CFC


Cara Mengatasi Pemanasan Global yang mudah adalah CFC (Cloro Four Carbon)
merupakan senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan klorin dan
fluorin terikat padanya. CFC umumnya dihasilkan oleh peralatan pendingin udara,
perlu diketahui bahwa saat ini CFC menyumbangkan 20% dalam proses terjadinya
efek rumah kaca. Karenanya dalam mengatasi suhu ruang yang panas, kita dapat
merancang sebuah bangunan yang mempunyai banyak ventilasi udara sehingga
tidak perlu memakai pendingin ruang atau AC. Namun seandainya penggunaan AC
memang diperlukan pastikan kita memakai AC nonCFC yang ramah lingkungan.
Begitu juga dengan kulkas, sebaiknya kita memakai kulkas nonCFC untuk
menghindari efek rumah kaca serta agar pemanasan global agar tidak semakin
memburuk dan merugikan manusia.

3. Matikan Perangkat Elektronik Saat Tidak Terpakai


mematikan lampu, kipas, AC, komputer, TV, dan semua alat elektronik saat tidak
digunakan. Menggunakan lampu LED adalah cara cerdas untuk meningkatkan
efisiensi energi. Apalagi harga lampu LED sekarang sudah terjangkau, pilihlah
yang memiliki sensor cahaya sehingga bisa mati secara otomatis. Beberapa jenis
perangkat elektronik, seperti TV dan komputer, memiliki fitur standby (mode
siaga). FYI Grameds, mode standby masih mengonsumsi sampai 40 persen dari
energinya dalam waktu 20 jam. Karena itu, jika alat tak dipakai, adalah penting
untuk mematikan perangkat dibanding memilih mode standby. Selain itu jemur
pakaian alih-alih menggunakan mesin pengering untuk menghindari membuang
bahan bakar fosil untuk konsumsi listrik. Gunakan insulasi di atap untuk mencegah
pembuangan panas pada saat musim dingin. Kamu juga bisa memilih untuk
mengadopsi sumber energi terbarukan untuk kebutuhan, misalnya pemanas air
tenaga matahari.

4. Hemat Air
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang keempat adalah dengan Hemat Pemakaian
Air:
• Jangan mencuci piring dengan air yang mengalir terus menerus.
• Jangan menggosok gigi, juga dengan kran air yang mengalir, karena air akan
banyak terbuang dalam 1 menit terbuang sekitar 10 liter.

9
• Mandi menggunakan gayung yang terukur dan seperlunya, daripada pakai
kran shower dengan air mengalir atau berendam pada ‘bath-tub’.
• Gunakan ember dan gayung daripada menggunakan selang dengan air
mengalir saat mencuci kendaraan.
• Menggunakan air dingin pada mesin cuci daripada air panas.
• Flush toilet seperlunya, Pastikan pelampung atau radar pada tangki
penyimpanan air bekerja dengan baik, demikian juga pada kran dan
monoblock di toilet, cegah kebocoran agar tidak boros air.
• Gunakan air bilasan cucian pakaian terakhir untuk menyiram tanaman.
Tadah air hujan dan manfaatkan untuk menyiram tanaman, membersihkan
lantai dan sebagainya.

5. Reuse
• Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya, kalender bekas, untuk
kertas corat-coret atau catatan keperluan sehari-hari. Gunakan kembali
kertas HVS yang baru dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau bolak-
balik.
• Gunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali
daripada kertas tissue dan kertas pembersih sekali pakai lainnya.
• Gunakan ‘reusable’ piring, botol minum dan alat makan yang bukan
sekali pakai. Gunakan wadah yang dapat digunakan kembali untuk
menyimpan makanan, bukannya aluminium foil dan bahan plastik
lainnya. Reuse kemasan dari bahan karton untuk pengiriman barang.
• Gunakan kembali koran lama untuk membungkus dan ‘mengepak’
barang. Berbelanja ke toko dengan tas kanvas daripada menggunakan
tas kertas dan kantong plastik. Simpan gantungan kawat dan
mengembalikan atau menggunakannya kembali ketika ke binatu.
• Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi daripada
menggunakan cat semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya.
6. Reduce
• Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki
dan sudah digunakan daripada sering membeli baru.
• Beli dan gunakan baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang sering
digunakan.
• Prioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan.
• Beli dan makan sayuran organik, pasti lebih menyehatkan dan ramah
lingkungan.
• Beli produk-produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari
transportasi
• Beli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.
• Hindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau
wadah styrofoam karena tidak dapat didaur ulang. Hindari atau kurangi
juga pemakaian peralatan makan/minum seperti sendok/garpu dan
sedotan minuman yang terbuat dari plastik.

10
• Hindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan penghasil
sampah terbesar di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap
kesehatan.
• Kurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut
rumah. Jangan membeli produk yang dibuat dari hewan langka.
7. Recycle
• Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan
aluminium serta bahan anorganik lainnya.
• Bagimu yang suka berkreasi manfaatkan sampah non organik untuk
didaur ulang menjadi produk kerajinan tangan yang indah.
• Kumpulkan sampah dan buang di tempat yang sesuai dengan
peruntukkannya, jika memungkinkan pisahkan yang organik dan non
organik. Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos
sedangkan yang non organik bisa diolah kembali menjadi barang yang
memberikan manfaat, daripada dibuang sembarangan misalnya ke
sungai, danau dan laut terutama yang terbuat dari plastik sungguh akan
merusak lingkungan, karena bahan plastik yang asal mulanya dibuat
dari minyak bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai waktu
200 tahun
• Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas
minuman dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot
tanaman yang indah. Jika tidak mau menggunakannya kembali, segera
sumbangkan atau berikan kepada orang lain atau organisasi yang mau
menampung dan mengolah sampah anorganik ini.
• Demikian pula pakaian bekas layak pakai dan peralatan rumah tangga
yang sudah tidak digunakan atau didaur ulang sebaiknya
disumbangkan kepada yang mau menerima dan memanfaatkannya lagi.
• Jangan biasakan membuang-buang makanan walau sedikit pun karena
sisa-sisa makanan dapat mengeluarkan gas metana di tempat terbuka
seperti TPA sampah. Kompos sisa sayuran, kulit buah dan sebagainya
dari dapurmu.
• Mulai olah sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan
sebagai pupuk tanaman. Kompos daun kering dan sampah, atau bawa
ke sebuah tempat pendaur ulang sampah.
8. Menjadi Vegetarian
Menurut sebuah studi terbaru, hal terbaik dan termudah yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki kondisi planet adalah dengan menghilangkan daging dan produk susu
dari menu makanan. Mengingat populasi global yang diperkirakan mencapai skala
10 miliar pada 2060, para peneliti pun menganalisis dampak lingkungan yang
disebabkan oleh produksi dan konsumsi makanan oleh manusia. Ide di balik
penelitian ini adalah untuk membantu menginformasikan produsen makanan dan
konsumen tentang cara yang lebih baik untuk mengurangi dampak buruknya
terhadap bumi.

11
Berikut ini kudapan sehat vegan yang dapat disantap sebanyak mungkin tanpa
cemas:

• Semua jenis buah keras. Pangganglah di oven buah keras favoritmu


yang diberi minyak zaitun dan bumbu.
• Jika menyukai makanan manis, gunakan sirop mapel dan kayu manis.
• Cracker yang terbuat dari serealia utuh dan diberi hummus.
• Kue beras dan kacang dengan saus salsa.
• Ubi jalar panggang yang diberi minyak kelapa dan garam laut.
• Cokelat hitam dan selai kacang.
• Es krim pisang (blender pisang dan masukkan ke dalam mesin pembuat
es krim Grameds)

9. Menanam Pohon (Reboisasi)


Pohon-pohon yang kita tanam di halaman rumah sekecil apa pun halamannya,
sudah pasti akan berperan untuk menetralisir CO2 di udara sekaligus menyegarkan
dan menyehatkan kita. Jadi jangan ragu untuk mulai menanam pohon dan terus
tambah koleksi tanaman di halaman rumah. Mau tanaman hias, bunga, buah atau
apotik hidup, sayuran dan bumbu dapur tidak masalah. Dan jika sebagian besar
warga bumi melakukannya, akan memberikan manfaat yang sangat signifikan
untuk mereduksi CO2 di udara dan pada akhirnya pemanasan global pun dapat
diredam. Mengguunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman, atau pupuk
kompos yang bisa kita buat sendiri, lebih hemat dan ramah lingkungan.

10.Kampanyekan Menjaga Alam dan Lingkungan


• Menyebarkan pengetahuan tentang perubahan iklim dan didik orang lain.
• Mengajarkan sebanyak mungkin orang untuk menghormati serta turut
menjaga alam dan lingkungan
• Luangkan waktu untuk memberi informasi atau terlibat dalam kegiatan
sosial untuk membantu menyayangi Bumi.
• Berikan sumbangan uang, tenaga dan pikiran serta barang-barang yang
dapat didaur ulang pada yayasan atau organisasi sosial yang menangani
proyek-proyek konservasi alam lingkungan.
• Bergabunglah bersama-sama untuk membangun komunitas hidup yang
berkelanjutan. Bangun “jaringan berbagi” yang bisa membantu
mengumpulkan sumber daya seperti alat pemotong rumput, alat berkebun
dan capailah standar gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemanasan global atau Global warming adalah suatu proses


meningkatnya suhu rata-rata atmosfer laut, dan daratan Bumi. Sebagian besar
penyebab pemanasan global akibat ulah manusia. Manusia terkadang tidak
menyadari bahwa dirinya melakukan kegiatan yang meningkatkan pemanasan
global. Hal tersebut terjadi karena kegiatan-kegiatan sehari-hari yang biasanya
dianggap remeh, ternyata memiliki dampak yang buruk bagi alam. Pemanasan
global memiliki dampak yang merugikan kehidupan manusia seperti perubahan
iklim, kepunahan hewan, meningkatkan dan meluaskan kekeringan, dan lain
sebagainya. Dampak pemanasan global yang terus meningkat tersebut perlu
penanggulangan atau penangan manusia agar dampak pemanasan global tersebut
tidak bertambah. Adapun upaya yang perlu yang dilakukan manusia diatanya
reboisasi, menerapkan 3R (Reuse, Reduse, dan Recyle), dan lain sebagainya. Yang
terpenting dari menanggulangan pemanasan global ini yaitu kesadaran manusia
sehinnga pemanasan global tidak meningkat dan menusia tidak mendapatkan
dampak yang besar dari pemanasan global.

B. Kesimpulan
Pembuatan isi makalah pemanasan global ini masih jauh dari kata sempurna. Saya
berharap adanya kritik dan saran dari dosen pengampu matakuliah dan pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan global

https://www.fimela.com/lifestyle/read/4498171/pemanasan-global-adalah-
peningkatan-suhu-rata-rata-pada-permukaan-bumi-ketahui-dampaknya

https://www.fimela.com/lifestyle/read/4498171/pemanasan-global-adalah-
peningkatan-suhu-rata-rata-pada-permukaan-bumi-ketahui-dampaknya

https://www.merdeka.com/jateng/6-penyebab-pemanasan-global-yang-
diakibatkan-oleh-manusia-kln.html?page=2

https://buleleng.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/55-dampak-
pemanasan-global-bagi-kehidupan-manusia-dan-lingkungan

https://www.gramedia.com/literasi/cara-mengatasi-pemanasan-global/

14

Anda mungkin juga menyukai