Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN BIOLOGI

PENGENALAN ALAT, SITOLOGI SEL, HISTOLOGI SEL DAN ORGANOLOGI SEL

Disusun oleh :
Nama : 1. Fransiska Alycia Mirella
2. Habibullah
3. Zaenal Mustaqim
NIM : 1. D.131.21.0007
2. D.131.21.0005
3. D.131.21.0034
FAKULTAS TEKNIK HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS SEMARANG TAHUN 2019/2020

PENGENALAN ALAT
I. JUDUL : Pengenalan Alat
II. WAKTU dan TEMPAT : Pukul 11.00 – 13.00 WIB (Laboratorium
Mikrobiologi)
III. TUJUAN :Untuk mengetahui berbagai alat yang digunakan dalam
praktikum biologi sel

IV. HASIL PENGAMATAN

No Nama Alat Fungsi Cara Penggunaan


.
1. Mikroskop Berfungsi untuk 1. Mencari bidang penglihatan
memberikan bayangan a. Arahkan buluh teropong pada
diperbesar dari benda-benda mata.
yang terlalu kecil jika b. Pilih objektif perbesaran lemah
dilihat dengan mata biasa untuk digunakan, dengan
- Lengan: untuk memutar revolver sehingga
menghubungkan kaki dan obyektif terletak tepat diatas meja
lengan mikroskop, atau benda.
sebagai pegangan ketika c. Buka difragma selebar-lebarnya.
mikroskop akan d. Gerakkan cermin atau arahkan
dipindahkan lampu untuk menangkap sinar
- Kaki: untuk menopang yang tepat.
mikroskop agar tetap stabil, 2. Mencari bayangan preparat.
dapat berbentuk persegi a. Turunkan sedikit meja banda
maupun tapal kuda dengan menggunakan sekrup
penggerak.
b. Letakkan preparat pada meja
benda dengan jalan menjepitnya.
c. Preparat digeser sampai tepat
dibawah lensa obyektif.
d. Turunkan meja benda pelan-pelan
dengan memutar sekrup
penggerak.
e. Untuk memperjelas bayangan,
putarlah sekrup meja dan
turunkan kondesor untuk
mengurangi pemusatan cahaya
yang berlebihan.
2. Lensa Okuler Berfungsi untuk Atur perbesaran yang akan digunakan
memperbesar bayangan dan dekatkan mata pada lensa untuk
yang dihasilkan oleh lensa mulai mengamati suatu objek
objektif dengan perbesaran
5x, 10x, 12,5x dan terletak
didepan mata pengamat
3. Lensa Objektif Berfungsi untuk Atur perbesaran yang akan digunakan
memperbesar bayangan dan lihat bayangan yang terbentuk
objek yang diamati dengan pada lensa okuler ketika mengamati
perbesaran 10x, 40x, 100x suatu objek
dan letaknya dekat dengan
objek yang diamati
4. Revolver Untuk mengatur perbesaran Dengan cara memutarnya ke kanan
(pemutar lensa dan pengecilan lensa atau ke kiri
objektif) objektif

5. Meja Benda Untuk meletakkan benda Letakkan objek benda yang akan di
atau objek yang akan di amati pada meja benda
amati
6. Penjepit Objek Berfungsi untuk Letakkan kaca objek (preparat) pada
(Klip) menjepit,menekan dan meja benda, lalu jepit menggunakan
menahan kaca objek Klip
(preparat) agar tidak
bergerak pada proses
pengamatan

7. Diafragma Berfungsi untuk mengatur Atur perbesaran dengan memutar tuas


sedikit banyaknya cahaya kecil pada diafragma
yang masuk dalam
kondensor

8. Kondensor Berfungsi untuk (Sudah terpasang pada mikroskop)


mengumpulkan cahaya
yang masuk dan
memfokuskan cahaya untuk
menerangi objek

9. Pengatur Kasar Untuk mengatur kedudukan Putar pengatur kasar untuk menaikkan
meja benda yang terdapat atau menurunkan meja benda
objek benda di atasnya
terhadap lensa objektif

10. Pengatur Halus Untuk mengatur kedudukan Putar pengatur halus untuk menggeser
meja benda yang terdapat meja benda ke kanan maupun ke kiri
objek benda di atasnya
terhadap lensa objektif

11. Sumber Cahaya Untuk menerangi objek Tekan tombol on/off pada kaki
yang akan di amati mikroskop untuk menghidupkan
cahaya nya

12. Preparat Berfungsi sebagai wadah Bersihkan object glass dan deck
a. Object untuk menaruh bagian atau glass menggunakan tissue, lalu
Glass sel tumbuhan yang tetesken sedikit aquades diatas object
berukuran sangat kecil dan glass dan letakkan objek
tipis menggunakan pinset, setelah itu tutup
a. Object Glass: menggunakan deck glass dan berikan
sebagai tempat 1 tetes minyak inerci diatas deck glass
b. Deck objek yang akan tersebut
Glass diamati
menggunakan
mikroskop
b. Deck Glass: sebagai
penutup sediaan
preparat sehingga
pengamatan objek
tetap fokus
13. Pinset Untuk menjepit, Jepit objek, lalu pindah dan letakkan
memindahkan dan di atas object glass
meletakkan objek benda
yang akan diamati

14. Cutter/Silet Untuk memotong/membuat Iris preparat setipis mungkin


irisan preparat setipis menggunakan silet/cutter
mungkin

15. Tissue Untuk membersihkan alat- Usap/gosok alat-alat yang kotor dan
alat sebelum dan setelah basah sebelum maupun setelah
digunakan digunakan
I. KESIMPULAN

Dengan diadakannya praktikum pengenalan komponen dan cara


penggunaan mikroskop, maka secara tidak langsung mampu melatih ketrampilan para
mahasiswa dalam menggunakan mikroskop dengan baik dan benar. Hal ini tentu
memudahkan mahasiswa kedepannya dalam mengamati objek-objek yang tidak
dapat dilihat langsung dengan langsung dengan mata telanjang. Selain itu juga praktikum
kali ini dapat menambah referensi mahasiswa dalam mengenal komponen mikroskop
yang lebih modern karena menggunakan listrik sebagai penghasil cahaya.
II. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Mikroskop. http://id.Wikipedia.Org/wiki/mikroskop. Diakses pada tanggal

05 November 2012

Campbell, A. Neil. dkk. 2010. Biologi .Penerbit Erlangga: Jakarta

Sutarno, nono. 2011. Biologi Umum Lanjutan I. Universitas Terbuka: Jakarta

Tim Pengajar. 2012. Penuntun Biologi dasar. Jurusan Biologi FMIPA UNM: Makassar.
SITOLOGI SEL

I. JUDUL : Sitologi Sel


II. WAKTU dan TEMPAT : Pukul 11.00 – 13.00WIB (Laboratorium Mikrobiologi)
III. TUJUAN :

a. Mengetahui bentuk sel, inti sel dan komponen-komponen lain dalam sel tumbuhan
serta aliran sitoplasma
b. Mengetahui bentuk benda-benda ergastik dalam sel tumbuhan

IV. DASAR TEORI

Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang
secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan
kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara
lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus
memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas
dibedakan atas komponen protoplasma dan non  protoplasma. Komponen protoplasma
yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel
hidup). Komponen non protoplasma dapat  pula disebut sebagai benda ergastik
(Subandi, 2008).
Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya
berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati
disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan. sel mati karena faktor genetic disebabkan sel telah mencapai umur yang
memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam
perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi
tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat mati
secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke daun
(Umar, 2010).Sel merupakan penyusun makhluk hidup baik makhluk hidup bersel
satu atau makhluk hidup bersel banyak seperti tumbuhan dan hewan. Oleh Max
Schultze dan Thomas Huxley terlihat bahwa aktifitas yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup tercermin di dalam aktivasi sel. Contohnya trasportasi, respirasi, dan
sintesis. Kelangsungan proses tersebut di dukung oleh adanya komponen sel berupa
membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel-organel lain yang mempunyai
fungsi khusus dan secara bersama-sama menyusun sistem yang kompak (Campbell
dan Mitchell, 2002).

Sel tumbuhan memiliki struktur membran yang kaku, disebut dinding sel.
Diantara dua sel yang berdekatan, terdapat lamela tengah dan diantara dua sel
bertetangga terdapat pori. Melalui pori ini dua sel bertetangga tersebut dihubungkan
oleh benang-benang plasma yang disebut dengan plasmodemata. Plasmodemata inilah
yang memfasilitasi gerak, transpor zat dan impuls sel (Suwasono, 2001).

Pada dasarnya cairan sitoplasma bersifat hipertonik terhadap lingkungan


sehingga terjadi peristiwa osmosis, yaitu vakuola menyerap air. Akibatnya vakuola
membesar dan meingkatkan tekanan air di dalamnya (tekanan turgor) serta mendesak
membran vakuola (tonoplas) ke arah sitoplasma. Sitoplasma meneruskan tekanannya
ke arah dinding sel. Selain itu terdapat kloroplas yang merupakan bagian dari plastid.
Kloroplas adalah organel yang mengandung klorofil. Klorofil berfungsi untuk
fotosintesis. Struktur kloroplas terdiri dari membran luar yang berguna untuk
melewatkan molekul-molekul berukuran kurang dari 10 kilo dalton tanpa selektifitas
(Aryalina, 2004).

Sitologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentu, susunan, sifat-


sifat fisik dan kimia sel, serta perkembangan dinding selnya. Sel tumbuhan
didefinisikan sebagai unit dasar yang universal dari suatu struktur organik. Struktur
yang membedakan sel tumbuhan dan sel hewan ialah keberadaan dinding sel yang
merupakan lapisan terluar sel yang berbatasan dengan membran plasma. Dinding sel
akan memberikan bentuk sel tumbuhan. Isi sel yang satu dengan yang lainnya
dipisahkan oleh keberadaan dinding sel. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat
berbagai macam sel dengan variasi (Setiowati, 2007).

Sel eukariotik merupakan sel yang sudah memiliki membran inti dan sistem
endomembran. Sistem endomembran yaitu organel-organel yang memiliki membran
seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel
eukariotik terdapat pada sel tumbuhan dan hewan yang terdiri atas tiga komponen
utama yaitu membran plasma, sitoplasma, dan organel-organel sel (Rini, 2011).

V. ALAT dan BAHAN


1. Alat
1. 2 buah Mikroskop: Untuk mengamati suatu objek benda dalam
preparat
2. 2 buah Beaker Glass: Sebagai wadah cairan/larutan (aquades)
3. 1 buah Pipet Tetes : Untuk mengambil, meneteskan dan
memindahkan cairan dalam jumlah sedikit
4. 8 buah Object Glass: Sebagai tempat meletakkan preparat yang akan
diamati
5. 8 buah Deck Glass: Sebagai penutup sediaan preparat pada object
glass
6. 2 buah Silet: Untuk membuat/memotong irisan preparat setipis
mungkin
7. Pinset: Untuk menjepit, memindahkan dan meletakkan objek benda
yang akan di amati
2. Bahan
a. Hydrilla verticillata
b. Bawang Merah (Allium cepa)
c. Kentang (Solanum tuberosum)
d. Bayam (Amaranthus sp)
VI. LANGKAH KERJA
A. Benda hidup dalam sel tumbuhan
a) Bawang Merah (Allium cepa)
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Diambil bawang merah dengan membaginya menjadi 2 bagian,
kemudian diambil kulit ari bagian dalam menggunakan pinset.
3) Diletakkan sampel diatas object glass yang telah dibersihkan kemudian
ditetesikan aquades 1 tetes.
4) Ditutup dengan deck glass dan diteteskan minyak imersi secukupnya.
5) Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x 10
dan diamati bentuk sel dan intiselnya.
6) Hasil pengamatan kemudin digambar di tabel hasil pengamatan.

b) Vallisneria (Vallisneria americana)


1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Diambil daun vallisneria dan dipotong sekecil mungkin pada bagian
tengah daun.
3) Diletakkan sampel diatas object glass yang telah dibersihkan kemudian
diteteskan aquades 1 tetes.
4) Ditutup dengan deck glass dan diteteskan minyak imersi secukupnya.
5) Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 x 10
dan diamati aliran sitoplasma dan kloropas.
6) Hasil pengamatan kemudin digambar di tabel hasil pengamatan.
B. Benda ergastik dalam sel tumbuhan
1. Bayam ( Amaranthus sp )
a. Potong Lintang (P.L)
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dipotong tipis batang bayam secara melintang.
3) Diletakkan sampel di atas object glass yang telah dibersihakan.
4) Diteteskan aquades 1 tetes ditutup dengan deck glass dan
diteteskan minyak imersi secukupnya.
5) Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x
10 dan diamati Kristas Ca. Oksalat.
6) Hasil pengamatan kemudin digambar di tabel hasil pengamatan.
b. Potong Bujur (P.B)
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dipotong tipis batang bayam secara membujur.
3) Diletakkan sampel di atas object glass yang telah dibersihakan.
4) Diteteskan aquades 1 tetes ditutup dengan deck glass dan
diteteskan minyak imersi secukupnya.
5) Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x
10 dan diamati Kristas Ca. Oksalat.
6) Hasil pengamatan kemudin digambar di tabel hasil pengamatan.

2. Kentang ( Solanum tuberosum )


1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dipotong tipis dagimh umbi kentang.
3) Diletakkan sampel di atas object glass yang telah dibersihakan.
4) Diteteskan aquades 1 tetes ditutup dengan deck glass dan
diteteskan minyak imersi secukupnya.
5) Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x
10 dan diamati Kristas Ca. Oksalat.
6) Hasil pengamatan kemudin digambar di tabel hasil pengamatan.

Tabel Pengamatan

SAMPEL ACARA PENGAMATAN POTONGAN OBJEK


Bawang Merah Benda hidup Inti sel P.B Kulit ari
Vallisneria Benda hidup Aliran sitoplasma, P.L Daun
kloropas
Bayam Ergastik Kristal Ca. Okslat P.L & P.B Batang
Kentang Ergastik Amilum P.b Daging umbi

VII. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Tabel Hasil Pengamatan

N FOTO GAMBAR REFERENSI KETERANGAN


O
1. Kentang Kentang
Solanum tuberosum Solanum tuberosum

2. Vallisneria
Vallisneria americana

3. Bayam (bujur)
Amaranthus sp
4. Bawang merah a. Dinding sel
Allium cepa b. Sitoplasma
c. Nukleus

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, mengamati sebuah sel tumbuhan ( bawang
merah, Hydrilla, bayam dan kentang). Sel adalah structural terkecil dan
fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu
melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang
menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup
apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain
melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel
hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam
dinding sel.Sel eukariotik merupakan sel yang sudah memiliki membran inti
dan sistem endomembran. Sistem endomembran yaitu organel-organel yang
memiliki membran seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi,
mitokondria, dan lisosom. Sel eukariotik terdapat pada sel tumbuhan dan
hewan yang terdiri atas tiga komponen utama yaitu membran plasma,
sitoplasma, dan organel-organel sel. Sel prokariotik merupakan sel dengan
tidak adanya selaput atau membran yang melapisi inti sel, sehingga materi
genetik yang terkandung di dalam inti tidak terbungkus oleh selaput atau
membran. Sel eukariotik terdapat pada organisme atau makhluk hidup yang
memiliki sel tunggal (uniseluler) dan beberapa juga terdapat pada sel
multiseluler Alat - alat yang digunakan pada praktikun sitologi sel antara
lain : 2 buah Mikroskop, 2 buah Beaker Glass, 1 buah Pipet Tetes, 8 buah
Object Glass, 8 buah Deck Glass,l2 buah Silet,1 buah Pinset. Bahan-bahan
yang digunakan pada praktikum sitologo sel antara lain : Hydrilla verticillata,
Bawang Merah (Allium cepa), Kentang (Solanum tuberosum), Bayam
(Amaranthus sp). Langkah kerja pada pengamatan sitologi sel, Disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan Diambil ( Hydrilla verticillata, Bawang
Merah (Allium cepa), Kentang (Solanum tuberosum), Bayam (Amaranthus sp)
) dengan membaginya menjadi 2 bagian, kemudian diambil kulit ari bagian
dalam menggunakan pinset. Diletakkan sampel diatas object glass yang telah
dibersihkan kemudian ditetesikan aquades 1 tetes. Ditutup dengan deck glass
dan diteteskan minyak imersi secukupnya. Sampel diamati menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 40 x 10 dan diamati bentuk sel dan intiselnya.
Hasil pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamat. Sitologi adalah
cabang ilmu yang mempelajari tentang sel, pada tumbuhan ini sel yang
diamati adalah kulit ari pada bawang merah ( sitoplasma, dinding sel,
nukleus ), batang pada bayam yang dipotong bujur (epidermis, jaringan
pembulu ),Daging umbi pada kentang ( Amilum ), Daun pada hydrilla
( dinding sel, sitoplasma, plastida), Batang pada bayam potonngan lintang
( kristal kalsium oksalat ).

VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bawah praktikum sitologi
sel kita dapat mengetahui bentuk sel, inti sel, dan komponen-komponen lain
dalam sel tumbuhan serta aliran sitoplasma serta mngetahui bentuk benda-
benda ergastik dalam sel tumbuhan. Sel adalah structural terkecil dan
fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu
melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang
menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup
apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain
melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Dalam
praktikum sitologi sel ini mengamati sel tumbuhan Bawang merah ( Allium
cepa ), Hydrilla ( Hydrilla verticillata ), Bayam ( Amaranthus ), dan Kentang
( Solarum tuberosum)
DAFTAR PUSTAKA

Aryalina, D. 2004. Biologi 2. Erlangga, Jakarta

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Campbell, R dan Mitchell. 2002. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Kanginan, M. 2007. IPA (Fisika, Kimia, Biologi). Erlangga, Jakarta.

Kimball, J. W. 1991. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Retnaningati, D. dan M. L. Hidayat. 2012. Biologi Dasari. Erlangga, Jakarta.

Rini, A. 2011. Biologi Sains. Bumi Aksara, Jakarta.

Saktiyono. 2007. Biologi. Bumi Aksara, Jakarta.

Setiowati, T. 2007. Biologi Interaktif. Azka Press, Jakarta.

Suwasono. 2001. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Suyitno, A. dan Sukiman. 2009. Biologi. Yudhistira, Jakarta.

HISTOLOGI SEL

I. JUDUL : Histologi sel


II. WAKTU DAN TEMPAT : Pukul 11.00 – 13.00WIB (Laboratorium
Mikrobiologi)
III. TUJUAN : Mengetahui berbagai jaringan dalam tumbuhan

IV. DASAR TEORI

Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu
biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. (Wikipedia).
Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau
meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1991). Jaringan terdiri dari
jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem,
dan floem (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di
ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan
meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1991).
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai
sifat membelah diri.Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat
meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama
relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997).
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan
parenkim.Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami
deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun
relatif permanen serta rongga selnya besar (Kimball, 1991). Fungsi utama sel
parenkim sebagai tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong
(Prawiro, 1997).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong
agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi
menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim . Jaringan kolenkim adalah
jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama
pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel
yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini
sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel . Jaringan
sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal.
Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan
buah keras (Kimball, 1991).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-
garam mineral Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem,
xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup.
Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe
berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting
di dalam floem adalah tabung tapis . Xilem merupakan jaringan campuran yang
terdiri atas beberapa sel yang mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem
mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas
.Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan
berpembuluh. Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem
dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut
floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).
Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang
merupakan cabang dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah
bercabang-cabang, berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan
mempunyai ikatan pembuluh kolateral terbuka (Kimball, 1991). Tumbuhan dikotil
merupakan tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga, dua daun lembaga
dan akar serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung khusus. Batang
bagian bawah tanaman dikotil lebih besar daripada ujungnya, hal ini dikarenakan
tumbuhan dikotil mempunyai kambium (Suprapto, 1994). Tumbuhan dikotil
mempunyai cabang ikatan pembuluh kolateral berkambium, mempunyai akar
tunggang dan pembuluh akut tersusun dalam lingkaran (Saktiyono, 1989). 
Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak
berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan
pembuluh koklea Tumbuhan monokotil tidak memiliki cabang, ikatan pembuluh
tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar serabut, biji berkeping satu, dan
jumlah biji tiga atau berkelipatan tiga (Saktiyono, 1989).

V. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. 2 buah Mikroskop : Untuk mengamati suatu objek benda dalam
preparat
2. 2 buah Beaker Glass : Sebagai wadah cairan/larutan (aquades)
3. 1 buah Pipet Tetes : Untuk mengambil, meneteskan dan
memindahkan cairan dalam jumlah sedikit
4. 8 buah Object Glass : Sebagai tempat meletakkan preparat yang akan
diamati
5. 8 buah Deck Glass : Sebagai penutup sediaan preparat pada object
glass
6. 2 buah Silet : Untuk membuat/memotong irisan preparat
setipis mungkin
7. Pinset : Untuk menjepit, memindahkan dan meletakkan
objek benda yang akan di amati

B. BAHAN
1. Preparet awetan ( Mitosis allium cepa ).
2. Kulit pisang
VI. LANGKAH KERJA
1. Pisang ( Musa paradisiaca ) sebagai preparat segar
1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2) Diambil kulit pisang.
3) Dipotong tipis kulit pisang secara membujur dibagian kulit yang
berwarna putih.
4) Diletakan sampel diatas object glass yang telah dibersihkan.
5) Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x10
dan diamati jaringan yang terdapat pada kulit pisang.
6) Hasil pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamatan.
2. Mitosis Allium cepa sebagai preparet awetan.
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dibersihkan preparet awetan (Mitosis Allium cepa ) menggunakan
tissue yang sudah dibasahi dengan aquades.
3) Sampel diamati menggunakan mikroskop ddengan perbesaran
10x10 dan diamati jaringan yang terdapat pada sampel dan
pembelahan selnya.
4) Hasil pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamatan.

Tabel Pengamatan

SAMPEL ACARA PENGAMATAN POTONGAN OBJEK


Pisang Histologi Jaringan epitel, P.B Kulit
jaringan parenkim
Mitosis Allium Histologi Jaringan parenkim, P.B Akar
cepa jaringan sklerenkim,
jaringan pembuluh,
jaringan epitel dan
pembelahan sel.

VII. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Tabel Hasil Pengamatan

NO FOTO GAMBAR REFERENSI KETERANGAN


1. Kulit Pisang
( Musa paradisiaca )

2. Bawang merah
Mitosis Allium cepa
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum histologi sel ini mengamati tentang ( kulit pisang,
Mitosis Allium cepa ).Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan
membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah
histologi.Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan
muda atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen. Jaringan terdiri dari
jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim,
xilem, dan floem.Pada kulit pisang terdapat jaringan parenkim serta
amilum,jaringan parenkim fungsi utamanya sebagai tempat cadangan makanan
serta sebagai jaringan penyokong pada tanaman.Sedangkan pada tangkai daun
eceng gondok terdapat jaringan aerenkim berupa lubang-lubang udara yang
berfungsi tempat masuknya udara dan sebagai alat untuk menguapkan air.Dan
pada pengamatan jaringan pada batang tumbuhan dikotil yaitu batang tangkai
daun durian tidak kelihatan jaringan penguatnya hanya jaringan epidermis,dan
jaringan pengangkut saja yang tampak yaitu floem dan xylem. Alat yang
digunakan pada praktikum kali ini ( Object glass 8 buah, Deck glass 7 buah,
Mikrosop 1 buah, Pipet 1 buah, Pinset1 buah, Silet 2 buah, Beaeker glass 2
buah ). Bahan yang digunakan pada praktikum ini ( Pisang dan Mitosis Allium
cepa ). Langkah kerja pada pengamatan pisang Disiapkan alat dan bahan yang
digunakan. Diambil kulit pisang. Dipotong tipis kulit pisang secara membujur
dibagian kulit yang berwarna putih. Diletakan sampel diatas object glass yang
telah dibersihkan. Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 10x10 dan diamati jaringan yang terdapat pada kulit pisang. Hasil
pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamatan. Pada kulit pisang
diambil bagian kulit yg berawarna putih dipotong secara bujur dengan tipis
( Jaringan epitel, jaringan parenkim .
Bawang merah merupakan salah satu tanaman dan tumbuhan berjenis
umbi lapis. Bawang merah banyak digunakan sebagai bumbu berbagai macam
masakan di Asia. Namun, ada kegunaan lain yang ada dari bawang merah
yaitu sebagai obat tradisional karena mengandung banyak antiseptic dan
senyawa aillin. Lapisan kulit luarnya memiliki warna merah namun daging
bagian dalamnya berwarna putih. Pada pengamatan selaput bagian dalam
bawang merah ( Allium cepa ) pada mikroskop terlihat sel-sel bawang merah
yang berlapis-lapis. Pada sel-sel bawang merah terdapat organel-organel sel
seperti sitoplasma, dinding sel dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk
melindungi dan memberi bentuk pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan
merupakan organel terbesar dalam sel. Plastidanya berupa butir-butir yang
mengandung zat warna ( ungu ).

VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bawah Jaringan adalah
sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Secara garis
besar jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam yaitu jaringan muda
(meristematik) dan jaringan dewasa.Jaringan meristem adalah jaringan yang
terus-menerus aktif membelah. Jaringan meristem dapat dibagi menjadi 2
macam yaitu jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi 3 yaitu meristem
apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.Jaringan dewasa merupakan
jaringan yang sel-selnya tidak mengalami deferensiasi dan berfungsi sebagai
jaringan dewasa, kemudian dapat melakukan aktivitas meristematis , misalnya
kambium dan felogen (kambium gabus). Jaringan dewasa terdiri dari
epidermis (sebagai jaringan pelindung), parenkim (sebagai jaringan
dasar),sklerenkim dan kolenkim (sebagai jaringan penguat) dan floem dan
kolenkim (sebagai jaringan pengangkut).Pada kulit pisang diambil bagian kulit
yg berawarna putih dipotong secara bujur dengan tipis ( Jaringan epitel,
jaringan parenkim . Pada sel-sel bawang merah terdapat organel-organel sel
seperti sitoplasma, dinding sel dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk
melindungi dan memberi bentuk pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan
merupakan organel terbesar dalam sel. Plastidanya berupa butir-butir yang
mengandung zat warna ( ungu )
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Definis ijaringan

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta

Kimball, J.W. 1991. Biologi. Erlangga. Jakarta

Prawiro. 1997. Biologi Sains. Bumi Aksara. Jakarta

Radiopoetra. 1997. Zoologi. Erlangga. Jakarta

Saktiyono. 1989. Biologi 2. Bumi Aksara. Jakarta

Soeprapto. 1994. Biologi Jilid 1. Universitas Diponegoro Press. Semarang

Wilson. 1966. Biology. Botang Rhinchar and Wington. Amerika, USA

Setyawan, A. 2010. Kultur Jaringan Tanaman. Erlangga, Jakarta.


ORGANOLOGI SEL

I. JUDUL :Organologi Sel


II. WAKTU dan TEMPAT :Pukul 11.00 – 13.00 WIB (Laboratorium Mikrobiologi)
III. TUJUAN :Mengetahui struktur sel dan jaringan pada organ
tumbuhan ( batang, daun, dan akar )

IV. DASAR TEORI


Organologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari alat-alat atau organ-organ
pada tumbuhan. Organologi merupakan bagian dari ilmu botani. Organ pada
tumbuhan yang pokok adalah batang, akar dan daun.
A. Batang
Jika dibuat penampang lintang batang dan diamati di bawah mikroskop, maka
akan terlihat tiga daerah pokok yaitu: epidermis, korteks, dan stele.
1. Epidermis adalah bagian yang paling luar batang, biasanya hanya terdiri atas satu
lapisan sel, jarang dijumpai multiple epidermis. Lapisan tersebut tersusun dari
sel-sel epidermis serta stomata dan trikomata. Trikomata ini mungkin glandular,
mungkin non glandular, tergantung pada species yang bersangkutan. Epidermis
berfungsi sebagai pelindung. Misalnya pada batang yang mengalami
pertumbuhan menebal sekunder.
2. Korteks adalah daerah yang terdapat di sebelah dalam dari epidermis, Korteks
biasanya terdiri atas banyak lapisan sel terutama pada jaringan parenkim sebagai
jaringan dasar. Parenkim yang letaknya dibagian perifer, biasanya mengandung
kloroplas, sehingga jaringan ini disebut klorenkim. Jaringan yang letaknya
dibagian dalam epidermis yang mengandung zat warna antosian disebut
hipodermis. Sering juga didapatkan kolenkim yang sebagai jaringan penguat.
Jaringan sklerenkim jika ada berupa sklereida dan bila didaerah korteks terdapat
sel minyak, sel lendir, sel kristal, kelenjar minyak merupakan tanda karakteristik
species yang bersangkutan. Bagian dalam dari korteks adalah endodermis yang
pada batang disebut ploeoterma. Jaringan ini tidak terlalu nyata dan biasanya
ditandai dengan adanya butir-butir amilum, maka disebut sarang mestom.
3. Stele adalah bagian yang terdapat disebelah dalam endodermis. Di daerah stele
terdapat berkas-berkas pengangkutan dan empulur (medula), diantara berkas
pengangkutan terdapat jari-jari empulur, sedang disebelah luar berkas
pengangkutan terdapat daerah yang disebut daerah perikambial.

B. Akar

Seperti pada batang, maka pada akarpun dibedakan menjadi tiga bagian pokok
yaitu epidermis, korteks, dan stele.

1. Epidermis, pada akar hanya dijumpai pada bagian-bagian akar yang masih muda.
Epidermis akar disebut epiblem atau rizodermis. Biasanya epidermis akar tidak
mempunyai kutikula. Hal ini sehubungan dengan fungsinya untuk menyerap air.
Tetapi pada berbagai tumbuhan tertentu terlihat adanya lapisan kutin, misalnya
pada palmae, poaceae dan ricinus. Di daerah tertentu pada akar terdapat rambut-
rambut akar, yang berasal dari epidermis sendiri. Adanya rambut akar ini akan
memperluas bidang penghisapan air serta garam-garam mineral dari tanah.
2. Korteks, merupakan jaringan disebelah dalam epidermis, lapisan subepidermal
pada korteks adalah jaringan eksodermis. Sel-sel epidermis yang tidak berkutin
umurnya tidak panjang dan lekas mati dan tugasnya diambil alih oleh eksodermis.
Di daerah akar ada sel-sel yang berdinding tipis dan tidak mengalami penebalan,
yang berguna untuk pertukaran zat. Namun ada bagian yang mengalami
penebalan caspary. Endodermis yang dalam keadaan primer, penebalannya
berupa pita caspary, mengandung lignin, suberin, atau kutin. Pada penampang
lintang yang kelihatan sebagai titik-titik caspary pada dinding radialnya, misalnya
pada pterodophyta dan akar Dicotyledoneae. Penebalan sel endodermis ada yang
berbentuk U, misal pada Monocotyledoneae. Pada umunya yang disebut
endodermis adalah bagian yang terdalam dari korteks, jadi letaknya disebelah luar
stele.
3. Stele, bagian terluar stele adalah perikambium (perisikel). Sel-selnya bersifat
parenkimatis, biasanya terdiri atas satu lapis sel. Pada akar Zea Mays, perisekel
tidak merupakan lingkaran penuh, karena adanya berkas xylem yang menonjol
sampai ke endodermis. Di sebelah dalam berkas xylem yang menonjol sampai ke
endodermis. Di sebelah kanan dalam berkas pengangkutan stele pada akar
mungkin terdapat empulur, namun tidak ada. Berkas pengangkutan-pengangkutan
pada akar tipenya radial, yaitu berkas xylem dan berkas floem tersusun berganti-
ganti menurut arah radial.
C. Daun
Daun yang lengkap terdiri atas upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus),
dan helaian daun (lamina). Pada lamina terdapat ibu talang daun (costa), cabang
tulang daun (nervus lateralis), urat daun (vena) dan daerah intervenium. Epidermis
daun mengandung stomata, trikomata, sel-sel kipas atau sel-sel lain yang asalnya
sama dengan sel epidermis. Stomata biasanya terdapat di bagian epidermis bawah
saja, namun kalau ada di kedua epidermis, biasanya jumlah stomata dibagian
bawah yang lebih banyak. Pada tanaman air yang daunnya mengapung di atas
permukaan air mempunyai stomata pada epidermis atas daunnya. Trikomata juga
bermacam-macam dan dapat dipakai sebagai indikator jenis yang bersangkutan.
Pada tepi daun mungkin juga terdapat hidatoda. Daerah yang terdapat diantara
epidrmis atas dan epidermis bawah merupakan asimilasi yang disebut mesofil.
Berdasarkan susunan mesofilnya, tipe daun dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu:

1. Sentris, bentuk penampung lintang silindris, sehingga susunan mesofil radian


simetris, misalnya daun pinus.
2. Isobilateral, disebelah bawah epidermis atas serta disebelah atas epidermis
bawah terdapat jaringan palisaden 1-5 lapisan. Misalnya Melaleuca
leucadendron
3. Dorsiventral, bentuknya pipih, mungkin mesofilnya :
a. Hanya terdiri fari jaringan spora saja, misalnya pada Zea Mays
b. Hanya terdiri dari jaringan palisaden saja, misalnya Psidium guajava
c. Bagian atas terdiri dari palisaden, bagian bawah spons, Mirabilis jalapa
d. Jaringan palisaden terdapat dibagian atas dan bawah, tetapi tidak sama tebal
(tidak simetris), misalnya Ficus elastica.
V. ALAT dan BAHAN
a. Alat
1. Mikroskop : 2 buah → untuk memberikan bayangan diperbesar dari
benda yang kecil.
2. Deck glass : 3 buah → untuk menutup bahan yang akan diamati agar
lensa tidak bertumbukan
3. Object glass : 3 buah → untuk meletakan bahan yang akan diamati.
b. Bahan
1. Preparet awetan tebu ( Saccharum officinarum )
2. Preparet awetan jagung ( Zea mays )
3. Preparet awetan bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa )

VI. LANGKAH KERJA


1. Preparet awetan bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa )
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dibersihkan Preparet awetan bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa )
menggunakan tissue yang sudah dibasahi dengan aquades
3) Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x10
dan diamati struktur dan jaringan organ yang ada pada sampel.
4) Hasil pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamatan.

2. Preparet awetan tebu ( Saccharum officinarum )


1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dibersihkan Preparet awetan tebu ( Saccharum officinarum )
menggunakan tissue yang sudah dibasahi dengan aquades
3) Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x10
dan diamati struktur dan jaringan organ yang ada pada sampel.
4) Hasil pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamatan.

3. Preparet awetan jagung ( Zea mays )


1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dibersihkan Preparet awetan jagung ( Zea mays ) menggunakan tissue
yang sudah dibasahi dengan aquades
3) Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x10
dan diamati struktur dan jaringan organ yang ada pada sampel.
4) Hasil pengamatan kemudian digambar di tabel hasil pengamatan
TABEL PENGAMATAN

SAMPEL ACARA PENGAMATAN POTONGAN OBJEK

Preparet awetan Organologi Epidermis, P.L Daun


bunga pukul empat mesodermis, ( folium )
( Mirabilis stomata, tulang
jalapa ) daun, pembuluh

Preparet awetan Organologi Epidermis, P.L Batang


tebu ( Saccharum xylem, floem, ( Caulis )
officinarum ) korteks

Preparet awetan Organologi Empulur, serabut P.L Akar


jagung ( Zea akar, epidermis, ( Radix )
mays ) xylem, floem

VII. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Tabel Hasil Pengamatan

N FOTO GAMBAR REFERENSI KETERANGAN


O

Daun Bunga Pukul Empat a. Rafida berbentuk


( Mirabilis jalapa) Folium seperti jarum/sapu lidi.
b. Epidermis
c. Parenkim
d. Kolenkim
e. Tulang daun
Batang Tebu a. Epidermis
( Sacharum officinarum ) b. Korteks
c. Xylem
d. Floem
e. Empulur

Jagung a. Korteks
( Zea mays ) b. Parisikel
c. Endodermis
d. Floem
e. Xylem
f. Epidermis
g. Meristem
h. Rambut akar

B. PEMBAHASAN

Organologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari alat-alat atau organ-


organ pada tumbuhan. Organologi merupakan bagian dari ilmu botani. Organ pada
tumbuhan yang pokok adalah batang, akar dan daun. Batang jika dibuat penampang
lintang batang dan diamati di bawah mikroskop, maka akan terlihat tiga daerah pokok
yaitu: epidermis, korteks, dan stele. Seperti pada batang, maka pada akarpun
dibedakan menjadi tiga bagian pokok yaitu epidermis, korteks, dan stele. Daun yang
lengkap terdiri atas upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun
(lamina). Pada lamina terdapat ibu talang daun (costa), cabang tulang daun (nervus
lateralis), urat daun (vena) dan daerah intervenium. Epidermis daun mengandung
stomata, trikomata, sel-sel kipas atau sel-sel lain yang asalnya sama dengan sel
epidermis. Stomata biasanya terdapat di bagian epidermis bawah saja, namun kalau
ada di kedua epidermis, biasanya jumlah stomata dibagian bawah yang lebih banyak.
Pada tanaman air yang daunnya mengapung di atas permukaan air mempunyai
stomata pada epidermis atas daunnya. Trikomata juga bermacam-macam dan dapat
dipakai sebagai indikator jenis yang bersangkutan. Pada tepi daun mungkin juga
terdapat hidatoda. Daerah yang terdapat diantara epidrmis atas dan epidermis bawah
merupakan asimilasi yang disebut mesofil. Bahan yang digunakan saat praktikum
organologi Preparet awetan tebu ( Saccharum officinarum ) Preparet awetan jagung
( Zea mays ) Preparet awetan bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa ). Pada Preparet
awetan bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa ) acara Organologi pengamatan
Epidermis, mesodermis, stomata, tulang daun, pembuluh, potongan lintang, objek
Daun ( folium ). Pada Preparet awetan tebu ( Saccharum officinarum ), Acara
Organologi, Pengamatan Epidermis, xylem, floem, korteks, Potongan melintang,
Objek Batang ( Caulis ). Pada Preparet awetan jagung ( Zea mays ), Acara
Organologi, Pengamatan Empulur, serabut, Potongan melintang, Objek Akar
( Radix ).

VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum Organologi sel dapat disimpulkan bahwa Organologi tumbuhan
adalah ilmu yang mempelajari alat-alat atau organ-organ pada tumbuhan. Organologi
merupakan bagian dari ilmu botani. Organ pada tumbuhan yang pokok adalah batang,
akar dan daun. Batang jika dibuat penampang lintang batang dan diamati di bawah
mikroskop, maka akan terlihat tiga daerah pokok yaitu: epidermis, korteks, dan stele.
Seperti pada batang, maka pada akarpun dibedakan menjadi tiga bagian pokok yaitu
epidermis, korteks, dan stele. Daun yang lengkap terdiri atas upih daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Pada lamina terdapat ibu talang
daun (costa), cabang tulang daun (nervus lateralis), urat daun (vena) dan daerah
intervenium
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. (2002). Biologi (ed 5-jilid 2
terjemah). Jakarta : Erlangga.
Djukri dan Heru Nurcahyo. (2011). Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut. Yogyakarta :
Program Pascasarjana UNY.

Anda mungkin juga menyukai