Anda di halaman 1dari 4

SP DEPRESI

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Klien merasa tidak Bahagia, putus asa,tidak ada harapan, sulit berkomunikasi,
malas berbicara, tidak ada tujuan hidup,dan cenderung ingin bunuh diri.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri berhubunngan dengan depresi
3. Tujuan Keperawatan
Dalam 1x24 jam diharapkan tingkat berduka klien membaik dengan kriteria hasil
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat menggunakan kopng dalam menyelesaikan masalah
4. Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilannya yang diskusikan
klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhannya dasar klien

Salam terapeutik:
Perawat : “Selamat pagi bu perkenalkan nama saya Suster Rini Ervina ibu bisa panggil saya
suster Rini. Kalau boleh saya tau nama ibu siapa. Ibu senangnya di panggil apa
Perawat : “Apa kabar Ibu? Bagaimana perasaan hari ini? Ibu sepertinya tampak lelah?”
Pasien : “Saya sehat-sehat saja, tidak perlu ada yang dikhawatirkan terhadap diri saya”.
Perawat : Tersenyum sambil memegang tangan pasien.
Kontrak:
Perawat : “Ibu, saya ingin mendiskusikan masalah kesehatan ibu supaya kondisi ibu lebih
baik dari sekarang”.
Pasien : “Iya, tapi benarkan saya tidak sakit? Saya selalu sehat”.
Perawat : (Tersenyum)...”Nanti kita diskusikan. Waktunya 15 menit saja ya”.
“Ibu mau tempatnya yang nyaman di mana? Baik di sini saja ya
TAHAP KERJA
Perawat : “Saya berharap sementara ini, ibu mau istirahat dulu untuk beberapa hari di rumah
sakit. Batasi aktivitas dan tidak boleh terlalu lelah”.
Pasien : “Saya kan tidak apa-apa... kenapa harus istirahat? Saya tidak bisa hanya diam/duduk
saja seperti ini. Saya sudah biasa beraktivitas dan
melakukan tugas-tugas soasial di masyarakat”.
Perawat : “Saya sangat memahami aktivitas ibu dan saya sangat bangga dengan kegiatan ibu
yang selalu semangat”.
Pasien : (mendengarkan)
Perawat : “Ibu juga harus memahami bahwa setiap manusia mempunyai keterbatasan
kemampuan dan kekuatan (menunggu respons pasien)”.
Perawat : “Saya ingin tahu, apa alasan keluarga membawa ibu ke rumah sakit ini?”
Pasien : “Badan saya panas, mual, muntah dan perut sering kembung. Tapi itu sudah biasa,
tidak perlu ke rumah sakit sudah sembuh”.
Perawat : “Terus, apa yang membuat keluarga khawatir sehingga ibu diantar ke rumah sakit?”
Pasien : “Saya muntah muntah dan badan saya lemas kemudian pingsan sebentar”.
Perawat : “Menurut pendapat ibu kalau sampai pingsan, berarti tubuh ibu masih kuat atau
sudah menurun kekuatannya?”
Pasien : “Iya, berarti tubuh saya sudah tidak mampu ya, berarti saya harus istirahat?”
Perawat : “Menurut ibu, perlu istirahat apa tidak?”
Pasien : “Berapa lama saya harus istirahat? Kalau di rumah sakit ini jangan lama-lama ya?”
Perawat : “Lama dan tidaknya perawatan, tergantung dari ibu sendiri”. Mengikuti anjuran dan
menjalani terapi sesuai program, semoga tidak akan lama ibu di rumah sakit”.
Pasien : “Baiklah saya bersedia mengikuti anjuran perawat dan dokter, dan akan mengikuti
proses terapi dengan baik”.
Perawat : “Terima kasih, ibu telah mengambil keputusan terbaik untuk ibu sendiri. Semoga
cepat sembuh ya”.

TAHAP TERMINASI
Evaluasi subjektif/objektif : “Bagaimana perasaan ibu sekarang?” “Bisakah ibu jelaskan
kenapa ibu harus istirahat dulu untuk sementara ini!”
Rencana tindak lanjut : Ibu harus istirahat dan tidak boleh banyak aktivitas, makan sesuai
dengan diet yang disediakan, dan minum obat secara teratur”.
Kontrak yang akan datang : “Satu jam lagi saya akan kembali untuk memastikan bahwa
Ibu telah menghabiskan makan ibu dan minum obat sesuai program. Sampai jumpa nanti, ya.
Selamat siang (sambil tersenyum)

SP BERGAINING
1. PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi pasien
1. Pasien sering melamun, belum bisa menerima kehilangan”
2. Pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah
3. Pasien tampak sedih dan belum bisa menerima kenyataan.”
4. Pasien mengatakan kekuatan tambahan jika ketika ia berdoa
5. Pasien mengatakan sudah berdoa untuk keluarganya kenapa suami yang
meninggalkannya dan kenapa tidak saya saja.

B. Diagnosa Keperawatan : Kehilangan dan berduka

C. Tujuan Tindakan keperawatan


1. pasien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya
2. pasien merasa lebih tenang
3. pasien mampu menerima kenyataan (kehilangan) dengan damai
4. pasien tidak memperlihatkan tanda-tanda kesedihan
5. pasien dapat berinteraksi dengan keluarga dan orang lain

D. Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Beri kesempatan pada pasien mengungkapkannya
3. Sediakan waktu untuk mendengarkan pasien
4. Katakana pada pasien bahwa ia adalah seorang yang beharga dan bertanggung jawab
yang mempu menolong diri sendiri
5. Diskusikan aspek kehidupan positif
6. Hindarkan pemberi negative setiap bertemu pasien, utamakan memberi pujian yang
realistis.

2. STRATEGI KOMUNIKASI
a. Orientasi
“selamat pagi bu,masih ingat saya. Saya suster Rini yang merawat ibu kemarin pagi
bu, saya. Gimana kabarnya hari ini bu, apakah sudah makan? “Bagaimana perasaan
ibu C hari ini ?” “ baiklah ibu sesuai kesepakatan kita bersama kemarin sekarang kita
akan berbincang-bincang tentang yang ibu rasakan dan saya juga akan berdiskusikan
tentang koping efektif sesuai dengan kehilangan”. “kita akan berbincang selama 15
menit, apakah ibu setuju?”. “bagaimana jika kita mengobrol disini saja? ”Agar dapat
mengungkapkan pikiran dan perasaan sehingga lebih tenang
b. Fase kerja
“Baiklah ibu C, bisa ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan ibu C saat ini.?
saya mengerti ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi sebenarnya
memang suami ibu telah meninggal tetapi ibu jangan bicara seperti itu dengan suami
ibu telah di panggil tuhan ibu jangan menyalahkan diri ibu harusnya ibu bersyukur ibu
masih ada pada hari ini buat anak-anak ibu suami ibu sudah tenang di surga sana ibu
dan ibu sekarang menjadi seorang ayah dan seorang ibu buang anak-anak ibu karena
anak – anak ibu sangat memerlukan kasih sayang seorang ibu,saya tidak bermaksud
untuk tidak mendukung ibu tetapi coba ibu fikir jika ibu pulang kerumah nanti, ibu
tidak akan bertemu dengan suami ibu karena beliau sudah meninggal, itu sudah
menjadi kehendak tuhan, bu, ibu harus berusaha menerima kenyataan ini, hidup
matinya seseorang semua diatur oleh tuhan, meninggalnya suami ibu juga merupakan
kehendaknya tuhan, tidak ada satu orang pun yang dapat mencegahnya termasuk saya
ataupun ibu,ibu bisa memahaminya?, ibu tidak perlu cemas umur ibu masih muda ibu
bisa mencoba mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga ibu, saya
percaya ibu mempunyai keahlian yang bisa di gunakannya ibu juga tidak akan hidup
sendiri ibu masih punya saudara-saudara ibu yang sayang dan mendukung setiap
Langkah ibu dan anak ibu yang sayang dan perduli sama ibu, ibu tidak pernah
sendirian dan untuk mengurangi rasa cemas ibu sekarang ikuti Teknik relaksasi yang
saya lakukan coba sekarang ibu pejamkan mata ibu dan Tarik nafas yang dalam, tahan
sebentar selama 3 detik kemudian hembuskan perlahan-lahan, ya bagus sekali bu
seperti itu.

c. Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu sekarang?apakah ibu sudah mulai memahami kondisi saat
ini?”. “kalau begitu coba ibu jelaskan Langkah yang ibu ambil untuk rencana
selanjutnya.”. “baik ibu, itu adalah yang baik. Kalau begitu Langkah yang tadi kita
masukkan ke jadwal harian ibu.”

d. kontrak yang akan datang


“baiklah ibu besok di jam yang sama saya akan kembali kesini untuk berbincang
Bersama ibu tentang bagaimana cara mengurasi depresi ketika ibu merasa kehilangan
orang yang di sayang.“ besok kita akan berbicara selama 15 menit ya bu.”“baiklah
untuk besok ibu silakan memilih tempat untuk berbincang atau kita pakai lagi
tempatnya disini saja ya bu.

Anda mungkin juga menyukai