Disusun Oleh:
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
I. PENGERTIAN PENCEMARAN AIR
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi : 6 -
Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat
kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna,
bau dan rasa - Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH - Pengamatan secara biologis,
yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam
air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar
6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila
pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang
mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan
industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota
akuatik.
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum,
meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai
dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb. Di badan air, sungai dan
danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan
pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama
oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut
mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati
dan aktivitas bakteri akan menurun. Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi
dalam 4 kategori (KLH, 2004)
- dampak terhadap kehidupan biota air
- dampak terhadap kualitas air tanah
- dampak terhadap kesehatan
- dampak terhadap estetika lingkungan
➢ Limbah domestik
• Limbah padat (sampah anorganik). Jenis sampah yang tidak bisa di uraikan
oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya pada kantong plastik,
bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral.
• Limbah cair berupa tinja, deterjen, oli, cat. jika limbah yang masuk kedalam
tanah akan merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh
mikroorganisme di dalam tanah.
➢ Limbah industri
• Limbah industri yang padat merupakan hasil buangan industri berupa padatan,
lumpur, yang berasal dari proses pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, pengawetan buah, ikan daging.
• Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan pada proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya, yaitu Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron.
➢ Limbah pertanian
• Sifat apolar DDT tak larut dalam air tapi sangat larut dalam lemak. Makin
larut suatu insektisida dalam lemak (semakin lipofilik) semakin tinggi sifat
apolarnya. Hal ini DDT sangat mudah menembus kulit.
• Sifat DDT yang stabil dan persisten yang sukar terurai, namun cenderung
bertahan dalam lingkungan hidup, masuk rantai makanan (foodchain)
melalui bahan lemak jaringan mahluk hidup. Itu sebabnya DDT bersifat
bioakumulatif dan biomagnifikatif. Karena sifatnya yang stabil dan persisten
DDT bisa bertahan sangat lama di dalam tanah.
Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu atau
mencemari karena lindi (air sampah), bau dan estetika. Limbah lainnya adalah
oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak menjadi racun di permukaan
tanah yang bisa menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar
tanaman dan tidak tembus air adalah Sampah anorganik tidak ter biodegradasi,
sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan
jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang.
Muslimah, M. S., & Si, S. (2017). Dampak Pencemaran Tanah Dan Langkah Pencegahan. J.
Penelit. Agrisamudra, 2(1), 11-20. Pencemaran Lingkungan Dan Dampak Terhadap
Kesehatan. Fkunissula.
Ratnani, R. D. (2008). Teknik pengendalian pencemaran udara yang diakibatkan oleh partikel.
MAJALAH ILMIAH MOMENTUM, 4(2).
Warlina, L. (2004). Pencemaran air: sumber, dampak dan penanggulangannya. Unpublised). Institut
Pertanian Bogor.