2021-Article Text-4667-1-10-20200908
2021-Article Text-4667-1-10-20200908
ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan simulasi pengaruh kenaikan temperatur superheat pada kinerja AC split menggunakan
aplikasi coolpack dengan mengasumsikan temperatur lingkungan 25°C, temperatur kondensasi 40°C, temperatur
evaporasi 2°C dan 6°C, temperatur superheat 0-10 K serta efisiensi isentropik 0,4-1. Besaran-besaran yang diamati
adalah kerja kompresor, beda entalpi kondenser, efek refrigerasi, koefisien kerja (COP) dan efisiensi mesin. Secara
umum temperatur superheat ini berguna untuk menjaga refrigeran yang masuk ke kompresor 100% berfasa gas
sehingga tidak menyebabkan liquid suction. Hasil dari simulasi yang dilakukan menunjukan bahwa setiap kenaikan
temperatur superheat 1 K akan mengakibatkan kenaikan nilai kerja kompresi (qw) 0,59%-0,61%, kenaikan nilai beda
entalpi kondenser (qc) 0,56%, kenaikan nilai efek refrigerasi (q e) 0,55%, penurunan nilai COPaktual sebesar 0,04%-
0,06% dan penurunan nilai efisiensi sistem sebesar 0,04%-0,06.
Kata Kunci
Superheat, kerja kompresor, beda entalpi kondenser, efek refrigerasi, COP, efisiensi
315
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
Mesin tata udara jenis split (Split AC System) akan lebih aman dibandingkan dengan refrigeran
merupakan salah satu jenis mesin tata udara yang dalam kondisi fasa campuran, karena fasa cair
paling mudah dijumpai penggunaannya di ruangan refrigeran dapat mengakibatkan kerusakan pada
kantor atau ruangan komersial seperti hotel, resturant, kompresor. Namun bila superheating terlalu tinggi
dan toko-toko penjual kebutuhan. Jenis ini pada akan menyebabkan tingginya suhu pada discharge
umunya memiliki kapasitas pendinginan kecil sampai kompresor, tingginya suhu discharge selain akan
menengah. AC Split memiliki dua bagian utama, meningkatkan daya input juga akan mengurangi usia
yaknik indoor dan outdoor unit. Indoor unit dipasang kompresor [4].
di dalam ruangan yang dikondisikan, dan terdiri atas
kipas dan koil evaporator. Outdoor unit atau dikenal
sebagai condensing unit terletak di luar ruangan yang
dikondisikan, dan terdiri atas kompresor dan
kondenser [3].
3. METODOLOGI
Gambar 1. Siklus refrigerasi kompresi uap
Mulai
Prinsip kerja AC dalam mengondisikan udara ruangan
menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap. Sistem
refrigerasi kompresi uap memiliki komponen yang
paling sederhana dibandingkan dengan sistem Studi Literatur
refrigerasi lainnya. Komponen utama pada sistem
refrigerasi ini yaitu kompresor, kondenser, alat
ekspansi, dan evaporator [2]. Gambar 2 dibawah ini Data rancangan awal
menunjukkan skema dari sistem refrigerasi kompresi
uap.
Input Data
Tidak
Sesuai
316
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
317
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
250,000 165,000
Beda Entalpi Kondenser 0.4
Gambar 7. Grafik pengaruh kenaikan temperatur Gambar 9 Grafik Pengaruh Temperatur Superheat
superheat terhadap beda entalpi kondenser dengan terhadap Efek Refrigerasi dengan temperatur evaporasi
temperatur evaporasi 2°C 2°C
160,000
200,000 0.7 0.7
155,000
190,000
0.8 0.8
180,000 150,000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.9
Temperatur Superheat (K) 1 Temperatur superheat (K) 1
318
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
6,000 85,00%
0.4
0.5 65,00%
4,000 55,00% 0.6
0.6
3,000 45,00% 0.7
0.7
35,00%
2,000 0.8
0.8 25,00%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.9
Temperatur superheat (K) 0.9
Temperatur superheat (K) 1
Gambar 11. Grafik pengaruh temperatur superheat
terhadap COP aktual dengan temperatur evaporasi 2°C
Gambar 13. Grafik pengaruh temperatur superheat
terhadap efisiensi mesin dengan temperatur evaporasi
7,000
0.4 2°C
6,000
COPaktual
319
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
Dari hasil penelitian yang dilakuka dapat dikatakan [1] Althouse, Andrew D. 2004 Modern Refrigeration
bahwa semakin tinggi temperatur superheat akan and Air Conditioning, hlm 727. Bracciano : The
menaikan nilai entalpi masuk kompresor (h1) dan nilai Coodheart-Wittcox Company Inc.
entalpi masuk kondenser (h2). Kenaikan pada nilai [2] Dossat, Roy J. 1981 Principle of Refrigeration
entalpi ini juga berdampak pada naiknya kerja and Air Conditioning Second Edition. Jhon
kompresi, efek refrigerasi, beda entalpi kondenser, Willey and Sons, New York.
menurunnya nilai COP dan menurunnya nilai efisiensi [3] Setyawan, Andriyanto dan M.Nuriyadi. “Kajian
mesin. Pemanfaatan Kondensat Hasil Pengembunan
pada Evaporator Untuk Menghemat Energi Pada
Setiap kenaikan temperatur superheat 1 K akan AC Split Kapasitas 1 PK”. Jurnal RACE. 3(2).
mengakibatkan kenaikan nilai entalpi masuk 316. 2009
kompresor (h1) sebesar 0,20%-0,21%, kenaikan nilai [4] Sumeru, K.2018. Subcooling pada Siklus
entalpi masuk kondenser (h2) sebesar 0,24%, kenaikan Refrigerasi Kompresi Uap.
nilai kerja kompresi (qw) 0,59%-0,61%, kenaikan nilai [5] Prabowo, Lendy. “Pengaruh Variasi Tingkat
beda entalpi kondenser (qc) 0,56%, kenaikan nilai efek Superheating pada Evaporator terhadap Unjuk
refrigerasi (qe) 0,55%, penurunan nilai COPaktual Kerja Instalasi AC”. Universitas Brawijaya. 2012
sebesar 0,04%-0,06% dan penurunan nilai efisiensi [6] Rasta, I Made dan Putu Wijaya Sunu. “Pengaruh
sistem sebesar 0,04%-0,06. Superheat Terhadap Performansi Sistem Air
Conditioning Jenis Water Chiller”. Politeknik
Negeri Bali. 2017
320