Disusun oleh :
Nama : 1. Fransiska Alycia Mirella
2. Habibullah
3. Zaenal Mustaqim
NIM : 1. D.131.21.0007
2. D.131.21.0005
3. D.131.21.0034
FAKULTAS TEKNIK HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS SEMARANG TAHUN 2019/2020
PENGENALAN ALAT
I. JUDUL : Pengenalan Alat
II. WAKTU dan TEMPAT : Pukul 11.00 – 13.00 WIB (Laboratorium
Mikrobiologi)
III. TUJUAN :Untuk mengetahui berbagai alat yang digunakan dalam
praktikum biologi sel
5. Meja Benda Untuk meletakkan benda Letakkan objek benda yang akan di
atau objek yang akan di amati pada meja benda
amati
6. Penjepit Objek Berfungsi untuk Letakkan kaca objek (preparat) pada
(Klip) menjepit,menekan dan meja benda, lalu jepit menggunakan
menahan kaca objek Klip
(preparat) agar tidak
bergerak pada proses
pengamatan
9. Pengatur Kasar Untuk mengatur kedudukan Putar pengatur kasar untuk menaikkan
meja benda yang terdapat atau menurunkan meja benda
objek benda di atasnya
terhadap lensa objektif
10. Pengatur Halus Untuk mengatur kedudukan Putar pengatur halus untuk menggeser
meja benda yang terdapat meja benda ke kanan maupun ke kiri
objek benda di atasnya
terhadap lensa objektif
11. Sumber Cahaya Untuk menerangi objek Tekan tombol on/off pada kaki
yang akan di amati mikroskop untuk menghidupkan
cahaya nya
12. Preparat Berfungsi sebagai wadah Bersihkan object glass dan deck
a. Object untuk menaruh bagian atau glass menggunakan tissue, lalu
Glass sel tumbuhan yang tetesken sedikit aquades diatas object
berukuran sangat kecil dan glass dan letakkan objek
tipis menggunakan pinset, setelah itu tutup
a. Object Glass: menggunakan deck glass dan berikan
sebagai tempat 1 tetes minyak inerci diatas deck glass
b. Deck objek yang akan tersebut
Glass diamati
menggunakan
mikroskop
b. Deck Glass: sebagai
penutup sediaan
preparat sehingga
pengamatan objek
tetap fokus
13. Pinset Untuk menjepit, Jepit objek, lalu pindah dan letakkan
memindahkan dan di atas object glass
meletakkan objek benda
yang akan diamati
15. Tissue Untuk membersihkan alat- Usap/gosok alat-alat yang kotor dan
alat sebelum dan setelah basah sebelum maupun setelah
digunakan digunakan
I. KESIMPULAN
05 November 2012
Tim Pengajar. 2012. Penuntun Biologi dasar. Jurusan Biologi FMIPA UNM: Makassar.
SITOLOGI SEL
a. Mengetahui bentuk sel, inti sel dan komponen-komponen lain dalam sel tumbuhan
serta aliran sitoplasma
b. Mengetahui bentuk benda-benda ergastik dalam sel tumbuhan
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang
secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan
kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara
lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus
memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas
dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma
yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel
hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik
(Subandi, 2008).
Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya
berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati
disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan. sel mati karena faktor genetic disebabkan sel telah mencapai umur yang
memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam
perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi
tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat mati
secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke daun
(Umar, 2010).Sel merupakan penyusun makhluk hidup baik makhluk hidup bersel
satu atau makhluk hidup bersel banyak seperti tumbuhan dan hewan. Oleh Max
Schultze dan Thomas Huxley terlihat bahwa aktifitas yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup tercermin di dalam aktivasi sel. Contohnya trasportasi, respirasi, dan
sintesis. Kelangsungan proses tersebut di dukung oleh adanya komponen sel berupa
membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel-organel lain yang mempunyai
fungsi khusus dan secara bersama-sama menyusun sistem yang kompak (Campbell
dan Mitchell, 2002).
Sel tumbuhan memiliki struktur membran yang kaku, disebut dinding sel.
Diantara dua sel yang berdekatan, terdapat lamela tengah dan diantara dua sel
bertetangga terdapat pori. Melalui pori ini dua sel bertetangga tersebut dihubungkan
oleh benang-benang plasma yang disebut dengan plasmodemata. Plasmodemata inilah
yang memfasilitasi gerak, transpor zat dan impuls sel (Suwasono, 2001).
Sel eukariotik merupakan sel yang sudah memiliki membran inti dan sistem
endomembran. Sistem endomembran yaitu organel-organel yang memiliki membran
seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel
eukariotik terdapat pada sel tumbuhan dan hewan yang terdiri atas tiga komponen
utama yaitu membran plasma, sitoplasma, dan organel-organel sel (Rini, 2011).
Tabel Pengamatan
2. Vallisneria
Vallisneria americana
3. Bayam (bujur)
Amaranthus sp
4. Bawang merah a. Dinding sel
Allium cepa b. Sitoplasma
c. Nukleus
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, mengamati sebuah sel tumbuhan ( bawang
merah, Hydrilla, bayam dan kentang). Sel adalah structural terkecil dan
fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu
melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang
menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup
apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain
melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel
hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam
dinding sel.Sel eukariotik merupakan sel yang sudah memiliki membran inti
dan sistem endomembran. Sistem endomembran yaitu organel-organel yang
memiliki membran seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi,
mitokondria, dan lisosom. Sel eukariotik terdapat pada sel tumbuhan dan
hewan yang terdiri atas tiga komponen utama yaitu membran plasma,
sitoplasma, dan organel-organel sel. Sel prokariotik merupakan sel dengan
tidak adanya selaput atau membran yang melapisi inti sel, sehingga materi
genetik yang terkandung di dalam inti tidak terbungkus oleh selaput atau
membran. Sel eukariotik terdapat pada organisme atau makhluk hidup yang
memiliki sel tunggal (uniseluler) dan beberapa juga terdapat pada sel
multiseluler Alat - alat yang digunakan pada praktikun sitologi sel antara
lain : 2 buah Mikroskop, 2 buah Beaker Glass, 1 buah Pipet Tetes, 8 buah
Object Glass, 8 buah Deck Glass,l2 buah Silet,1 buah Pinset. Bahan-bahan
yang digunakan pada praktikum sitologo sel antara lain : Hydrilla verticillata,
Bawang Merah (Allium cepa), Kentang (Solanum tuberosum), Bayam
(Amaranthus sp). Langkah kerja pada pengamatan sitologi sel, Disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan Diambil ( Hydrilla verticillata, Bawang
Merah (Allium cepa), Kentang (Solanum tuberosum), Bayam (Amaranthus sp)
) dengan membaginya menjadi 2 bagian, kemudian diambil kulit ari bagian
dalam menggunakan pinset. Diletakkan sampel diatas object glass yang telah
dibersihkan kemudian ditetesikan aquades 1 tetes. Ditutup dengan deck glass
dan diteteskan minyak imersi secukupnya. Sampel diamati menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 40 x 10 dan diamati bentuk sel dan intiselnya.
Hasil pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamat. Sitologi adalah
cabang ilmu yang mempelajari tentang sel, pada tumbuhan ini sel yang
diamati adalah kulit ari pada bawang merah ( sitoplasma, dinding sel,
nukleus ), batang pada bayam yang dipotong bujur (epidermis, jaringan
pembulu ),Daging umbi pada kentang ( Amilum ), Daun pada hydrilla
( dinding sel, sitoplasma, plastida), Batang pada bayam potonngan lintang
( kristal kalsium oksalat ).
VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bawah praktikum sitologi
sel kita dapat mengetahui bentuk sel, inti sel, dan komponen-komponen lain
dalam sel tumbuhan serta aliran sitoplasma serta mngetahui bentuk benda-
benda ergastik dalam sel tumbuhan. Sel adalah structural terkecil dan
fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu
melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang
menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup
apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain
melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Dalam
praktikum sitologi sel ini mengamati sel tumbuhan Bawang merah ( Allium
cepa ), Hydrilla ( Hydrilla verticillata ), Bayam ( Amaranthus ), dan Kentang
( Solarum tuberosum)
DAFTAR PUSTAKA
HISTOLOGI SEL
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu
biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. (Wikipedia).
Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau
meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1991). Jaringan terdiri dari
jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem,
dan floem (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di
ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan
meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1991).
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai
sifat membelah diri.Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat
meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama
relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997).
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan
parenkim.Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami
deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun
relatif permanen serta rongga selnya besar (Kimball, 1991). Fungsi utama sel
parenkim sebagai tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong
(Prawiro, 1997).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong
agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi
menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim . Jaringan kolenkim adalah
jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama
pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel
yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini
sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel . Jaringan
sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal.
Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan
buah keras (Kimball, 1991).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-
garam mineral Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem,
xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup.
Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe
berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting
di dalam floem adalah tabung tapis . Xilem merupakan jaringan campuran yang
terdiri atas beberapa sel yang mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem
mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas
.Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan
berpembuluh. Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem
dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut
floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).
Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang
merupakan cabang dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah
bercabang-cabang, berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan
mempunyai ikatan pembuluh kolateral terbuka (Kimball, 1991). Tumbuhan dikotil
merupakan tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga, dua daun lembaga
dan akar serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung khusus. Batang
bagian bawah tanaman dikotil lebih besar daripada ujungnya, hal ini dikarenakan
tumbuhan dikotil mempunyai kambium (Suprapto, 1994). Tumbuhan dikotil
mempunyai cabang ikatan pembuluh kolateral berkambium, mempunyai akar
tunggang dan pembuluh akut tersusun dalam lingkaran (Saktiyono, 1989).
Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak
berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan
pembuluh koklea Tumbuhan monokotil tidak memiliki cabang, ikatan pembuluh
tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar serabut, biji berkeping satu, dan
jumlah biji tiga atau berkelipatan tiga (Saktiyono, 1989).
B. BAHAN
1. Preparet awetan ( Mitosis allium cepa ).
2. Kulit pisang
VI. LANGKAH KERJA
1. Pisang ( Musa paradisiaca ) sebagai preparat segar
1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2) Diambil kulit pisang.
3) Dipotong tipis kulit pisang secara membujur dibagian kulit yang
berwarna putih.
4) Diletakan sampel diatas object glass yang telah dibersihkan.
5) Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x10
dan diamati jaringan yang terdapat pada kulit pisang.
6) Hasil pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamatan.
2. Mitosis Allium cepa sebagai preparet awetan.
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dibersihkan preparet awetan (Mitosis Allium cepa ) menggunakan
tissue yang sudah dibasahi dengan aquades.
3) Sampel diamati menggunakan mikroskop ddengan perbesaran
10x10 dan diamati jaringan yang terdapat pada sampel dan
pembelahan selnya.
4) Hasil pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamatan.
Tabel Pengamatan
2. Bawang merah
Mitosis Allium cepa
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum histologi sel ini mengamati tentang ( kulit pisang,
Mitosis Allium cepa ).Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan
membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah
histologi.Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan
muda atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen. Jaringan terdiri dari
jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim,
xilem, dan floem.Pada kulit pisang terdapat jaringan parenkim serta
amilum,jaringan parenkim fungsi utamanya sebagai tempat cadangan makanan
serta sebagai jaringan penyokong pada tanaman.Sedangkan pada tangkai daun
eceng gondok terdapat jaringan aerenkim berupa lubang-lubang udara yang
berfungsi tempat masuknya udara dan sebagai alat untuk menguapkan air.Dan
pada pengamatan jaringan pada batang tumbuhan dikotil yaitu batang tangkai
daun durian tidak kelihatan jaringan penguatnya hanya jaringan epidermis,dan
jaringan pengangkut saja yang tampak yaitu floem dan xylem. Alat yang
digunakan pada praktikum kali ini ( Object glass 8 buah, Deck glass 7 buah,
Mikrosop 1 buah, Pipet 1 buah, Pinset1 buah, Silet 2 buah, Beaeker glass 2
buah ). Bahan yang digunakan pada praktikum ini ( Pisang dan Mitosis Allium
cepa ). Langkah kerja pada pengamatan pisang Disiapkan alat dan bahan yang
digunakan. Diambil kulit pisang. Dipotong tipis kulit pisang secara membujur
dibagian kulit yang berwarna putih. Diletakan sampel diatas object glass yang
telah dibersihkan. Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 10x10 dan diamati jaringan yang terdapat pada kulit pisang. Hasil
pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamatan. Pada kulit pisang
diambil bagian kulit yg berawarna putih dipotong secara bujur dengan tipis
( Jaringan epitel, jaringan parenkim .
Bawang merah merupakan salah satu tanaman dan tumbuhan berjenis
umbi lapis. Bawang merah banyak digunakan sebagai bumbu berbagai macam
masakan di Asia. Namun, ada kegunaan lain yang ada dari bawang merah
yaitu sebagai obat tradisional karena mengandung banyak antiseptic dan
senyawa aillin. Lapisan kulit luarnya memiliki warna merah namun daging
bagian dalamnya berwarna putih. Pada pengamatan selaput bagian dalam
bawang merah ( Allium cepa ) pada mikroskop terlihat sel-sel bawang merah
yang berlapis-lapis. Pada sel-sel bawang merah terdapat organel-organel sel
seperti sitoplasma, dinding sel dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk
melindungi dan memberi bentuk pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan
merupakan organel terbesar dalam sel. Plastidanya berupa butir-butir yang
mengandung zat warna ( ungu ).
VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bawah Jaringan adalah
sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Secara garis
besar jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam yaitu jaringan muda
(meristematik) dan jaringan dewasa.Jaringan meristem adalah jaringan yang
terus-menerus aktif membelah. Jaringan meristem dapat dibagi menjadi 2
macam yaitu jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi 3 yaitu meristem
apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.Jaringan dewasa merupakan
jaringan yang sel-selnya tidak mengalami deferensiasi dan berfungsi sebagai
jaringan dewasa, kemudian dapat melakukan aktivitas meristematis , misalnya
kambium dan felogen (kambium gabus). Jaringan dewasa terdiri dari
epidermis (sebagai jaringan pelindung), parenkim (sebagai jaringan
dasar),sklerenkim dan kolenkim (sebagai jaringan penguat) dan floem dan
kolenkim (sebagai jaringan pengangkut).Pada kulit pisang diambil bagian kulit
yg berawarna putih dipotong secara bujur dengan tipis ( Jaringan epitel,
jaringan parenkim . Pada sel-sel bawang merah terdapat organel-organel sel
seperti sitoplasma, dinding sel dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk
melindungi dan memberi bentuk pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan
merupakan organel terbesar dalam sel. Plastidanya berupa butir-butir yang
mengandung zat warna ( ungu )
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Definis ijaringan
B. Akar
Seperti pada batang, maka pada akarpun dibedakan menjadi tiga bagian pokok
yaitu epidermis, korteks, dan stele.
1. Epidermis, pada akar hanya dijumpai pada bagian-bagian akar yang masih muda.
Epidermis akar disebut epiblem atau rizodermis. Biasanya epidermis akar tidak
mempunyai kutikula. Hal ini sehubungan dengan fungsinya untuk menyerap air.
Tetapi pada berbagai tumbuhan tertentu terlihat adanya lapisan kutin, misalnya
pada palmae, poaceae dan ricinus. Di daerah tertentu pada akar terdapat rambut-
rambut akar, yang berasal dari epidermis sendiri. Adanya rambut akar ini akan
memperluas bidang penghisapan air serta garam-garam mineral dari tanah.
2. Korteks, merupakan jaringan disebelah dalam epidermis, lapisan subepidermal
pada korteks adalah jaringan eksodermis. Sel-sel epidermis yang tidak berkutin
umurnya tidak panjang dan lekas mati dan tugasnya diambil alih oleh eksodermis.
Di daerah akar ada sel-sel yang berdinding tipis dan tidak mengalami penebalan,
yang berguna untuk pertukaran zat. Namun ada bagian yang mengalami
penebalan caspary. Endodermis yang dalam keadaan primer, penebalannya
berupa pita caspary, mengandung lignin, suberin, atau kutin. Pada penampang
lintang yang kelihatan sebagai titik-titik caspary pada dinding radialnya, misalnya
pada pterodophyta dan akar Dicotyledoneae. Penebalan sel endodermis ada yang
berbentuk U, misal pada Monocotyledoneae. Pada umunya yang disebut
endodermis adalah bagian yang terdalam dari korteks, jadi letaknya disebelah luar
stele.
3. Stele, bagian terluar stele adalah perikambium (perisikel). Sel-selnya bersifat
parenkimatis, biasanya terdiri atas satu lapis sel. Pada akar Zea Mays, perisekel
tidak merupakan lingkaran penuh, karena adanya berkas xylem yang menonjol
sampai ke endodermis. Di sebelah dalam berkas xylem yang menonjol sampai ke
endodermis. Di sebelah kanan dalam berkas pengangkutan stele pada akar
mungkin terdapat empulur, namun tidak ada. Berkas pengangkutan-pengangkutan
pada akar tipenya radial, yaitu berkas xylem dan berkas floem tersusun berganti-
ganti menurut arah radial.
C. Daun
Daun yang lengkap terdiri atas upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus),
dan helaian daun (lamina). Pada lamina terdapat ibu talang daun (costa), cabang
tulang daun (nervus lateralis), urat daun (vena) dan daerah intervenium. Epidermis
daun mengandung stomata, trikomata, sel-sel kipas atau sel-sel lain yang asalnya
sama dengan sel epidermis. Stomata biasanya terdapat di bagian epidermis bawah
saja, namun kalau ada di kedua epidermis, biasanya jumlah stomata dibagian
bawah yang lebih banyak. Pada tanaman air yang daunnya mengapung di atas
permukaan air mempunyai stomata pada epidermis atas daunnya. Trikomata juga
bermacam-macam dan dapat dipakai sebagai indikator jenis yang bersangkutan.
Pada tepi daun mungkin juga terdapat hidatoda. Daerah yang terdapat diantara
epidrmis atas dan epidermis bawah merupakan asimilasi yang disebut mesofil.
Berdasarkan susunan mesofilnya, tipe daun dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu:
Jagung a. Korteks
( Zea mays ) b. Parisikel
c. Endodermis
d. Floem
e. Xylem
f. Epidermis
g. Meristem
h. Rambut akar
B. PEMBAHASAN
VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum Organologi sel dapat disimpulkan bahwa Organologi tumbuhan
adalah ilmu yang mempelajari alat-alat atau organ-organ pada tumbuhan. Organologi
merupakan bagian dari ilmu botani. Organ pada tumbuhan yang pokok adalah batang,
akar dan daun. Batang jika dibuat penampang lintang batang dan diamati di bawah
mikroskop, maka akan terlihat tiga daerah pokok yaitu: epidermis, korteks, dan stele.
Seperti pada batang, maka pada akarpun dibedakan menjadi tiga bagian pokok yaitu
epidermis, korteks, dan stele. Daun yang lengkap terdiri atas upih daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Pada lamina terdapat ibu talang
daun (costa), cabang tulang daun (nervus lateralis), urat daun (vena) dan daerah
intervenium
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. (2002). Biologi (ed 5-jilid 2
terjemah). Jakarta : Erlangga.
Djukri dan Heru Nurcahyo. (2011). Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut. Yogyakarta :
Program Pascasarjana UNY.