Npm: E1D018026
MK: Matekom
Kelas: B
Soal:
1. Apa yang anda ketahui tentang integral dan bagaimana penerapannya di bidang
ekonomi ?
2. Apa yang anda ketahui tentang matrik dan penerapannya di bidang ekonomi ?
Jawaban:
a. Surplus Konsumen
Konsumen yang mampu atau bersedia membeli barang lebih tinggi (mahal) dari
harga equilibrium P0 akan memperoleh kelebihan (surplus) untuk tiap unit barang yang dibeli
dengan harga P0. Pada saat equilibrium, jumlah total pengeluaran (total expenditure)
konsumen = P0.X0 yang dalam gambar ini adalah luas empat persegi panjang 0ABC,
sedangkan konsumen yang tadinya bersedia membeli barang ini lebih tinggi dari harga
P0 akan menyediakan uang yang banyaknya = luas daerah yang dibatasi kurva demand yang
sumbu tegak P, sumbu mendatar X, dan garis ordinat x = x0 (yakni = luas daerah 0ABF).
Karena itu, besarnya surplus konsumen yakni selisih antara jumlah uang yang
disediakan dikurangi dengan jumlah pengeluaran nyata konsumen sehingga surplus
konsumen dapat dinyatakan sebagai berikut:
D: p = –1/2 x2 – 1/2 x + 33
S: p = 6 + x
–1/2 x2 – 1/2 x + 33 = 6 + x
–1/2 x2 – 11/2 x + 27 = 0
X2 + 3x – 54 = (x + 9) (x – 6) = 0
Jadi, kuantitas equilibrium xo = 6 unit price equilibrium po = 6 + 6 = 12 satuan rupiah.
Karena market equilibrium terjadi pada xo = 6 dan po = 12 maka;
SK = 0ʃ6(-1/2 x2 – 1/2 x + 33).dx – 12.6
= [-1/6 x3 – 1/4 x2 + 33x]60
= (-1/6 63 – 1/4 62 + 33.6) – (0) – 12.6
= 81
Angka itu adalah selisih antara jumlah uang yang disediakan konsumen dengan jumlah uang
yang dibelanjakan. Berdasarkan contoh diatas, surplus produsen adalah:
= 18
2. Matriks adalah kumpulan bilangan yang disusun secara baris atau kolom atau
kedua-duanya dan di dalam suatu tanda kurung. Bilangan-bilangan yang membentuk
suatu matriks disebut sebagai elemen-elemen matriks.
Langkah awal dalam analisis masukan-keluaran adalah menyusun suatu tabel yang
dinamakan matriks transaksi atau matriks masukan-keluaran. Dari tabel matriks transaksi
tersebut akan diperoleh sebuah persamaan yang mengambarkan hubungan masukan-keluaran
antarsektor. Nilai setiap unsur dalam matriks transaksi akan menghasilakan suatu rasio yang
dinamakan koefisien teknologi. Jika semua koefisien teknologi yang ada dihitung dan hasil-
hasilnya disajikan di dalam suatu matriks, maka diperolehlah sebuah matriks teknologi. Jika
ditulis secara ringkas dengan notasi matriks, hasil dari matriks transaksi adalah : U dan X
masing-masing adalah vektor-kolom permintaan akhir dan vektor-kolom secara keluaran
total, I adalah matriks satuan, sedangkan A adalah matriks teknologi yang dibentuk
berdasarkan matriks transaksi. Jika matriks I – A nonsingular, yakni jika , maka ia akan
mempunyai balikan.
Dalam hal ini U = (I – A) X dapat ditulis menjadi Ini berarti bahwa jika matriks A dan
vektor U diketahui, maka vektor X dapat dicari secara langsung menurut kaidah perkalian
matriks. Dengan kata lain jika masing-masing koefisien masukan antar sektor dan permintaan
akhir untuk setiap sektor diketahui datanya, maka dapatlah dihitung keluaran total dari tiap
masing-masing sektor. Lebih lanjut, dengan dapat dihitungnya keluaran total sektoral akan
dapat pula dihitung keluaran total nasional (GDP atau GNP).