Anda di halaman 1dari 4

LO 1 : Membedakan perilaku etis dengan tidak etis dalam konteks pribadi

dan profesional
Apakah etika itu?
Etika dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral.
 Kebutuhan akan etika
Etika bisa dikatakan sebagai perekat yang dapat mengikat anggota masyarakat. Kebutuhan
akan etika dalam masyarakat cukup penting, sehingga banyak nilai etika yang umum dimasukkan
ke dalam undang-undang.

 Mengapa orang-orang bertindak tidak etis


Perilaku tidak etis didefinisikan oleh sebagian besar orang sebagai tindakan yang berbeda
dengan apa yang mereka anggap tepat dilakukan dalam situasi tertentu. Setiap orang memutuskan
bagi dirinya sendiri apa yang dianggap sebagai perilaku tidak etis, baik bagi diri sendiri maupun
orang lain.
Ada 2 alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis:
 Standar etika seseorang berbeda dengan masyarakat umum.
Contoh ekstremnya, pengedar obat terlarang, perampok bank, pencuri. Standar etika
mereka berbeda dengan yang berlaku di masyarakat secara keseluruhan.
Contoh yang tidak terlalu ekstrem yaitu ketika orang lain melanggar nilai etis kita.
Misalnya ketika seseorang berlaku curang dalam mengisi SPT pajak, memperlakukan orang
lain dengan rasa permusuhan, atau berbohong dalam mengisi formular aplikasi lamaran kerja.

 Orang memilih untuk bertindak mementingkan diri sendiri


Ketika seseorang memilih untuk bertindak mementingkan diri sendiri, secara tidak
langsung biasanya orang tersebut bertindak tidak etis. Sebagian besar perilaku tidak etis
disebabkan oleh tindakan yang mementingkan diri sendiri. Diperlukan pengorbanan pribadi
untuk bertindak secara etis.

LO 2
Menyelesaikan dilemma etika dengan menggunakan kerangka kerja etis
Dilema etika
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang di mana ia harus mengambil keputusan
tentang perilaku yang tepat. Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak
dilema etika dalam karir bisnisnya. Beberapa contoh dilemma etika yang terjadi di kalangan auditor,
akuntan, ataupun profesional lainnya:
- Menghadapi klien yang mengancam akan mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan
suatu pendapat wajar tanpa pengecualian.
- Memutuskan apakah akan berkonfrontasi dengan atasan yang telah menyatakan lebih saji
pendapatan departemennya secara material agar dapat menerima bonus lebih besar.
- Tetap menjadi bagian dari manajemen sebuah perusahaan yang mempermalukan dan
memperlakukan para pegawainya secara tidak wajar atau tidak jujur melayani para pelanggan,
dan karyawan-karyawan tersebut mempunyai keluarga yang harus ditanggung dan ketatnya
persaingan mencari pekerjaan baru.
 Merasionalkan perilaku tidak etis
Dalam menyelesaikan dilema etika, kita harus berhati-hati untuk menghindari metode yang
merasionalkan perilaku tidak etis. Berikut ini adalah metode-metode rasionaliasi yang sering
digunakan, yang dengan mudah dapat mengakibatkan tindakan tidak etis:
 Setiap orang melakukannya
Memalsukan SPT pajak, mencontek saat ujian, atau menjual produk yang cacat dianggap
perilaku yang dapat diterima umumnya karena didasarkan pada rasionalisasi bahwa setiap
orang lain juga melakukan hal yang sama.

 Jika sah menurut hukum, hal itu etis


Contohnya, seseorang tidak memiliki kewajiban untuk mengembalikan barang yang
hilang kecuali pihak lain dapat membuktikan bahwa barang tersebut miliknya.

 Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya


Bergantung pada evaluasi atas kemungkinan bahwa orang lain akan menemukan perilaku
tersebut. Contohnya, memutuskan apakah akan mengoreksi kelebihan tagihan yang tak
disengaja kepada seorang pelanggan ketika pelanggan tersebut telah membayar seluruh
tagihannya. Jika si penjual yakin bahwa pelanggan itu akan mendeteksi kekeliruan ini dan
memutuskan untuk tidak akan membeli lagi kepadanya, maka penjual akan segera
menginformasikan kesalahan yang terjadi. Sebaliknya, penjual akan menunggu hingga
pelanggan tersebut menyampaikan keberatan.

 Menyelesaikan dilema etika


Telah dikembangkan kerangka kerja formal untuk membantu menyelesaikan dilema etika.
Tujuan dari kerangka kerja itu adalah membantu mengidentifikasi isu-isu etis dan memutuskan
serangkaian tindakan yang tepat dengan menggunakan nilai dari orang itu sendiri.
Pendekatan enam langkah berikut ini dimaksudkan agar dapat menjadi pendekatan yang
relatif sederhana untuk menyelesaikan dilema etika:
1. Memperoleh fakta yang relevan
2. Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut
3. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema tersebut dan bagaimana
setiap orang atau kelompok itu terpengaruhi
4. Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang harus menyelesaikan
dilema tersebut
5. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif
6. Memutuskan tindakan yang tepat

 Dilema etika: Contoh ilustrasi


Bryan Longview telah bekerja selama 6 bulan sebagai asisten staf di KAP Barton & Barton.
Saat ini ia sedang ditugaskan untuk melakukan audit atas Reyon Manufacturing Company di
bawah supervise Charles Dickerson, seorang auditor senior yang berpengalaman. Ada tiga orang
auditor yang ditugaskan pada audit ini, yaitu Bryan, Charles, dan seorang auditor junior lainnya
yang lebih berpengalaman dari Bryan, Martha Mills. Pada saat makan siang hari pertama, Charles
berkata bahwa mereka harus bekerja lembur selama beberapa jam dengan mengambil waktu
mereka sendiri untuk memastikan bahwa mereka bekerja sesuai dengan anggaran. Audit ini
sangat tidak menguntungkan, dan mereka tidak ingin memberatkan kantor mereka dengan bekerja
di atas anggaran yang telah ditetapkan. Mereka dapat menyelesaikan audit ini dengan mudah,
yaitu dengan datang lebih pagi setengah jam, mempersingkat istirahat makan siang, dan bekerja
lebih lama satu jam atau lebih setelah waktu pulang normal. Mereka tidak ingin mencatat waktu
tersebut dalam laporan jam kerja.
Bryan ingat pernah membaca dalam manual kebijakan perusahaan yang membahas tentang
jam kerja, bahwa tidak mencatat jam kerja dalam laporan jam kerja merupakan suatu pelanggaran
atas kebijakan ketenagakerjaan Barton & Barton. Bryan juga mengetahui bahwa para senior
menerima bonus, tapi tidak dibayar waktu lemburnya, sementara staf dibayar waktu lemburnya,
tetapi tidak menerima bonus. Ketika Bryan membahas masalah ini dengan Martha, Martha
berkata bahwa Charles melakukan hal tersebut dalam semua penugasannya. Charles mungkin
akan menjadi manajer audit kantor mereka di masa mendatang. Para rekan menganggap ia hebat
karena pekerjaannya selalu selesai di bawah anggaran yang ditetapkan. Ia menghargai kita dengan
memberikan kita evaluasi penugasan yang baik, khususnya dalam kategori sikap kooperatif.
Beberapa auditor senior lainnya melakukan praktik yang sama.

 Menyelesaikan dilema etika dengan menggunakan pendekatan enam-langkah


1. Fakta yang relevan
- Asisten staf telah diberi tahu bahwa ia akan bekerja lembur beberapa jam tanpa
mencatatnya sebagai jam kerja.
- Kebijakan kantor melarang praktik tersebut.
- Asisten staf lain menyatakna bahwa hal ini merupakan praktik yang umum di kantor itu.

2. Isu etika
Apakah etis bagi Bryan untuk bekerja lembur selama berjam-jam dan tidak mencatatnya
sebagai jam kerja dalam situasi ini?

3. Siapa yang dipengaruhi dan bagaimana masing-masing terpengaruh

Siapa Bagaimana Terpengaruh


Diminta melanggar kebijakan perusahaan.
Jam kerja akan terpengaruh.
Bryan Pembayaran gaji akan terpengaruh.
Evaluasi kinerja mungkin akan terpengaruh.
Sikap terhadap kantor mungkin akan terpengaruh.

Martha Sama seperti Bryan

Sukses dalam penugasan dan posisinya di kantor mungkin akan


Charles
terpengaruh.
Jam kerja akan terpengaruh.
Kebijakan yang ditetapkan sedang dilanggar.
Dapat mengakibatkan kurangnya penagihan kepada klien untuk
penugasan yang sedang berjalan maupun penugasan
mendatang.
Barton & Barton
Dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan membuat
anggaran penugasan dan penagihan yang realistik kepada
klien.
Dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memotivasi
dan mempertahankan karyawan.
Dapat mengakibatkan anggaran waktu yang tidak realistik.
Staf yang ditugaskan Dapat mengakibatkan evaluasi atas kinerja waktu yang tidak
pada Reyon menguntungkan.
Manufacturing di masa Dapat menimbulkan tekanan untuk tetap melakukan praktik
mendatang tidak membebankan jam kerja yang sebenarnya.
Mengikuti praktik dalam penugasan ini dapat memotivasi staf
Staf lainnya di kantor lain untuk mengikuti praktik yang sama dalam penugasan
lainnya.

4. Alternatif yang tersedia bagi Bryan


o Menolak bekerja lembur
o Melakukannya sesuai dengan permintaan
o Memberi tahu Charles bahwa ia tidak bersedia untuk bekerja lembur atau akan
membebankan tambahan jam kerja tersebut dalam penugasan itu
o Berbicara dengan manajer atau partner tentang permintaan Charles
o Menolak untuk bekerja dalam penugasan tersebut
o Mengundurkan diri dari kantor

Setiap alternatif memiliki konsekuensi yang potensial. Kemungkinan terburuknya adalah


diberhentikan oleh kantor tersebut.

5. Konsekuensi dari setiap alternatif


Dalam menentukan konsekuensi dari setiap alternatif, Bryan harus mengevaluasi
pengaruh jangka pendek dan jangka panjang. Biasanya cenderung menekankan pada
pengaruh jangka pendek karena konsekuensinya akan segera terjadi, meskipun konsekuensi
jangka panjang mungkin jauh lebih besar.
Contoh: Jika Bryan memutuskan bekerja lembur dan tidak melaporkannya. Dalam jangka
pendek, ia mungkin akan memperoleh penilaian yang baik dalam hal kerja sama dan mungkin
kenaikan gaji. Dalam jangka panjang, tentu juga ada pengaruhnya jika tidak melaporkan jam
kerja ini ketika muncul konflik etika lainnya.

6. Tindakan yang tepat


Setelah mempertimbangkan nilai-nilai etikanya sendiri dan kemungkinan konsekuensi
dari setiap alternatif, Bryan sendirilah yang harus memutuskan alternatif mana yang tepat
pada situasi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai